Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 7519 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Darmawan
Jakarta: Solid Pro, 1991
005.3 DER s
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Winardi Sutantyo
Jakarta: Elex Media Komputindo, 1996
001.642 WIN p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Miswanto
Yogyakarta: Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YKPN, 1995
005.3 MIS a
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Chou, George Tsu-Der
Jakarta: Erlangga, 1990
005.3 TSU b
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Stultz, Russel A.
Jakarta: Elex Media Komputindo, 1992
005.7 STU p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Liestya
"Tugas akhir ini menyajikan pembahasan program separabel, suatu masalah pemprograman non linier berkendala. Masalah optimasasi yang dipilih dalam tulisan ini adalah minimisasi fungsi obyektif f(x), x e Rn. Suatu masalah program separabel dapat diselesaikan dengan cara pengapproximasian fungsi-fungsi non linier yang terlibat menjadi barisan fungsi piece wise linier. Untuk setiap fungsi non linier dalam variabel x. dapat diapproximasikan menjadi sejumlah segmen garis linier, melalui k buah grid point x untuk v = 1, 2, . . . . , k. Dengan demikian akan terbentuk program linier. Untuk memperoleh solusi yang optimal dapat dijalankan algoritma prosedur perbaikan grid point. Sedangkan metode yang digunakan dalam penyelesaian masalah ini adalah metode simplex."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1994
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
R. Zulfikar
"ABSTRAK
Pengembangan Sistem Aplikasi Komputer (SAK) merupakan bentuk tanggapan atas kebutuhan informasi yang bersifat dinamis, untuk mendukung kelancaran operasi perusahaan.
Pengembangan SAK yang selama ini berjalan di PERTAMINA, belum bersifat integrated, masih berorientasi pada proses bisnis dalam skala sempit. Meskipun dalam tahapan pengembangan SAK di PERTAMINA UPPDN VII mengacu pada tahapan-tahapan baku yang banyak digunakan secara umum, tetapi dalam pelaksanaannya, terlihat masih bersifat individual (tergantung pada analyst-programmer), dan belum berdasarkan pada suatu konsep dasar pengembangan Sistem Informasi. Hal ini bisa dibuktikan dengan adanya duplikasi fungsi SAK, seringnya penyesuaian program SAK dalam memenuhi kebutuhan perubahan kebijakan Perusahaan. Dengan kata lain pengembangan SAK belum berorientasi pada kepuasan pelanggan (user).
Quality Function Deployment (QFD) adalah suatu metode untuk menganalisis kebutuhan pelanggan, baik yang terungkap dan tidak terungkap dan menerjemahkannya ke dalam tahapan proses pemenuhan kebutuhan pelanggan, sehingga bisa dihasilkan produk yang mendekati harapan dan kebutuhan pelanggan.
Dalam tesis ini, QFD digunakan sebagai metode untuk merumuskan kebutuhan pelanggan, memformulasikannya ke dalam kebutuhan teknis dan selanjutnya melakukan analisis keterhubungan antara tahapan pengembangan SAK dengan paramater ukuran kinerja SAK, serta menganalisis adanya integrasi metode QFD dengan tahapan pengembangan SAK. Analisis tersebut dilakukan dengan mengembangkan House of Quality (HOQ).
Dari kajian terhadap penerapan QFD pada pengembangan SAK, diperoleh suatu kesimpulan bahwa metode QFD bisa diintegrasikan dengan metode tradisional pengembangan SAK, serta dengan metode QFD bisa diperoleh suatu ukuran kinerja layanan Sistem Informasi.

ABSTRACT
The development of computer's application system reflects the response of the dynamic information system requirement in order to support the company's business process.
Development of such application in PERTAMINA has never been toward a fully integrated system. In PERTAMINA Unit PPDN VII, for example, although the development has been in accordance with the standard approach, they are actually dependant to the officer involved, e.g. system analyst, programmer, etc. Furthermore, the Master Plan, on which the development should be based on, has not been established. In other sense, the applications were not developed to satisfy the user requirements, for duplication of a function cannot be avoided and adjustment to meet the dynamic corporate policy is frequent.
Quality Function Deployment (QFD) is a tool, which can be used to analyse the user requirements and translate it into process steps in accomplishing them. The tool will be beneficial in developing a product, which satisfies the user's expectation.
QFD is being used throughout this study to understand the user requirement and translate them into a technical specification. Eventually, QFD can be used to analyse the relationship between application development process and the performance indicator, and how it is being integrated with the overall process. The analysis involves the development of House of Quality (H0Q).
The study concludes that QFD can be integrated with the traditional development method, and it is useful as a means to measure the Information System performance indicator."
2000
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anwar Sukito Ardjo
"ABSTRAK
Sistem pakar sebagai salah satu cabang dari kecerdasan buatan merupakan kajian yang menarik dan banyak diminati. Hal ini karena sistem pakar merupakan akumulasi keahlian manusia yang direpresentasikan dengan komputer, sehingga diharapkan dapat mengurangi ketergantungan terhadap manusia. Sistem pakar akan semakin lengkap bila dalam proses pengambilan keputusan juga mendekati cara kerja otak manusia, oleh karena itu ide jaringan syaraf diadopsi untuk sistem pakar dalam tesis ini.
N-XSIMP (Neural network based - expert System for Injection Molding Process) disajikan untuk domain masalah yang berkaitan dengan proses injeksi plastik (termoplastik). Di dalamnya tercakup 24 diagnosis (10 masalah mesin injeksi dan 14 masalah pada produk. Saran aksi akan muncul dalam 4 aksi (dinaikan, diturunkan, perbaikan, dan variasi) dimana sistem menyediakan 6 lainnya. Dengan demikian saran keseluruhan mencapai 240 buah saran. Sedangkan langkah penanggulangan terdiri dari 24 perubahan pada komponen (13 perubahan setelan pada mesin, 5 perubahan pada cetakan, dan 6 perubahan lainnya ).
