Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 97632 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Siahaan, Christian Erwin
"Tesis ini membahas periklanan Pertamina terhadap ekuitas merek pelumas Fastron. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan desain deskriptif. Model penelitian yang digunakan adalah untuk mengukur efektivitas iklan terhadap brand equity dan intention to buy. Hasil penelitian menyarankan bahwa Pertamina harus meningkatkan aktivitas komunikasi pemasaran Fastron untuk meningkatkan brand equity terhadap Fastron, memperkuat image produk Fastron dalam setiap aktivitas komunikasi pemasarannya agar konsumen yakin akan kualitas yang ditawarkan oleh Fastron dan membina kerjasama dengan para influencer.

The focus of this study is the advertising at Pertamina to brand equity of Fastron oil. The purpose of this study is to analyze how significant advertising towards brand equity and intention to buy. This research is quantitative descriptive. The data were collected by means of deep interview and questionnaire. The researcher suggests that Pertamina should improve marketing communication of Fastron to enhance brand equity, strengthen the image of Fastron in every marketing communication activities to convince the product quality and cooperate with the influencer."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2010
T28259
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Dianita Suliastuti
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2008
T24356
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Kania Paramita
"Industri minyak dan gas bumi di Indonesia memasuki babak baru. Hal mi ditandai dengan ditetapkan TJLT no 22 tahun 2001 yang dalam ketetapaimya melarang perusahaan menjalankan usaha dengan sistem monopoli. Pada industri minyak dan gas, Pertamina yang tadinya merupakan pemain tunggal harus mampu berkompetisi dengan para pesaingnya, terntama perusahaan-perusahaan asing yang sangat tertarik untuk berinvestasi di sektor industri mi. Untuk merealisasikarmya, maka Pertamina kemudian melakukan pembaharuan disegala sektor. Penelitian mi dilakukan dengan menganalisa situasi yang mendorong PT Pertamina (Persero) melakukan corporate rebranding dan perencanaan strategi apa yang dilakukan PT Pertamina (Persero). Kemudian penelitian mi juga akan membahas bagaimana corporate rebranding PT Pertamina (Persero) mendorong dilaksanakaimya program Transformasi SPBU Pertamina dan perencanaan strategi dalam melaksanakan program Transformasi, sampai tahap mi, metode yang digunakan adalah studi literatur dan wawancara kepada narasumber ahli. Kemudian yang terakhir akan dilihat efekivitas dari dilaksananya program SPBU Pertamina tersebut berdasarkan teori teori yang relevan. Dalam pengumpulan data, penulis terlebih dahulu menentukan teori yang akan digunakan dalam menganalisa efektivitas Transformasi SPBU. Kemudian disebarkan kuesioner kepada konsumen SPBU Pertamina dengan jumiah kuisioner yang dapat diolah iebih lanjut sebanyak 160 buah, dengan menggunakan metode convinience sample. Dalam analisa dan pembahasan maka dapat disimpuikan bahwa, pembaharuan yang dilakukan Pertamina dianalisa sebagai suatu bentuk corporate rebranding, dimana dalam thesis mi akan dibahas situation analysis dan planning dari program corporate rebranding tersebut. Situation anaiysis dilakukan dengan menganalisa situasi yang mendorong terjadinya rebranding; yaitu ditetapkannya UTJ No 22 Tahun 2001 dan keinginan Pertamina untuk menjadi perusahaan keias dunia sekaligus dianalisa mengenai brand audit dan oppurtunity yang dimiliki Pertamina seteiah program corporate rebranding. Selanjutnya Pianning/strategi perencanaan corporate rebranding dibagi menjadi dua. Pertama, ditujukkan langsung bagi customer eksternal yaitu dengan melakukan perubahan elemen logo dan slogan sehingga perubahan dapat langsung disignaikan pada pemerintah, maupun masyarakat luas. Kedua, corporate rebranding ditujukan kepada customer internal yaitu dengan menciptakan beberapa program yang dapat meningkatkan kineija karyawan, manajer maupun pihak direksi seperti Pertamina CLEAN, dan Break Through Project. Selanjutnya akan dibahas bagaimana corporate rebranding Pertamina dapat mendorong teijadinya Transformasi SPBU Pertamina. SPBU Pertamina dalam kaitannya dengan corporate rebranding PT Pertamina (Persero) adalah merupakan Breakthrough Project I. Hal mi dilakukan dengan alasan, sektor retail, dalani hal mi SPBU adalah sektor yang berhubungan langsung dengan masyarakat/pihak eksternal, sehingga perubahan dapat segera diketahui dan dirasakan largsung oleh masyarakat. Analisa terhadap program Transformasi Pertamina dilakukan dengan menggunakan theoritical framework yang sama