Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 156162 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ferry Ismanadi Uska
"Tesis atau karya akhir ini akan merumuskan perencanaan bisnis untuk mendirikan toko ritel yang menjual produk pakain jadi ( fashion apparel ) untuk segmentasi pria dan wanita dengan kelas ekonomi sosial menengah atas di Manado. Toko yang akan di dirikan ini adalah rencana pengembangan konsep bisnis dari manajemen PT. Aditya Mandiri Sejahtera yang saat ini sudah memiliki jaringan toko di seluruh Indonesia dengan mengusung merek Iwan Famous Fashion Female, Mississippi dan Celcius. Penulis dalam hal ini juga sebagai pemilik sekaligus terlibat secara langsung dalam pengelolaan manajemen. Perencanaan bisnis yang akan dikembangkan ini adalah membuat atau mendirikan toko ritel fashion yang beroperasi di luar mal dengan menawarkan konsep tempat belanja yang luas dan nyaman yang memberikan pengalaman tersendiri kepada konsumen dalam berbelanja kebutuhan berpakaian. Konsep dan desain toko dirancang dengan format ritel modern menyesuaikan dengan segmentasi pasar yang di bidik. Merek toko ini direncanakan adalah Mississippi dan Celcius, dan konsep toko ini adalah terintegrasi atau bersebelahan di dalam gedung atau lokasi yang sama dan berada di luar mal. Fokus strategi lebih banyak kepada diferensisasi dalam semua aspek pengelolaan bisnis.
Dalam penulisan ini akan memberikan gambaran apa saja langkah - langkah strategi membangun bisnis ini yang mencakup mengenai perencanaan pemasaran, operasional, sumber daya manusia dan perencanaan keuangan. Disamping itu juga digambarkan mengenai analisis industri dan pesaing yang bermain di industri ini sehingga dengan menganalisa faktor - faktor tersebut tentunya formula strategi yang akan dilakukan bisa direncanakan dengan tepat dan memberikan hasil yang maksimal.
Tujuan akhir dari penulisan ini adalah apakah nantinya peluang bisnis ini bisa direalisasikan berdasarkan hasil analisa ? analisa semua aspek bisnis. Dan manfaat bagi manajemen perusahaan apabila proyek bisnis cukup berhasil maka mungkin ke depan nya konsep jaringan toko yang akan dibuka tidak lagi beroperasi di dalam mal, tapi akan mengikuti konsep baru ini

This Thesis or final paper will formulate a business plan to establish a retail store chain that sells fashion apparel product for men and women in middle - high social economic class in Manado. This Store is a part of business concept deveopment planning by management of PT. Aditya Mandiri Sejahtera which currently has a network of stores across Indonesia, by bringing a brand Iwan Famous Fashion Female, Mississippi and Celsius. The author in this case as well as the owner of PT. Aditya Mandiri Sejahtera and directly involved in management process for decision making. This Business plan is to create or establish a retail fashion store operating outside of the mall which offers spacious and comfortable shopping concept to provide a great experience to consumers in shopping for their fashion needs. The Store was designed in modern retail formats concept inline with the market segmentation. This store named as Mississippi and Celcius, and the concept of this store is integrated within the same location and both are outside the mall. More strategic focus are differentiation in all aspects of business management.
This final paper will give an idea about how to build this business plan and the strategy includes marketing planning, operations, human resources and financial planning. And also describe an industry analysis and competitor analysis to help in business decision making to generate the maximum results.
The ultimate purpose of this paper whether this business opportunity will be executed based on all of business aspects analysis. And if this project quite succesful probably it will be a new blueprint or a new concept business conducted by management in the future."
