Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2434 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Birkett, D. Peter
New York: The Haworth Press, 2007
616.81 BIR p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Ahn, Jung
New York: HarperPaperback, 1992
616.81 AHN r
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta : Depkes, 2004
616.81 IND s
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Iqbal
"LATAR BELAKANG : Stroke iskemik merupakan manifestasi aterosklerosis yang prosesnya dimulai jauh sebelum terjadinya serangan stroke. Bila seseorang mempunyai faktor risiko seperti hipertensi, diabetes melitus, hiperlipidemia, dan lain-lain, proses patologis yang sedang berjalan akan dipercepat sesuai jumlah faktor risiko .Sindroma metabolik bila ditemukan tiga atau lebih komponen hipertensi, obesitas sentral, hipertrigliserida, HDL kolesterol yang rendah, dan gula darah puasa yang tinggi. Dengan mendapatkan sindroma metabolik pada anak dari penderita stroke iskemik dapat dilakukan pencegahan primer.
TUJUAN : Melihat gambaran sindroma metabolik pada anak dari penderita stroke iskemik dan sebaran komponennya
METODOLOGI : Penelitian deskriptif analitik pada 87 orang anak dari penderita stroke iskemik, berusia antara 20 - 50 tahun. Dilakukan pemeriksaan tekanan darah, lingkar pinggang, kadar trigliserida , HDL kolesterol dan gula darah puasa.
HASIL : 31% anak dari penderita stroke iskemik menderita sindroma metabolic. Laki-laki lebih sering dibanding perempuan. Komponen sindroma metabolik yang sering ditemui adalah HDL kolesterol yang rendah, hipertrigliserida dan obesitas sentral. Bila yang menderita stroke iskemik ayah maka lebih sering sindroma metabolik ditemukan pada anak dengan usia lebih muda. Jika ibu yang menderita stroke iskemik, kemungkinan anak menderita sindroma metabolik lebih sering pada anak laki-Iaki dengan usia lebih tua. Etnis sunda kejadian sindroma metabolik lebih rendah dibanding etnis lainnya.
KESIMPULAN : Anak dari penderita stroke iskemik merupakan populasi utama untuk terjadinya aterosklerosis yang merupakan keadaan vaskuler beresiko menjadi stroke iskemik dimasa mendatang. Sindroma metabolik dengan komponen HDL kolesterol rendah, hipertrigliserida, dan obesitas sentral ditemukan lebih sering pada anak laki-laki dari penderita stroke iskemik, dan lebih jarang pada etnis sunda.

Background ; ischemic stroke is a manifestation of arteriosclerosis which have a long-term and gradual process before manifested. If a person has risk factors such as hypertension, diabetes mellitus and hyperlipidemia, pathologic process would be accelerated according to the number of risk factors he has. Nowadays, the term of metabolic syndrome is introduced in a person who has three or more of these components: hypertension, central obesity, hypertriglyceridemia, tow HDL cholesterol and high level of fasting blood glucose. In finding metabolic syndrome in the ischemic stroke patients' descendant, primary prevention can be done.
Objectives ;The objective of this study is knowing the pattern of metabolic syndrome and it's component in ischemic stroke patients' descendants
Methods ;We performed descriptive and analytic study in 87 subjects of 20-50 years-old by examined blood pressure, waist diameters, triglyceride level, HDL-cholesterol level and fasting blood glucose level.
Results ;We found 31% of subjects who have metabolic syndrome which was more frequent in man. Among metabolic syndrome components, low level of HDL-cholesterol is the most frequent, followed by hypertriglyceridemia, and central obesity. Metabolic syndrome is more frequent in young age if the father had ischemic stroke while in older age if the mother who had ischemic stroke in Sundanese, metabolic syndrome is less frequent.
Conclusions ;The descendants of ischemic stroke patients is main target population of arteriosclerosis which is have high risk to have ischemic stroke in the future. Metabolic syndrome with low level of HDL-cholesterol, hypertriglyceridemia, and central obesity found more frequent in men and less frequent in Sundanese.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2006
T18152
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Herman SY
"Stroke merupakan salah satu penyakit saraf gawat darurat yang harus segera ditolong dan ditanggulangi. Jika diketahui dengan cepat dan diberikan terapi dengan tepat, maka hasil pengobatan akan sangat memuaskan. Namun pada kenyataannya sampai saat ini angka kematian karena stroke masih tetap tinggi. Di negara maju, USA, stroke merupakan penyebab kematian urutan ketiga setelah penyakit jantung koroner dan kanker.
