Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 162086 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Saragih, Wendy M.
"Obat yang digunakan pada pemberian sistemik dengan dosis tinggi untuk jangka panjang umumnya sangat toksik. salah satu upaya untuk menekan efek samping obat adalah dengan menginkorporasikan obat tersebut kedalam pembawa obat (drug carries) sehingga obat dapat langsung mencapai organ sasaran. Salah satu pembawa obat yang belum banyak diteliti karena merupakan formula liposom yang baru yaitu liposom EPC-TEL 2,5. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui stabilitas liposom EPC-TEL 2,5 dengan perlakuan ekstruksi pada dua suhu penyimpanan yang berbeda (4 derajat dan 37 derajat celcius) selama tiga bulan. Kestabilan liposom ditentukan dengan membandingkan jumlah dan diameter liposom."
Depok: Universitas Indonesia, 2009
S09123fk
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Saragih, Aditya Toga Sumondang
"Secara umum, obat yang digunakan pada pemberian sistemik dengan dosis tinggi untuk jangka panjang umumnya menyebabkan efek toksik. Salah satu upaya untuk menekan efek samping obat adalah dengan menginkorporasikan obat tersebut ke dalam pembawa obat (drug carriers) sehingga obat dapat langsung mencapai organ sasaran dengan dosis rendah. Salah satunya obat yang diteliti dan terbukti dapat menurunkan efek samping obat adalah liposom, yaitu liposom EPC-TEL2,5 yang belum teruji stabilitasnya secara fisik. Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan stabilitas liposom EPC-TEL2,5 dengan perlakuan ekstrusi dan sonikasi yang disimpan pada suhu kamar. Kestabilan liposom ditentukan dengan melihat perbandingan jumlah dan diameter liposom hari pertama sampai dengan akhir bulan ketiga. Dengan menggunakan uji nonparametrik Kruskal-Wallis didapatkan liposom yang berdiameter ≤ 100 nm dan > 100 nm masing-masing p = 0,001dan p = 0,031 yaitu terdapat perbedaan bermakna jumlah liposom. Hasil dilanjutkan dengan analisis post hoc dengan Mann-Whitney didapatkan liposom ekstrusi diameter < 100nm tidak stabil pada hari ke-1 (p = 0,016) dan ekstrusi diameter > 100 nm sampai hari ke-7 ( p=0,008). Hasil sonikasi berdiameter < 100 nm dan > 100 nm didapatkan p = 0,917 dan p = 0, 738 menunjukkan stabil hingga hari ke- 84.

In general, drugs that are used systemically in high dose and for a long time are very toxic. Incorporating the drugs to drug carriers so that it can directly reach its target organ is an effort to prevent the drug?s side effects. One of the drug carriers, which has been studied many times and proved to reduce drugs? side effects is liposome, especially EPC-TEL2,5 liposome. The purpose of this study is to compare the stability of EPC-TEL2,5 liposome after being extruded, sonicated and stored in room temperature in three month. Liposome stability is determined by comparing liposome level and diameter since the first day until the end of third months. Using Kruskal-Wallis nonparametric test, we found that liposome < 100 nm (p = 0,001) and liposome > 100 nm (p = 0,031). With post-hoc analysis Mann-Whitney, we found that liposome with extrusion < 100 nm was stable until day-1. Liposome with extrusion > 100 nm was stable until day-7. Liposom with sonication < 100 nm dan > 100 nm stable until day-84 (p = 0,917 and p = 0,738)."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2009
S-pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Lisa Listiarini
"Dalam formulasi obat, pembawa obat (drug carrier) memegang peranan penting karena diharapkan dapat meningkatkan efektivitas obat dan keamanan. Di lain pihak, dapat menurunkan efek samping bila digunakan dalam waktu lama. Salah satu bahan pembawa obat yang sedang dikembangkan akhir-akhir ini adalah liposom. Liposom dengan formulasi EPCTEL 2,5 yang berasal dari fosfatidilkolin kuning telur dan Tetra Eter Lipid 2,5 mol % telah terbukti menunjukkan distribusi dalam organ yang lebih baik.2 Akan tetapi, stabilitas liposom tersebut secara kimia belum pernah diuji. Penelitian ini bertujuan untuk menguji stabilitas liposom EPC-TEL 2,5 yang telah disonikasi dan diberikan larutan MgCl2 350 mOsmol pH 7. Parameter yang dilihat adalah ukuran diameter liposom ≤100 nm dan >100 nm. Liposom dikatakan stabil bila ukuran diameter tidak berubah jumlahnya setelah pemaparan larutan MgCl2 dari waktu ke waktu. Hasil dan kesimpulan yang didapatkan pada uji ini adalah jumlah liposom sonikasi tidak stabil pada diameter ≤100 sampai akhir penelitian. Sedangkan jumlah liposom pada diameter >100 tidak dilakukan perhitungan analisis data karena data jumlah liposom diameter >100 pada hari ke-0 tidak ada.1-3

