Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2235 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Baltimore : University Park, 1979
612.399 HAR v
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Masdi Mufrodi
"Latar belakang: Penggunaan obat hemostatik pada hemoptisis masih kontroversial, sebagian ahli meragukan manfaat obat-obat ini, namun sebaiknya diberikan karena berbagai penelitian menunjukan obat ini berpengaruh pada mekanisme penghentian perdarahan. Untuk efektifitas karbazokrom belum ada penelitian penggunaannya pada pasien hemoptisis.
Tujuan: Mengetahui efektivitas pemberian karbazokrom (cromeR) 3x50 mg iv ditambah vitamin K 3x10 mg iv dan vitamin C 3x200 mg dibanding dengan vitamin K 3x10 mg iv ditambah vitamin C 3x200 mg iv dalam mengontrol batuk darah.
Metode: Penelitian ini merupakan studi eksperimental (uji klinis), randomisasi, tersamar ganda, dilakukan mulai bulan Juli 2012 s/d Desember 2013 di RSUP Persahabatan Jakarta. Kelompok perlakuan mendapat karbazokrom (cromeR) 3x50 mg iv ditambah vitamin K 3x10 mg iv dan vitamin C dan kelompok kontrol mendapatkan vitamin K 3x10 mg iv ditambah vitamin C 3x200 mg iv saja. Dilakukan pengamatan sampai bebas batuk darah 1x24 jam atau maksimal 7 hari.
Hasil: Subjek dalam penelitian ini diperoleh 134 orang dengan rata-rata usia 45 tahun, laki-laki 72,4 %, perempuan 27,6% dan diagnosis terbanyak adalah Tb paru 58% kemudian bekas TB 25%. Kelompok perlakuan batuk darah yang terkontrol 95,7%, sedangkan kelompok kontrol 66,7% dengan nilai p<0.001. Kelompok perlakuan lama perdarahannya lebih singkat rata-rata 2 hari sedangkan kelompok kontrol 4 hari dengan nilai p<0.001. Laju perdarahan pada kelompok perlakuan secara bermakna lebih cepat berkurang jumlah perdarahannya dibandingkan kelompok kontrol dengan nilai p<0.001.Tidak ditemukan efek samping pada kedua kelompok subyek. Biaya obat hemostatik tiap hari dikalikan lama batuk darah lebih besar pada kelompok perlakuan rata-rata Rp172.760,- sedangkan kelompok kontrol Rp 118.400,-.
Kesimpulan: Pemberian karbazokrom (cromeR) 3x50 mg iv ditambah vitamin K 3x10 mg iv dan vitamin C 3x200 mg iv lebih efektif dalam mengontrol batuk darah dibanding dengan vitamin K 3x10 mg iv ditambah vitamin C 3x200 mg iv.

Background: Use of hemostatic drugs on hemoptysis remains controversial, some experts doubt the benefits of these drugs, however, it should be given because some research shows these drugs give influence to the mechanisms of haemostasis. There is no research about the effectiveness of carbazochrome for patient with hemoptysis.
Objective: To find out the effectiveness of the provision carbazochrome (cromeR) 3x50 mg iv plus vitamin K 3x10 mg iv and vitamin C 3x200 mg iv compared with vitamin K 3x10 mg iv plus vitamin C 3x200 mg iv to controlling hemoptysis.
Methods: This study was a randomized double-blind controlled trial conducted from July 2012 until December 2013 in the Persahabatan Hospital of Jakarta. The treatment group received carbazochrome (cromeR) 3x50 mg iv plus vitamin K 3x10 mg iv and vitamin C 3x200 mg iv, whereas control group obtained vitamin K 3x10 mg iv and vitamin C 3x200 mg iv only. Observed up to free of hemoptysis 1x24 hours or up to 7 days.
