Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 113649 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Soekartawi
Jakarta: UI-Press, 1989
338.173 SOE k
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Carita Baskoro
"Perdagangan Berjangka dilakukan di Bursa Berjangka yang memperdagangkan Kontrak Berjangka berbagai Komiditi. Dua fungsi penting Perdagangan Berjangka adalah mengelola risiko dan menciptakan harga forward. Perdagangan berjangka sebagai infrastruktur perdagangan moderen banyak digunakan pengusaha untuk melindungi bisnisnya dari risiko fluktuasi harga yang melekat dalam kegiatan usahanya. Dalam menjamin agar kegiatan di Pasar Berjangka terhindar dari berbagai bentuk penipuan atau kecurangan, diperlukan aturan main yang lengkap dan jelas. Sumber-sumber hukum untuk Perdagangan Berjangka Komoditi di Indonesia adalah Undang-Undang No.32 Tahun 1997 tentang Perdagangan Berjangka Komoditi dan Peraturan Pemerintah No.9 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Perdagangan Berjangka Komoditi dan Peraturan Pemerintah No.10 Tahun 1999 tentang Tata Cara Pemeriksaan di Bidang Perdagangan Berjangka Komoditi. Landasan yuridis lainnya adalah berbagai Keppres dan SK Ketua BAPPEBTI serta berbagai Surat Edaran (juklak) yang dikeluarkan sebagai petunjuk dari undang-undang yang ada.
Dalam usaha untuk melindungi para pemain di Perdagangan Berjangka dan mendukung perkembangan Bursa Berjangka di Indonesia, beberapa pasal dalam Undang-Undang No.32 Tahun 1997 perlu direvisi dan disesuaikan seperti Pasal 1 butir 2 dan butir 3 tentang Ketentuan Umum Komoditi dan Kontrak Berjangka, Pasal 3 tentang Persetujuan atas Komoditi yang dapat dijadikan subjek Kontrak Berjangka, Pasal 52 ayat (2) tentang Pelaksanaan Perdagangan Berjangka, Pasal 61 tentang Penyelesaian Perselisihan serta SK Kepala BAPPEBTI No.31 tentang Penyaluran Amanat Nasabah ke Bursa Luar Negeri, dan SK Kepala BAPPEBTI No.2 tentang Pedoman Penyusunan Peraturan Tata Tertib Bursa Berjangka dan Lembaga Kliring Berjangka.
Dalam memasuki era globalisasi,Perdagangan Berjangka Komoditi akan menghadapi tantangan serius di bidang penegakan hukum, kerangka kerja dan sistem monitoring dan pengawasan yang semakin efektif. Dengan demikian, perlu diciptakan sistem hukum yang mengacu pada praktek Perdagangan Berjangka dunia."
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2003
T18924
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Chrisnawan Triwahyuardhianto
"Pengelolaan risiko akan meningkat karena proses integrasi dengan ekonomi dunia akibat globalisasi ekonomi dunia. Pengelolaan risiko mutlak dilakukan Indonesia untuk dapat meningkatkan "bargaining power" di pasaran dunia, yang dapat dilakukan melalui lindung nilai (hedging) di Bursa Berjangka. Dengan adanya rencana kegiatan perdagangan berjangka komoditi di Indonesia, memungkinkan kalangan dunia usaha di Indonesia, khususnya komoditi kopi robusta dan olein, untuk mengelola risiko akibat fluktuasi harga melalui pemanfaatan lindung nilai yang tersedia di pasar berjangka.
Penelitian ini mencoba mengemukakan salah satu alternatif pengelolaan risiko fluktuasi harga melalui pemanfaatan lindung nilai. Metodologi yang digunakan dalam penelitian ini bersifat deskriptif, yang mengungkap masalah-masalah yang berkaitan dengan topik penelitian. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara riset kepustakaan dan wawancara dengan nara sumber. Penelitian dilakukan dengan mengidentifikasi cara-cara untuk mengurangi risiko akibat globalisasi ekonomi dunia, identifikasi usaha pemerintah Indonesia membantu dunia usaha menghindari risiko fluktuasi harga yang merugikan,identfikasi dampak diperdagangkannya komoditi kopi dan Olein di bursa berjangka di Indonesia serta analisis ex-ante pemanfaatan lindung nilai (hedging) untuk komoditi kopi dan olein.
