Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4812 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Eklof, Ben
Boulder: Westview Press, 1989
947.0854 EKL s
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Rand, Robert
Boulder, Colorado: Westview Press, 1991
349.47 RAN c
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Mlynar, Zdenek
Boulder: Westview Press, 1990
327.47 M 265 c
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Eric Gunawan
"ABSTRAK
Revolusi Oktober 1917 bercita-cita mengubah masyarakat Rusia dari agrikultural menjadi industrial. Diperlukan media untuk mengedukasi rakyatnya, media itu adalah film. Sinema edukasi ini dipahami sebagai bentuk propaganda Uni Soviet. Semua sinema yang diproduksi pada saat itu mendapat cap propaganda, tidak terkecuali teori dan karya Eisenstein. Tetapi, setelah Soviet runtuh, publikasi sejumlah esei Eisenstein yang pernah dilarang pada masa Soviet mempertanyakan kembali kesahihan cap propaganda pada karya Eisenstein. Tesis ini bertujuan untuk menjernihkan perspektif demikian dengan mengacuh pada esei Eisenstein, On the Stucture of Things. Tektologi Bogadanov akan digunakan untuk memahami hubungan ideologi dan karya Eisenstein, sedangkan teori Bordieu akan digunakan untuk memahami hubungan struktur dan kebebasan individu

ABSTRACT
October Revolution 1917 has its objective for transforming Russian from
agricultural to industrial society. This objective required a medium for educating people. Cinema answered those needs. Because of that, cinema was considered as a propaganda tool of Soviet government. All films produced during that time with no exception are called propaganda. The claim makes no differences for theory and works of Sergei Mikhailovitch Eisenstein. However, the collapsed of Soviet Union followed by publishing the unpublished of Eisenstein's writings reveals the truth about what he really claims. The aim of this thesis is to make clear what Eisenstein really did and said. His essay On the Structure of Things will be read as the main source. In the light of Bogdanov's tectology and Bourdieu's theory the final claim of this thesis will investigate human freedom in term of ideology and structure."
2015
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Heri Purwanto
"Penelitian ini membahas tentang perjuangan Pembaruan Agraria yang dilakukan oleh Serikat Petani Indonesia pada 1998-2011. Tujuan penelitian ini adalah untuk menjelaskan strategi gerakan petani dalam memperjuangkan pembaruan agraria di Indonesia. Penelitian ini berupaya memaparkan kaitan perjuangan pembaruan agraria yang dilakukan oleh gerakan petani dan diangkatnya kembali agenda pembaruan agraria dalam panggung politik nasional. Lebih dalam lagi, penelitian ini akan memaparkan strategi Serikat Petani Indonesia (SPI) dalam memperjuangkan pembaruan agraria.
Pertanyaan pokok yang diangkat dalam penelitian ini adalah, Bagaimana perjuangan Serikat Petani Indonesia untuk mendesakkan isu pembaruan agraria sebagaimana yang diamanatkan oleh UU PA, dalam agenda politik nasional ? Sub pertanyaan yang akan dijawab yakni, pertama, bagaimana Serikat Petani Indonesia (SPI) muncul dan berkembang menjadi organisasi tani? Kedua, bagaimana perjuangan agraria Serikat Petani Indonesia (SPI) di tingkat lokal ? Ketiga, Bagaimana strategi Serikat Petani Indonesia (SPI) memperjuangkan pembaruan agraria dalam arena politik nasional ?.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, dan mengunkan metode deskriptif analitis untuk menganalisis data-data yang diperoleh. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui studi pustaka, pengumpulan dokumen serta wawancara mendalam dengan lima informan, aktifis Sintesa, Ketua Umum SPI, pakar agraria, anggota SPI, serta aktifis CNDS.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa perjuangan agraria SPI ditingkat lokal dilakukan dengan mengutamakan kekuatan massa untuk menduduki lahan dan melakukan aksi massa. Pada tahun 2011, SPI telah berhasil menguasai dan merebut kembali lahan-lahan bagi petani seluas 47.270 hektar, dan telah menjadi lahan produktif yang menghidupi dan meningkatkan perekonomian keluarga petani. Sementara 247.477 hektar lainnya dalam tahap reklaiming/okupasi. Untuk menggalang dukungan ditingkat lokal, SPI membangun aliansi dengan organisasi tani, buruh, nelayan, mahasiswa serta LSM. Kaukus politik di Sumatera Utara yang dibangun dengan partai politik tidak efektif untuk mendesakkan tuntutan jangka panjang SPI. Perjuangan agraria di tingkat lokal sesekali diikuti oleh tindakan politik anggota SPI merebut kekuasaan tingkat Desa. Sebagaimana di Sukabumi, anggota SPI di desa Sirna Jaya berhasil merebut jabatan Kepala Desa.