dengan analisa corporate rebranding PT Pertamina (Persero) meliputi situation analysis, planning dan evaluation. Dimana situasi utama yang melatar belakangi adalah rneningkatnya ikiim kompetisi di industri mi, khusunya sektor retail Pertamina seteiah diundangkannya TJ1J No 22 Tahun 2001. saat mi pemain pemain SPBU kelas dunia seperti Shell dan Petronas sudah mulai meluaskan sayapnya di Indonesia. Dalam waktu dekat mi terdapat teberapa perusahaan pengelola SPBU asing yang akan turut serta menanamkan rnodalnya di Indonesia. Planning untuk program transformasi SPBU Pertamina mi juga dibagi dua untuk customer eksternal dan internal. Untuk customer eksternai diluncurkan program Pertamina Way yang dilakukan secara b ertahap, meliputi (/) Staf yang teriatih dan bermotivasi meliputi penampilan, peiayanan pelanggan, dan penanganan keluhan, (2) Jaminan kualitas dan kuantitas jaminan ketepatan takaran dan mutu BBM yang dijual, (3) Peralatan yang terawat baik: perawatan, preventive inainte-nance, breakdown maintenance (4) Format fisik yang konsisten tampilan visual yang sesuai dengan standar Pertamina, (5) Penawaran produk yang comperhensf: penawaran produk dan peiayanan tambahan yang selaras dengan strategi Pertamina. Selain itu diluncurkan juga Pertamina Pasti Pas yang merupakan program lanjutan dan pertamina Way, dimana setelah SPBU mencanangkan program Pertamina Way, ia akan mendapatkaii sertifikat Pasti Pas dimana Konsumen dapat mengharapkan kualitas dan kuantitas BBM yang terjamin, pelayanan yang rarnah, serta fasilitas nyaman karena SPBU PASTI PAS! menggunakan alat-alat pengukur kualitas dan kuantitas lebih akurat juga menerapkan prosedur monitoring yang lebih ketat. Selanjutnya, evaluasi atas Transformasi SPBU Pertamina dilakukan berdasarkan Brand Equity Aaker dan AIDA Model. Pengukuran brand equity dilakukan kepada keempat variabel' pembentuknya yaitu brand awareness, brand associations, perceived quality dan brand loyalty. Berdasarkan hasil pengukuran deskriptif atas brand equity, didapatkan bahwa transformasi SPBU belum efektif, hal mi dikarenakan nilai brand associations, perceived value dan brand loyalty masyarakat terhadap merek SPBU Pertamina masih rendah, kecuali brand awareness, dimana Pertamina masih menjadi top of mind dimata konsurnennya. Sedangkan pengukuran anova hanya dilakukan kepada dua variabel brand equity yaitu perceived value dan brand loyalty. Dari Uji Anova yang dilakukan terhadap konstruk pengamatan, diketahui bahwa beberapa di antara kosntruk tersebut tidak secara signifikan dipengaruhi oleh variabel dependen dalam hal mi adalah demografi responden.Hal mi didapatkan dengan membandingkan P-value atau Signifikan dari hasil Uji Aiova. Apabila niiai siifikan <0,05 maka dapat dijelaskan bahwa variabei tersebut secara signifikan menjelaskan konstruk, pada tingkat kepercayaan 95%. Setelah pengukuran menggunakan one way anova, dapat dilihat variabel-variabel yang menjelaskan konstruk secara signifikan adalah "pengeluaran perbulan pada "perceived quality" dan "pengeluaran perbulan pada brand loyalty". Hasil darl pengukuran anova menunjukkan bahwa terdapat perbedaan atas perceived quality dan tingkat loyallitas responden dengan range pengeluaran yang berbeda, dimana responden dengan range pengeluaran 1-3 juta dan 8-10 juta memiliki kesan kualitas dan tingkat loyalitas yang lebih rendah dibanding responden dalam range pengeluaran iainnya. Berdasarkan pengukuran dengan AIDA model, efektivitas komunikasi melalui media cetak dan televisi sudah dapat dikatakan cukup efektif, dimana terdapat sebesar 58% responden dan jumlah seluruh responden yang pada tahap "attention" memberikan respon positif yang melakukan kemudian melakukan "action" (menggunakan produk dan pelayanan SPBU Pertamina setelah melihat atau membaca ikian yang dikeluarkan oleh SPBU Pertamina setelah dicanangkannya program Transformasi."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2008
T23060
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Bagus Yusuf Raditya Kusuma
"Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis employer attractiveness yang dimiliki oleh PT. Pertamina (Persero). Employer attractiveness diukur menggunakan employer attractiveness (EmpAt) Scale yang didalamnya terdiri dari dimensi interest value, dimensi social value, dimensi economic value, dimensi development value, dan dimensi application value. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dan teknik pengambilan sampel purposive. Pada penelitian ini sample yang diambil sebanyak 100 responden mahasiswa tingkat akhir. Data penelitian ini dianalisis secara deskriptif. Hasil penelitian ini membuktikan bahwa employer attractiveness yang dimiliki oleh PT. Pertamina (Persero) tergolong tinggi.