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa perdagangan menyediakan mekanisme untuk mengelola risiko harga, dan peranan pemerintah Indonesia mewujudkan kegiatan perdagangan bejangka komoditi memungkinkan Indonesia untuk meningkatkan daya saing komoditi di pasaran dunia. Dengan akan diperdagangkannya komoditi kopi dan olein memberikan dampak bagi perekonomian Indonesia, namun berdasarkan hasil analisis ex-ante pemanfaatan lindung nilai, tidak selalu melakukan lindung nilai akan dapat menghilangkan atau mengurangi risiko fluktuasi harga.
Dengan akan diperdagangkannya kontrak berjangka komoditi kopi robusta dan olein oleh PT. Bursa Berjangka Jakarta, beberapa saran yang penulis kemukakan adalah agar dipersiapkan kemampuan sumber daya manusia pihak-pihak yang terlibat dalam perdagangan berjangka, pemasyarakatan kegiatan perdagangan berjangka perlu dilaksanakan secara meluas, intensif dan terpadu, penertiban terhadap kegiatan perdagangan berjangka yang tidak memenuhi ketentuan hukum, dan untuk penelitian selanjutnya mengenai pemanfaatan lindung nilai disarankan dapat menggunakan analisa Game Theory."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2000
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Beddu Amang
Jakarta: Dharma Karsa Utama, 1995
338.19 BED p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Tampubolon, Vivianto
"ABSTRAK
Industri kayu lapis merupakan primadonanya produk kehutanan dalam perolehan devisa negara dan merupakan komoditi penyumbang ekspor terbesar dari ekspor pengolahan kayu Indonesia. Tetapi peranan industri tersebut dari tahun ke tahun mengalami penurunan terbukti di tengah badai krisis nasional akhir-akhir ini, industri kayu lapis yang merupakan resource based industry tidak mampu berjaya di tengah badai moneter yang menekan kuat nilai tukar rupiah terhadap US dollar. Industri ini semakin sulit berkembang, devisa ekspor kayu lapis terus merosot. Begitu juga dengan nilai ekspornya yakni sejak tahun 1993 sebesar US $ 4,22 milyar menurun menjadi US $2,07 milyar di tahun 1998.
Merosotnya ekspor kayu lapis ini, disebabkan oleh beberapa hal antara lain semakin ketatnya persaingan industri kayu lapis dunia, munculnya pesaing-pesaing baru yang selama ini merupakan pasar ekspor bagi produk kayu lapis Indonesia, fenomena ini disebabkan karena dibukanya ekspor kayu log ke negara tersebut. Penurunan nilai tukar mata uang domestik di sejumlah negara Asia Timur, juga mengakibatkan berkurangnya kegiatan di sektor konstruksi yang menjadi penyerap utama produk kayu lapis. Oleh karena untuk meningkatkan atau mempertahankan pangsa pasar kayu di pasar global, diperlukan strategi yang handal untuk mempertahankan daya saing komoditi kayu lapis Indonesia di pasar global.
Penelitian ini ditujukan untuk mengetahui faktor-faktor yang patut dipertimbangkan dalam membuat strategi peningkatan daya saing kayu lapis, sedangkan alternatif strateginya direncanakan untuk mendapatkan perolehan devisa, keterkaitan pihak pemerintah, non pemerintah dan dunia usaha industri kayu lapis.
Penentuan strategi dirancang dengan menggunakan dua pendekatan analisis sistem yaitu, RCA dan ISP untuk mengetahui posisi komoditi kayu lapis Indonesia di pasar global dan kedua memakai Teknik proses hirarki analitik digunakan untuk memudahkan permodelan prioritas permasalahan dan mengetahui alternatif strategi peningkatan daya saing kayu lapis yang sebelumnya melakukan identifikasi faktor-faktor penting yang meliputi faktor internal (kekuatan dan kelemahan) dan faktor eksternal (peluang dan ancaman).
