Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 7382 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Jakarta: Elex Media Komputindo , 1996
621.39 HOG d
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Sulaiman Achmad
"Kebutuhan dunia akan energi semakin meningkat setiap tahun nya walaupun penghematan energi selalu dibicarakan. Dibutuhkan nya bahan bakar alternatif untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Bahan bakar bio yang dapat menjadi solusi salah satunya adalah Bioetanol. Bioetanol dapat diproduksi dengan bahan baku singkong. Singkong dengan kadar air 60 mudah sekali busuk. Pengawetan yang paling tepat agar cukup waktu untuk distribusi ke pabrik pembuatan bioetanol adalah dengan pengeringan. Dan, pengeringan yang paling tepat untuk hal ini adalah pengering rotari.
Pada tesis ini dihasilkan rancangan pengering rotari untuk keping singkong dan simulasi untuk penggunaan diluar desain akibat perubahan kelembaban udara. Perancangan dan simulasi ini berdasarkan perhitungan transfer panas dan massa. Pada desain ditetapkan suhu udara pengering 100 C dengan kelembaban spesifik 0,02 dan hasil produksi keping singkong kadar air 14 sebanyak 10 ton per 12 jam.
Dari perhitungan didapat hasil panjang dan diameter pengering 15,21 m dan 1,5 m dengan laju massa udara pengering 23 kg/s. Dari rancangan tersebut disimulasikan jika kelembaban relatif udara menurun sehingga kelembaban spesifik udara pengering menjadi 0,0072. Hasil simulasi berdasarkan perhitungan menghasilkan kebutuhan akan laju massa udara pengering turun menjadi 21 kg/s. Semakin kering keadaan cuaca saat pengeringan dapat mengurangi penggunaan laju massa udara pengering untuk menghasilkan keping singkong dengan kadar air yang sama yaitu 14 pada pengering rotari yang sama. Begitu pula sebaliknya. Diperlukan udara pengering lebih besar jika keadaan cuaca lebih lembab.

World demand for energy is keep rising each year. alternative fuel is needed to fullfil it. Biofuel can be the solution and one of them is Bioethanol. Bioethanol can be produced from cassava. Cassava with water content 60 can be easily rotted. The most effective way to preserve so the cassava can be delivered to bioethanol factory is with drying. And, the most appropriate drying for this is rotari dryer.
This thesis conclude a design of rotari dryer for cassava chips and a simulation for off design condition result from changing of humidity. This designing and simulation are represent of heat and mass transfer equation only. In this desain, the inlet air temperature of dry air is 100 C with 0,02 as specific humidity and the feed rate of production of cassava chips with water content 14 dried is 10 ton per 12 hours.
The result of the calculation we get 15,21 m for the lenght of dryer and 1,5 m for the diameter, also drying air mass flow is 23 kg s. The design is simulated as if the relative humidity dropped then the specific humidity is 0,0072 example. The result is dry air mass flow reduced to 21 kg s. So, drier the environment can reduce the dry air mass flow to produce cassava chips with the same water content which is 14 on the same rotari dryer. And vice versa, more dry air is needed if the weather and environment more humid.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
T48135
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Renjana
"Perubahan selera konsumen serta perubahan strategi keripik Maicih menjadi masalah utama yang menarik untuk diperbincangkan. Penurunan penjualan serta permintaan konsumen terhadap produk keripik Maicih menjadi indikasi adanya masalah yang terjadi pada PT Maicih Inti Sinergi.
Penelitian ini membahas mengenai analisis faktor-faktor pemasaran pada produk keripik Maicih di Wilayah Jabodetabek, yaitu faktor komunikasi, merek, produk, lingkungan konsumsi, kemasan, harga, dan interaksi dengan penjual.
Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis faktor-faktor pemasaran pada produk keripik Maicih di Wilayah Jabodetabek.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan model analisis univariat. Data diperoleh melalui penyebaran kuesioner kepada 150 konsumen keripik Maicih di wilayah Jabodetabek dengan cara convenience sampling.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa faktor komunikasi yang paling dominan dalam perilaku pembelian konsumen terhadap produk keripik Maicih di wilayah Jabodetabek.

Changing consumer tastes and marketing strategy in Maicih Chips become a major issue that interested to be discussed. Decline in sales and consumer demand in Maicih chips could be an indication of a problem that occurs in PT Maicih Inti Synergy.