Sedangkan di Indonesia sampai tahun 1990 stroke masih menduduki peringkat kematian ke 3 sesudah penyakit infeksi saluran nafas bawah dan penyakit jantung. Akan tetapi sejak tahun 1991 sampai 1995 stroke telah menduduki peringkat pertama sebagai penyebab kematian di rumah sakit (merupakan 11,7% dari seluruh kematian di Rumah Sakit).
Di RSPAD Gatot Soebroto kematian stroke di tahun 1994 sampai dengan tahun 1996 adalah berkisar 30 sampai dengan 43,37 %. Angka kematian ini cukup tinggi dibanding dengan angka kematian di Rumah Sakit Pendidikan di Indonesia, apalagi bila dibandingkan dengan luar negeri. Dengan meningkatnya insiden karena bertambahnya usia harapan hidup, haruslah dibuat rancangan penanganan stroke yang lebih terpadu, agar angka kematian stroke dapat dikurangi.
Dalam membuat rancangan penanganan stroke akut/unit stroke dalam upaya menurunkan angka kematian penderita stroke di RSPAD Gatot Soebroto, dilakukan observasi prosedur pelayanan penderita stroke akut di RSPAD Gatot Soebroto selama ini, observasi pengelolaan Unit Stroke di RSCM, studi kepustakaan tentang pengelolaan stroke akut di luar negeri dan tentang pengelolaan stroke yang ideal.
Faktor-faktor yang diteliti disini terutama tentang organisasi unit stroke, fasilitas, SDM, pendanaan dan prosedur pelayanan. Sebagai hasilnya organisasi unit stroke di RSPAD Gatot Soebroto perlu ditempatkan dibawah Departemen Saraf dan diketuai oleh Dokter Ahli Penyakit Saraf. Kemudian dalam menangani penderita stroke akut perlu dibentuk satu tim terpadu yang terdiri dari Dokter Ahli Penyakit Saraf sebagai Ketua Tim, Dokter Ahli yang terkait, misalnya ; Jantung, Paru, Penyakit Dalam, Gizi, Ahli Rehabilitasi Medis, Perawat yang telah terlatih khusus merawat penderita stroke akut.
Perawat perlu terlibat secara aktif dalam prosedur mobilisasi dan rehabilisasi, dan keluarga penderita perlu dilibatkan sedini mungkin dalam merawat penderita stroke melalui Program Edukasi Keluarga (PEK). Stroke Pathway diberlakukan sejak pasien masuk melalui bagian gawat darurat. Penderita dipulangkan atau pindah ke ruangan lain diluar unit stroke setelah melalui Ease akut dan minimal dapat duduk. Disarankan agar kemandirian pasca stroke penderita di follow up setelah 3 bulan pasca stroke dengan Indeks Barthel.

Stroke Unit Plan For Lowering Patient Death Rate In Gatot Soebroto Central Army HospitalStroke is one of emergency nerve diseases which must be helped and managed as soon as possible. A fast and right therapy will give a good result. At present however its death rate still remain high. In developed country such as USA, stroke is the third cause of the death after heart disease and cancer.
In Indonesia until 1990 stroke was in the third cause of death after low respiratory tract infection and heart disease. But from 1991 until 1995 stroke had become the first cause of death in hospital and accounted for 11,7% of the entire death in hospital.
In The Gatot Soebroto Central Army Hospital care fatality of stroke from 1994 to 1996 ranged from 30 to 43,37 %. This rate was higher than the rate in educated hospitals in Indonesia and far higher if it was compared with other countries. As the incidence was increasing caused by higher expectancy of life, it was necessary to make a stroke integrative management plan in order to reduce the stroke death rate.
To plan the stroke unit, a study was conducted to observe the existing services, in this hospital and the management of stroke unit in RSCM. Existing literatures on the management of acute stroke in abroad and about the ideal management of stroke were studied. The observations were focused on organization, facilities, human resources, fund and service procedures.
