Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 5980 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Hendro Subroto
Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 1997
959.87 HEN s
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Departemen Penerangan RI, 1982
325.359 8 IND i
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Soekanto
Jakarta: Yayasan Parikesit, 1976
R 959.87 SOE i
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
cover
Soekanto
Jakarta: Yayasan Parikesit , 1976
959.86 SOE i
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Soekanto
Jakarta: Yayasan Parikesit, 1976
959.86 SOE i
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Efrizan
"ABSTRAK
Karya sastra, bagaimana pun tetap dianggap sebagai dunia fiktif, rekaan pengarang, atau lebih buruk lagi sering disebut sebagai hasil lamunan kosong seorang. Awal perkembanganya ia merupakan sebuah bentuk cara bertutur (yang kini dikenal dengan sebutan tradisi lisan) yang berfungsi untuk menghibur (pelipur lara), sebagai obat atau jejampian (fungsi mantra) atau sebagai bagian dari suatu upacara adat (sebagai warisan kebudayaan Malaya). Masyarakat yang masih peka dengan cerita-cerita yang mereka akui sebagai bagian dari kehidupan masa lalu nenek moyangnya tetap bersikukuh pada keyakinan bahwa cerita atau cares cam yang terkandung dalam cerita tersebut merupakan sebuah kejadian yang benar-benar pemah terjadi atau dilakukan orang pada masa lalu. Pada masa kini, ia setidaknya dapat disejajarkan dengan perkembangan bentuk puisi, novel, drama, cerber, dan cerpen yang lebih variatif cara penyajiannya. Kehadiran sastra modem tersebut kadang dianggap sebagian orang sebagai sesuatu yang cukup penting. Buktinya, ia kadang dilarang penyebarannya dengan alasan-alasan tertentu atau diagung-agungkan sebagai kitab sakti pada suatu kondisi tertentu. Sesungguhnya, bagian mana yang lebih berpengaruh dalam dunia `khayal' itu. Isi atau cara penyajian? Kedua hal itu akhimya akan bermuara kepada individu yang menyampaikannya. Sebab hukum alam telah menetapkan bahwa hanya mahkluk hiduplah yang dapat disangkutkan pada hukum, sedangkan alat yang dipergunakan oleh sang empunya kerja hanya menjadi bukti dan saksi bisu atas segala hukum dan perbuatan. Skripsi ini mencoba memberikan gambaran bagaimana sebuah alat (karya sastra) dapat memberikan kesan yang cukup menakutkan kepada pembaca melalui sikap individu (pengarang) yang tampak dalam cara penyajiannya. Dengan menggunakan teori yang dikemukakan John Hall dalam The Sociology of Literature bahwa pendekatan yang dapat dilakukan terhadap pengarang, salah satunya, adalah penekanan pada perspektif atau sudut pandang pengarang dalam menyampaiakan realitas dan nada (tone) seperti yang dimaksudkan oleh Wellek dalam Teori Kesusastraan, skripsi ini mencoba mengungkapkan kesaksian seorang Seno Gumira Adjidanna dalam kumpulan cerpen Saksi Mata terhadap realitas yang terjadi di Timor-Timur. Beberapa kesimpulan yang diperoleh dari hasil analisis dalam skripsi ini antara lain adalah bahwa ada usaha pengarang untuk mengajak pembaca bersama-sama `menikmati' kegetiran, penderitan, dan kekejaman yang terjadi di daerah yang bergolak itu. Tentu, ia tetap percaya dengan kedewasaan kita dalam memilah-milah informasi dan sikap yang ia tawarkan. Disamping itu, ia seakan kembali mencoba menggoda kita dengan menggiring khayalan kita pada dunia realitas yang sama absurdnya dengan dunia sastra itu sendiri.

"
1996
S10841
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Seno Gumira Ajidarma, 1958-
Yogyakarta: Bentang, 2016
899.221 SEN s
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Seno Gumira Ajidarma, 1958-
"Saksi Mata merupakan buku kumpulan cerita pendek karya Seno Gumira Ajidarma. Buku ini terbit pertama kali tahun 1994. Kisah-kisahnya ditulis berdasarkan pemberitaan mengenai Insiden Dili yang sempat membuat ia dilepaskan untuk sementara dari tugasnya sebagai redaktur pelaksana Jakarta. Keenam belas kisah yang terdapat dalam buku ini menyuguhkan cerita tentang kekejaman dan derita manusia, yang melampaui batas nalar. Telinga manusia dijadikan hadiah, mata dijadikan bahan sup, dan kisah-kisah tragis lainnya. Atas kisah-kisah tersebut, buku ini juga mendapat Penghargaan Penulisan Karya Sastra 1995 dari Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Seno Gumira Ajidarma merupakan salah satu sastrawan Indonesia yang masih produktif menulis karya sastra hingga saat ini. Beliau dilahirkan di Boston pada 19 Juni 1958, lalu menetap lama di Yogyakarta. Setelah lulus SMA pada usia sembilan belas tahun, beliau memulai kariernya sebagai wartawan lepas di Harian Merdeka. Sastrawan yang saat ini masih menjabat sebagai rektor Institut Kesenian Jakarta (IKJ) itu dikenal karena gaya kepenulisannya yang cenderung lepas atau tidak terpatok pada teori-teori kepenulisan, dan bisa dibilang gaya kepenulisannya itu seringkali mengangkat hal-hal yang absurd.