This study discusses about the analysis of the factors in the marketing variables of the Maicih in Jabodetabek region, they are communication, brand, product, consumption environment, packaging, pricing, and interaction with the seller.
The purpose of this study was to analyze factors in the marketing of Maicih in Jabodetabek region. This study uses a quantitative approach to the analysis of univariate models. Data obtained by distributing questionnaires to 150 customers in Jabodetabek area with convenience sampling as a data collection method.
The results showed that the most dominant factor is communication toward consumer buying behavior of Maicih chips in Jabodetabek area.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2015
T43888
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Riska Rahma Arriani
"Pelecehan seksual di ruang publik merupakan fenomena produksi ruang yang terjadi akibat adanya perbedaan interaksi sosial yang saling bersinggungan yang akhirnya berdampak pada hak atas ruang aman dari pelecehan seksual. Komuter sebagai pelaku aktivitas di ruang publik memiliki kecenderungan yang lebih besar untuk memproduksi ruang rawan pelecehan seksual. Sebagai area dengan pergerakan komuter terbesar di Indonesia, kejadian pelecehan seksual di Jabodetabek tidak bisa terelakkan. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif deskriptif menggunakan tabulasi silang dan inferensial. Penelitian ini melihat kejadian dari pelecehan seksual di Jabodetabek menggunakan Data Survei Komuter 2019 yang dikaitkan dengan faktor individu meliputi jenis kelamin, usia, dan keterbatasan fisik serta faktor perjalanan meliputi aktivitas utama, moda transportasi, jarak tempuh, waktu keberangkatan, dan waktu kepulangan. Dari hasil penelitian ini, sebanyak 1% perempuan di Jabodetabek mengalami pelecehan seksual dan memiliki peluang 2,6 kali dibandingkan laki-laki. Secara hasil inferensial keseluruhan, komuter yang memiliki peluang terbesar untuk mengalami pelecehan seksual adalah perempuan, komuter usia 26-39 tahun, komuter dengan keterbatasan fisik parsial atau tidak terlihat, komuter dengan aktivitas utama bekerja, komuter yang berangkat dan pulang pada waktu non-rush hour, dan komuter yang menggunakan transportasi umum. Pengurangan kejadian pelecehan seksual dapat didorong apabila korban berani untuk melawan kejadian pelecehan seksual yang didukung dengan perubahan nilai dan norma, dasar hukum yang memberikan efek jera, serta infrastruktur yang layak agar terproduksinya ruang kota tanpa pelecehan seksual dan hak aman bagi komuter di Jabodetabek.

Sexual harassment in public spaces is one of the space production that occurs due to discrepancies of gender norms in social interactions. Commuters have higher risks to encounter sexual harassment as they spend more time in public spaces. Greater Jakarta has the largest number of commuters movement in Indonesia thus the incidents of sexual harassment in Greater Jakarta are inevitable. This study uses a descriptive quantitative approach using cross-tabulation and inferential methods. This study uses the 2019 Commuter Survey Data to analyze sexual harassment with individual factors including gender, age, and physical limitations as well as travel factors including main activity, mode of transportation, travel distance, time of departure, and time of arrival. From the results of this study, 1% of women in Jabodetabek experienced sexual harassment and has a higher probability than men by 2.6 times. From the inferential analysis, commuters who have the greatest probability to experience sexual harassment are women, commuters with age between 26 to 39 years, commuters with a partial or invisible disability, commuters with work as the main activity, commuters who depart and arrive during non-rush hours, and commuters using public transportation. Encouraging the victim to stand up against sexual harassment with the support of changing norms and values towards gender, the legal basis with deterrent effect, and also the proper infrastructure can help the production of urban space without sexual harassment and gain the safety rights for commuters in Jabodetabek."
Jakarta: Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Vivi Frizalda
"Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pola waktu tempuh mobilitas ulangalik di Jabodetabek menurut karakteristik demografi, ekonomi dan lainnya. Hasil analisis regresi logistik biner dari data Survei Komuter Jabodetabek 2014 menunjukkan bahwa pekerja yang berpeluang lebih tinggi untuk melakukan waktu tempuh yang lama adalah pekerja laki-laki, berumur lebih dari 60 tahun, berpendidikan SMA, menggunakan moda transportasi kendaraan umum beroda empat atau lebih dan menempuh jarak lebih dari 20 km.