The purpose of this study is to analyze the employer attractiveness of PT. Pertamina (Persero). Employer attractiveness is measured by using the employer attractiveness (EmpAt) Scale, which involves a series of dimensions of interest value dimension, social value dimension, economic value dimension, development value dimension and application value dimension. This study uses quantitative methods and purposive sampling techniques. The sample of this study were using 100 students who taken their final year as respondents. The data were analyzed descriptively. The results of this study prove that the employer attractiveness of PT. Pertamina (Persero) classified as high.
"
Depok: Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia, 2014
S54874
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Abdur Razzaq
"Dalam proses pendistribusian fluida dalam pipa, sering terjadi kerugian - kerugian yang diklasifikasikan sebagai major loses dan minor loses. Kerugian - kerugian ini menyebabkan hilangnya energi dalam proses pendistribusian fluida dari titik awal sampai dengan titik tujuan. Hilangnya energi ini dapat mengakibatkan terganggunya proses pendistribusian dalam hal waktu dan kapasitas. Untuk mengatasi masalah kehilangan energi ini, dibutuhkan pompa dengan karakteristik dan kinerja yang sesuai. Pompa harus dapat mengatasi hambatan sistem berupa gesekan zat cair yang akan melalui jaringan perpipaan, ketinggian zat cair yang akan dipompakan dan tekanan zat cair yang yang diinginkan pada suatu laju aliran. Hambatan sistem bertambah dengan naiknya laju aliran zat cair. Ternyata pendekatan dari besarnya hambatan sistem sebanding dengan kuadrat dari laju aliran zat cair. Berdasarkan pendekatan tersebut, hambatan sistem dapat dibuat sebagai kurva dengan laju aliran sebagai variabel.
Total hambatan sistem merupakan jumlah kurva head sistem dan head statis. Dengan menempatkan kurva karakteristik head - kapasitas pompa sentrifugal pada kurva total hambatan sistem dapat ditentukan laju aliran dan head dari pompa sentrifugal. Dimana kurva tersebut akan saling berpotongan, head pompa sama dengan head total sistem untuk laju aliran yang sama. Dalam memilih pompa harus memperhatikan titik potong kurva karakteristik head - kapasitas pompa sentrifugal dengan kurva head total sistem. Titik perpotongan tersebut harus merupakan kapasitas efisiensi yang terbaik atau yang mendekati untuk pompa sentrifugal yang dipilih.

In fluid distribution process in piping system, there were always occur some losses classified as major losses and minor losses. These losses can lead to the loss of energy in fluid distribution process from starting point to the end point of piping system. The losses of energy can disturb distribution process in the matter of time and flow capacity. To overcome this problem, pump with proper characteristics and performance are needed. Pump system must could overcome system closures like friction force from the fluid flow in piping system, elevation of the fluid that would be pumped and desirable pressure of the fluid in a flow. System closures increase with the increasing of the fluid flow rate. In this case the value of system closure is proportional with the square of fluid flow rate, based on that, the system closure can be graphically represented by a curve with flow rate as a variable.
