Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4852 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Berdichevsky, Mark N.
New York: Elsevier, 1984
538.7 BER a
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Siegel, Daniel M.
Cambridge, UK: Cambridge University Press, 1991
530.141 SIE i
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Zahn, Markus
New York : John Wiley & Sons, 1979
530.141 ZAH e (1)
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Irfan Cahya Sokacana
"Sinyal frekuensi ultra rendah dari aktivitas geomagnetik dapat digunakan sebagai penanda awal gempa bumi, di wilayah Sumatera dari tahun 2016 hingga 2018 pada khususnya gempa bumi yang tercatat di stasiun Gunung Sitoli (GSI), Tuntung (TUN), Meulaboh (MLB), dan Sic Cincin (SCI). Penelitian sebelumnya memberikan gambaran rentang frekuensi ultra-rendah yang terkait dengan gempa bumi, berdasarkan ini, peneliti melakukan analisis untuk menemukan frekuensi yang paling berhubungan prekursor gempa menggunakan data gempa bumi yang pernah terjadi dengan memanfaatkan filter bandpass. Data komponen medan magnet dalam fokus Penelitian ini merupakan komponen Z dari medan magnet selama fase pra-seismik. Tentang penelitian ini didapatkan frekuensi optimum pada frekuensi 0,01-0,03 Hz yang reliabel dalam memantau tanda-tanda gempa bumi.

Ultra low frequency signals from geomagnetic activity can be used as an early marker of earthquakes, in the Sumatra region from 2016 to 2018, especially earthquakes recorded at Gunung Sitoli (GSI), Tuntung (TUN), Meulaboh (MLB), and Sic Cincin stations. (SCI). Previous research provided an overview of the ultra-low frequency range associated with earthquakes, based on this, the researcher conducted an analysis to find the frequencies most associated with earthquake precursors using earthquake data that had ever occurred by utilizing a bandpass filter. Magnetic field component data in focus This study represents the Z component of the magnetic field during the pre-seismic phase. Regarding this research, it was found that the optimum frequency was at a frequency of 0.01-0.03 Hz which was reliable in monitoring earthquake signs."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Helrich, Carl S.
"This textbook presents the theory of classical fields as a mathematical structure based solidly on laboratory experiments. Here the student is introduced to the beauty of classical field theory as a gem of theoretical physics. To keep the discussion fluid, the history is placed in a beginning chapter and some of the mathematical proofs in the appendices. Chapters on Green’s Functions and Laplace’s Equation and a discussion of Faraday’s Experiment further deepen the understanding. The chapter on Einstein’s relativity is an integral necessity to the text. Finally, chapters on particle motion and waves in a dispersive medium complete the picture. High quality diagrams and detailed end-of-chapter questions enhance the learning experience."
Berlin: Springer, 2012
e20421133
eBooks  Universitas Indonesia Library
cover
Puji Sari
"Ruang lingkup dan cara penelitian : Penelitian epidemiologi pada pekerja kelistrikan dan masyarakat yang bermukim di kawasan tegangan tinggi, menunjukkan adanya korelasi pengaruh listrik terhadap peningkatan resiko mendapat kanker darah, limfoma dan kanker otak. Hasil penelitian pemajanan medan elektromagnetik in vitro dan in vivo, dapat meningkatkan aberasi kromosom dan proliferasi sel. Hasil penelitian in vivo dengan menggunakan medan elektrostatik pada tikus jantan dewasa dosis 6 kV dan 7 kV, menunjukkan beberapa anaknya menderita kelainan kongenital. Tetapi pada penelitian tersebut tidak dilaporkan pengaruhnya terhadap materi genetik yang mendasari terjadinya kelainan itu. Untuk membuktikan hal tersebut maka dilakukan penelitian dengan menggunakan mencit sebagai hewan coba. Prekuensi aberasi kromosom dihitung, diperiksa ada tidaknya aberasi kromsom spesifik, yang diikuti dengan pemeriksaan proliferasi limfosit. Data yang diperoleh diuji normalitas dan homogenitasnya, kemudian dilakukan analisis varian faktorial.
Hasil dan kesimpulan : Dari penelitian diperoleh hasil sebagai berikut: pemajanan medan elektrostatik masing-masing dosis 6 kV dan 7 kV pada mencit dapat meningkatkan aberasi kromosom (p < 0,01). Pemajanan medan elektrostatik pada mencit selama 48 jam, 72 jam dan 96 jam tidak berpengaruh terhadap frekuensi aberasi kromosom, aberasi kromosom spesifik dan proliferasi limfosit (p > 0,005). Pemajanan medan elektrostatik masing-masing dosis 7 kV pada mencit dapat meningkatkan proliferasi limfosit (p , 0,01).