Based on this study, the stroke unit in Gatot Soebroto Central Army Hospital should be placed under the Department of Neurology and chaired by a Neurologist. An integrative team should be built to manage the unit, which consist of a neurologist as the Chief, other related specialists such as a cardiologist, a pulmonologist, an internist, a nutrician, a rehabilitative expert and nurses well trained for acute stroke management.
The nurse should involve actively in mobilization and rehabilitation procedure. An early family involvement to care stroke patient through family educated program should be encouraged. The stroke pathway began as patients admitted in the emergency unit. Patient should be discharged or moved to other room out of stroke unit after passed from a critical phase and at least after able to sit. Three months after stroke, a follow up evaluation should be conducted to measure the patient independency using the Barthel Index.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Firman Hendrik
"Latar Belakang: Stroke merupakan penyebab kecacatan fisik jangka panjang dan mental pada usia produktif sehingga akan berdampak pada keadaan psikologis dan sosioekonomi keluarga. Penderita stroke membutuhkan perawatan yang intensif serta memerlukan dukungan dari keluarga. Pemikiran utama setelah stroke bagi penderita dan keluarganya adalah prospek penyembuhan. Penelitian sebelumnya menunjukkan terdapat beberapa faktor yang memmpengaruhi keluaran pasca stroke seperti beratnya kelainan, tekanan darah, kadar gula darah, perawatan fase akut.
Tujuan: Mengetahui perbedaan derajat keterbatasan pada penderita pasca stroke terhadap tekanan darah sistolik fase akut, kadar gula darah fase akut, dan subtipe stroke.
Disain dan Metode: Studi potting lintang dengan perbandingan internal antara tekanan darah sistolik fase akut, kadar gula darah fase akut. dan subtipe stroke terhadap beratnya derajat keterbatasan setelah 6 bulan awitan stroke. Keluaran fungsional dinilai dengan menggunakan skala Rankin yang dimodifikasi (mRS).
Hasil: Dari 93 penderita didapatkan 80 (86%) penderita menunjukkan keluaran fungsional yang baik (skor mRS 0-2), terdiri dari 90.9% laki-laki dan 78,9% perempuan. Sebagian besar penderita (67,5%) yang mempunyai keluaran fungsional yang baik mengalami subtipe stroke sindroma lakunar (LACS), 48,75% penderita memiliki tekanan darah sistolik > 160 mmHg peda fase akut, dan 77,5% menunjukkan kadar gula darah fase akut 8-150 mgldL. Faktor yang berpengaruh terhadap keluaran fungsional setelah 6 bulan awitan stroke adalah subtipe stroke (p<0,05).
Kesimpulan: Subtipe stroke merupakan faktor yang berhubungan dengan keluaran fungsional stroke setelah 6 bulan.

Background: Stroke causes long term physical and mental disability in productive age and impacts on family's psychology and social economy. Stroke patients need intensive care and support from their family. The main question from the patients and their family is prospect to recovery. Previous study showed that there were many factors affecting outcome in stroke patients such as severity or disability, acute blood pressure, acute blood glucose level, and treatment in acute phase.
Purpose: To perceive the difference between degree of disability and acute systolic blood pressure, acute blood glucose level, stroke subtype.
Design and method: Cross sectional study with internal comparison in acute systolic blood pressure, acute blood glucose level, stroke subtype aspects between group with good and poor functional outcome. Functional outcome was assessed using modified Rankin Scale (mRS).
Result: From 93 patients, we have 80 (86%) patients with good functional outcome (mRS score 0-2). consist of 90.9% male and 78.9% female. Most of patients (67.5%) with good outcome had lacunar syndrome (LACS). 48.75% with systolic blood pressure > 160 mmHg, and 77.5% showed blood glucose level 8-1 50 mg/dI,. Factor that independently influenced functional outcome 6 months after stroke is stroke subtype (p<0.05).