Depok: Fakultas Eknonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2010
T28126
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Emir Zakiar
"Konsumen merupakan inti dari penjualan perusahaan Perilaku pembelian konsumen telah diteliti oleh banyak peneliti di dunia, penelitian membagi pembelian oleh konsumen menjadi dua yaitu planned buying dan unplanned buying. Unplanned buying dapat disebabkan karena munculnya sisi impulsif dari konsumen di saat terjadinya proses pembelian yang dapat menyebabkan munculnya impulsive buying behavior. Perusahaan dapat meningkatkan faktorfaktor pendorong konsumen melakukan pembelian secara impulsif. Dengan meningkatkan faktor-faktor pendorong pembelian secara impulsif, perusahaan dapat meningkatkan penjualan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa fashion involvement dan positive emotion dapat mempengaruhi fashion-oriented impulsive buying behavior konsumen Indonesia sedangkan hedonic consumption tendency tidak mempengaruhi fashion-oriented impulsive buying.

Consumers are the core of company?s sales. Consumer buying behavior has been studied by many researchers; its can be divided into two categories. First is planned buying and second is unplanned buying. Unplanned buying can be caused due to emergence of impulsive side of the consumer when the purchase process happened. This also leads to impulsive buying behavior, by increasing the driving factors of an impulsive purchase, sales could increase. Result showed that fashion involvement and positive emotion can influence the fashion-oriented impulsive buying behavior in Indonesia, while hedonic consumption tendency don?t affect the fashion-oriented impulsive buying."
Depok: Fakultas Eknonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2010
T28123
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Affandi Rahman
"Dalam menjalankan bisnis, sangat dibutuhkan sebuah perencanaan bisnis yang baik. Pengusaha, organisasi, atau perusahaan seringkali mengalami kegagalan dalam menjalankan bisnisnya disebabkan Salah satu alasannya adalah karena tidak adanya rencana bisnis yang memadai. Rencana bisnis dapat menjadi suatu alat yang efektif untuk berbagai macam bisnis dalam mengatur tujuan-tujuan kedalam suatu benluk yang saling berhubungan, khususnya bagi bisnis baru atau bisnis kecil.
Di dalam skripsi ini, membahas setiap aspek dari rencana bisnis bagi Bookstore dan Ritel FTUI yang rencananya akan dibangun di lingkungan kampus Fakultas Teknik Universitas Indonesia. Aspek-aspek tersebut adalah rencana organisasi, rencana pemasaran, dan dokumen keuangan.
Hasil dari penelitian dan penulisan ini akan menjadi usulan rencana bisnis dan pertimbangan bagi Bookstore dan Ritel FTUI, apakah layak untuk dijalankan atau tidak.

In running business, a very good of business plan is required. Enterpreneur, organizational, or company oftentimes fail in running its business is caused by one of the reasons is no adequate business plan. Business plan can be become an effective appliance for assorted of business in arranging the target into a form that is interaction, especially for new or small business.
In this final paper, study about every aspect of business plan for Bookstore and Retail of FTUI that its plan will be founded in campus environment of Faculty of Engineering University of Indonesia. The Aspects is organizational plan, marketing plan, and monetary document.
The result of this writing and research will become business plan proposal and consideration for Bookstore and Retail of FTUI, if it's feasible to be run or not.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2005
S50118
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kalam Tukiman
"Tesis ini akan merumuskan perencanaan bisnis untuk membangun sebuah city hotel non bintang yang akan didirikan di Jakarta. Penyusunan bisnis ini dilakukan secara sistematis yang akan mengevaluasi dan menganalisa dari lingkungan usaha internal seperti sumber daya yang dimiliki perusahaan, lingkungan usaha eksternal seperti pesaing, supplier, aspek-aspek teknis seperti aspek manajemen pemasaran, manajemen sumberdaya manusia, manajemen operasional dan manajemen keuangan. Berbagai aspek tersebut akan diolah dan hasilnya digunakan untuk menganalisis Strength, Weaknes, Opportunities, dan Threat dari business plan ini. Kemudian didapatkan suatu strategi bisnis yang dapat diterapkan oleh manajemen city hotel ini. Selanjutnya akan dilakukan analisa terhadap stakeholder, sisi keuangan, serta kelayakan investasi dari business plan city hotel ini. Sehingga dapat menjadi suatu acuan dasar pelaksanaan business plan city hotel ini.