The purpose of this study is to analyze the pattern of commuting time by demographic, economic and other characteristics in Jabodetabek Area. The result of binary logit regression shows that workers with high probability in longer commuting time is male, aged more than 60 years old, high school educated, use four-wheels and more wheels public transportation and has more than 20 km in length."
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2016
T46174
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sitanala, Frans
"Telah dilakukan survey terhadap penglaju yang berdomisili di enam kecamatan di Kota Depok untuk mengetahui tempat kerja, moda transportasi yang digunakan dan interaksi ruang antara kota Depok dengan DKI Jakarta dan wilayah sekitar Bogor, Tangerang, Bekasi (Botabek).
Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa mayoritas penglaju tersebut menuju wilayah DKI Jakarta sebagai tempat kerja. Tempat kerja di wilayah DKI Jakarta menjadi mayoritas tujuan penglaju di setiap kecamatan. Moda transportasi yang digunakan penglaju didominasi oleh angkutan umum non-kereta api. Interaksi ruang terbesar terjadi antara kota Depok dengan wilayah Jakarta Selatan dan Jakarta Timur dan terkecil antara kota Depok dengan Tangerang.

Depok's Resident Movement to Their Workplace in 2001. The data of commuters from Depok town were taken from six Depok?s subdistricts to get the information of their work location, their transportation and the interaction between Depok town with DKI Jakarta, Bogor, Tangerang, Bekasi regions (Botabek).
The results show that majority the commuters went to DKI Jakarta as their workplace which was dominant in all subsdistrics. The commuters dominantly used non-train public transports. The strong interaction were happened between Depok town and South Jakarta and East Jakarta, the weak one was happened between Depok town with Tangerang."
Depok: Lembaga Penelitian Universitas Indonesia, 2005
AJ-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Ziddan Hidayatullah
"Metode Common Reflection Surface (CRS) Stack merupakan metode stack yang lebih baru dari metode konvensional atau Common Mid Point (CMP) Stack. Kedua metode ini digunakan untuk mendapatkan penampang bawah permukaan yang sesuai dengan kondisi lapangan. Operator yang digunakan pada metode CRS stack sangat berbeda dengan metode CMP stack. Pada metode konvensial dibutuhkan pembuatan model kecepatan dari proses analisis kecepatan untuk dapat melakukan koreksi NMO. Semakin tepat pemilihan kecepatan yang dilakukan maka semakin baik penampang bawah permukaan yang dihasilkan. Pada metode CRS stack, atribut yang digunakan lebih sesuai dengan keadaan lokal dari reflektor. Atribut ini berupa sudut datang gelombang normal (α), jari-jari kelengkungan gelombang Normal Incidence Point (RNIP) dan jari-jari kelengkungan gelombang normal (RN). Ketiga atribut ini dapat di ekstrak dengan melakukan penentuan dip dan luas apertur. Penggunaan atribut lokal ini menjadikan metode ini dapat melakukan imaging yang lebih baik pada reflektor yang memiliki kemiringan tajam dibandingkan metode konvensional. Parameter luas apertur dapat memperbanyak jumlah trace yang akan di stack pada metode CRS stack sehingga dapat meningkatkan rasio S/N daripada metode konvensional dikarenakan proses stack pada metode konvensional dilakukan hanya dengan beberapa gather CMP. Pada pengolahan data seismik laut ini, dilakukan proses geometri, sorting, filtering, trace editing dan dekonvolusi untuk mengkondisikan data sebelum masuk pada tahapan stacking. Metode CMP stack dimulai dengan melakukan velocity picking pada penampang semblance untuk mendapatkan model kecepatan yang menjadi syarat dalam melakukan stacking konvensional. Untuk metode CRS stack, dilakukan variasi pada parameter maksimum dip, dip increament dan lebar apertur agar menghasilkan penampang bawah permukaan yang paling sesuai. Hasil dari penelitian ini memperlihatkan bahwa metode CRS stack dapat melakukan imaging subsurface lebih baik dibandingkan metode konvensional, terutama dalam aspek kemenerusan reflektor, meningkatnya rasio S/N, imaging reflektor dalam, dan dapat menangani reflektor yang memiliki kemiringan atau dip yang curam.

