Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 5280 dokumen yang sesuai dengan query
cover
New York: Oxford University Press, 1986
578.09 HIG
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Jacobsen, Dean
"This book brings together current knowledge on patterns and processes in the ecology of streams, lakes, and wetlands situated at more than 3000 m above sea level. The alpine headwaters of the large Asian rivers and Lake Titicaca are both well-known and iconic examples. High altitude waters include more than these systems. They are both numerous and cover many habitat types, organisms, and specializations. The book provides an overview of the variety of aquatic ecosystems and habitats, their environmental features, prominent species, and their functional adaptations to the harsh aquatic environmental conditions through to global diversity patterns along altitudinal gradients, community dynamics, species interactions and dispersal, trophic relations, and energy flows. High altitude waters are ideal systems to address a broad range of topical themes in ecology because patterns and processes are both diverse and singular. The book highlights how key concepts in ecology (e.g. the stress gradient hypothesis, the biodiversity, ecosystem functioning relationship) could find relevant study models in high altitude waters. The usual perception of pristine mountain waters is far from true, particularly in the case of high altitude waters at low latitudes where human population density is often high, and local communities live in intimate contact with, utilize, influence, and exploit these aquatic systems. Climate change effects, extinction risks of mountain populations due to vanishing glaciers, multiple human impacts, management, and conservation are also treated thoroughly. The book is richly illustrated with diagrams and numerous pictures of these poorly known systems and species."
Oxford: Oxford University Press, 2017
e20469647
eBooks  Universitas Indonesia Library
cover
Brown, James H.
St. Louis: Mosby, 1983
574.9 BRO b
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Gultom, Amry Daulat
"High Altitude Platform (HAP) merupakan solusi alternatif untuk mengatasi keterbatasan infrastruktur terestrial maupun satelit. HAP merupakan pesawat ataupun balon udara yang ditempatkan pada ketinggian 20-50 km di atas permukaan bumi. Kelebihan yang utama dari HAP adalah kemudahan dalam penempatan, fleksibilitas, biaya operasionalnya rendah, delay propagasi rendah, sudut elevasi lebar, cakupan yang luas. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui potensi HAP untuk komunikasi pita lebar dan perkembangannya di Indonesia. Analisis dilakukan secara deskriptif dengan mengolah data literatur yang didapat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa di Indonesia terdapat potensi teknologi HAP untuk komunikasi pita lebar dengan lebar pita 2x300 MHz di band 27,9-28,2 GHz dan 31-31,3 GHz. Namun, belum ada peraturan yang mengatur alokasi frekuensi untuk HAP secara khusus di Indonesia."
Jakarta: Pusat Penelitian dan Pengembangan sumber Daya dan Perangkat Pos dan Informatika,Badan Penelitian dan Pengembangan SDM, Kementerian Komunikasi dan Informatika , 2016
302 BPT 14:1 (2016)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
"Akibat perubahan tekanan yang cepat, Barotitis media (BM) sering juga terjadi pada latihan simulasi terjun High Altitude High Opening (HAHO). Penelitian bertujuan untuk mengidentifikasi faktor deviasi septum dan beberapa faktor lain terhadap peningkatan risiko BM. Pada penelitian eksperimen ini subjek terdiri dari anggota TNI yang melaksanakan latihan HAHO di Lembaga Kesehatan Penerbangan dan Antariksa (Lakespra Saryanto) selama Mei ? Juli 2007. Pemeriksaan fisik dilakukan sebelum latihan. Dan pemeriksaan BM setelah latihan oleh peneliti dan dokter spesialis THT. Data diolah dengan uji regresi Cox menggunakan program STATA 9.0. Subyek penelitian sebanyak 177 orang, dan di antaranya (56,5%) mengalami BM setelah latihan. Deviasi septum ditemukan pada 28,8% subjek. Subjek yang menderita dengan dibandingan dengan yang tidak menderita septum deviasi mempunyai risiko 23% lebih besar terkena BM [RR suaian (RRa) = 1,23; 95% interval kepercayaan (95% IP) = 0,95 - 1,60; p=0,123]. Perokok 1-3 tahun mempunyai risiko 68% lebih banyak terkena BM dibandingkan yang tidak merokok (RRa = 1,68; 95% IP = 1,17 ? 2,42; p=0,005). Subjek dengan masa dinas lebih dari 5 tahun dibandingkan masa dinas kurang dari 5 tahun mempunyai risiko 50% lebih besar. Di samping itu, calon siswa atau siswa HAHO mempunyai risiko 40% lebih besar mengalami BM dibandingkan yang memiliki kualifikasi HAHO (RRa = 1,40; 95% IP = 0,99 ? 1,97; p = 0,051). Pada latihan terjun HAHO, untuk mengurangi risiko BM diperlukan perhatian khusus terhadap subjek yang memiliki kelainan deviasi septum, masa dinas yang lama, merokok 1-3 tahun, dan calon siswa serta siswa penerjun HAHO.