Results: Subjects in this study were obtained 134 people with an average age of 45 years, men 72.4%, women 27.6% and is the highest diagnosis of pulmonary Tuberculosis (Tb) 58% and post Tb25%. Treatment group was 95.7% controlled results, whereas the control group 66.7% with p <0.05. Treatment group have shorter bleeding time, on average 2 days, while the control group is 4 days with p< 0.001. The rate of bleeding in the treatment group significantly reduced faster than the control group with p < 0.001. No adverse reactions in the two groups. Hemostatic drug costs per day times hemoptyis long-time was greater in the treatment group average of Rp 172.760,- while the control group Rp 118.400,-
Conclusion: Giving carbazochrome (cromeR) 3x50 mg iv plus vitamin K 3x10 mg iv and vitamin C 3x200 mg iv more effective to control hemoptysis than vitamin K 3x10 mg iv and vitamin C3x200 mg iv.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yudhi Gumilar
"LATAR BELAKANG:
Osteoporosis pasta menopause merupakan masalah kesehatan yang serius, dan masih diperlukan alternatif regimen dalam penatalaksanaannya.
OBYEKTIF:
Mengetahui efek pemberian vitamin K 2 (menatetrenone) terhadap densitas mineral tulang (DMT), proses metabolisme tulang dan kejadian fraktur vertebra lumbal pada pasien osteoporosis pasta menopause.
METODE:
Total 63 perempuan Indonesia usia 65 sampai 75 tahun penderita osteoporosis pasca menopause mengikuti penelitian selama 4R minggu. Penelitian ini merupakan uji Minis tersamar ganda. Kelompok Kontrol (n=30) mendapatkan kalsium karbonat 1500 mg/had per oral dan kelompok kasus (n=33) mendapatkan menatetrenone 45mg/hari per oral kombinasi dengan kalsium karbonat 1500 mg/hari per oral. Kedua kelompok kemudian dinilai DMT pada vertebra lumbal (LDMT), collum femur (CFDMT) dan distal radius (DRDMT) dengan menggunakan dual-energy X-ray absorpsiometry [DEXA]; kadar serum osteocalcin (OC) dan serum undercarboxilated osteocalcin (ucOC) serta insiden fraktur pada vertebra lumbal.
HASIL PENELITIAN
Karakteristik data dasar kedua kelompok indentik. Perubahan persentase dui data inisial untuk nilai LDMT, CFDMT dan DRDMT di minggu ke 24 dan ke 48, masingmasing adalah -0.71 ± 3.7 % dan -0.72 ± 3.7 %; 3.8 ± 5.7 % dan 0.9 ± 3.3 %; 3.4 ± 9.8 % dan 4.2 ± 13.2 % untuk kelompok kontrol , serta masing-masing 0.7 ± 3.2 % dan 1.2 ± 3.8 %; 1.6 ± 4.7 % dan 1.57 ± 5.5 %; 2.3 ± 10.6 % dan 3.2 ± 13.7 % untuk kelompok kasus.
Semua peningkatan DMT yang di dapat pada tiap pengukuran pada kelompok kasus tidak berbeda bermakna jika dibandingkan dengan kelompok kontrol (p=0.191 untuk LDMT 24 minggu dan p= 0.169 untuk LDMT 48 minggu; p= 0.198 untuk CFDMT 24 minggu dan p= 0.989 untuk CFDMT 48 minggu; p= 0.640 untuk DRDMT 24 minggu dan p=0.912 untuk DRDMT 48 minggu).
Perubahan persentase dari data inisial untuk nilai OC di minggu ke 24 dan ke 48 adalah 33.5 ± 35.7 % dan 35.1 ± 69.2 % untuk kelompok kontrol serta 51.5 ± 59.4 % dan 33.8 ± 30.5 % untuk kelompok kasus. Peningkatan nilai OC pada kelompk kasus tidak berbeda bermakan dibandingkan kelompok kontroI (p= 0.201 pada minggu ke 24 dan p= 0.396 pada minggu ke 48). Begitu juga perubahan nilai ucOC pada minggu ke 24 tidak berbeda bermakna antara kelompok kasus dan kelompok kontrol (35.1 ± 69.2 % untuk kelompok kontrol dan 33.8 ± 30.5 % kelompok kasus, p=0.368).