This thesis formulate a business plan to build a non-star city hotel to be established at Jakarta. Preparation of this business to be conducted systematically in evaluate and analyze internal business environment such as company resources, external business environment such as competitors, suppliers, technical aspects of marketing managements, human resource managements, operational managements and financial management. Many kinds of aspects will be processed and the results will used to analyze the Strength, Weakness, Opportunities and Threat of the business plan. Particular business plan strategy can be implemented by this city hotel management. Further analysis will be performed on the stakeholders, the financial sector, and investment feasibility of business plans this city hotel. There will be a basic reference for the implementations of city hotel business plan."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2010
T28252
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Kartini Slamet
"Saat ini usaha bisnis perbankan sektor perorangan atau ritel telah memasuki era persaingan yang ketat, dimana hal ini menyebabkan bank dipaksa untuk memberikan pelayanan nasabah yang sebaik-baiknya. Tidak dapat disangkal bahwa ada beberapa insiden seperti bencana banjir, teror bom, sistem yang tidak berfungsi; yang dapat terjadi sewaktu waktu yang menyebabkan pelayanan nasabah tidak tersedia sebagaimana mestinya. Hal ini menyebabkan perusahaan harus mempunyai suatu mekanisme kerja yang dapat mengantisipasi insiden tersebut untuk menjaga kelangsungan bisnis. Mekanisme kerja untuk menjaga kelangsungan bisnis ini disebut sebagai Business Continuity Plan.
Dalam laporan ini penulis melakukan penelusuran terhadap suatu metodologi daur hidup yang menjelaskan tahapan tahapan yang penting dalam penyusunan Business Continuity Plan. Hasilnya terdapat beberapa tahapan yakni: Tahapan identifikasi proses bisnis yang penting bagi perusahaan, Tahapan identifikasi ancaman terhadap proses bisnis tersebut, Tahapan identifikasi batas waktu maksimum untuk setiap proses bisnis sebelum perusahaan mendapat impact serius, Tahapan penentuan resources yang dibutuhkan oleh proses bisnis dalam rangka mempertahankan continuity of business, Tahapan cara penetapan mitigation strategy, containment dan recovery strategy untuk process owners dan diakhiri dengan Tahapan petunjuk pembentukan dan pemeliharaan dokumentasi Business Continuity Plan dimana juga ditentukan siapa yang sebaiknya bertanggung jawab atas pembaharuan dokumentasi tersebut.
Dengan adanya metodologi diatas, dimana ada tahapan analisa identifikasi proses bisnis yang penting dan apa saja jenis ancaman yang dapat berpengaruh atas kelangsungan proses bisnis tersebut, hal ini membuat perusahaan mengerti proses apa yang perlu dijaga kelangsungannya untuk menjaga kelangsungan bisnis secara keseluruhan. Karena metodologi bersifat daur hidup dan secara jelas ditentukan siapa yang sebaiknya bertanggung jawab atas pemeliharaan Business Continuity Plan; maka Business Continuity Plan akan selalu ditinjau ulang dan diperbaharui secara berkala. Contohnya jika ada pertambahan proses bisnis yang baru maka Business Continuity Plan juga akan diubah, sehingga jika bencana terjadi sewaktu waktu, maka perusahaan selalu siap menghadapinya.

Consumer Bank business in Indonesia currently is entering an era of tight competition. The current situation forces the banks to provide excellent service to its customers. Outstanding service is no longer an option but is already part of the effort for the business to survive. On the other side, we may anticipate unforeseen circumstances such as flood, terrorism, system malfunction that can affect the facilities and systems on which the banks rely to serve their customers to be unavailable, and as the consequences this will create interruption to the services. Having known this situation, banks should have a plan to keep the business running during contingency situation. This plan usually called as BUSINESS CONTINUITY PLAN.
In this report, we will learn a life cycle methodology to develop Business Continuity Plan which divided into several steps: first step is to identify critical business process, second step is to analyze the risk, third step is to determine target recovery time, fourth step is to identify resources needed during contingency, fifth step is to determine the mitigation, containment and recovery strategy and last step is to develop Business Continuity Plan documents, including the guideline and responsible person to maintain the plan.
