Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 6934 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Kelsey, Judith
Canada Kris Kerby House 1988 ,
WA491 Kel N88i
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Farah Muzanni
"Korban Kekerasan dalam Rumah Tangga (KDRT) didominasi dalam relasi antara suami dengan istri yang tinggal dalam satu rumah. Dengan demikian korban secepatnya perlu diberikan ruang aman dari pelaku. “Rumah Aman” merupakan salah satu solusi pelindungan yang dapat diberikan untuk korban kekerasan dalam rumah tangga. Pemerintah maupun masyarakat secara umum berhak untuk membentuk Rumah Aman demi memberikan pelindungan bagi korban kekerasan. Dengan begitu, penelitian ini mengkaji kebijakan tentang Rumah Aman terkhusus bagi perempuan Korban KDRT di wilayah DKI Jakarta serta memberikan gambaran mengenai bentuk pemulihan dan pelindungan yang diberikan oleh Rumah Aman Dinas Sosial DKI Jakarta. Penelitian ini menggunakan metode studi pustaka dan wawancara dalam pengumpulan data. Kemudian, teori utama yang digunakan untuk analisis adalah Teori Hukum Feminis yang dicetuskan oleh Catharine Alice MacKinnon. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa pengaturan mengenai Rumah Aman di DKI Jakarta masih terdapat frasa-frasa yang tidak mengedepankan kepentingan perempuan. Selanjutnya, mengenai penyelenggaraan Rumah Aman oleh pemerintah melalui Dinas Sosial DKI Jakarta masih memiliki beberapa catatan dalam proses perlindungan, pendampingan, dan pemulihan. Terhadap hal tersebut, perlu dibentuk standar secara nasional yang berpedoman pada ketentuan internasional mengenai Rumah Aman. Serta melakukan evaluasi dan penyempurnaan dalam proses kerja sama dalam pemulihan korban KDRT di Rumah Aman.

Victims of Domestic Violence (KDRT) are dominated in the relationship between husband and wife who live in one house. Thus the victim immediately needs to be given a safe space from the perpetrator. “Safe House” is one of the protective solutions that can be provided for victims of domestic violence. The government and society in general have the right to establish safe houses to provide protection for victims of violence. With this in mind, this research examines policies regarding safe houses especially for women victims of domestic violence in the DKI Jakarta area and provides an overview of the forms of recovery and protection provided by the DKI Jakarta Social Service Safe Houses. This research uses literature study and interview methods in collecting data. Then, the main theory used for analysis is Feminist Legal Theory initiated by Catharine Alice MacKinnon. The results of this study indicate that the policy regarding Safe Houses in DKI Jakarta still contain phrases that do not prioritize women's interests. Furthermore, regarding the implementation of Safe Houses by the government through the DKI Jakarta Social Service, there are still several notes in the process of protection, assistance and recovery. In this regard, it is necessary to establish national standards that are guided by international provisions regarding safe houses. As well as evaluating and improving the process of collaboration in the recovery of victims of domestic violence at Safe Houses."
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
London: Routledge, 2009
362.829 2 BAC
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Dewi Savitri
"Skripsi ini membahas mengenai pengalaman tujuh perempuan dengan delapan kategori yang terdiri dari empat perempuan berada pada hubungan perkawinan dan tiga perempuan tidak berada pada hubungan perkawinan. Keduanya samasama sama-sama dituntut untuk menjadi ibu melalui institusi heteroseksual yang sah (perkawinan).Keharusan yang mereka dapatkan untuk berheteroseksual dan menjadi ibu tak lepas dari konstruksi seksualitas perempuan yang menempatkan perempuan untuk berheteroseksual dan menjadi ibu. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan tipe penelitian studi kasus feminis. Pada akhirnya penelitian ini menemukan bahwa keharusan mereka untuk menjadi ibu dalam institusi perkawinan merupakan kekerasan simbolik karena keputusan mereka untuk menjadi ibu tidak didasarkan pada persetujuan dan pilihan yang bebas melainkan sebagai bentuk pemenuhan konstruksi seksualitasnya sebagai perempuan.