Meskipun demikian, bukan berarti karya-karya Seno Gumira Ajidarma itu kalah dengan para pengarang lain yang cenderung mengangkat tema yang realistis, lho. Karena bagaimanapun karya-karya Seno Gumira Ajidarma itu mampu memberikan warna baru dalam dunia sastra Indonesia."
Jakarta: Pabrik Tulisan, 2021
813 SEN s
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Yogyakarta: Galang Press, 2003
303.6 JEM
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Pinto, Julio Tomas
"Penulisan tesis ini memfokuskan pada pembahasan tentang Mobilisasi dan Demobilisasi Forgzas Armadas da Libertagéo Nacional de Timor Leste-Tentara Pembebasan Nasional Timor Timur: Sayap militer dalam perjuangan Kemerdekaan Umor Timur Tahun 1975-2000. Peneiitian ini dimaksudkan untuk dapat menjeiaskan pembentukan FALINTIL sebagai respon terhadap pergolakan politik antara partai-partai politik dan pembubaran FALINTIL yang bertujuan membangun sebuah miiiter professionai. Pergeseran orientasi Tropas dari sebuah institusi militer apolitik menuiu peran politik. Pokok permasalahannya dalam penelitian ini adalah mengapa Tropas dan anggota Fretiiin dapat menyatukan misi perjuangan dalam FALINTIL dan mengapa pasca kemerdekaan FALINTIL harus dibubarkan ? 4
Untuk menganalisis persoaian diatas, teori yang digunakan adalah teori nasionalisme, dekolonisasi dan teori kelompok kepentingan dan teori profesionalisme militer. Teori ini akan membantu penuiis dalam menganalisis dan mengamati dinamika poiitik yang melatarbelakangi mobilisasi dan proses demobilisasi FALINTIL. Kemudian metodoiogi yang digunakan agialah diskriptif kuaiflatif dan pengumpulan datanya dilakukan dengan wawancara mendalam dan Iibraiy research.
Dari hasil penelitian ini menunjukkan kecenderungan bahwa kelahiran FALlNTiL diawali oleh terbentuknya sebuah komisi kemanusiaan antara Fretilin dan Apodeti yang berfungsi membantu rakyat yang mengalami pendentaan akibat kudeta UDT. Dari komisi kemudian adanya intervensi kepenlingan Fretiiin yang dibawah oleh elit komisi kemanusiaan ini. Daiam konsep-konsep tentang tentara profesional tentara secara doktriner memiliki suatu misi yang lebih iintas golongan baik itu poiitik, agama maupun keiompok-kelompok kepentingan. Tropas tampaknya berusaha melaksanakan doktrin netralitas tentara itu tetapi naluri nasionalisme Timories-nya sulit untuk dihilangkan. Dalam kondisi politik seperli ini, usaha unluk mengajak para pimpinan partai politik bermusyawarah dalam penyelesaian masaiah Timor Timur mengalami kebuntuhan. Sedangkan di sisi Iain kekerasan UDT yang dimulai tanggai 11 Agustus 1975, terus berianjut sampai 19 Agustus 1975 di seiuruh kota Dili dan Baucau. Melihat realitas ini sebagai Timories, kecenderungan bangkitnya nasionalisme untuk memerdekaan Timor Timur mengantarkan para anggota Tropas menentukan pilihan untuk meiakukan kontra kudeta terhadap UDT. Jadi, ketika terjadi kontra kup tanggal 20 Agustus 1975 menandai mobilisasi (Iahirnya) FALiNTIL secara fungsionai yang merupakan penyatuan antara kekuatan Tropas dan para anggota Fretilin. Dengan demikian kecenderungan keberpihakan Tropas terhadap Fretilin disebabkan oleh faklor-faktor sebagai berikut ; keadilan tidak ditegakan dalam penyeiesaian masalah Timor Timur. Keberpihakan pemerintah Portugal terhadap UDT memberikan jastiiikasi kepada Tropas untuk mengambii Iangkah-Iangkah politik terhadap UDT. Proses dekolonisasi yang terjadi di daerah-daerah koloni Portugal seperti di Anggoia, Mozambique, Guena Bisau memberikan pelajaran poiitik yang berharga bagi kebangkitan nasionaiisme di kalangan Tropas.
Meningkatnya tingkat kekerasan yang dilakukan oleh UDT terhadap Fretilin selama kudela semakin menciptakan opini dan persepsi anggota Tropas yang negatif terhadap UDT. Fenornena ini berimpiikasi pada munculnya konsoiidasi Tropas untuk menghadapi kekuatan UDT yang didukung Poiisi Portugal. Dan faktor terakhir yang ikut mewarnai keberpihakan politik Tropas adalah peraaudaraan kandung antara Rogerio Lobato sebagai Panglima Tropas dan Nicolao Lobato sebagai Wakil ketua Fretilin, ikut menentukan pembelaan politik Tropas bagi Fretilin. Jadi kedekatan secara psikologis dan biologis mengantarkan ke1ompok Tropas untuk me1akukan pembelaan politik terhadap kepentingan politik Freti|in_ Sedangkan demobilisasi FALINTIL di lakukan atas dasar sebuah keinginan mulia yakni membangun militer yang profesional dan tidak mengintervensi ruang publik seperti bisnis dan poIitik_ Kemudian ketegangan politik dalam inlemal FAUNTIL berdampak pada gesekan kepentingan antar faksi-faksi politik dalam FALINTIL serta ketldakjelasan keanggotaan FALINTIL menjadi penyebab utama demobilisasi FALINTIL."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2001
T5613
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>