Di tingkat nasional perjuangan SPI ditujukan untuk mendesak negara untuk menjalankan UU No.5 tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria (UU PA). Konferensi Nasional Pembaruan Agraria untuk Perlindungan dan Pemenuhan Hak Asasi Petani, yang diadakan oleh SPI bersama dengan organisasi gerakan agraria lainnya diangap menjadi tonggak kebangkitan isu pembaruan agraria. Dengan melibatkan kerjasama dengan Komnas Ham, pembaruan agraria kembali diangkat menjadi isu nasional, sebagai bagian dari Hak Ekosob.
Diangkatnya kembali agenda politik agraria didorong oleh dua faktor, pertama, menguatnya desakan dari organisasi tani dan penggiat gerakan agraria. Kedua, intervensi Bank Dunia dalam mendorong liberalisasi hukum pertanahan melalui BPN dan Bappenas. Strategi Serikat Petani Indonesia untuk menentang relasi kekuasaan yang menindas, dilakukan untuk menghadapi berbagai bentuk kekuasaan di berbagai ruang dan tingkatan.

This research discusses the Indonesia Peasant Union struggle for Agrarian Reform in Indonesia period 1998-2011. The purpose of this study was to describe the strategy of peasant movement struggle for agrarian reform in Indonesia. This study describe the relationship between agrarian reform struggle carried out by peasant movement, and the rising of agrarian reform agenda in the national arena. Further, this study will describe the strategy of Indonesian Peasant Union (SPI) to fight for agrarian reform.
The research question in this study are, How does the struggle of Indonesian Peasant Union press the agrarian reform issue as mandated by Basic Agrarian Law, to national political agenda? Sub-questions to be answered is, first, how the Indonesian Peasant Union (SPI) appeared and developed into a peasants organization? Secondly, how the agrarian struggle of Indonesian Peasant Union (SPI) at the local level? Third, How does the strategy of Indonesian Peasant Union (SPI) to fight for agrarian reform in the national political arena?
This study used a qualitative approach, and used descriptive analytic method to analyze the data obtained. Data collected from literature study, documents and indepth interviews with five informants, Sintesa activist, Chairman of the SPI, agrarian expert, a member of SPI, and CNDS activists.
These results indicate that the agrarian struggle of SPI at the local level, done by emphasizing the mass strength to occupy the land and mass action. In 2011, SPI has managed to control and reclaim the land of 47.270 hectares to peasants, and has been a productive area that supports family peasants and boost the economy. While the other 247.477 hectares in the stage of reclaiming/occupation process. To build support at the local level, SPI build alliances with peasant organizations, workers, fishermen, students and NGOs. Political caucuses in North Sumatra, which built with political party was no effective to push for long-term demands of SPI. Agrarian struggle at the local level sometimes followed by political action of SPI member to seize power at village level. As in Sukabumi, a member of SPI in the village of Sirna Jaya won the mayor position in the village level election.
At the national level aimed at the struggle SPI urge the state to implementing the Basic Agrarian Law No. 5/1960. National Conference on Agrarian Reform to Protection and Full fill of Peasant Rights, organized by SPI along with other agrarian movement organizations perceived to be a milestone in the rise of agrarian reform issues. By involving cooperation with Komnas Ham, agrarian reform again became a national issue, as part of Ecosoc rights.
The rising of agrarian political agenda is driven by two factors, first, strong pressure from peasant organizations and the agrarian movement activists. Second, the World Bank intervention in promoting the liberalization land act. through the BPN and Bappenas. Indonesia Peasant Union strategy against the oppressive power relations, undertaken to deal with various forms of power in the various spaces and levels.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2012
T30891
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Ghalia Indonesia, 1986
342.47 KON
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
McClosky, Herbert
New York: McGraw-Hill, 1960
947.084 MCC s
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Goldmand, Marshal I.
London: The Free Press of Glencoe, 1963
658.809 47 GOL s
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Skosyrev, P.
Moscow : Foreign Languages Publishing House , 1956
958.5 SKO s
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Poltorak, A.
Moscow: Foreign Languages House, 1959
340.947 Zai s
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>