The steps to analyze what are the critical business processes and what is the impact if the business is not running, will make the business understand which processes need to be sustained during disaster, and be able to respond the threat as necessary when it happened. The life cycle characteristic of the methodology that require Business Continuity Plan to be reviewed periodically will ensure that the plan is kept updated. For instance when there is a new business process then Business Continuity Plan will also be changed. Hence when the disaster happened, the business is always ready to respond."
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2004
T40230
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bambang Mahaendra Djaja
"Permasalahan utama antara ritel modern (minimarket, supermarket dan hypermarket) dan ritel tradisional, terutama di kota-kota besar seperti Jakarta adalah lokasi, di mana ritel modern dengan kekuatan modalnya yang luar biasa berkembang begitu pesat yang lokasinya berdekatan dengan lokasi ritel tradisional yang sudah lebih dulu berada di lokasi tersebut. Menurut Guy (1999), keberadaan minimarket yang lokasinya tidak jauh dari perumahan penduduk telah menarik minat penduduk untuk berbelanja di minimarket. Faktanya, hal tersebut menjadi alasan masyarakat memilih minimarket menjadi tempat berbelanja, sehingga membentuk suatu persepsi atau pandangan terhadap minimarket tersebut.
Ketertarikan konsumen yang paling utama terhadap minimarket adalah pada lokasinya, misalkan kemudahan untuk dijangkau dan yang terpenting adalah posisinya yang harus strategis. Oleh karena itu, lokasi sangat mempengaruhi resiko dan keuntungan suatu tempat usaha secara keseluruhan (Berman dan Evans, 2004). DPW Asosiasi Pedagang Pasar Seluruh Indonesia DKI Jakarta (2009) mengatakan bahwa menjamurnya ritel modem dalam hal ini minimarket di DKI-Jakarta--menyebabkan omset pasar atau ritel tradisional seperti toko kelontong serta warung makin merosot. Berdasarkan data yang diperoleh dari Biro Perkonomian Provinsi DKI Jakarta menunjukkan bahwa pertumbuhan minimarket mengalami peningkatan dari tahun 2007 - 2009. saat dikeluarkannya instruksi gubemur No.1 15 Tahun 2006 tentang Penundaan Sementara Perizinan Minimarket. Berdasarkan lokasinya ritel modern (minimarket) melanggar ketentuan jarak yang ditetapkan Peraturan Daerah (Perda) No 2 Tahun 2002 tentang Perpasaran Swasta.
Dalam Perda jelas diatur, jarak antara pasar ritel modern dan ritel tradisional yang ada di lingkungan mulai dari 0,5 kilometer (km) untuk pasar ritel dengan luas 200 meter persegi (m2) namun kenyataannya lokasi ritel moderen tersebut banyak dijumpai memiliki jarak yang kurang dari 0,5 km dari ritel tradisional (toko dan warung kelontong) sehingga mengakibatkan dampak negatif terhadap kinerja ritel tradisional (toko kelontong dan warung) yang terlihal dari indikator menurunnya: omzet, jumlah pembeli per hari, jumlah pembelian per konsumen, Rata-rata Marjin, Rata-rata Keuntungan, Jumlah Produk yang dijual, Nilai total produk dan Rata-rata nilai belanja produk perhari.

The main problem among modern retail and traditional retail especially in the Urban is location. With it's power, modern retail could be spread out fastly in location where is close to the traditional retail which found before modern retail. According to Guy (1999), location of modern retail (minimarket) was closed to the settlement has been making interest to the people who was shopping at the modern retail (minimarket). In fact, that was as the reason why the people choose the modern retail for shopping, it will built the perception and opinion about it.