Implementasi mesin inferensi menggunakan algoritme winner take-all groups, algoritme ini memiliki karakteristik bahwa pada saat yang sama hanya ada satu masalah yang muncul. Pembelajaran perseptron diimplementasikan sebagai pengenalan atau pelatihan data oleh jaringan syaraf. Karakteristik ini selain cocok untuk mendiagnosis masalah yang muncul pada saat proses injeksi plastik juga sangat cocok untuk kasus pengenalan pola.
Dari hasil evaluasi sejumlah responder pada tiga buah perusahaan produsen plastik besar dan dua lembaga pendidikan tinggi yang memiliki topik bahasan cetakan plastik dalam kurikulumnya, ternyata belum ada yang menggunakan sistem pakar. Tanggapan terhadap N-XSIMP sangat positif, dan menyarankan untuk dikembangkan lebih lanjut agar sistem benar-benar dapat beraksi selayaknya pakar. Saran dad pemakai juga mengusulkan agar sistem dikembangkan kemampuannya agar tidak hanya mampu berinteraksi antara manusia-mesin, namun juga antara mesin-mesin (on chip). Penambahan basis pengetahuan berdasarkan fakta di lapangan akan meningkatkan kinerja sistem agar saran yang muncul benar-benar realistis.
Pustaka: 28 (1979-1994)"
1996
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Winarno
"Perangkat lunak PVM (Parallel Virtual Machines) yang mampu mengubah jaringan komputer menjadi sistem komputer paralel multicomputer merupakan alternatif yang menarik untuk memenuhi kebutuhan komputasi paralel. Apalagi pada saat sebagian besar perkantoran pada umumnya telah memiliki jaringan komputer. Melalui PVM kita dapat membuat komputer paralel dengan 1000 prosesor lebih, dengan memanfaatkan jaringan komputer yang ada.
Untuk mengetahui kinerja PVM pada jaringan PC ini maka dilakukan penelitian terhadap kinerja komunikasi data dan kinerja komputasinya. Aspek-aspek kinerja komunikasi data yang dievaluasi adalah komunikasi tanpa beban, yang meliputi bandwidth komunikasi, latensi dan komunikasi multi cast; serta kinerja komunikasi dengan beban, meliputi komunikasi saling-silang antara dua PC serta kinerja komunikasi simultan antara dua pasang PC. Sedangkan aspek-aspek kinerja komputasi paralel yang dievaluasi adalah waktu eksekusi program paralel, speedup, dan rasio waktu komunikasi terhadap komputasi (CIC ratio), yang dibandingkan dengan eksekusi program sekuensialnya. Dalam evaluasi kinerja komputasi paralel ini digunakan program perkalian matriks, yang menggunakan matriks berukuran 12x12, 40x40, 80x80, 120x120, 200x200, 240x240 dan 360x360. Penelitian dilakukan dengan menggunakan empat buah PC Intel DX4 100MHz yang terhubung melalui jaringan Ethernet dengan sistem operasi LINUX.
Dari hasil pengukuran ternyata bahwa PVM hanya mampu memanfaatkan bandwidth jaringan Ethernet sampai 720KB per detik atau 58% dari bandwidth yang tersedia pada Ethernet (10Mbps). Waktu latensi mencapai 1923 mikrodetik; kecepatan transfer data multicast mencapai 227.575 byte per detik; kecepatan transfer data pada komunikasi saling-silang mencapai 155.253 byte per detik; kecepatan transfer data pada komunikasi simultan mencapai 10.095 byte per detik.
Sedangkan pada pengujian komputasi paralel dengan perkalian matriks, ternyata hanya pada matriks berukuran 200 x 200 lebih, PVM mulai menunjukkan speedup; dan mencapai speedup terbaik sebesar 3,55 kali pada 4 PC dengan matriks berukuran 360 x 360. Speedup tersebut adalah 88,9 persen dibanding speedup ideal (4 kali). Hal ini karena sebagian waktu terpakai untuk komunikasi antar PC. Demikian pula C/C ratio semakin kecil (baik) untuk matriks berukuran 200x200 ke atas."
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 1996
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Heri Purnomo
"Pengelolaan citra sebagai basis data spacial penting dalam penggambilan keputusan strategis. Segmentasi dengan teknik wilayah tumbuh membentuk wilayah-wilayah yang seragam. Sehingga citra bukan lagi kumpulan dari piksel melainkan kumpulan dari wilayah-wilayah. Pendekatan dengan struktur hirarki memungkinkan ekstraksi citra diberbagai tingkat resolusi dari penelusuran atas bawah.
Pencarian dapat dilakukan dengan sekuensial, penelusuran atas bawah, dan perangkaian wilayah yang seragam. Pendekatan pertama membutuhkan waktu komputasi O(N), sedang yang kedua melibatkan pencarian kedelapan tetangga dari suatu wilayah atau piksel. Untuk pencarian bujursangkar terbesar yang memiliki kedekatan tertinggi dengan nilai yang diinginkan dan pencarian tetangga-tetangganya dibutuhkan waktu komputasi O(9log4N) .
Pendekatan ketiga berhasil memunculkan semua wilayah yang memiliki nilai yangdikehendaki dengan waktu komputasi 0(1).
Tergantung dari data non-spacial atau atribut dari citra, maka proses query. dapat meliputi kesesuaian lahan, harga suatu wilayah, atau posisi dari suatu wilayah. Hal-hal tersebut dapat dihitung berdasarkan posisi titik, serta posisi dan luas suatu wilayah."
Depok: Universitas Indonesia, 1990
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>