The total system closures are the sum of the head system and head static curves. In placing head characteristic ? pump capacity curves in total system closures curves, flow rate and centrifugal pump head can be determined. Where the intersection of the curves represent the same value of total system head and flow rate. In determining a pump system, the intersection of that two curves described above must be well designed. That intersection must the most efficient characteristic for selected centrifugal pump.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2007
S38709
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agil Helien Puspita
"Tekanan panas merupakan salah satu faktor fisik yang berpengaruh terhadap produktivitas, performa kerja, juga berpotensi menimbulkan berbagai keluhan kesehatan (heat strain) bagi pekerja di area produksi pelumas Jakarta PT Pertamina (Persero). Penelitian dilakukan pada 122 pekerja menggunakan desain studi cross sectional.
Hasil penelitian menunjukkan semua responden mengalami keluhan akibat pajanan panas dengan mayoritas keluhan ringan (73.8%) dan pengukuran menggunakan Thermal Environment Monitor menunjukkan bahwa secara umum temperatur di area produksi pelumas melebihi nilai ambang batas yang diperkenankan. Oleh karena itu, diperlukan upaya pengendalian kondisi temperatur lingkungan kerja sampai batas yang dapat diterima pekerja untuk meminimalisasi risiko keluhan yang dirasakan.

Heat stress is one of physical factors that affect productivity, working performance, also potentialy caused various health problems (heat strain) for workers in PT Pertamina (Persero) Production Unit Jakarta - Lubricants. This study performed on 122 workers using cross sectional study design.
Result showed all respondents had complaints due to heat exposure with the majority of minor complaints (73.8%) and measurement using Thermal Environment Monitor showed in general, temperature at lubricants production area exceeds the permitted threshold value. Therefore, efforts are needed to control the temperature conditions of the working environment to acceptable limits of workers to minimize the perceived risk of complaints.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Andri Fayrina Ramadhani
"Produksi pelumas merupakan pekerjaan visual yang dilakukan terus menerus. Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis tingkat pencahayaan dan keluhan kelelahan mata pada pekerja di area produksi pelumas Jakarta PT Pertamina (Persero) tahun 2012. Variabel independen dalam penelitian ini adalah tingkat pencahayaan, kemudahan melihat objek, kondisi sumber pencahayaan, jenis pekerjaan, durasi kerja visual, usia, lama kerja, riwayat gangguan kesehatan mata, penyakit genetik, dan perilaku berisiko. Sedangkan variabel dependen adalah keluhan kelelahan mata. Penelitian dilakukan kepada 122 orang dengan desain studi cross sectional.
Hasil pengukuran menggunakan lux meter diketahui bahwa tingkat pencahayaan di area produksi tersebut tidak sesuai dengan standar Kepmenkes 1405 Tahun 2002, di mana 84.4% pekerja mengeluhkan kondisi pencahayaan tidak baik dan 97.5% pekerja mengalami keluhan kelelahan mata. Sehingga keluhan kelelahan mata yang dialami pekerja lebih disebabkan oleh kondisi lingkungan (pencahayaan) di area produksi. Untuk meningkatkan kondisi pencahayaan di area produksi pelumas Jakarta PT Pertamina (Persero), sebaiknya mempertimbangkan aspek kualitas cahaya dan pemeliharaan lampu.

Production of lubricantss is a continously visual work. The study was conducted to analyze the illumination level and eye fatigue complaints on workers in lubricantss production area Jakarta PT Pertamina (Persero) in 2012. Independent variables in this study is the level of illumination, ease of viewing the object, the condition of illumination sources, type of work, duration of visual work, age, length of employment, history of eye health problems, genetic diseases, and risk behaviors. While the dependent variable was the complaint of eye fatigue. The study was conducted to 122 people with a cross sectional study design.
