Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 9129 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. Depdikbud, 1996
899.222 SAS
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. Depdikbud, 1996
899.222 SAS
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Pusat Bahasa Depdiknas RI, 2002
899.221 3 GEG (1)
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Idham Akbar
"Prasasti adalah sumber tertulis yang berisikan penetapan sima, keputusan hukum (jayapattra), kutukan (sapatha), utang piutang, dan tindakan pidana dikenai denda (sukhaduhka). Kajian sukhaduhka khususnya Jawa Kuno sudah pernah dibahas tetapi belum dibahas secara mendalam terkait dengan hukum pidana. Penelitian ini akan mengidentifikasi tindak pidana pada prasasti masa Jawa Kuno abad IX-XV Masehi dan menjelaskan relevansi bentuk penyelesaian hukum masa Jawa Kuno dengan bentuk penyelesaian hukum masa kini. Metode penelitian yang digunakan terdiri dari tiga tahapan metode arkeologi yaitu pengumpulan data, pengolahan data, dan penafsiran data. Dari hasil tersebut ditemukan bahwa sukhaduhka merupakan tindakan yang dikenai denda yang dikeluarkan oleh raja pada prasasti untuk menciptakan keamanan dan ketertiban pada lingkungan masyarakat Jawa Kuno. Sukhaduhka dapat digolongkan menjadi empat jenis bentuk pelanggaran yaitu berupa tindak kejahatan pidana yang menggunakan kalimat, fisik, perkelahian dan fitnah. Membahas relevansi bentuk hukum melakukannya dengan analisis perbandingan yang hasilnya adalah peraturan hukum masa kini masih memiliki relevansi dengan peraturan hukum yang digunakan pada masa Jawa Kuno.

The inscription is a written source containing the determination of sima, legal decisions (jayapattra), curses (sapatha), debts and criminal act (sukhaduhka). The research of sukhaduhka, especially Ancient Javanese, has been discussed but has not been discussed in depth related to criminal law. This study will identify criminal act in Ancient Javanese inscriptions in the IX-XV centuries AD and explain the relevance of forms of legal settlement in the Ancient Javanese period with forms of present legal settlements. The research method used consists of three stages of archaeological methods, namely data collection, data processing, and data interpretation. The results it was found that sukhaduhka is an act that is subject to a fine issued by the king on the inscription to create security and order in the ancient Javanese community. Sukhaduhka can be classified into four types of violations, namely in the form of criminal acts that use sentences, physical, fights, and slander. Discussing the relevance of legal forms, we do this by means of a comparative analysis, the result of which is that today's legal regulations still have relevance to the legal regulations used in ancient Javanese.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Yogyakarta: Gama Media, 2002
899.222 ESK
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Tirto Suwondo
Jakarta: Pusat Bahasa. Departemen Pendidikan Nasional, 2003
899.222 09 TIR k
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Zoetmulder, Petrus Josephus
Jakarta : Djambatan , 1983
899.222 ZOE k
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Heno Wijayanto
"Aji Saraswati (AS) merupakan teks yang berisi panduan ritual literasi dalam tradisi Siwaisme di Nusantara. Pada umumnya, mayoritas teks AS yang dikenal adalah yang berasal dari tradisi Siwaisme di Bali, sedangkan dalam tradisi Jawa belum dikenal secara luas. Dalam penelitian ini membahas teks AS yang berasal dari tradisi Jawa, khususnya koleksi skriptorium Merapi-Merbabu. Teks AS yang berasal dari skriptorium Merapi-Merbabu merupakan sekumpulan fragmen yang berasal dari hipogram teks Bhima Swarga (BhS), Gaṇapati-tattwa (GP), Uttarasabda (US), Dharma Pātañjala (DhP), Wṛhaspati-tattwa (Wrh), Tattwajñāna (TJ), dan Jñānasiddhânta (JS). Tujuan dalam penelitian ini adalah menerapkan studi intertekstualitas antara teks AS MM dengan hipogram disertai fungsi ritual literasi. Studi intertekstualitas tersebut selanjutnya dilakukan analisis fungsi berdasarkan sekuen-sekuen dalam teks hipogram yang bertransformasi dalam teks AS MM. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Langkah kerja filologi seperti inventarisasi, deskripsi, perbandingan teks, edisi teks, dan terjemahan dilakukan dalam penelitian ini untuk menghasilkan edisi teks yang dapat dipahami masyarakat luas. Teori intertekstualitas dari Rifattere (ekspansi dan konversi) dan Pradotokusumo (modifikasi dan ekserp) digunakan dalam penelitian ini untuk menentukan gejala hipogram dalam teks AS MM dari teks hipogram. Hasil dari penelitian ini adalah membuktikan secara tekstual bahwa terdapat delapan sekuen teks yang bertransformasi ke dalam teks AS MM. Delapan sekuen yang bertransformasi di antaranya: (1) Asosiasi Trikaya Paramārtha dengan aspek-aspek produksi manuskrip; (2) Posisi Dewi Saraswati; (3) Posisi aksara vokal atau swara; (4) Hakikat aspek dualitas; (5) Hakikat Oṁ Awighnamastu; (6) Mantra ritual literasi; (7) Asosiasi Dewata dengan api; dan (8) Unsur fisiologi. Seluruh sekuen transformasi teks BhS ke dalam teks AS MM merupakan transformasi dari teks prosa naratif dalam bentuk śāstric menjadi teks mantra yang bersifat mistik-magis. Teks mantra dalam AS MM berfungsi sebagai tuntunan dalam ritual literasi di lingkungan skriptorium Merapi-Merbabu.