This study discusses the experiences of seven women, four of whom being in marital relationships and three being unmarried, using eight categories. Both kinds are expected to be mothers through legal heterosexual institution, id est marriage. The necessity for women to be heterosexualized and become mothers are being attached to the construction of female sexuality that places women to heterosexualize and be mothers. This study uses qualitative methods with a focus on a case study of feminism. This study found that their obligation in becoming mothers under marital institution is seen as a form of symbolic violence as their decision in becoming mothers are not based on choice and consent but rather a form of fulfillment of their sexual construction as a female."
2016
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Syiqqah, Abdul Halim Abu
Jakarta : Gema Insani , 1999
297.43 SYI tt I
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Rosnani
"Upaya peningkatan mutu sumber daya manusia dimulai sejak trimester I. Perubahan fisiologis dan psikologis yang terjadi mengharuskan ibu beradaptasi agar tercapai kehamilan yang sehat. Aktivitas ibu bekerja di luar rumah menyebabkan ibu memiliki beban tambahan untuk beradaptasi dibandingkan dengan ibu rumah tangga. Penelitian ini merupakan penelitian dengan desain deskriptif korelasional dengan pendekatan Cross Sectional yang bertujuan untuk mengetahui hubungan perubahan fisiologis dan psikologis pada trimester I dengan kemampuan adaptasi ibu hamil yang bekerja dan ibu rumah tangga. Jumlah sampel dalam penelitian ini 94 orang dengan usia kehamilan >12 minggu sampai 20 minggu ditentukan dengan cara purposive sampling. Untuk menguji hubungan antara karakteristik, perubahan fisiologis dan psikologis dengan kemampuan adaptasi ibu hamil yang bekerja dan ibu rumah tangga, uji statistik yang digunakan adalah uji Chi Square, kemudian dilakukan uji regresi logistik ganda model prediksi untuk mengetahui variabel yang paling dominan berhubungan dengan kemampuan adaptasi ibu hamil.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa perencanaan merupakan variabel yang paling dominan berhubungan dengan kemampuan adaptasi ibu hamil yang bekerja dengan OR = 59,226. Demikian pula pada ibu rumah tangga dengan nilai OR = 19,079. Hal ini dapat terjadi karena melalui perencanaan ibu dapat memprediksi kemungkinan yang akan dialami selama kehamilan sehingga ibu cenderung lebih siap secara fisik dan psikologis. Oleh sebab itu perawat maternitas perlu memfasilitasi ibu atau keluarga dengan memberikan konseling pendidikan kesehatan mengenai perubahan fisik dan psikologis kehamilan dan perencanaan kehamilan melalui KB.

The effort to improve quality of human resources starts at the first trimester of pregnancy. The pregnant women should be able to adapt with physiological and psychological changes to have a healthy pregnancy. Comparing to housewife, activities of working mother could result in additional burden for mother to be adjusted. This research is a descriptive correlation design with cross sectional approach which aims to explore the relationship of physiological and psychological changes at first trimester with adaptation of working mother and housewife being in pregnancy. The sample size was 94 women with more than 12 weeks until 20 weeks pregnancy taken by purposive sampling. To test the relationship of physiological and psychological changes at first trimester with adaptation of working mother and housewife being in pregnancy, the chi square test was used, and the test of multiple logistic regressions, model of prediction was used as well to find dominant variable related to the ability of pregnant women to adapt.