Abstract
Barotitis media (BM) frequently occurr in High Altitude High Opening (HAHO) training simulation as a result from rapid change of pressure. The aim of this study was to investigate septal deviation and other risk factors that increase the risk of BM. This experimental study was conducted at the Indonesian Center for Aviation Medicine and Health (Lakespra Saryanto) during May ? July 2007 involving Indonesian Armed Forces (TNI) HAHO training. Medical examinations were performed before and after training. An otolaryngologist confirm the diagnosis of BM. Cox regression analysis using STATA 9.0 program was performed to identify dominant risk factors for BM. A number of 177 subjects participated in this study. We found 56.5% had BM after training. Septal deviation was found in 28.8% of the subjects and it moderately increased the risk of BM by 23% than normal septum [adjusted relative risk (RRa) = 1.23; 95% confidence interval (CI) = 0.95 ? 1.60; p=0.123]. Those who have been smoking for 1-3 years had 70% increase risk for BM than non-smoking subjects (RRa= 1.68; 95% CI = 1.17 ? 2.42). Those who have been in the force for 5 years or longer were 50% more at risk for BM than those who have been in the force less than 5 years. In addition, trainees had 40% higher risk than subjects with special qualifications for HAHO (RRa = 1.40; 95% CI = 0.99 ? 1.97; p = 0.051). Special caution need to be applied for those who had septal deviation, longer working period, habit of smoking for 1-3 years, and trainees to minimize the risk of BM. "
[Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Indonesian Center for Aviation Medicine and Health, Jakarta, Indonesia], 2008
pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Jeremy Filbert Baskoro
"Indonesia merupakan negara yang luas dan memiliki penduduk yang beragam. Penduduk Indonesia memerlukan sarana komunikasi yang memadai sebagai salah satu kebutuhan hidup. Namun infrastruktur komunikasi di daerah rural masih belum memadai. Oleh karena itu, diperlukan infrastruktur pendukung agar penduduk yang berada di daerah rural dapat berkomunikasi dengan baik. Salah satunya adalah teknologi high altitude platform station (HAPS) karena teknologi ini memiliki cakupan yang luas dan kapasitas yang tinggi sehingga dapat mendukung penggunaan 5G di daerah rural. Penelitian ini akan menganalisis kelayakan persebaran HAPS sebagai international mobile telecommunication (IMT) base station dari segi power link budget, analisis frekuensi yang optimal, dan analisis interferensi dengan infrastruktur yang sudah ada di Nusa Tenggara Timur. Daerah ini dipilih karena termasuk ke dalam daerah tertinggal. Perhitungan dan analisis dalam penelitian ini menggunakan metode yang direkomendasikan International Telecommunication Union (ITU) serta memakai simulasi System Tool Kit (STK) untuk mendapatkan dan menganalisis data. Penelitian ini mengindikasikan bahwa link margin sistem dapat ditekan untuk meningkatkan toleransi HAPS ke curah hujan yang lebih tinggi dan menurunkan kekuatan antenna, menentukan estimasi jarak aman antara cakupan selular HIBS dengan cakupan selular yang sudah ada, serta menunjukkan bahwa frekuensi yang paling optimum adalah frekuensi terendah baik frekuensi HAPS maupun frekuensi akses. Berdasarkan hasil penelitian, dapat dinyatakan bahwa HAPS layak untuk disebar di daerah rural Nusa Tenggara Timur.

Indonesia is a vast country and has considerable and diverse citizens. Indonesian citizen needs a reliable communication infrastructure to sustain daily life. However, communication infrastructure in rural areas needs to be improved. Therefore, alternative infrastructure is required to support rural area communication. One of the alternatives is high altitude platform station (HAPS) technology because this technology has a broader coverage and high capacity to support 5G in rural areas. This research will analyze the feasibility of HAPS as international mobile telecommunication (IMT) base station deployment in a rural area regarding power link budget analysis, optimum frequencies, and interference with existing infrastructure in Nusa Tenggara Timur. This region is chosen because it is classified as the least developed region. This research uses the International Telecommunication Union (ITU) recommendation method and STK simulation to get and analyze the data. This research indicates that the system link margin can be suppressed to increase HAPS tolerance to severe rain and lower the antenna gain, the separation distance estimation of the HIBS cellular coverage and the existing cellular coverage, and the most optimum frequency to be utilized is the lowest frequency both HAPS frequency and access frequency. Moreover, this research shows that HAPS is feasible to implement in rural wireless access services in Nusa Tenggara Timur.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Humphries, Christopher J.
Oxford : Clarendon Press, 1986
578.012 HUP c
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Huggett, Richard John
London: Routledge, 1998
R 578.09 HUG f
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
cover
Peilou, E.C.
New York: John Wiley & Sons, 1979
574.9 PEI b
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Enrico Agung LAGBP
"Suatu simulasi dibuat untuk digunakan sebagai alat bantu untuk perhitungan dan analisis blocking probability dalam penerapan strategi alokasi kanal tetap (FCA) pada sistem komunikasi berbasis HAPS serta menganalisa sejauh mana strategi tersebut dapat diterapkan pada sistem berbasis HAPS berdasarkan grafik blocking probability vs Erlang/sel yang didapatkan untuk beberapa nilai beban trafik yang diberikan. Meskipun ada beberupa pembatasan yang dilakukan dalam simulasi tetapi diharapkan hasil yang diperoleh dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam penerapan skema FCA pada sistem komunikasi HAPS. Sistem komunikasi HAPS yang menggunakan skema FCA bersifat uniform dengan jumlah karalfsel sebanyak 30. Hasil simulasi menunjukkan bahwa sistem masih dapat melayani panggilan dalam kondisi beban trafik maksimum sebesar 30 Erlang dengan blocking probability sebesar 13.246 % dan masih dapat diterima dalam toleransi nilai blocking probability sistem (batas toleransi nilai Pn sebesar 10 %). Suatu performansi yang relatif lebih baik dan merata dapat dihasilkan jika perkiraan be ban trafik untuk suatu sel dapat dilakukan."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2004
S39309
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>