The results of measurements using a lux meter is known that the illumination level in the production area is not in accordance with the standards (Kepmenkes No. 1405 Tahun 2002) where 84.4% of workers complain of bad lighting conditions, and 97.5% of workers complain of eye fatigue. So that complaints of eye fatigue by workers are caused more by environmental conditions (lighting) in the production area. To improve the lighting conditions in the lubricantss production area PT Pertamina (Persero) Jakarta should consider the aspects of light quality and light maintenance.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Tony Susanto
"Penilaian kinerja pemasok merupakan kegiatan penting bagi perusahaan, karena pemasok adalah salah satu mata rantai yang sangat berpengaruh bagi kelancaran produksi perusahaan. Penilaian kinerja pemasok dilakukan untuk memperoleh suatu nilai kinerja (efisiensi) dan meningkatkan kinerja yang tidak efisien. Penelitian ini menggunakan metode Analytical Hierarchy Process (AHP) dan Data Envelopment Analysis (DEA) untuk menyeimbangkan penilaian subyektif dan obyektif. AHP digunakan untuk menghasilkan bobot masing—masing pemasok yang diperoleh dari hasil kuesioner, sedangkan DEA adalah pendekatan non parametrik untuk mengidentifikasi input/output. Penelitian ini dilakukan di PT. Pertamina Pertamina (Persero). PT. Pertamina (Persero) adalah salah satu perusahaan minyak terbesar milik negara di Indonesia yang memproduksi Bahan Bakar Minyak (BBM) dan Non Bahan Bakar Minyak (NBBM) termasuk memproduksi pelumas. Dalam penelitian ini, penulis ingin meneliti kinerja para pemasok Divisi Pelumas PT. Pertamina (Persero) dalam memproduksi pelumas dengan menggunakan AHP dan DEA untuk menganalisis kinerja para pemasoknya. Para pemasok pelumas PT. Pertamina (Persero) memberikan kontribusinya yaitu dengan memasok plastik, drum, serta KKG untuk memperlancar proses produksi pelumas PT. Pertamina (Persero). Penilaian kinerja pemasok yang dilakukan PT. Pertamina (Persero) memiliki perbedaan dengan penilaian kinerja pemasok dengan menggunakan metode AHP/DEA yaitu dalam hat kompleksitas penilaiannya. Karena dalam penititian mi, penilaian kinerja para pemasok dilakukan berdasarkan kriteria serta sub-kriteria yang bersumber dari literatur-literatur dan dalam melakukan penilaian para pemasoknya selama ini, PT. Pertamina (Persero) hanya melakukan penilaian dengan menggunakan cara yang konvensional yaitu dengan cara pembobotan, sehingga unsur subyektifitas menjadi satu kekhawatiran terhadap penilaian kinerja pemasok yang kurang efisien di masa mendatang. Dengan metode AHP/DEA diharapkan dapat menghilangkan unsur subyektifitas dalam penilaian para pemasok tersebut, karena dengan menggunakan AHP/DEA ini penilaian secara mendalam terhadap kinerja pemasok dari berbagai aspek tercermin melalui kriteria serta sub-kriteria yang menjadi aspek peniiaian tersebut. Dalam melakukan penilaian pemasok, pemasok yang memiliki kinerja baik yaitu apabila memiliki efisiensi sama dengan 1. Sedangkan pemasok yang memilliki nilai efisiensi kurang dari 1, harus dilakukan evaluasi terhadap kinerjanya dengan membandingkan terhadap kinerja pemasok terbaik. Berdasarkan permasalahan yang ada serta pembahasan hasil evaluasi terhadap kinerja para pemasok divisi pelumas PT. Pertamina (Persero) dengan menggunakan metode AHP/DEA yang telah dilakukan dalam penelitian ini, para pemasok tersebut memiliki kinerja yang baik, hal ini dapat dilihat dari nilai efisiensi yang diperoleh yaitu para pemasok rata-rata memiliki nilai efisiensi sama dengan 1. Akan tetapi dengan tercapainya kinerja yang efisien tersebut, PT. Pertamina (Persero) harus secara berkelanjutan mengevaluasi para pemasok secara ketat agar kinerja para pemasok dapat dipertahankan serta ditingkatkan sehingga produksi pelumas PT. Pertamina (Persero) lebih berkualitas dapat bersaing dengan para pesaingnya di pasar global."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2008
T23053
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Sekar Putri Fadhilah
"[Program Corporate Social Responsibility (CSR) di Indonesia saat ini sedang menjadi
trend di kalangan perusahaan. Khususnya bagi perusahaan yang memanfaatkan sumber
daya alam sebagai usaha bisnisnya. Kondisi ini dilihat oleh Pertamina sebagai sebuah
peluang untuk menciptakan nilai baru yang lebih baik kepada masyarakat dan
lingkungan dalam mengatasi dampak negatif dari operasi perusahaan. Berdasarkan
pertimbangan tersebut, Pertamina membuat payung tema CSR dengan nama Pertamina
Sobat Bumi yang mencakup Sobat Bumi Pendidikan, Sobat Bumi Masyarakat, dan
Sobat Bumi Lingkungan. Dalam jurnal ini, penulis ingin menganalisis pelaksanaan
program CSR sebagai bagian dari strategi komunikasi eksternal PT.Pertamina (Persero).
