Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 137363 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sri Yulia
"Upaya membangun budaya keselamatan pasien memerlukan komitmen yang dipengaruhi pengetahuan perawat. Tujuan penelitian Quasi Experiment ini adalah untuk mengetahui pengaruh pelatihan keselamatan pasien terhadap pemahaman perawat pelaksana mengenai penerapan keselamatan pasien. Hasil penelitian pada 83 perawat pelaksana RS Tugu Ibu Depok (kelompok eksperimen) dan 83 perawat pelaksana RS Bhakti Yudha (kelompok kontrol) menunjukkan ada perbedaan signifikan pemahaman perawat pelaksana sebelum dan setelah mendapatkan pelatihan pada kelompok eksperimen (p value 0,000) dan tidak ada perbedaan pemahaman perawat pelaksana sebelum dan setelah pada kelompok kontrol (p value 0,417). Rumah sakit perlu melakukan program pelatihan keselamatan pasien secara berkelanjutan dan mengembangkan standar kinerja untuk memfasilitasi transfer pengetahuan perawat.

Efforts to build a culture of patient safety required commitment is influenced by knowledge of nurses. This study as Quasi-Experiment aimed to describe the influence of patient safety training for nursing staff?s comprehension of the implementation of patient safety?s procedure. Results for 83 nursing staffs Tugu Ibu Depok Hospital (experimental group) and 83 nursing staffs Bhakti Yudha Hospital (control group) showed no significant differences in understanding nursing staffs before and after receiving training in the experimental group (p value 0.000) and no difference in understanding nursing staffs before and after in the control group (p value 0.417). Hospitals need to make patient safety training program on an ongoing basis and develop performance standards as a facilitation of transfered of nursing staff?s knowledge."
Depok: Universitas Indonesia, 2010
T28462
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Yulia
"Upaya membangun budaya keselamatan pasien memerlukan komitmen yang dipengaruhi pengetahuan perawat. Tujuan penelitian
quasi experiment ini adalah untuk mengetahui pengaruh pelatihan keselamatan pasien terhadap pemahaman perawat pelaksana
mengenai penerapan keselamatan pasien. Hasil penelitian pada 83 perawat pelaksana di RS XX (kelompok eksperimen) dan
83 perawat pelaksana di RS XY (kelompok kontrol) menunjukkan ada perbedaan yang bermakna pemahaman perawat pelaksana
sebelum dan setelah mendapatkan pelatihan pada kelompok eksperimen (p= 0,000; α= 0,05) dan tidak ada perbedaan pada
pemahaman perawat pelaksana sebelum dan setelah pada kelompok kontrol (p= 0,417; α= 0,05). Rumah sakit perlu melakukan
program pelatihan keselamatan pasien secara berkelanjutan dan mengembangkan standar kinerja untuk memfasilitasi transfer
pengetahuan perawat.
Efforts to build a culture of patient safety required commitment is influenced by knowledge of nurses. This quasi-experimental
study aimed to describe the influence of patient safety training for nursing staff?s comprehension of the implementation of
patient safety?s procedure. Results for 83 nursing staffs XX Hospital (experimental group) and 83 nursing staffs XY Hospital
(control group) showed no significant differences in understanding nursing staffs before and after receiving training in the
experimental group (p= 0.000; α= 0.05) and no difference in understanding nursing staffs before and after in the control
group (p= 0.417; α= 0.05). Hospitals need to make patient safety training program on an ongoing basis and develop performance
standards as a facilitation of transferred of nursing staff?s knowledge.
"
Palembang: STIKES Muhammadiyah Palembang, 2012
610 JKI 15:3 (2012)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Lilis Suryani
Jakarta: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2012
610 JKI 15:3 (2012)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Iswati
"Kepala ruang bertanggung jawab untuk menghentikan tindakan yang tidak aman. Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh penjaminan mutu oleh kepala ruang terhadap tindakan keselamatan pasien oleh perawat pelaksana di RS Bhakti Yudha Depok.
Metode penelitian menggunakan quasi experiment design: Non equivalent control group, sampel yang digunakan 120 perawat, 60 pada kelompok intervensi dan 60 kelompok kontrol.
Hasil menunjukkan terdapat pengaruh penjaminan mutu terhadap tindakan identifikasi pasien, komunikasi efektif, keamanan obat, pengurangan risiko infeksi dan pengurangan risiko jatuh (p= 0.01, α= 0.05), tidak terdapat pengaruh pada ketepatan lokasi, prosedur, pasien operasi (p= 0.99, α= 0.05).