Conclusion: Stroke subtype is significant factors to functional outcome 6 months after stroke."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2006
T58762
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nahla Jovial Nisa
"Kepercayaan kesehatan merupakan salah satu yang mempengaruhi untuk mempertahankan atau memulai perilaku pencegahan stroke. Penelitian ini bertujuan membahas perbedaan kepercayaan kesehatan olahraga pada orang berisiko stroke yang berolahraga dan tidak berolahraga. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan desain penelitian perbandingan tidak berpasangan. Jumlah responden 98 orang berisiko stroke di wilayah Beji, Depok. Hasil penelitian menunjukan pada alfa <0,001 menunjukan bahwa ada perbedaan kepercayaan kesehatan antara yang berolahraga dan tidak berolahraga. Perbedaan ini terdapat pada dimensi kerentanan merasakan stroke, manfaat dan hambatan olahraga, serta self efficacy dan subjective norm. Namun, tidak ada perbedaan antar kelompok dalam kepercayaan mengenai keseriusan stroke. Hasil penelitian menyarankan bahwa tenaga kesehatan perlu meningkatkan edukasi dan program dengan berfokus meningkatkan kepercayaan kesehatan terhadap olahraga.

Health belief is one that affects the behavior to maintain or initiate stroke prevention. The aim of this study is to explore the differences in health beliefs among people with high risk of stroke who exercise and non exercise. This research is quantitative research design with unpaired comparisons. 98 people at higt risk of stroke in the territory of Beji, Depok were involved in this study. There is differences in health beliefs between the people at high risk stroke who exercise and non exercise. The differences are in the sense of vulnerability stroke dimensions, benefits and barriers to exercise, self-efficacy, and cues to action. However, there was no difference between groups in beliefs about the seriousness of stroke. The results suggest that health professionals need to increase education and programs focused on increasing health belief exercise.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2013
S46506
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adolfina R. Amahorseja
"Selama kurun waktu 3 tahun antara 1988 sampai 1990 nampak jumlah penderita. "stroke" di RS. PGI. Cikini Jakarta cendrung meningkat, 149 penderita (1988), 237 penderita (1989), dan 241 penderita (1990). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh faktor risiko yang dapat menimbulkan "stroke", dalam penelitian ini faktor risiko yang diteliti yaitu hipertensi, hiperglikemi, hiperkolesterolerni, dan merokok.
Penelitian ini merupakan studi kasus-kontrol (case-control study), dengan menggunakan data sekunder yang didapat dari catatan medik RS.PGI. Cikini Jakarta dari penderitapenderita rawat mondok bulan April sampai Desember 1991, dimana diperoleh jumlah kasus 124. orang dan kontrol 124 orang. Teknik analisis statistik yang digunakan adalah analisa terhadap distribusi frekuensi, tabulasi silang, dan multiple logistic regression.
Hasil penelitian merunjukkarn bahwa faktor risiko hipertensi, dan hiperglikemi secara statistik mempunyai hubungan. yang bermakna dengan kejadian "stroke", dimana individu dengan hipertensi mempurnyai risiko 11.021 kali untuk menjadi "stroke" dibandingkan dengan yang tidak menderita hipertensi. Individu dengan hiperglikemi mempunyai risiko 4, 325 kali untuk menjadi "stroke" dibandingkan dengan yang tidak hiperglikemi. Sedangkan faktor hiperkolesterolemi dan merokok menunjukkan hubungan yang tidak bermakna dengan kejadian "stroke". Dari analisa dengan multiple logistic regression yang paling besar pengaruhnya adalah faktor hipertensi.
Berdasarkan informasi yang didapat, maka saran-saran yang dikemukakan adalah pemeriksaan laboratorium klinik tidak hanya kolesterol total, tetapi perlu pula diperiksa HDLC (high density lipoprotein cholesterol) dan LDLC (Low density lipoprotein cholesterol}, agar hasilnya dapat lebih memuaskan."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 1992
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rizky Erwanto
"Penyebab kematian penyakit tidak menular terbesar peringkat tiga di propinsi Yogyakarta adalah stroke. Penelitian ini bertujuan mengetahui hubungan dukungan spiritual keluarga dengan tingkat kecemasan lansia paska stroke di wilayah kerja Puskesmas Mergangsan Kota Yogyakarta. Desain penelitian analitik korelasi dengan pendekatan cross sectional . pengambilan sampel secara sampling jenuh atau total sampling dengan responden berjumlah 80. Sampel penelitian ini adalah lansia dengan paska stroke dan anggota keluarga yang merawat lansia dengan paska stroke.
Hasil analisa chi square menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara dukungan intrapersonal, interpersonal, dan transpersonal dengan tingkat kecemasan lansia paska stroke. Dukungan spiritual yang dominan adalah dukungan transpersonal. Peran perawat komunitas dibutuhkan untuk mendukung keluarga dalam memberikan dukungan spiritual pada lansia paska stroke.