The Common Reflection Surface (CRS) Stack method is a newer stack method than the conventional method or the Common Mid Point (CMP) Stack. Both methods are used to obtain a subsurface section that is suitable for field conditions. The operators used in the CRS stack method are very different from the CMP stack method. In the conventional method, it is necessary to create a velocity model from the velocity analysis process to be able to apply NMO corrections. The more precise the selection of velocity, the better the resulting subsurface cross-section. In the CRS stack method, the attributes used are more in line with the local state of the reflector. These attributes are the emergence angle (α), the radius of curvature of the Normal Incidence Point (RNIP), and the radius of curvature of the normal wave (RN). These three attributes can be extracted by determining the dip and aperture width. The use of this local attribute makes this method able to perform better imaging on reflectors that have a steep dip than conventional methods. The aperture area parameter can increase the number of traces that will be stacked on the CRS stack method so that it can increase the S/N ratio than the conventional method because the stacking process in the conventional method is carried out only with a few CMP gathers. In this marine seismic data processing, geometry, sorting, filtering, trace editing, and deconvolution processes are carried out to condition the data before entering the stacking stage. The CMP stack method starts with velocity picking on the semblance cross-section to obtain a velocity model that is a requirement for conventional stacking. For the CRS stack method, variations are carried out on the parameters of maximum dip, dip increment, and aperture width in order to produce the most suitable subsurface section. The results of this study show that the CRS stack method can perform subsurface imaging better than conventional methods, especially in terms of reflector continuity, increased S/N ratio, deep reflector imaging, and can handle reflectors that have steep dip."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Sistem komunikasi radio HF yang sampai saat ini masih merupakan sarana komunikasi
andalan di berbagai daerah yang belum terjangkau layanan sistem komunikasi modern, dapat
ditingkatkan kemampuannya dari komunikasi suara menjadi komunikasi data, dengan menambahkan
personal komputer, TNC, dan program aplikasinya seperti MixW misalnya. Dengan peningkatan
kemampuan ini, data atau informasi dapat disampaikan secara cepat dan serentak ke berbagai pihak.
Program aplikasi MixW pada dasarnya berfungsi untuk merubah data digital menjadi analog
dan sebaliknya, sehingga data dapat dikirimkan dengan cara ditumpangkan pada gelombang radio HF
dan dikembalikan ke dalam bentuk aslinya pada sistem penerima. Pengoperasian sistem ini yang
relatif sederhana dan dapat diimplementasikan pada kebutuhan administrasi sehari-hari seperti
pengiriman surat, laporan berkala secara cepat dan efisien, akan membantu dan meringankan kegiatan
administrasi perkantoran"
620 DIRGA 10:2 (2009)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Bararah Nurhaqiyati
"ABSTRAK
Gerbong khusus wanita memberikan pelaju wanita keamanan & kenyamanan dari
potensi kejahatan di ruang publik. Namun, berdasarkan pengakuan beberapa
pelaju wanita, acap kali terjadi perilaku tidak menyenangkan. Skripsi ini bertujuan
untuk memahami perilaku pelaju wanita akibat hadirnya gerbong khusus wanita.
Untuk itu dilakukan observasi kondisi gerbong khusus wanita, wawancara, serta
pengumpulan data melalui kuisioner. Temuan skripsi ini mengungkapkan bahwa
pelaju wanita menunjukkan respon berbeda terhadap ketersediaan hal-hal yang
dibutuhkan pelaju untuk bertahan terhadap pengaruh mobilitas kereta selama
perjalanan (sumber daya). Ketersediaan sumber daya ini juga dipengaruhi oleh
dominasi ruang akibat pembedaan gerbong berdasarkan jenis kelamin. Karena itu
ketersediaan sumber daya, dan dominasi ruang penting menjadi pertimbangan
dalam desain gerbong untuk wanita.

ABSTRACT
Women-only carriage provides women commuters a safer and comfortable feeling
against the feared crime in public space. However, several women commuters
confess that annoying behavior frequently happened in women-only carriage. This
thesis objective is to understand women commuters behavior that appear to be the
effect of women-only carriage present. Methods of this research are observations,
interviews, and collecting datas from online questionaires. The findings show that
women commuters respond to the adequacy of resources around them. The
resources adequacy is influenced by the space domination as the effect of genderbased
carriage distinction. From this findings it is clear that resources adequacy
and space domination are important consideration for designing carriage for
women."