Berdasarkan hasil penelitian disarankan agar kepala ruang sebagai front line manager di rumah sakit untuk meningkatkan peran dan fungsinya dalam menjamin mutu keselamatan pasien.

Head nurse has the accountability to challenge any act that appears unsafe. The research was aimed to explore the influence of patient safety quality assurance by head nurse to the implementing of clinical nurses on patient safety at Bhakti Yudha Depok Hospital.
The method used in this study was quasi experiment design: Non equivalent control group with 120 clinical nurse as the sample divided into the intervention and control group, 60 participants respectively.
The results revealed that there was a significant influence to the the clinical nurse who got patient safety quality assurance by head nurse which were: Patient identification, efective communication, the correct drug administration, preventing the risk of patient falls, and hand hygiene (p= 0.01, α= 0.05), while there was no significant influence in marking the correct side of the body (p= 0.99, α= 0.05).
Based on the results it is recommended that the head nurse as the front line of managers in the hospital to improve they role and function in quality assurance of patient safety.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2012
T30735
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
"ABSTRAK
Tingkat kepuasan pasien terhadap pelayanan keperawatan di Indonesia mayoritas masih kurang puas. Penyebab ketidakpuasan pasien diantaranya faktor kesalahan identifikasi, komunikasi, pemberian obat, dan risiko jatuh. Penelitian bertujuan untuk mengidentifikasi hubungan penerapan keselamatan pasien dengan kepuasan pasien di Rumah Sakit X. Desain penelitian menggunakan pendekatan cross sectional dengan menyebarkan kuesioner kepada 143 pasien. Pengambilan sampel menggunakan cluster random sampling dengan cara menetapkan jumlah sampel yang memenuhi kriteria inklusi, kemudian diberikan kuesioner hingga terpenuhi jumlah sample, dan melakukan penelitian pada setiap sampel yang terpilih. Data dianalisis menggunakan independent t-test dan uji chi-square. Hasil penelitian didapatkan ada hubungan penerapan keselamatan pasien dengan kepuasan pasien (p= 0,001; OR=1,216; α= 0,05). Karakteristik pasien berupa umur, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, dan kelas rawat tidak berhubungan dengan kepuasan pasien (p= 0,331; 0,818; 0,949; 1,000; dan 0,382; α= 0,05). Hasil penelitian juga didapatkan bahwa penerapan aspek keselamatan pasien berupa reassessment pasien risiko jatuh dan dimensi kehandalan (memberi petunjuk, memberi penjelasan) ketika akan melakukan tindakan keperawatan masih belum optimal sehingga menjadi saran untuk ditingkatkan agar kepuasan pasien di rumah sakit X semakin meningkat.
ABSTRACT
Patient Satisfaction Against Patient Safety Application at Hospital. The level of patient satisfaction with nursing services in Indonesia is mostly unsatisfied. The cause of patient dissatisfaction is due to misidentification, miscommunication, medication errors, and inappropriate risk management of falls. This study aimed to identify the relationship between the application of patient safety and patient satisfaction at Hospital X. The study design used a cross-sectional approach by distributing questionnaires to 143 patients. Sampling using cluster random sampling by determining the number of samples that meet the inclusion criteria, then given a questionnaire until the number of samples is met, and conduct research on selected samples. Data were analyzed using independent t-test and chi-square test. The results showed that there was a correlation between the application of patient safety and patient satisfaction (p= 0.001, OR= 1.216; α= 0.05). Patient characteristics in the form of age, gender, education level, occupation, and nursing class were not related to patient satisfaction (p= 0.331; 0.818; 0.949; 1,000; and 0.382; α= 0.05). The results also found that the application of patient safety aspects in the form of reassessing patients to falling risks and dimensions of reliability (giving instructions, giving explanations) when going into nursing actions was not optimal so that suggestions were increased so that patient satisfaction at hospitals X increased."