The main consumer interested to the modern retail (minimarket) is location, especially strategic of it location. Because, it could be make risk and benefit market place as whole (Berman and Evans, 2004). APPSI DKI Jakarta said, the spread out of modern retail (minimarket) result in the omzet of traditional retail was diminishing. Based on the data from Economic Bureau of DKI Jakarta Province, at 2007 - 2009 the growth of modern retail (minimarket) was increased while the regulation of the postponed modern retail permit was launched (instruksi gubernur No. 115 tahun 2006). Many of modern retail was break the law in it's distance that determined by government regulation No 2 Tahun 2002.
In that regulation has been arranged with clear about distance between modern retail with 200 m2 wide and traditional retail has 0,5 km. In fact, modern retail location has distance less than 0,5km from traditional retail with the result that negative impact of traditional retail performance which he seen at the diminishing indicator of omzet; number of buyer per day, number of purchaser per consumer, margin average, benefit average, number of sold product, value of total product and average of product shopping value per day.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2010
T27625
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Hasianna Lamira Rachel
"Pertumbuhan toko ritel modern terus bcrtambah dan berkembang seiring dengan perkembangan ekonomi yang semakin membaik, sehingga pertumbuhan jasa pendukungnya juga berkembang. Diyakini bahwa salah satu strategi yang dibunuhkan adalah strategi komunikasi pemasaran dengan menggunakan alat yang berhubungan langsung dengan para konsumen untuk mengkomunikasikan pesan daripada produk yang akan dijual. Salah satu alat yang digunakan adalah dengan personal selling. Perwujudan dari hal tersebut adalah adanya SPG/Salesperson yang mewakili sebuah produk disebuah toko ritel. Pada penelitian ini peneliti ingin melihat apakah mereka dapat menjadi pencipta nilai bagi konsumen. Dikarenakan konsumen menjadi suatu hal yang sangat penting sehingga memberikan sesuatu yang terbaik adalah sasaran utama bagi setiap perusahaan. Menciptakan suatu nilai pada produk, kemasan, pelayanan adalah beberapa hal yang biasanya dilakukan. Setelah menjadi pencipta nilai dapat menghasilkan pencipta kepuasan.

The growth of modern retail market is following also the growth of economics that is getting better. The growth is also following the supporting service. It is believed that one of the strategy that has to be used the marketing communication strategy using personal selling because they are connected directly to the customers. Fast moving consumer goods should use the marketing communication strategy that will put them into face to face communication with the customers and the end user consumer. Building a relationship with end-user consumer through personal selling with the help of SPG/Salesperson. In this research we would like to see wether personal selling could create customer value and eventually customer satisfaction. Our consumer is very important for the company because of that we want to give the best output for them. To create something valuable through a product by its service, and the product are only somethings we want to give, and to satisfy their needs."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2010
T33287
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Dedi Adrianto
"Semakin meningkatnya income masyarakat turut pula meningkatkan kesadaran akan gaya hidup sehat, sehingga industri makanan sehat memiliki prospek yang yang menj anjikan, menjadikan peneliti tertarik melakukan Business Plan untuk mendirikan kafe rnakanan sehat yang bemama Green Factory Café (GPC). Untuk memulai bisnis ini dimulai dengan perencanaan anggaran guna mengetahui seberapa besar invcstasi yang akan dikeluarkan unluk memulai bisnis, kemudian membuat laporan keuangan dari proyeksi revenue plan biaya operasional yang akan timbul. Dilanjutkan dengan melakukan analisis Break-Even Point (REP) untuk menilai berapa banyak konsumen yang harus bertransaksi di GFC. Berikutnya menentukan tingkat diskonto dengan cara Capital Asset Pricing Model (CAPM) pada sampel yang dipilih dalam industri hotel dan restoran, dan terakhir melakukari analisis kelayakan investasi berdasarkan tingkat diskonto yang telah ditentukan guna menilai apakah investasi tersebut layak clilakukan atau tidak.