Pada penelitian ini tidak didapakan fraktur vertebra lumbal selam 48 minggu pengobatan baik pada kelompok kasus maupun kelompok kontrol. Akan tetapi penurunan tinggi korpus vertebra lumbal pada kelompok kasus lebih kecil dan secara statistik berbeda bermakna dibanding kelompok kontrol (0.688 ± 0.612 untuk kelompok kasus dan 1.195 ± 0.816 untuk kelompok kontrol, p= 0.006). Tidal( didapatkan efek samping yang bermakna baik pada kelompok kontrol maupun kelompok kasus.
KESIMPULAN:
Dapat disimpulkan bahwa pemberian vitamin K 2 memberikan pengaruh protektif terhadap resiko fraktur pada vertebra lumbal meskipun tidak berhasil meningkatkan DMT secara bermakna dibanding pemberian kalsium."
Depok: Universitas Indonesia, 2004
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Latar belakang: Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kadar F2α-isoprostan, aktivitas enzim Na+-K+ ATPase dan fluiditas membran sel sinsitiotrofoblas plasenta penderita pre-eklampsia yang diberi vitamin E.
Metode: Penelitian dilakukan pada bulan September 2003 ? Februari 2005 di Rumah Sakit Bersalin Budi Kemuliaan, Jakarta Pusat. Sampel penelitian adalah 6 wanita pre-eklampsia yang mendapatkan vitamin E, 6 wanita pre-eklampsia yang tidak mendapat vitamin E dan 6 wanita hamil normal. F2α-isoprostan diukur dengan ELISA Reader pada λ = 450 nm. Fluiditas diukur dengan membandingkan rasio molar kolesterol total dan kadar fosfolipid membran sel. Kolesterol diukur menggunakan Modular C800 dengan reagen Roch. Fosfolipid diukur menggunakan spektrofluorometer Shimadzu RF5301PC dengan filter eksitasi 267 nm dan emisi 307 nm. Aktivitas Na+-K+ ATPase dihambat dengan ouabain. Produksi Pi diukur dengan metode Fiske dan Subbarow menggunakan spektrofotometer pada λ = 660 nm. Data dianalisis menggunakan uji F melalui ANOVA 1 arah.
Hasil: Pemberian vitamin E pada penderita pre-eklampsia menurunkan stres oksidatif dengan indikasi turunnya F2α-isoprostan secara bermakna (26,72 ± 11,21 vs 41,85 ± 7,09 ng/mL, p = 0.017). Vitamin E mampu menangkal radikal bebas sehingga peroksidasi fosfolipid dapat dihambat dan fluiditas membran sel dapat dipertahankan pada 0,39 ± 0,08 dibandingkan tanpa pemberian vitamin E yaitu 0,53 ± 0,14 (p = 0,024). Aktivitas enzim Na+-K+ ATPase membran sel sinsitiotrofoblas tidak dipengaruhi oleh vitamin E (p = 0,915).
Kesimpulan: Suplementasi vitamin E pada wanita pre-eklampsia menurunkan kadar F2α-isoprostan, mempertahankan fluiditas membran sel, namun tidak meningkatkan aktivitas enzim Na+-K+ ATPase sel sinsitiotrofoblas.

Abstract
Background: The aim of our study was to analyze F2α-isoprostane level, Na+-K+ ATPase activity and placental syncytiotrophoblast cell membrane fluidity in preeclamptic women who received vitamin E supplementation.
Methods: The study was conducted between September 2003 and February 2005 at Budi Kemuliaan Maternity Hospital, Central Jakarta. Samples were 6 preeclamptic women with vitamin E supplementation, 6 preeclamptic women without vitamin E supplementation and 6 normal pregnant women. The dose of vitamin E was 200 mg daily. F2α-isoprostane was measured with ELISA reader at λ of 450 nm. Cell membrane fluidity was measured by comparing the molar ratio of total cholesterol and cell membrane phospholipid concentration. The cholesterol was measured by Modular C800 using Roche reagent. Phospholipid was measured by Shimadzu RF5301PC spectrofluorometer (excitation 267 nm, emission 307 nm). Na+-K+ ATPase activity was inhibited by ouabain. Pi production was measured with Fiske and Subbarow method using spectrophotometer at λ of 660 nm. Data was analyzed using F test with one-way ANOVA.