Depok : Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia , 2019
610 JKI 22:1 (2019)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Nining Sriningsih
"Pelaksanaan monitoring sangat penting dalam mewujudkan pelayanan keperawatan yang bermutu dan aman. Penerapan sasaran keselamatan pasien merupakan suatu proses asuhan keperawatan yang aman dengan menghindari, mencegah terjadinya KTD. Penelitian ini untuk mengidentifikasi hubungan pelaksanaan monitoring keselamatan pasien yang dipersepsikan oleh kepala ruangan dan ketua tim dengan penerapan sasaran keselamatan pasien pada perawat pelaksana di Instalasi Rawat Inap RSK Sitanala Tangerang. Desain penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan pendekatan cross sectional. Sampel penelitian 11 kepala ruangan, 22 ketua tim dan 66 perawat pelaksana di Instalasi Rawat Inap RSK Sitanala Tangerang.
Hasil membuktikan pelaksanaan monitoring keselamatan pasien terdapat hubungan yang bermakna dengan penerapan sasaran keselamatan pasien (p=0.005) nilai OR 13.3 (95% CI 2.08;84.99) berarti pelaksanaan monitoring keselamatan pasien yang dipersepsikan baik berpeluang 13.3 kali perawat menerapkan sasaran keselamatan pasien dengan baik dibandingkan dengan pelaksanaan monitoring yang kurang baik. Terutama pada tahap pelaksanaan dan tahap evaluasi (p < 0.05), dengan faktor yang paling berpengaruh adalah tahap pelaksanaan monitoring (p = 0.026) nilai OR 0.115 (95% CI 0.017 ; 0.776). Rekomendasi Kepala ruangan perlu meningkatkan fungsi pengendalian dengan melaksanakan program monitoring keselamatan pasien secara terus menerus oleh kepala ruangan dengan penerapan sasaran keselamatan pasien pada perawat pelaksana.

Implementation of monitoring is very important in realizing a qualified and safe nursing service. Implementation of patient safety goals is a process of safe nursing care to avoid and prevent unwanted incidents. The purpose of this study was to identify the relationship of monitoring patient safety perceived by the room chief and team leader with the implementation of patient safety goals on operative nurses in the inpatient care facility of RS. This applied quantitative research design with cross-sectional approach. Sample of this research includes 11 room chiefs, 22 team leaders, and 66 executive nurses in the inpatient care facility of RSK SitanalaTangerang.
Results showed that implementation of monitoring patient safety related significantly to the implementation of patient safety goals (p = 0.005). Meanwhile, the OR values13.3 (95% CI 2:08; 84.99) implied that implementation of well monitoring patient safety had an opportunity 13.3 times higher for the nurse well implementing patient safety goals than implementation of poorly monitoring, especially in the actuating and evaluation stages (P <0.05), with the most influential factor of monitoring stage (p = 0.026, OR value 0.115 (95% CI 0.017; 0776)). It is recommended for the room chief to improve the function of control by continuous implementation of monitoring patient safety program and implemention of patient safety goal by nurses.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2013
T34614
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Djiwatampu, Meithy
"Penelitian ini bermula dari kepedulian terhadap adanya indikasi bahwa pemahaman bacaan sebagian siswa masih tergolong rendah, termasuk pemahaman bacaan eksposisi. Hal ini diperkirakan dapat berdampak negatif pada penguasaan pelajaran dalam bidang studi yang banyak menggunakan bahan bacaan.
Bacaan eksposisi penting untuk dipahami karena bacaan ini menyajikan pengetahuan tentang objek, kejadian, dan gagasan. Oleh karena sebagian besar pengetahuan di sekolah diperoleh melalui bacaan eksposisi, maka "membaca untuk belajar" menjadi penting untuk dikembangkan.
Dari sudut pendekatan pengolahan informasi secara kognitif dan teori skemata, proses pemahaman bacaan dideskripsikan sebagai usaha pembentukan representasi mental tentang isi bacaan yang diarahkan oleh (1) pengetahuan seseorang yang tersimpan dalam ingatan jangka panjang; dan (2) unsur-unsur dalam bacaan. Kemudian informasi baru, sebagai hasil analisis, akan diintegrasikan dengan pengetahuan sejenis yang telah lebih dahulu tersimpan dalam ingatan jangka panjang.
Keberhasilan pembentukan representasi mental tentang isi bacaan ini antara lain tergantung dari sejauhmana pembaca dapat secara tepat mengorganisasikan informasi penting dalam bacaan. Pengorganisasian ini penting, bukan saja untuk menghemat kapasitas ingatan kerja yang terbatas, tetapi juga untuk membuat representasi mental sementara dalam ingatan kerja yang dibutuhkan selama proses pengolahan dan pengintegrasian terjadi.