The third rank common cause of the death on non communicable diseases in Yogyakarta was stroke. This study was conducted to determine the association between spiritual support of family caregiver and the level of anxiety in the older people with post stroke disease in Mergangsan health center Yogyakarta. A analytic correlation with cross sectional approach was used in this study. Saturated sampling technique or total sampling was held in the study with the sample size of the study was 80.
The Results showed that there is association between intrapersonal, interpersonal, transpersonal support and the levels of anxiety in the older people with post-stroke. The dominant variable of spiritual support was transpersonal support. The Community Health Nursing is needed to support families in providing the spiritual support to decreased anxiety for older people with post stroke in the community.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2013
T34861
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rusma Tia Wardani
"

Stroke merupakan salah satu penyakit tidak menular yang prevalensinya terus meningkat setiap tahunnya. Prevalensi stroke di DKI Jakarta meningkat dari 9,7‰ pada tahun 2013 menjadi 12,2‰ pada tahun 2018. Berdasarkan penelitian–penelitian terdahulu, faktor yang dapat mempengaruhi kejadian stroke dapat berbeda satu sama lain. Selain itu penelitian terkait faktor risiko stroke pada penduduk usia ≥15 tahun masih sedikit di DKI Jakarta. Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan faktor-faktor apa saja yang dapat menyebabkan kejadian stroke pada penduduk usia ≥15 tahun di DKI Jakarta menurut data Riskesdas 2018. Sampel penelitian ini adalah penduduk usia ≥15 tahun sebanyak 7.552 di DKI Jakarta. Penelitian ini menggunakan desain studi cross-sectional dengan analisis univariat dan bivariat. Hasil penelitian yang didapatkan adalah terdapat hubungan yang signifikan antara usia ≥55 tahun (POR=5,50; 95% CI= 3,84 – 7,88), jenis kelamin laki-laki (POR= 1,56; 95% CI= 1,09 – 2,21), merokok (POR= 1,90; 95% CI= 1,34 – 2,7), kurang aktivitas fisik (POR= 2,07; 95% CI= 1,46 – 2,94), hipertensi (POR= 11,19; 95% CI= 7,70 – 16,24), dan diabetes melitus (POR=4,97; 95% CI= 3,23 – 7,65) terhadap kejadian stroke. Optimalisasi program pengendalian penyakit tidak menular, edukasi dan promosi terkait risiko kejadian stroke, pemanfaatan media sosial untuk memperluas penyebaran informasi, mendorong pola hidup sehat, dan mengikuti program rehabilitasi dan pemulihan pasca-stroke dapat membantu untuk mencegah terjadinya stroke dan efek yang ditimbulkan pasca stroke.


Stroke is considered as one of the non-communicable diseases with a consistently increasing prevalence annually. The prevalence of stroke in DKI Jakarta escalated from 9.7‰ in 2013 to 12.2‰ in 2018. Previous studies have revealed that the factors influencing stroke occurrence may vary. Furthermore, limited research has been conducted regarding the risk factors of stroke among individuals aged ≥15 years in DKI Jakarta. This study aims to describe the factors contributing to stroke incidence among individuals aged ≥15 years in DKI Jakarta based on the Riskesdas 2018 data. The study sample consisted of 7,552 individuals aged ≥15 years in DKI Jakarta. This study used a cross-sectional study design with univariate and bivariate analysis. The study findings revealed significant associations between age ≥55 years (POR=5.50; 95% CI=3.84-7.88), male gender (POR= 1,56; 95% CI= 1,09 – 2,21), smoking (POR=1.90; 95% CI=1.34-2.7), low physical activity (POR=2.07; 95% CI=1.46-2.94), hypertension (POR=11.19; 95% CI=7.70-16.24), and diabetes mellitus (POR=4.97; 95% CI=3.23-7.65) in relation to stroke incidence.. Optimizing non-communicable disease control programs, education and promotion regarding stroke risk, utilizing social media for widespread information dissemination, promoting healthy lifestyles, and participating in post-stroke rehabilitation and recovery programs can help prevent stroke occurrence and mitigate its post-stroke effects.

"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>