Dalam proses hirarki analitik faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan sesuai urutan prioritasnya adalah kondisi faktor (kemampuan SDA, permodalan, Jaringan distribusi, sumber daya IPTEK, sarana dan prasarana), kondisi permintaan (permintaan ekspor, pangsa pasar dunia, pangsa pasar dalam negeri, permintaan dalam negeri), industri terkait dan pendukung (kekuatan pemasok bahan baku, kekuatan pemasok bahan penolong), strategi, struktur dan persainga (persaingan industri, struktur industri, informasi pasar, promosi ekspor dan kualitas produk), kesempatan dan peluang (era perdagangan babas, blok perdagangan, kurs mata uang).
Sedangkan aktor yang berperan menurut urutan prioritasnya adalah pemerintah, lembaga keuangan/perbankan, industri, industri pemasok, asosiasi, negara tujuan ekspor dan negara pesaing. Dengan tujuannya peningkatan daya saing, perolehan devisa, pertumbuhan dan perluasan pasar dan pengelolaan hutan yang berkelanjutan.
Untuk afternatif strateginya yang merupakan pokok dan acuan untuk meningkatkan daya saing kayu lapis Indonesia di pasar global menurut urutan prioritasnya adalah penciptaan iklim yang kondusif, peningkatan stabilitas bahan baku dalam negeri dan yang terakhir peningkatan penguasaan teknologi."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2000
T9306
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Putu Prapti Utami
Depok: Universitas Indonesia, 1995
S23172
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
JEIND 1-4 (6-10) 1996-1999
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
cover
M. Agusto W. Adikara
"Perekonomian yang sifatnya semakin global telah raeningkatkan saling ketericaitan dan ketergantungan antar negara Oleh karena itu perubahan di suafci negara akan berdampak pada negara lainnya. Sebagai upaya untuk memanfaatkan globalisasi tersebut khususnya dikaitkan dengan tujuan jangka panjang di bidang ekonomi, pemerintah Indoensia telah melakukan serangkaian deregulasi. Deregulasi diberbagal sektor tersebut diharapkan akan mendukung laju pertumbuhan ekonomi. Salah satu deregulasi yang dilakukan adalah di bidang investasi yang diharapkan akan msndarong foreign direct investment di Indonesia.
Salah satu sektor yang sedang berkembang dan diarahkan menjadi andalan ekspor Indonesia adalah komoditi kelapa sawit. Hal ini didukung oleh adanya comparative advantage bagi Indonesia pada komoditi ini. Dengan adanya deregulasi dan comparative advantage, beberapa investor Malaysia telah mulai menanamkan investasinya di Indonesia.
Malaysia telah lebih dahulu memiliki keunggulan bersaing di bidang kelapa sawit. Saat ini Malaysia merupakan produsen kelapa sawit terbesar di dunia Dengan pengalaman yang dimiliki, ditambah lagi dengan membaiknya harga komoditi kelapa sawit di pasar dunia, semakin banyak investor Malaysia yang mengarahkan investasinya ke Indonesia. Hal ini karena Indonesia memiliki lahan yang sesuai di samping banyaknya tenaga kerja yang tersedia Semakin tingginya minat investor Malaysia menanamkan investasinya pada komoditi kelapa sawtt di Indonesia, juga didorong oleh semakin sempimya lahan yang dimiliki Malaysia serta meningkatnya biaya produksi.
Dalam melakukan investasi, seorang investor akan mempertimbangkan berbagai faktor yang mungkin mempengaruhi modal yang ditaoamoya. Pertimbangan utama suatu investasi dilakukan adalah faktor risiko dan tingkat peogembalian modal. Semakin tinggi risiko atas suatu investasi, semakin tinggi pula tingkat pengembalian yang diminta.