The research result indicated that the planning was a most dominant variable related to the adaptation ability of pregnant working mother with OR = 59,226 and to the adaptation ability of housewife pregnant mother with OR = 19,079. Planning of pregnancy makes mother could predict any possibilities encountered during pregnancy and mother is tend to be better prepared physically and psychologically. A maternity nurse needs to facilitate mother or family through counseling and health education on physical and psychological changes during pregnancy and to plan pregnancy with family planning.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2006
T17470
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nur Asiyah
"Hingga akhir abad ke-19, perempuan Indonesia masih mengalami ketertinggalan dan diskriminasi dalam kehidupan pernikahan maupun kehidupan keluarga. Saat Politis Etis diterapkan di Indonesia pada awal abad ke-20, para elit baru yang lahir sebagai dampak kebijakan tersebut mulai bergerak memperjuangkan kepentingan bangsanya. Munculnya organisasi terpelajar membuat kaum perempuan ikut mengembangkan pergerakannya melalui organisasi. Wanito Oetomo adalah salah satu organisasi perempuan di masa kebangkitan nasional yang berdiri tahun 1921 di Yogyakarta. Pada 22-25 Desember 1928, Wanito Oetomo bersama beberapa organisasi perempuan lainnya berhasil mengadakan Kongres Perempuan Indonesia I di Yogyakarta. Salah satu hasil kongres adalah pendirian organisasi fusi bernama Perikatan  Perempoean Indonesia (PPI). Melalui serangkaian metode sejarah, penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan perkembangan organisasi Wanito Oetomo dalam pergerakan perempuan di Indonesia yang dilihat melalui perannya dalam penyelenggaraan Kongres Perempuan Indonesia I hingga berakhirnya masa kepemimpinan Ny. Soekonto sebagai Ketua PPI tahun 1930, serta dampak yang ditimbulkan kongres terhadap organisasi ini. Hasil penelitian menunjukan bahwa Wanito Oetomo berhasil memposisikan organisasinya untuk berperan penting saat penyelenggaraan kongres sehingga menguatkan partisipasinya dalam pergerakan perempuan saat itu. Namun, organisasi ini mulai meredup dalam pergerakan perempuan Indonesia karena tidak adanya regenerasi anggota muda, para anggota tidak hanya terfokus pada organisasi ini, serta ketidakinginan untuk mengikuti perubahan zaman.

Until the end of the 19th century, Indonesian women still experienced lags and discrimination in married life and family life. When Ethical Politics was implemented in Indonesia at the beginning of the 20th century, new elites born as a result of the policy began to move to fight for the interests of their nation. The emergence of educated organizations makes women participate in developing their movements through organizations. Wanito Oetomo was one of the womens organizations in the national awakening period which was founded in 1921 in Yogyakarta. On December 22-25, 1928, Wanito Oetomo together with several other womens organizations succeeded in holding the first Indonesian Womens Congress in Yogyakarta. One of the results of the congress was the establishment of a fusion organization called Perikatan Perempoean Indonesia (PPI). Through a series of historical methods, this study aims to explain the development of the Wanito Oetomo organization in the womens movement in Indonesia which is seen through its role in organizing the first Indonesian Womens Congress until the end of Ny. Soekonto served as Chair of the PPI in 1930, and the impact of the congress on this organization. The results of the study showed that Wanito Oetomo succeeded in positioning their organization to play an important role during the congress which strengthened their participation in the womens movement at that time. However, this organization began to fade in the Indonesian womens movement because of the lack of regeneration of young members, the members were not only focused on this organization, and were unwilling to follow the changing times."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mina Elfira
"Penelitian ini adalah sebuah studi untuk menjelaskan sejauh mana latar belakang seorang pengarang dan kondisi suatu masyarakat memberikan pengaruhnya terhadap pengembangan nilai-nilai feminis yang dianut si pengarang yang terfleksi dalam pencitraan karakter-karakter wanita tertemu dalam cerita-certanya. Untuk itu dilakukan analisis perbandingan tcrhadap karva-karya terbaik Aleksandra Mikhailovna Kollontai: Vasilisa Maligina, Lyubov Trekh Pokolenii, Sestri, dan Natalia Vladimirovna Baranskaia :Nedelia Kak Nedelia. Delikatnyi Razgovor, The Retirement Party.
Metode yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kepustakaan. Sedangkan dalam melakukan analisis terhadap bahan-bahan yang ada digui akan tiga metode yaitu expository, descriptive, clan criticism.
Bab I dan II terdiri dari biographi singkat A.M. Kollontai dan N.V. Baranskaia yang difokuskan pada faktor-faktor sosial yang mempengaruhi pandangan-pandangan kedua pengarang. Pandangan-pandangan tersebut diasumsikan telah mempengaruhi mereka dalam mempresentasikan citra-citra dalam cerita-cerita mereka. Dalam kedua bab ini .juga dilakukan pendeskripsian secara detil karakter tokoh-tokoh wanita, yang dipresentasikan oleh kedua pengarang, dan menginterpretasikan tema cerita-cerita mereka dalam rangka menganalisa tujuan dari kedua pengarang dalam menampilkan citra-citra tertentu pada cerita-cerita mereka. Selain itu, dalam bab-bab ini juga dilakukan analisa-analisa terhadap gaya penulisan kedua pengarang, terutama rerhadap berbagai tipe informan yang digunakan olch kedua pengarang dalam menyampaikan ceritanya kepada pembaca. Tipe-tipe inforrnan tertentu secara sengaja telah dipilih oleh kedua pengarang dalam usaha untuk menciptakan kesan srta konotasi tertentu kepada para pembaca mereka.