Aji Saraswati (AS) is a text that contains guidelines for literacy rituals in the Shivaist tradition in Indonesia. In general, the majority of known AS texts originate from the Shivaism tradition in Bali, while the Javanese tradition is not yet widely known. This research discusses AS texts originating from the Javanese tradition, especially the Merapi-Merbabu scriptorium collection. The AS text originating from the Merapi-Merbabu scriptorium is a collection of fragments originating from the hipograms of the texts Bhima Swarga (BhS), Gaṇapati-tattwa (GP), Uttarasabda (US), Dharma Pātañjala (DhP), Wṛhaspati-tattwa (Wrh), Tattwajñāna ( TJ), and Jñānasiddhânta (JS). The aim of this research is to apply intertextuality studies between AS MM texts and BhS as their hypograms. The intertextuality study was then carried out by functional analysis based on the sequences in the hypograms text which were transformed into AS MM text. This research uses a qualitative approach. Philological work steps such as inventory, description, text comparison, text edition, and translation are carried out in this study to produce text editions that can be understood by the wider community. Rifattere's theory of intertextuality (expansion and conversion) and Pradotokusumo (modification and excerpt) is used in this study to determine the hypogrammatic phenomena in AS MM text from hipogram text. The results of this study are that there are eight text sequences that are transformed into AS MM text. The eight transformed sequences include: (1) Trikaya Paramārtha's association with aspects of manuscript production; (2) Position of Goddess Saraswati; (3) Position of vowel or swara characters; (4) The essence of the aspect of duality; (5) The Reality of Oṁ Awighnamastu; (6) Literacy ritual spells; (7) God's association with fire; and (8) Physiological elements. The entire transformation sequence of hypograms text into AS MM text is a transformation from narrative prose text in śāstric form to mantra text. The text of the spell in AS MM is used in literacy rituals in the Merapi-Merbabu scriptorium environment."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2023
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Bronchost, Amyrna Leandra Saleh
Jakarta : Wedatama Widya Sastra, 2007
899.231 AMY t
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Suharto
"
ABSTRAK
Para Seniman, Sastrawan, dan Akademisi budaya Jawa, selalu memberikan sumbangan yang tiada terkira untuk menegakkan kembali budaya Jawa, sebagai peninggalan para leluhur. Perlulah ditinjau kembali apa yang telah kita berikan kepada budaya kita sendiri, khususnya dalam bidang sastra Jawa. Sastra Jawa Modern khususnya seolah tidak mendapat tempat yang tentram didalam para penelili sastra. Memang beberapa pendapat bahwa Sastra Jawa Modern dianggap tidak berbobot, tidak berbau mistik bahkan adakalanya dijadikan sebagai bahan pembicaraan sebagai pengisi waktu luang.
Menghadapi situasi yang demikian, tentulah sangat diperlukan kajian khusus, tentang sastra Jawa Modern, bukan karena tidak ada bobot lantas ditinggalkan begitu saja, tetapi ada sisi lain dari sastra itu sendiri yang tentunya masih banyak menawarkan bentuk lahan untuk dikaji. Globalisasi tidak mungkin kita hindari dan semaunya terus-menerus mengikis rasa patriolisme sebuah kelompok tertentu, berjalan menuju kepada bentuk rasa umum. Hal inilah diperlukan ketahanan moril yang berpulang kepada ketahanan individu, untuk senantiasa menyaring dan mempergunakan manfaat yang ditawarkan.
Pada situasi yang seperli inilah sastra seharusnya menampakkan perannya, sebagai penyembuh moral yang makin lama semakin cenderung ke arah menyederhanakan bentuk suatu sistem. Sastra mempunyai dua fungsi utama yaitu dulce et utile, bermanfaat dan menghibur. Tetapi porsi untuk menghibur lcbih mendapat tempat dibanding dengan sastra serius. Tentulah bobot sastra yang demikian bukanlah menjadi tugas seseorang Sastrawan semata, tetapi juga tugas para Akademisi,dan Pembaca budiman untuk lebih mennelihara citarasa seni yang ada pada dirinya. untuk senantiasa mempertahankan keseriusan sebuah karya seni.
Pada penulisan skripsi ini, pada dasarnya berusaha untuk menguak tabir sebuah karya Sastra Jawa Modern yang berbentuk novel yang tampil dengan sangat bersahaja tetapi lebih mengena pada beberapa lapisan masyarakat, yang haus akan sebuah kenangan hiburan daerah, dan juga sebagai suatu alat untuk mengalihkan perhatian yang serius dari rutinitas sesaat.
Seni yang ditujukan untuk hiburan sekedar untuk bahan bacaan inilah yang akan dibahas lebih lanjut. Sementara hal yang berkenaan dengan seni yang sekedar untuk bacaan ringan inilah, yang dikatakan seni untuk hiburan, yang mengarah ke hal-hal yang telah menjadi konvensi masyarakat pendukungnya, dapat dinikmati tanpa persiapan yang matang. Pada dasamya seni seperti inilah, seni yang dapat mempertahankan kerendahan kwalitasnya, untuk menjaga kelanggengannya. Seni seperti inilah seni yang terdapat pada novel LSPG ini.
"
1997
S11460
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>