The increased income in society also raising awareness of healthy lifestyle among the communities, make healthy food industry has a promising prospect as investment alternative, so researcher has interested to make Business Plan to established Healthy Café named the Green Factory Café (GFC). This business starts with Budgetary Planning in order to calculate how much initial investment needed to starting this business, continue with preparing Financial Statements from projected revenues and operating costs. Followed by an analysis Break-Even Point (BEP) to calculate how many consumers must transacting in the GFC to covered the initial investment. Furthermore, determine the discount rate by calculate Capital Asset Pricing Model (CAPM) using company from hotel and restaurant industries as sample?s research. And finally conducted Capital Budgeting based on the discount rate that has been determined in order to measure whether the investment is worth it or not."
Depok: Universitas Indonesia, 2010
T31613
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Gilang Petragani
"Skripsi ini membahas pemahaman tentang hubungan antara program loyalitas dengan kepuasan, dan loyalitas konsumen ritel di Indonesia. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan desain deskriptif. Jumlah sampel sebanyak 150 orang.
Hasil penelitian ini adalah bahwa program loyalitas memiliki pengaruh hubungan yang positif terhadap loyalitas dan kepuasan, serta kepuasan konsumen menjadi variabel moderasi yang baik untuk hubungan program loyalitas dengan loyalitas konsumen.

The focus of this study is to analyze the relationship between loyalty program, store satisfaction, and store loyalty on consumers retail of Indonesia. This research is quantitative descriptive interpretive. The sample size is 150.
The results are that loyalty program have positive influence to store loyalty and store satisfaction, also store satisfaction has become a good moderation variable for loyalty program relationship with store loyalty.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2013
S47154
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dinira Kania Saraswati
"Fesyen adalah satu industri yang berkontribusi pada ekonomi kreatif di Indonesia. Ritel dalam industri fesyen sudah mulai berkembang mempunyai toko offline dan toko online dan mulai mengimplementasi strategi omnichannel. Preferensi masyarakat dalam berbelanja secara online dan offline serta perilaku masyarakat yang suka membandingkan produk antar ritel sebelum membeli membuat ritel omnichannel fesyen di Indonesia harus memperhatikan Customer Retention dan Interest in Alternatives oleh konsumens sehingga ritel omnichannel membutuhkan strategi untuk meningkatkan Customer Retention dan menurunkan Interest in Alternatives pada ritel omnichannel fesyen Indonesia dengan melakukan analisis faktor faktor yang mempengaruhi Customer Retention dan Interest in Alternatives yang juga meneliti pengaruh dari Cross Channel Integration dan Showrooming terhadap faktor faktor tersebut. Penelitian ini dilakukan dengan metode Structural Equation Model untuk mengerahui pengaruh faktor dan dilakukan metode Importance-Performance Analysis untuk menganalisa prioritas strategi yang sebaiknya diterapkan. Dalam penelitian ditemukan konsumen dominan dari ritel omnichannel fesyen adalah wanita umur 18 – 29 tahun, Dalam penelitian ini ditemukan pula bahwa Identity Attractiveness dan Switching Cost dapat meningkatkan Customer Retention. Hasil dari penelitian ini merupakan strategi untuk meningkatkan Customer retention dan menurunkan Interest in Alternatives pada wanita umur 18 – 29 tahun sehingga dapat meningkatkan daya saing antar ritel omnichannel fesyen di Indonesia
Fashion industry is one of creative economy’s sector which has a role in increasing Indonesia's GDP. Ritel in fashion industry has begun developing both of offline stores and online stores and also statring to implement omnichannel strategy. Buyers preferences in online and offline shopping and buyers behavior that like to compare products between ritel before buying products makes omnichannel ritel fashion in Indonesia must pay attention to customer retention and interest in alternatives. Omnichannel fashion ritel in Indonesia need strategies to increase customer retention and reduce interest in alternatives by analyzing factors that influence customer retention and interest in alternatives. This research also examine the effect of cross channel integration and showrooming on these factors. This research was conducted using Structural Equation Model (SEM) method to analyze influential factors and Importance-Performance Analysis method to analyze prioritized strategies based on discussion with expert. In this study, it was found that the Identity Attractiveness and Switching Costs increase Customer Retention. The results of this study are strategies to improve customer retention and reduce interest in to increase competitiveness for omnichannel fashion retailers in Indonesia.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>