Pada bab III dilakukan perbandingan terhadap karya-karya kedua pengarang dalam mengambarkan para wanita, dan peranan-peranan dari para tokoh-tokoh wanita (protagonis, tokoh wanita positip, tokoh wanita negatip). Pada bab ini juga dilakukan suatu analisis terhadap faktor-faktor (Latar belakang sosial, kepercayaan; pengalaman hidup, pekerjaan, pcndidikan, status dalam masyarakat, serta tujuan penulisan) yang mempengaruhi kedua pengarang dalam memberikan citra-citra tertentu, baik positip maupun negatip, pada tokoh-tokoh wanita mereka. Selain itu. bab ini juga membahas perbedaan-perbedaan dan kesamaan-kesamaan nilai-nilai feminis yang dianut oleh kedua pengarang melalui bukti-bukti internal dari tingkah laku tokoh-tokoh wanita yang tercatat di dalam teks-teks mereka.
Dalam membandingkan karya-karya fiksi Aleksandra Mikhailovna Kollontai dan Natalia Vladimirovna Baranskaia, ada beberapa hal yang dapat disimpulkan: 1. Aleksandra Mikhailovna Kollontai dan Natalia Mikhilovna Baranskaia sangat individual dalam menginterpretr sikan nilai-nilai feminis yang dapat dilihat dari cara mereka mernpresentasikan tokoh-tokoh wanita dalam karya-karva fiksi mereka. 2. Latar belakang sosial, kepercayaan, pengalaman hidup, pekerjaan, pendidikan, status dalam masyarakat, serta tujuan penulisan juga telah memberikan dampak bagi mereka dalam menginterpretasikan nilai-nilai feminis serta tujuan dan gaya penulisan mereka. 3. Walaupun citra-citra yang terdapat dalam cerita-cerita mereka merupakan representasi dari pandangan-pandangan kedua pengarang terhadap status dan fungsi kaum wanita dalam masyarakat, yang pada tingkat tertentu, citra-citra tersebut merupakan gambaran dari citra kaum wanita pada lingkungan masyarakat kedua pengarang."
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2000
LP 1999-2000 4
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Yousafzai, Malala
"When the Taliban took control of the Swat Valley, one girl spoke out. Malala Yousafzai refused to be silenced and fought for her right to an education. On Tuesday October 9, 2012, she almost paid the ultimate price.
"
Jakarta: MIZAN, 2014
371.822 YOU it
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Diendy Dewiyanti Ayudya F.
"Skripsi ini menjelaskan bagaimana gaya hidup perempuan Amerika Serikat pada tahun 1920-an. Perkembangan industri pada awal abad 20, Perang Dunia I, dan disahkannya Amandemen ke-19 pada tahun 1920 adalah faktor-faktor yang melatarbelakangi munculnya perempuan modern pada tahun 1920-an.
Sebelumnya perempuan Amerika terkurung dalam budaya Victorian yang melarang perempuan untuk memiliki kehidupan di luar lingkungan domestik. Dari penulisan ini bisa dilihat dinamika kehidupan perempuan Amerika Serikat, dari masa Victorian sekitar abad 19, awal abad 20, sampai dengan tahun 1920-an.

The focus of this study is to describe the American women’s lifestyle in the 1920s. The industrial development in the early 20th century, World War I, and the passing of the 19th Amendment in 1920 were the factors that underlying the emergence of the modern women in the 1920s.
Previously, American women trapped in a Victorian culture that forbids women to have a life outside of the domestic environment. The main focus of the study is to explain the dynamics of the American women's life, from the Victorian period starting from the 19th century to 1920s.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2013
S46221
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>