Results: Vitamin E supplementation in preeclamptic women decreased the oxidative stress, indicated by significantly lower level of F2α-isoprostane compared to those without vitamin E (26.72 ± 11.21 vs 41.85 ± 7.09 ng/mL, respectively, p = 0.017). Membrane fluidity in syncytiotrophoblast cell of preeclampsia with vitamin E group was maintained at 0.39 ± 0.08 while in those without vitamin E was 0.53 ± 0.14 (p = 0.04). Na+-K+ ATPase activity in syncytiotrophoblast cell membrane was not affected by vitamin E (p = 0.915).
Conclusion: Vitamin E supplementation in preeclamptic women decreases F2α-isoprostane level and maintains cell membrane fluidity of syncytiotrophoblast cells; however, it does not increase Na+-K+ ATPase enzyme activity."
[Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Universitas Negeri Jakarta. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam], 2012
pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Zamilatul Azkiyah
"ABSTRAK
Intrakranial hemoragik merupakan suatu kondisi yang mengancam jiwa yang membutuhkan penanganan secara intensif. Intrakranial hemoragik dapat bersifat spontan dan dapat disebabkan oleh malformasi pembuluh darah, trauma atau karena penggunaan obat antikoagulan. Tujuan dari penelitian ini adalah menilai efektivitas penggunaan asam traneksamat dan vitamin K terhadap nilai PT dan APTT pada pasien intrakranial hemoragik. Studi ini menggunakan desain kohort retrospektif, data diambil dari rekam medis pasien di instalasi rekam medis RSUP Fatmawati Jakarta pada Januari 2013 - Desember 2015. Kelompok pertama adalah pasien yang menerima asam traneksamat tunggal dan kelompok kedua adalah pasien yang menerima asam traneksamat dan vitamin K. Sejumlah 125 rekam medis dimasukkan kedalam kriteria inklusi. Analisis statistik menggunakan uji chisquare dan regresi logistik. Pasien yang menggunakan asam traneksamat 2,5 kali berpeluang memendekkan nilai APTT dan 1,2 kali berpeluang memendekkan nilai PT. Pasien yang menggunakan asam traneksamat dan vitamin K 2,7 kali berpeluang memendekkan nilai APTT dan 1,6 kali berpeluang memendekkan nilai PT. Penggunaan asam traneksamat berpeluang menyebabkan terjadinya pemendekan nilai APTT 6 kali setelah dikontrol oleh variabel rentang waktu pengukuran. Penggunaan asam traneksamat dan vitamin k berpeluang menyebabkan terjadinya pemendekan nilai APTT 7,5 kali setelah dikontrol oleh penyakit penyerta.

ABSTRACT
Intracranial hemorrhage is a life threatening condition, the outcome of which can be improved by intensive care. Intracranial hemorrhage may be spontaneous, precipitated by an underlying vascular malformation, induced by trauma, or related to therapeutic anticoagulation. The purpose of this study was to determine the PT and APTT scores in patient with intracranial hemorrhage that received tranexamic acid and vitamin K. This study used observational with cohort retrospective design. The research was conducted in the Installation Medical Records, data takes from patient rsquo s medical records admitted to RSUP Fatmawati Jakarta in January 2013 until Desember 2015.First group is patient who received tranexamic acid alone and the second group is patient who received tranexamic acid and vitamin K. A total of 125 medical records were included in the inclusion criteria. The statistical analysis of the chi square test showed that patient used tranexamic acid shorten the APTT scores 2,5 times and shorten the PT scores 1,2 times. Patients used tranexamic acid and vitamin K shorten the APTT scores 2,7 and 1,6 times. The use of tranexamic acid shorten the APTT scores 6 times after being controlled by the measurement times. The use of tranexamic acid and vitamin k cause shorten APTT scores 7.5 times after being controlled by the comorbidities."