Salah satu cara untuk mengorganisasikan informasi dalam bacaan ialah dengan membuat kerangka bacaan (outline). Dalam kerangka bacaan, pikiran utama dan pikiran penjelas setiap paragraf disusun secara vertikal. Cara inilah yang sampai saat ini dilatihkan pada siswa sejak di sekolah menengah. Mengingat beragamnya jenis bacaan eksposisi, maka menjadi pertanyaan apakah kerangka bacaan cukup efektif diterapkan bagi bacaan eksposisi ?
Penelitian-penelitian dibidang psikologi kognitif menunjukkan bahwa salah satu unsur penting dalam bacaan yang berperan dalam pemahaman bacaan eksposisi adalah struktur bacaan, yaitu sarana yang digunakan penulis bacaan dalam rangka menghubungkan gagasan-gagasan dalam tulisannya.
Bacaan eksposisi mempunyai beberapa struktur bacaan yang dapat diragakan dalam bentuk diagram yang berbeda. Diagram struktur bacaan eksposisi ini dapat digunakan sebagai alat bantu untuk mengorganisasikan informasi-informasi penting dalam bacaan dan mengisi skemata struktur bacaan yang diperlukan untuk menganalisis bacaan.
Secara kognitif, representasi mental melalui diagram struktur bacaan eksposisi akan lebih kuat tercatat dalam ingatan, mudah dibayangkan, mudah dibedakan, dan lebih menunjukkan hubungan antar informasi daripada kerangka bacaan. Diperkirakan, representasi mental dalam bentuk diagram struktur bacaan eksposisi lebih berpengaruh dalam pemahaman bacaan daripada kerangka bacaan. Tetapi hal ini belum pernah teruji melalui penelitian.
Dengan demikian pertanyaan-pertanyaan yang ingin dijawab dalam penelitian ini adalah apakah pelatihan diagram struktur bacaan eksposisi dapat lebih meningkatkan pemahaman bacaan eksposisi dibandingkan pelatihan membuat kerangka bacaan? Bagaimana pengaruh pelatihan diagram struktur bacaan eksposisi terhadap pemahaman inferensial? Diagram struktur bacaan eksposisi mana yang lebih mudah atau lebih sulit diserap siswa? Faktor-faktor apa yang mempengaruhi efektivitas metode pelatihan?
Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut dilakukan penelitian kuasieksperimental dengan Nonequivalent Control Group Design yang melibatkan 138 siswa SLTP kelas I dari dua SMPK di Jakarta. Siswa dikelompokkan ke dalam kelompok eksperimen dan kelampok kontrol. Kelompok eksperimen mendapat pelatihan diagram struktur bacaan eksposisi, sedangkan kelompok kontrol mendapat pelatihan membuat kerangka bacaan sebagaimana yang diterapkan di sekolah saat ini. Pelatihan dilakukan selama tujuh minggu, dua jam pelajaran setiap minggunya. Pada sebelum dan sesudah pelatihan, siswa menjalani tes pemahaman bacaan.
Struktur bacaan yang digunakan adalah struktur Daftar, Jaringan Topik, Matriks, Hirarki, Rangkaian Kejadian, dan Pohon Beranting. Pemahaman bacaan dirinci ke dalam sub-pemahaman Gagasan Utama, Fakta, Terminologi, Hubungan, Kesimpulan, dan Elaborasi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa:
Secara umum, pelatihan diagram struktur bacaan eksposisi dapat lebih meningkatkan pemahaman bacaan dibandingkan pelatihan membuat kerangka bacaan. Hasil yang lama juga di dapat bila ditinjau dari masing-masing diagram struktur bacaan eksposisi, masing-masing sub-pemahaman, dan pemahaman inferensial.
Bila ditinjau dari keenam sub-pemahaman bacaan, pelatihan diagram struktur bacaan eksposisi lebih membantu siswa dalam mengidentifikasikan hubungan antar fakta dalam bacaan, menarik kesimpulan, dan melakukan elaborasi.
Beberapa faktor, seperti ketrampilan pemahaman dasar terutama ketrampilan dalam menarik kesimpulan, inteligensi, dan cara guru mengajar mempunyai pengaruh terhadap pemahaman bacaan dan pada pelatihan beberapa diagram struktur bacaan eksposisi.