Analisa akan dilakukan melalui media online serta akan dikaitkan dengan konsep
panorama CSR strategis dan melalui konsep 3P (Profit,Planet,People).;Corporate Social Responsibility (CSR) program in Indonesia is currently a trend among
companies. Especially for the company that uses natural resources as a business. This
condition is seen by Pertamina as an opportunity to create a new and better value to
society and the environment to overcome the negative impact of the company's
operations. Based on the considerations, Pertamina make the umbrella theme of CSR
with Pertamina Sobat Bumi which includes Sobat Bumi Pendidikan, Sobat Bumi
Masyarakat, dan Sobat Bumi Lingkungan. In this paper, the author would like to
analyze the implementation of CSR programs as part of the external communication
strategy of PT.Pertamina (Persero). The analysis will be conducted via online media and
will be linked to the concept of panorama CSR strategic and through the concept of 3P
(Profit, Planet, People)., Corporate Social Responsibility (CSR) program in Indonesia is currently a trend among
companies. Especially for the company that uses natural resources as a business. This
condition is seen by Pertamina as an opportunity to create a new and better value to
society and the environment to overcome the negative impact of the company's
operations. Based on the considerations, Pertamina make the umbrella theme of CSR
with Pertamina Sobat Bumi which includes Sobat Bumi Pendidikan, Sobat Bumi
Masyarakat, dan Sobat Bumi Lingkungan. In this paper, the author would like to
analyze the implementation of CSR programs as part of the external communication
strategy of PT.Pertamina (Persero). The analysis will be conducted via online media and
will be linked to the concept of panorama CSR strategic and through the concept of 3P
(Profit, Planet, People).]"
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2014
MK-PDF
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Pandu Raymutia
"Penelitian ini berfokus pada penentuan tingkat persediaan dalam rantai pasok hilir produk BBM RON 90 di PT. Pertamina (Persero) wilayah kerja Sumatera Bagian Selatan. PT Pertamina (Persero) merupakan perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang menyediakan bahan bakar bagi mayoritas masyarakat Indonesia. Permasalahan variabilitas pasokan dan permintaan menjadi permasalahan dalam menjaga stabilitas layanan terhadap masyarakat. Biaya persediaan yang tinggi serta sepenuhnya menjadi beban perusahaan juga menjadi suatu permasalahan yang perlu dikendalikan. Oleh karena itu penentuan tingkatan persediaan menjadi sangat penting untuk memitigasi adanya varibilitas pasokan dan permintaan yang terjadi dengan biaya persediaan yang optimum. Penelitian ini merancang model probabilistik dengan mempertimbangkan variabilitas pada pasokan dan permintaan untuk penentuan safety stock sehingga dapat diketahui tingkat persediaan BBM RON 90 yang tepat di masing-masing titik penyimpanan BBM atau biasa disebut dengan Terminal BBM (TBBM). Metode penelitian ini adalah penelitian kuantitatif berdasarkan data-data empiris perusahaan. Hasil penelitian diharapkan dapat memperoleh pengendalian persediaan yang dapat menjadi pertimbangan manajemen dalam mengelola rantai pasok hilir BBM RON 90.

This research focuses on determining the level of inventory in a downstream supply chain for RON 90 Gasoline products at PT. Pertamina (Persero) area of Southern Sumatra. PT Pertamina (Persero) is a State-Owned Enterprise (SOE) company that provides fuel for most of Indonesian people. The variability in supply and demand is a problem in maintaining the stability of services to the consumers. High inventory costs that are completely borne by the company are also a problem that needs to be controlled. Therefore, determining inventory levels is very important to mitigate the variability of supply and demand that occurs with optimum inventory costs. This research designs a probabilistic model by considering variability in supply and demand to determine safety stock so that the correct level of RON 90 Gasoline Fuel inventory at each Storage Point Fuel Terminal can be determined. This research method is quantitative research based on company empirical data. It is hoped that the research results will be able to obtain inventory control which can be taken into consideration by management in managing the downstream supply chain of RON 90 Gasoline Fuel."
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>