2017
T49695
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rusdi
"Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis manfaat vitamin E untuk menurunkan kadar F2a-isoprostan, mempertahankan fluiditas dan aktivitas enzim Na*-K? ATPase membran sel sinsitiotrofoblas jaringan plasenta penderita pre-eklampsia. Sampel plasenta diambil dari RSB Budikemuliaan, Tanah Abang Jakarta Pusat. Penelitian dilakukan pada bulan September 2003 - Maret 2005. Isolasi sel dan membran sel sinsitiotrofoblas dilakukan berdasarkan metode yang dikembangkan oleh Smith et ai. (1977), Rand (1997), dan Lodish (2000).
F2a-isoprostan diisolasi dengan kromatografi dan diukur dengan kit F2a-isoprostan menggunakan ELISA Reader pada JL = 450 nm. Fluiditas dihitung dengan rasio molar kadar kolesterol:fosfolipid. Kolesterol diukur menggunakan Modular C800 dan fosfolipid diukur dengan spektrofluorometer Shimadzu RF5301PC dengan filter eksitasi 267 nm dan emisi 307 nm. Probe fosfolipid adalah 1,6-difenil-1,3,5-heksatrin (DPH) dan pelarut tetrahidrofuran. Aktivitas enzim Na*-K? ATPase diukur dengan spektrofotorneter pada it = 660 nm. Kadar protein diukur dengan spektrofotometer pada IL = 280 nm. Data dianalisis dengan Anava 1 Arah dan dilanjutkan dengan uji LSD (Least Significant Difference).
Dari penelitian ini diperoleh hasil: (1) kadar F2a-isoprostan membran sel sinsitiotrofoblas plasenta fetalis pada penderita pre-eklampsia yang mendapat vitamin E lebih rendah secara sangat bermakna dibanding pada penderita pre-eklampsia yang tidak mendapat vitamin E (p < 0,01), (2) membran sel sinsitiotrofoblas plasenta fetalis pada penderita pre-eklampsia yang mendapat vitamin E lebih 'fluid' dibanding penderita pre-eklampsia yang tidak mendapat vitamin E secara bermakna (p < 0,05), (3) pemberian vitamin E tidak mempengaruhi aktivitas enzim Na'-K* ATPase membran sel sinsitiotrofoblas plasenta fetalis pada penderita pre-eklampsia (p > 0,05).
Dari hasil penelitian ini disimpulkan bahwa vitamin E mampu:
(1) menurunkan kadar F2a-isoprostan dan
(2) mempertahankan fluiditas membran sel sinsitiotrofoblas plasenta fetalis pada penderita pre-eklampsia,
(3) tidak berpengaruh terhadap aktivitas enzim Na*-K* ATPase membran sel sinsitiotrofoblas plasenta fetalis pada penderita pre-eklampsia."
Depok: Universitas Indonesia, 2005
D750
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Moore, Thomas
New York : Elsevier, 1957
615.328 MOO v
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
A. Seno Sastroamidjojo
Jakarta: Pembangunan Djakarta, 1968
612.399 SEN v
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Gramedia, 1987
363.8 PEN
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Amatus Bille
"ABSTRACT
The relationship between serum vitamin A level and protein-energy status of 61 children in Jakarta was studied. The children 1 - 6 years old either received vitamin A supplements at various times, or never received any vitamin A supplements at all.
There was a high prevalence of PEM among the sample and their energy and vitamin A consumption were low, though protein intake was adequate.
The serum vitamin A levels of PEM children who received vitamin A supplements tended to decline more rapidly with time after supplementation compared to their non-PEM counterparts.
A positive correlation, though weak, was also observed between serum vitamin A level and Wt/Age of the children.
It was thus concluded that the fast decline in serum vitamin A level of PEM children could predispose them to vitamin A deficiency despite vitamin A supplementation. It was also suggested that further investigation is needed on the relationship between Wt/age and serum vitamin A level, because if such a relationship is established, Wt/age could be a very useful index for identifying children who are "at risk" of developing vitamin A deficiency."
1990
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>