Terdapat indikasi bahwa struktur Daftar dan Matriks lebih mudah diserap daripada struktur lainnya, baik ditinjau dari sudut pemahaman bacaan secara umum maupun dari sudut pemahaman inferensial. Sedangkan struktur Hirarki dan struktur Pohon Beranting cukup sulit bagi sampel penelitian ini. Namun demikian, kedua struktur ini masih cukup efektif dalam pemahaman inferensial dibandingkan struktur Jaringan Topik."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 1993
D105
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Devi Nurmalia
"Budaya keselamatan pasien merupakan dasar utama dalam keselamatan pasien. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh program mentoring terhadap penerapan budaya keselamatan pasien di ruang rawat inap RS Islam Sultan Agung Semarang. Metode penelitian ini menggunakan quasi experiment design: pretestposttest with control group design, sampel yang digunakan 90 perawat (45 pada kelompok intervensi dan 45 pada kelompok kontrol). Data dianalisis dengan menggunakan chi-square dan mcnemar. Hasil menunjukkan terdapat pengaruh antara penerapan budaya kelompok kontrol dengan kelompok intervensi sesudah progam mentoring (p= 0.056,2= 4.5 􀟙= 0.1) dan RR 2.5. Penelitian ini merekomendasikan perlunya pengembangan metode pengarahan untuk meningkatkan budaya keselamatan pasien.

Patient safety culture is the fundamental part of patient safety. This research aimed to explore the influence of mentorship program on patient safety culture at Sultan Agung Islamic Hospital. The method used in this study was quasiexperiment using pretest-posttest with control group design. A number of 90 nurses was divided equally into intervention and control groups. The result revealed that there was a significant influence of nursing mentorship on the patient safety culture (p= 0.056,2= 4.5 􀟙= 0.1 and RR 2.5). This research recommends to develop innovative directing method to support patient safety culture."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2012
T30628
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Muliyadi
"Keselamatan dan kepuasan pasien merupakan indikator kualitas pelayanan belum terpenuhi secara optimal. Model budaya belajar perawat membentuk perawat kompeten dalam penerapan sasaran keselamatan pasien. Penelitian bertujuan mengidentifikasi budaya belajar tentang keselamatan pasien, mengembangkan model budaya belajar perawat dan mengidentifikasi pengaruhnya terhadap kompetensi perawat, keselamatan dan kepuasan pasien. Desain operasional riset, tahap pertama kualitatif fenomenologi dengan sembilan partisipan, tahap kedua pengembangan model, dan tahap ketiga desain quasi eksperiment pre-post test design with control group dengan 139 responden perawat dan 240 responden pasien.
Hasil penelitian tahap pertama didapat sembilan tema yaitu arti keselamatan, persiapan penerapan, fokus keselamatan, implemetasi, masalah, tahapan budaya belajar, aktivitas pembelajaran dan dukungan pengembangan budaya belajar. Tahap kedua diperoleh model budaya belajar "SAYA perawat" tentang sasaran keselamatan pasien dengan komponen, perawat; Sistem dukungan, aktivitas pembelajaran dan tahapan budaya belajar. Tahap ketiga model budaya belajar "SAYA Perawat" tentang sasaran keselamatan pasien berpengaruh secara bermakna terhadap kompetensi perawat dalam penerapan sasaran keselamatan pasien (p 0,0001), keselamatan (p 0,0001) dan kepuasan pasien (p 0,0001). Terdapat hubungan bermakna kompetensi perawat dalam penerapan keselamatan pasien dengan keselamatan (p 0,0001) dan kepuasan pasien (p 0,0001). Model budaya belajar ini agar dapat diimplementasikan di ruang perawatan untuk memenuhi keselamatan dan kepuasan pasien.

Safety and patient satisfaction which are indicators of quality cannot be optimaly fulfilled. Learning culture models about patient safety form nurses competent in the application of patient safety. This study aims to identify nurses learning culture about patient safety, develop a model of nurse learning culture and identify its affect on nurses competency, patient safety and satisfaction. The research design used operational research, the first phase used qualitative phenomenology with nine participants, the second stage is the development of the model, and the third stage is the quasi experimental design pre-post test design with control group with 139 nurses and 240 patient respondents.