Investasi yang dilakukan di luar negeri, apalagi jika penjualan produk untuk memenuhi permintaan di lebih dari satu negara dan bukan hanya untuk negara dimana investasi tersebut dilakukan, akan menghadapi berbagai risiko. Risiko tersebut akan mempenganihi ants kas perusahaan dan pada akhirnya tingkat pengembalian investasinya. Berbagai risiko yang muagkin dihadapi datam melakukan investasi di luar negeri antara lain risiko bisnis, risiko negara dan risiko nilai tukar mala uang.
Selanjutnya dalam melakukan investasi, investor akan dihadapkan pada darimana sumber pembiayaan untuk investasi tersebut Selain itu jugaperlu diperhitungkan komposisi modal dan pinjaman dalam struktur pembiayaannya. Hal ini akan merapengaruhi tingkat pengembalian dari modal yang diinvestasikan.
Memperhatikan berbagai risiko dalam investasi di luar negeri, investor dihadapkan pada alternatif apakah perusahaan selurubnya dimiliki oleh investor asing atau mengadakaan/otK/ venture dengan investor lokal. Pemilikan perusahaan seluruhnya oleh investor asing selain memiliki kelebihan antara lain lebih mudah dalam melaksanakan kebijakan rmdti sourcing, juga memiliki kelemahan antara lain kurangnya pengenalan perusahaan atas kondisi suatu negara dimana investasi dilakukan.
Didalam melakukan analisis atas investasi yang dilakukan oleh investor Malaysia di Indonesia, ditempuh beberapa langkah perhitungan antara lain penentuati proyeksi nilai tukar, konversi pembiayaan dan pendapatan dari mata uang Dollar Amerika dan Rupiah ke dalam
Ringgit Malaysia, perhitungan cash flow, perhitungan IRR dan perhitungan ERR berdasarkan komposisi pembiayaan.
Nilai tukar dihitung dengan menggunakan technical forecasting dan fundamental forecasting. Technical forecasting menggunakan metode regresi sederhana taopa tetmik penghalusao. Berdasarkan metode tersebut diperoleh basil proyeksi nilai tukar pada suatu waktu tertentu, Sedangkan fundamental forecasting dicari dengan menggunakan metode purchasing power parity dan international fisher effect.
Hasil proyeksi nilai tukar yang akan digunakan dalam perhitungan cash flow, diuji terlebih dahulu dengan menggunakan coefficient of determination (R2). Dari hasil uji tersebut diperoleh coefficient of determination masing-masing sebagai berikut:
RM/USD Rp/USD
Metode Regresi R2= 0,81537 dan 0,9453
PPP R2 = 0,3395 dan 0,8641
fofL. Fisher Effect R2= 0,04478 dan 0,82
Berdasarkan hasil uji tersebut, metode yang dipilih untuk proyeksi adalah technical forecasting dengan regresi sederhana. Hal ini karena proyeksi yang dilakukan dengan menggunakan metode tersebut lebih mendekati kondisi riilnya yang berarti proyeksi dengan menggunakan metode tersebut lebih dapat dipercaya.
