Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 105320 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Yogyakarta: Balai Kajian Sejarah dan Nilai Tradisional , 2003
291.21 BUD
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Alvina Desi, Author
"ABSTRAK
Berbagai macam peninggalan budaya yang ada di Indonesia telah menjadikan Indonesia sebagai daerah tujuan wisata budaya yang cukup terkemuka di dunia. DI Yogyakarta merupakan salah satu provinsi yang memiliki wisata budaya yang bervariasi. Salah satu wisata budaya tersebut adalah upacara adat. Sayangnya hingga kini promosi yang dilakukan pihak pemerintah atas kegiatan upacara adat belum optimal sehingga pengetahuan wisatawan dunia akan upacara adat masih terbatas. Tugas Karya Akhir ini mencoba memaparkan strategi promosi wisata budaya upacara adat di DI Yogyakarta agar dapat bersaing dengan destinasi wisata budaya lainnya yang ada didunia. Program Promosi percobaan adalah Upacara Labuhan Alit Parangkusumo dengan target khalayak wisatawan mancanegara. Program ini akan berjalan selama 4 bulan dengan anggaran Rp 645.000.000,
ABSTRACT
A variety of cultural heritage in Indonesia has made Indonesia as a famous tourism destination. Special Region of Yogyakarta is a province that has many cultural tourism. One of them is traditional ceremony. Unfortunately, until now the goverment campaign to promote traditional ceremony as a tourism destination is still limited. This campaign tries to explain the promotional strategy of traditional ceremony as a cultural tourism in Special Region of Yogyakarta, in order to compete with other cultural destinations in the world. Study case of this campaign is Ceremony of Labuhan Alit Parangkusumo with foreign tourists as a target audience. The program will run for 4 months with a budget of Rp 645 million, "
2017
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Radian Nurcahyo
"Hak atas tanah pada kawasan pantai merupakan salah satu substansi yang terdapat dalam rancangan undang-undang hak tanah, rencana pengaturan hak tanah pada kawasan pantai tersebut perlu diperhatikan kawasan yang ditarik sepanjang100 (seratus) meter dari bibir pantai atau dikenal sebagai daerah sempadan pantai, hal ini dikarenakan kawasan sempadan pantai merupakan kawasan yang dilindungi dan berpotensi menentukan kelestarian atau kerusakan wilayah pantai yang di.sebabkan faktor alami atau buatan manusia, pokok permasalahan yang perlu diperhatian terhadap kawasan sempadan pantai adalah dari sisi penerapan peraturan perundang-undangan pertanahan nasional pada kawasan tersebut. Bila peraturan perundang-undangan pertanahan nasional yang mengatur mengenai hak-hak atas tanah sudah diterapkan pada kawasan pantai dan tidak terjadi masalah, tentu tanah pada kawasan pantai akan dapat dimanfaatkan dengan baik, hal inilah yang mendorong penulis melakukan penelitian menggunakan metode studi kepustakaan dan tinjauan lapangan dengan melakukan pengamatan langsung pada lokasi obyek penelitian serta wawancara dengan respondenguna mendapatkan jawaban atas permasalahan penerapan hak-hak atas tanah yang diatur dalam ?Undang-Undang Pokok Agraria?. Dari hasil penelitian ditemukan bahwa Penerapan hak-hak atas tanah dalam Undang-Undang Pokok Agraria belum sepenuhnya efektif dilaksanakan di kawasan sempadan pantai karena di daerah sempadan pantai tersebut hanya terdapat hak menumpang di atas tanah dengan status tanah Sultan Ground. Dimana status tanah Sultan Ground tidak diakui lagi semenjak adanya Undang-Undang Pokok Agraria. Hal ini menjadi tugas bagi praktisi maupun akademisi hukum pertanahan untuk lebih berperan aktif memikirkan solusi permasalahan yang terjadi pada kawasan pantai, untuk selanjutnya dari hal tersebut dapat dilakukan reformasi pengaturan hak atas tanah pads kawasan pantai dengan penentuan kebijakan yang tepat dan bermanfaat bagi terwujudnya kepastian hukum penguasaan hak atas tanah pada kawasan pantai, sehingga hak-hak atas tanah yang berada pada kawasan pantai akan dapat dimanfaatkan secara optimal."