The results of the first phase of research obtained nine themes, namely the meaning of safety, preparation for application, focus on safety, implementation, problems, stages of learning culture, learning activities and support for the development of a learning culture. The second stage was obtained learning culture models "SAYA Nurses" about patient safety goals is fit and valid there have components, nurses as the subject of development; support systems, learning activities and the learning culture stage . The third stage of the learning culture model "SAYA Nurses about patient safety goals has a significant effect on nurses' competence (p 0,0001), patient safety (p 0,0001) and satisfaction (p 0,0001). There is a significant relationship between nurses' competence with patient safety (p 0,0001) and satisfaction (p 0,0001). The learning culture models to be implemented in the ward to safety and satisfaction.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2019
D2659
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lu`Luam Mantsura
"Menuturkan cerita merupakan hal yang mudah dan dapat dilakukan oleh kalangan manapun. Pada anak, kegiatan ini banyak memberikan manfaat bagi perkembangannya. Ternyata terdapat dua cara penyajian cerita yang saling dan dengan mudah dilakukan oleh pencerita yaitu, menuturkan cerita dibantu dengan buku cerita bergambar dan tanpa buku cerita bergambar. Hasil dari kegiatan ini tentunya diharapkan anak dapat memahami cerita yang dituturkan.
Bila dilihat melalui proses pengolahan informasi, maka cerita yang dituturkan merupakan sebuah informasi baru bagi anak. Kemudian informasi itu akan terpapar pada sensory memory kemudian di teruskan ke short term memory hingga bermakna dan tersimpan dalam long term memory. Dalam long term memory terdapat script, yaitu representasi pengetahuan secara mental. Jadi bila diteliti lebih jauh maka, cerita yang disampaikan dengan Cara berbeda, maka pengolahan informasinya akan berbeda, sehingga akan menghasilkan script yang berbeda pula. Maka masalah yang diangkat dalam penelitian ini adalah, bagaimana proses pemerolehan script sebagai hasil pemahaman anak terhadap cerita yang disajikan. Hal ini dapat diketahui melalui uraian komponen script yang diperoleh anak ketika menceritakan kembali cerita tersebut.
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Untuk mendapatkan gambaran yang lebih detail pada subjek maka dilakukan pendekatan penelitian melalui studi kasus. Teori yang digunakan adalah teori pengolahan informasi, script dan diuraikan pula karakteristik anak usia tiga tahun.
Subjek penelelitian adalah 4 orang anak usia tiga tahun (dengan rentang usia 3 tahun sampai 3 tahun 8 bulan). Anak sudah mampu berbicara paling sedikit mampu merangkaikan dua kata menjadi sebuah kalimat. Anak mampu berinteraksi dan bercakap-cakap berbentuk tanya jawab yang terbuka terhadap topik yang beragam. Ibu dari keempat subjek merupakan bagian dad 30 orang ibu yang mengisi daftar kata yang disarikan dad Kamus Besar Bahasa Indonesia (WJS Poerwadarminta, 1988). Melalui daftar kata ini dapat diketahui kata yang telah diucapkan dan dipahami anak usia tiga tahun.
Script adalah representasi pengetahuan, sehingga untuk mengetahui bagaimana anak memaharni informasi dapat dilihat melalui bagaimana struktur script anak. Setiap script diaktifkan oleh judul script. Script terdiri atas beberapa komponen yaitu variabel-variabel dan benda yang mendukung berlangsungnya peristiwa(prop), tokoh dan peran yang dimainkan (role), tindakan (scene) dan kumpulan uraian yang menjelaskan tindakan (slot). Analisa hasil akan dilihat melalui uraian komponen script cerita narasi yang anak peroleh, sehingga akan terlihat pemahaman anak terhadap cerita.
Basil penelitian menunjukkan bahwa pada kedua penyajian cerita, anak memiliki indikasi mernahami cerita yang disampaikan. Hal ini terlihat dari bagaimana anak menceritakan kembali cerita tersebut. Perbedaan strategi pengolahan informasi sangat jelas terlihat, dimana pada penyajian dengan buku cerita bergambar anak sangat sederhana menggunakan strategi elaborasi dan visual imagery. Hal ini jauh berbeda dengan penyajian tanpa buku cerita bergambar, dimana anak sangat kaya dan kuat melakukan visual imagery dan elaborasi, sehingga tampak adanya penyimpangan alur cerita dan membuat rangkaian cerita selanjutnya berbeda dengan alur cerita naskah instrumen. Walau demikian, tujuan akhir cerita sangat mirip dengan apa yang terurai dalam naskah instrumen."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2006
T18622
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>