Setelah diperoleh proyeksi nilai tukar dan berdasarkan perhitungan project cost, disusun cash flow proyek. Cash flow tersebut disusun dengan menggunakan 10 macam komposisi modal terhadap equity. Dari perhitungan tersebut diperoleh IRR proyek serta ERR dari equity. IRR bervariasi dari 18,89% sampai dengan 20,69%. Semakin besar komposisi equity yang digunakan, IRR semakin besar. Sebaliknya semakin besar pinjaman yang digunakan sebagai sumber pembiayaan, semakin besar ERR dari equity. Hal ini berarti apabila hanya memperhatikan IRR, proyek layak untuk dilaksanakan dengan catatan lebih baik menggunakan equily yang sebesar-besarnya. Apabila lebih mengutamakan ERR dari equity sebagai pertimbangan dari investasi, investasi layak untuk dilaksanakan dengan catatan; jika dimungkinkan; lebih balk menggunakan pinjaman yang sebesar-besarnya."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1995
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Saefudin Kurdi
"Skripsi ini memabahas persoalan reaksi penawaran komoditi pertanian-dalam hal ini padi- di Indonesia. Masalah reaksi penawaran banyak dibahas dalam literatur ekonomi pertanian di negara-negara berkembang untuk menjawab pertanyaan apakah petani di negara-negara berkembang bersifat rasional atau responsif terhadap harga atau tidak?. Jawaban dari pertanyaan ini dipandang perlu terutama untuk melihat tingkat keefektifan kebijakan harga yang ditetapkan pemerintah pada sektor pertanian. Semakin rasional atau responsif petani terhadap perubahan harga, maka semakin efektif kebijakan harga dapat diterapkan untuk mengatur tingkat output pertanian. Untuk mengatahui responsivitas komoditi pertanian ini maka perlu dilihat dua hal yaitu tingkat rigiditas dari output terhadap perubahan variabel independen (partial adjustment) serta tingkat pembentukan harga komoditi pertanian yang diharapkan (Adaptive Expectation). Dengan menggabungkan kedua konsep di atas, maka dapat dibentuk suatu model baku yang banyak digunakan untuk meneliti masalah reaksi penawaran yaitu, model gabungan antara partial adjustment dengan adaptive expectation. Model ini mempunyai skema gangguan yang bersifat moving-average sehingga bila ditaksir dengan OLS akan memberikan penaksir yang tidak efisien serta bersifat bias dan inkonsisten. Selain itu model ini juga bersifat non-linier dalam parameter sehingga bila metode OLS digunakan maka akan sukar sekali untuk menentukan secara terpisah nilai dari koefisien penyesuaian (partial adjustment) dan koefisien harapan(adaptive expectation). Untuk mengatasi hal tersebut maka dalam skripsi ini digunakan metode search procedure yang pada prinsipnya adalah memasukan rentang nilai 0 s/d 1 pada koefisien harga adaptive dalam model. Nilai koefisien yang memberikan SSR paling minimum akan dijadikan sebagai pendekatan untuk menghitung nilai koefisien-koefisien lainya. Dengan metode penaksiran seperti di atas, maka dibentuk dua model persamaan responsivitas, yaitu responsivitas suplai yang diwakili oleh variabel luas lahan tanam padi serta responsivitas hasil rata-rata padi perhektar.Model responsivitas luas lahan tanam dipengaruhi oleh luas lahan tanam pada periode sebelumnya, harga real padi, harga komoditi alternatif (gula), luas lahan yang beririgasi, curah hujan dan variabel yang mencerminkan resiko. Sementara model responsivitas rata-rata hasil padi perhektar ( yield)dipengaruhi oleh hasil rata-rata padi per-hektar periode sebelumnya, harga real padi, harga input (harga pupuk urea), curah hujan serta trend teknologi. Dari hasil penaksiran dapat diketahui bahwa ternyata luas lahan tanaman padi sangat dipengaruhi oleh luas lahan yang beririgasi dan curah hujan. Sementara variabel harga padi real dan variabel lainya tidak mempunyai pengaruh terhadap penawaran padi. Demikian juga yang terjadi pada basil rata-rata perhektar, ternyata harga padi real juga tidak berpengaruh pada peningkatan yield tersebut. Peningkatan yield sangat dipengaruhi oleh perubahan teknologi pertanian sebagaimana yang tergambar dalam time trend serta dipengaruhi juga oleh harga input. Dengan hasil penaksiran seperti di atas, maka dapat dikatakan bahwa petani padi di Indonesia untuk periode tersebut tidak bersifat responsif terhadap harga hal ini terjadi baik karena faktor-faktor institutional seperti upaya pemerintah untuk ikut campur tangan dalam pasar padi, keterbatasan rata-rata lahan yang dimiliki petani maupun terjadi karena faktor-faktor yang ada dalam diri petani, misalnya tingkat pendidikan dan pengetahuan yang rendah. Selain itu basil penelitian ini juga menunjukan sangat pentingnya peran teknologi dalam meningkatkan yield padi."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1994
S18807
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>