Kesimpulan: pemajanan medan elektrostatik masing-masing dosis 6 dan 7 kV terbukti meningkatkan frekuensi aberasi kromosom, tidak terbukti menimbulkan aberasi spesifik. Pemajanan medan elektrostatik selama 48 jam, 72 jam dan 96 jam tidak terbukti terhadap peningkatan frekuensi aberasi kromosom, pembentukan aberasi kromosom spesifik dan peningkatan proliferasi limfosit."
1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1992
S38254
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Paul, Clayton R.
New York: McGraw-Hill, 1982
537 PAU i
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Eyges, Leonard
"This excellent text covers a year's course in advanced theoretical electromagnetism, first introducing theory, then its application. Topics include vectors D and H inside matter, conservation laws for energy, momentum, invariance, form invariance, covariance in special relativity, and more."
New York: Dover Publication. Inc, 2015
530.141 EYG c
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
"Latar belakang: Penelitian epidemiologi pada pekerja kelistrikan yang terpajan medan elektromagnet (EMF) memperlihatkan terjadi peningkatan risiko leukemia, limfoma dan tumor otak. Hasil penelitian terdahulu dengan pajanan medan elektromagnet (1-5 kV) hingga 4 generasi mencit menimbulkan kelainan morfologi dan tumor. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah pajanan dengan medan elektromagnet terus menerus dengan tegangan 3, 4 dan 5 kV pada mencit berimplikasi terhadap rusaknya kromosom yang dideteksi sebagai pembentukan kromosom double minute.
Metode: Empat pasang mencit galur Swiss Webster umur 3-4 bulan, dipajankan terhadap EMF 3, 4, dan 5 kV, dan satu pasang diambil sebagai kontrol tanpa pajanan. Pembentukan double minute diperiksa pada semua turunan, kecuali satu pasang untuk dipajan seperti di atas untuk mendapatkan generasi F2, dan F3 . Dua puluh metafase kromosom diperiksa, dan frekuensi double minute dihitung pada tiga generasi semua kelompok.
Hasil: Frekuensi double minute pada mencit F1, F2, dan F3 yang dipajan EMF 3 kV adalah berturut-turut (0,78+0,08; 0,83+0,09; dan 0,80+0,05). Pada pajanan 4 KV (0,083+0,11; 0,73+0,03; dan 0,96+0,15), dan 5 kV (0,96+0,25; 0,75+0,05; dan 0.99+0.33), sedangkan pada kelompok kontrol tidak ditemukan. Frekuensi double minute pada mencit yang dipajan dengan EMF lebih tinggi secara bermakna dibandingkan kontrolnya.
Kesimpulan: Pajanan medan elektromagnet terus menerus dengan tegangan 3 kV, 4 kV, dan 5 kV selama tiga generasi menyebabkan peningkatan perubahan pada kromosom yang menghasilkan double minute. (Med J Indones 2011; 20:109-13).

Abstract
Background: Epidemiological studies indicate increased risk of leukemia, lymphoma, and brain tumor among electrical workers exposed to electromagnetic fi eld (EMF). Other investigator reported that continuous exposure of four successive generations of mice to EMF in doses of 1 kV to 5 kV caused tumor formation in offspring. The objective of this study was to evaluate the effect of continuous exposure of three successive generations of mice (Mus musculus L) to EMF of 3 kV, 4 kV, and 5 kV and its implication of chromosomal breakage, as detected by double minute formation.
Methods: Four couples of mice of Swiss Webster strain, 3-4 months of age, and 7-40 gram of body weight were exposed to EMF at the doses of 3 kV, 4 kV, and 5 kV, and one couple served as control. Double minute formation was examined in all offspring, except one couple of each group to be exposed with the same doses of EMF to get the F2 generation, and so forth until F3 generation. Twenty metaphases of chromosomes were examined and frequencies of double minute were calculated in the three generations of all group.
Results: Frequencies of double minute in F1, F2, and F3 of mice exposed to EMF of 3 kV were respectively 0.78+0.08; 0.83+0.09; and 0.80+0.05. In the 4 kV group were 0.083+0.11; 0.73+0.03; and 0.96+0.15, and in the 5 kV group were 0.96+0.25; 0.75+0.05; and 0.99+0.33, whereas no double minute chromosomes were noted in control group. Frequencies of the double minute in mice exposed to EMF were signifi cantly higher than control group.
Conclusions: Continuous exposure of mice during three successive generations to EMF at doses of 3 kV, 4 kV, and 5 kV causes increased chromosomal breakage as detected as double minute chromosome formation. (Med J Indones 2011; 20:109-13)"
[Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia], 2011
pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>