Ditemukan 53934 dokumen yang sesuai dengan query
Hani`ah
Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1996
899.221 HAN w (1)
Buku Teks Universitas Indonesia Library
Jakarta: Fakultas Sastra Universitas Indonesia, 1976
899.221 UNI b
Buku Teks Universitas Indonesia Library
Depok: HISKI dan FS-UI , 1994
808.803 SEM u
Buku Teks Universitas Indonesia Library
Artikel Jurnal Universitas Indonesia Library
I Ketut Surajaya
"This article explores the relationship between literature and the history of japanese society. The study shows that many literary works reflect the dynamics of culture, economics, ideology, and thoughts in Japanese Society. Based on that, the writer believes that thse literary works are useful to understand the spirit of age (Zeitgeist) in japanese history. The writer also deals with the issues of globalism which play important part in Japanese literary discourse, particularly in multiculturalism theme."
University of Indonesia, Faculty of Humanities, 2002
pdf
Artikel Jurnal Universitas Indonesia Library
Soenarjati Djajanegara
"A number of literary works may be classified as social criticism, raising issue that are fell to disturb or oven threaten deeply rooted values. Some of the writing have received positive response, mainly from contemporary authorities, as concrete actions have been taken to address. In the history of American literature Nathaniel Hawthorne's The Scarlet Letter may be the earliest novel lo criticize a fanatically religious society. Published In 1850, the work tells of an illicit relationship between a priest and a married woman, amid a society that radically follows pious norms. Though this society lived some 1 50 years before his time, Hawthorne must have felt the relevance the story bore in his days. In fact, even today radicalism can hardly be tolerated. Other novels discussed in this treatise are those that have significant impact on people, including the authorities, inducing them lo lake remedial actions or at least lo question their disposition hitherto. Harriet Beecher Stowe's Uncle Tom's Cabin (1853), for example, sparked the Civil War The Jungle [1910} by Upton Sinclair caused the government to issue the Food and Drug Act. Some thirty years later John Steinbeck published his phenomenal The Grapes of Wrath, describing victims of the Great Depression and inducing President Roosevelt to instruct banks to provide soft loans to farmers badly stricken by the crisis, In 1 949 Richard Wright wrote Native Son, raising the racial discrimination issue, a social problem which persists till today This writing concludes with the novel The Color Purple (1963) in which feminist writer Alice Walker very aptly deals with the gender issue."
2005
JSAM-X-1-JanJun2005-14
Artikel Jurnal Universitas Indonesia Library
Okke Saleha K. Sumantri Zaimar
Jakarta: Pusat Bahasa Depdiknas, 2008
404.41 OKK s
Buku Teks SO Universitas Indonesia Library
Febry Liany
"Dokter merupakan suatu profesi. Dokter sebagai pengemban profesi adalah orang yang mempunyai keahlian dan ketrampilan dengan ilmu kedokteran secara mandiri mampu memenuhi kebutuhan masyarakat yang memerlukan pelayanannya dan memutuskan sendiri tindakan yang hams dilakukan dalam melaksanakan profesinya, serta secara pribadi bertanggung jawab atas mutu pelayanan yang diberikannya. Dalam kaitan dengan Undang-Undang Perlindungan Konsumen, dokter adalah pelaku usaha karena dokter menyediakan jasa pelayanan kesehatan. Sedangkan pasien merupakan setiap orang yang melakukan konsultasi masalah kesehatannya untuk memperoleh pelayanan kesehatan yang diperlukan, sehingga pasien termasuk ke dalam Undang-Undang Perlindungan Konsumen dan dapat dikatakan sebagai konsumen kesehatan. Perrnasalahan yang menjadi dasar penelitian adalah sebagai berikut : a Apakah hubungan pasien dan dokter merupakan hubungan konsumen dan produsen, b. Apakah Undang-Undang Perlindungan Konsumen dapat dijadikan dasar perlindungan terhadap pasien dan c. Apakah yang menjadi kelemahan dalam perlindungan pasien sebagai konsumen kesehatan.
Berdasarkan permasalahan tersebut maka kesimpulan yang dapat diambil sebagai berikut : a. Dalam pola modem dokter dan pasien bersifat kontraktual horizontal, karena adanya kesepakatan antar pasien dan dokter. Hubungan kontraktual ini bersifat horizontal karena secara hukum si penderita menganggap bahwa mempunyai kedudukan yang sama atau sederajat dengan dokter. Pala horizontal kontraktual mengandung unsur-unsur yang bersifat konsumeristik. Dalam hal ini pasien mengidentifikasikan dirinya sebagai konsumen. Pala hubungan horizontal kontraktual antara pasien dan dokter ini dapat dikatakan sama dengan pola hubungan antara konsumen dan produsen, b. Undang-Undang Perlindungan Konsumen dapat digunakan sebagai dasar hukum suatu putusan kasus sengketa medik. Keterbatasan pengetahuan para hakim di bidang perlindungan konsumen dan kesehatan yang menjadi hambatan dalam penegakan perlindungan konsumen kesehatan (pasien), c. Perlindungan pasien mempunyai kelemahan. Kelemahan tersebut terdiri dari kelemahan hukum dan etika. Hukum mempunyai kelemahan utama dalam pembuktian kesalahan dokter. MKEK merupakan lembaga bentukan IDI sebagai lembaga yang mengurus permasalahan bidang etika. Keputusan MKEK dinilai sebagai kelemahan dalam bidang etika. Karena ternyata MKEK cenderung memihak kepada dokter. Solidaritas terhadap teman sejawat sangat mempengaruhi dalam pengambilan keputusan oleh MKEK. Sehingga keputusan MKEK tidak obyektif."
Depok: Universitas Indonesia, 2006
T18897
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library
Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Depdikbud, 1994
899.221 WAJ
Buku Teks Universitas Indonesia Library
Hamzah Hamdani
Kuala Lumpur: Dewan Bahasa dan Pustaka, 1988.
899.3 HAM w
Buku Teks Universitas Indonesia Library