2014
S56103
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kemal Azizi
"Dalam menyelenggarakan suatu pelayanan publik tertentu terdapat tarif yang dibebankan, salah satunya pelayanan berupa jasa publik, tarif tersebut harus dapat dijangkau oleh masyarakat. Penyelenggaraan pelayanan publik berupa transportasi umum sebagai jasa pelayanan publik pun harus dapat terjangkau bagi masyarakat. Hal ini termasuk pula mengenai penerapan tarif layanan KRL Commuter Line sebagai bentuk Public Service Obligation (PSO) haruslah memenuhi keterjangkauan. Penelitian ini ditujukan untuk menganalisis bagaimana penyelenggaraan pelayanan publik di bidang transportasi di Indonesia berupa layanan KRL Commuter Line oleh PT KCI serta menganalisis terkait dengan penerapan tarif tiket terhadap penyelenggaraan KRL Commuter Line oleh PT KCI serta bagaimana implikasi yang dihasilkan. Penelitian ini menggunakan metode penelitian berupa yuridis normatif yang dilakukan secara deskriptif dengan menggunakan data sekunder. Adapun data sekunder diperoleh melalui penelusuran literatur serta bahan kepustakaan atau mendalami informasi yang relevan kepada pihak tertentu. Dalam rangka menunjang data sekunder terkait, maka dilakukan wawancara dengan narasumber dan informan. Hasil penelitian ini menemukan bahwa penyelenggaraan KRL Commuter Line dapat digolongkan ke dalam bentuk pelayanan publik, dikarenakan tujuan utamanya adalah untuk memudahkan warga negara memenuhi hak-hak dasarnya. Dengan adanya KRL Commuter Line masyarakat mampu memenuhi kebutuhan hidupnya. Ini sejalan pula dengan amanat Pasal 34 ayat (3) UUD NRI Tahun 1945 serta Alinea Keempat UUD NRI Tahun 1945. Penerapan asas keterjangkauan terhadap tarif KRL Commuter Line, dapat dilihat dengan upaya Pemerintah memberikan dana PSO kepada PT KAI (Persero) selaku Badan Usaha Milik Negara (BUMN) penyelenggara sarana perkeretaapian. Dengan diterapkannya kebijakan PSO tersebut, maka Pemerintah berupaya untuk menjamin keterjangkauan atas tarif layanan KRL Commuter Line. Saran, Pemerintah seharusnya dapat menyusun regulasi yang berkaitan dengan PSO khususnya di bidang angkutan kereta api tidak berbelit-belit. Dengan demikian, pelaksanaan PSO dapat dijalankan dengan baik dan lancar oleh PT KAI (Persero) bersama dengan PT KCI selaku operator.

In organizing a certain public service, there are tariffs that are charged, one of which is in the form of public services, these tariffs must be affordable by the community. The implementation of public services in the form of public transportation as a public service must also be affordable for the community. This also includes the application of KRL Commuter Line service rates as a form of Public Service Obligation (PSO) must fulfill affordability. This research is intended to analyze how the implementation of public services in the field of transportation in Indonesia in the form of KRL Commuter Line services by PT KCI and analyze related to the application of ticket rates to the implementation of KRL Commuter Line by PT KCI and how the resulting implications. This research uses normative juridical research methods carried out descriptively using secondary data. Secondary data is obtained through literature searches and library materials or exploring relevant information to certain parties. In order to support the related secondary data, interviews with sources and informants were conducted. The results of this study found that the implementation of KRL Commuter Line can be classified into a form of public service, because its main purpose is to facilitate citizens to fulfill their basic rights. With the KRL Commuter Line, people are able to fulfill their needs. This is also in line with the mandate of Article 34 paragraph (3) of the 1945 Constitution of the Republic of Indonesia and the Fourth Paragraph of the 1945 Constitution of the Republic of Indonesia. The application of the principle of affordability to the KRL Commuter Line tariff can be seen with the Government's efforts to provide PSO funds to PT KAI (Persero) as State-Owned Enterprises (BUMN) organizing railway facilities. With the implementation of the PSO policy, the Government seeks to ensure the affordability of KRL Commuter Line service rates. Suggestions, the Government should be able to compile regulations relating to PSO, especially in the field of rail transportation is not complicated. Thus, the implementation of PSO can be carried out properly and smoothly by PT KAI (Persero) together with PT KCI as the operator."
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>