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2006
T16383
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Universitas Indonesia, 1995
S33535
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lubis, Syamsuritzal
"Bangsa Indonesia adalah masyarakat yang bhinneka, arti_nya terdiri dari, beraneka macam suku bangsa. Ada suku bangsa yang berasal dari berbagai daerah, seperti: Aceh, Batak, Mi_nangkabau,. Sunda, Jawa, Bugis, Dayak dan lain-lain. Ada pula suku bangsa yang berasal dari.keturunan Asing, seperti: ketu_runan Cina, Arab, Belanda dan lain-lain.Masalah yang menarik bagi penulis, ialah masalah keturu_nan Arab. Untuk bisa menyelami kehidupan di lingkungan mereka, terutama aspek-aspek yang berhubungan dengan keagamaan mereka, penulis menggunakan pengamatan partisipasi. Penulis langsung terjun ke lapangan dan tinggal beberapa hari bersama mereka untuk mengikuti beberapa upacara keagamaan di kalangan mere_ka. Kemudian mewawancarai pimpinan upacara atau imam tentang hal-hal yang dianggap penting. Kemudian penulis berusaha menguraikan masalah secara deskriptif. Tempat-tempat yang penulis kunjungi pada waktu upacara keagamaan ialah: Al--Rabithat Al-Alawiyah dan Jami'at Khair J1. K.H. Mas Mansyur 17 Jakarta, Mesjid Luar Batang di Pasar..."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1981
S13409
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Universitas Indonesia, 1995
S33506
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Universitas Indonesia, 1997
S33652
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agustiar Hamdani O`bany
"ABSTRAK
Kiasifikasi ataupun penggolongan bentuk muka burnt merupakan salah satu cara untuk
mernpermudah dalarn memberikan gambaran muka buini dan sebenarnya merupakan sebuah
proses yang berlangsung secara terus menerus. Terlepas dart kiasifikasi mana yang balk, mudah
diterapkan dan dimengerti, semuanya itu mempunyai tujuan yang sarna, yaitw bermaksud
menyederhanakan bentuk perrnukaan burnt yang sangat kompleks menjadi unit-unit yang
memiliki kesarnaan dalam sifat dan perwatakannya. Berbagai tulisan balk menurut Pannekoek,
Beinmelen maupun Sandy rnenyebutkan bahwa daerah panelitian secara fisiografi umurn berada
pada wilayah depresi berupa cekungan, barisan pegunungan vulkartik serta wilayah lipatan
selatan dan lipatan utara,
Dengan latar belakang dan tujuan yang telah diuraikan, permasalahan yang dibahas pada
penelitian mi adalah:
Unit - Unit Geomorfologi apa saja yang terdapat pada Daerah Tasikmalaya dan Sekitarnya?
Untuk menjawab permasalahan di atas, digunakan berbagai pendekatan dan sistem kiasifikasi
yang telah ada dengan mellhat berbagai aspek geornorfologi, terutama sangat ditekankan
kepada aspek morfologi dan aspek morfogenesis, sehingga dthasilkan wilayah bentukan asal dan
unit-unit geornorfologi daerah penelitian yang disertai uraian deskriptif setiap unit
geomorfologi.
Dengan melihat serta membandmgkan adanya keterkaitan dan berbagai aspek geomorfologi
daerah penelitian, terdapat 5 (lima) bentukan asal yang mempengaruhi adanya perbedaan
bentuk muka burnt. Ke-5 bentukan asal tersebut adalah:
1. Wilayah Bentukan Asal Fluvial
2. Wilayah Bentukan Asal Denudasi - Degradasi
3. Wilayah Bentukan Asal Struktural
4. Wilayah Bentukan Asal Vulkanik
5. Wilayah Bentukan Asal Karstik - Eksokarst dan Endokarst
Pada daerah penelitian, proses denudasi hanya dipengaruhi oleh proses degradasi yang terdapat
di sebelah selatan dan barat taut Tasikmalaya dan di beberapa tempat di sebelah timur taut
Ciaxnis, dirnana pengikisan dan pengangkutan sangat dorninan pada masa sekarang. Untuk
wilayah bentukan asal Karstik, pada penelitian ku dikelompokkan kedalam dua bagian, yaltu;
bentukan karstik-eksokarst berupa bentukan karstik permukaan di sebelah selatan dan barat
daya Tasikxnalaya dan bentukan karstik-endokarst, yaitu; bentukan karstik bawah permukaan
berupa Gua batugamping yang berada di sebelah selatan Tasikrnalaya dalarn lingkungan Unit
Lereng dan Perbukitan Karstik Terkikis.
Dalarn pengelompokkan unit-unit geomorfologi, dikelornpokkan kedalarn dua bagian, yakni:
unit-unit geomorfologi dan detil unit geomorfologi, dengan dasar pertimbangan bahwa detil unit
geomorfologi sangat ditekankan pada keberadaan satu unit geornorfologi sebagal sebuah proses
dalant rnenghasilkan tipe-tipe betuk muka bumi yang tidak tertampung pada sekala peta yang
digunakan.

"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1997
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Syamsu AS
Jakarta: Lemtera Basritama, 1996
297.67 MUH u
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>