Stability Test of Sonication Liposome Tetra Eter Lipid (EPC-TEL 2,5) with MgCL2 350 mOsmol PH 7 Exposure at 40 Celcius. Drug delivery in drug formulation have an important role because it will increase drugs effectivity and safety. On the other side, also decrease drug’s side effect if it is used for a long time. Recently, one of drug carrier products which is developed is liposome. Liposome with EPC-TEL 2,5 formulation from egg-yolk phosphatidylcholine and Tetra Eter Lipid 2,5 mol % has been proved to show better distribution in organs.2 But, the stability of liposome is never tested chemically. This research main purpose is to test liposome EPC-TEL 2,5 stability after it given sonication and exposed with MgCL2 350 mOsmol pH 7. The object to analyze is only liposome with ≤ 100 nm and > 100 nm diameter. It will be clasified as stable if the diameter doesn’t change after exposed with MgCL2 from time to time. The result and conclusion from this test is the amounts of sonication liposome isn’t stable in diameter ≤ 100 until the end of researching. While, the amounts of sonication liposome in diameter > 100 wasn’t counted data analysis because there is nothing the amounts of liposome diameter >100 at the first researching.1-3"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2009
S-pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Prima Heptayana
"Liposom merupakan salah satu produk nano yang sedang dikembangkan untuk meningkatkan efektivitas obat dan menurunkan efek sampingnya jika digunakan dalam jangka panjang. Sebagai pembawa obat, kini telah dikembangkan liposom formulasi baru yang mengandung lesitin/ fosfatidilkolin kuning telur (egg yolk phosphatidyl choline = EPC) dan TEL 2,5 mol % dari Thermoplasma acidophilum, dinamakan sebagai liposom EPC-TEL 2,5. Liposom EPCTEL 2,5 belum pernah diuji stabilitas kimianya dengan pemajanan larutan CaCl2 350 mOsmol pH 7 secara in vitro. Pengujian dilakukan dengan menghitung jumlah liposom dengan pajanan larutan dan tanpa pajanan pada diameter ¡Ü 100 nm dan > 100 nm. Hasil penelitian menunjukkan liposom formulasi baru EPC-TEL 2,5 yang disonikasi dengan pajanan CaCl2 350 mOsmol pH 7 tidak stabil dari awal penelitian sampai akhir penelitian.
350 mOsmol pH 7 exposure.

Liposome is one of the nanotechnology products which is now being developed to increase drug effectivity and to decrease drug adverse effects in long term use. As a drug carrier, the new liposome combination was made from lecithin/ egg yolk phophatidyl choline (EPC) and TEL 2,5 mol% from Thermoplasma acidophilum, named EPC-TEL 2,5. This combination has never been tested before, especially its chemical stability after being exposed to CaCl2 350 mOsmol pH 7 in vitro. Chemical stability test for liposome EPC-TEL 2,5 was done by counting liposome particle (which diametre ¡Ü 100 nm and > 100 nm), with and without CaCl2 exposure. It is found that the new liposome combination EPCTEL 2,5 with CaCl2 exposure is not stable from beginning until the end of research."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2009
S-pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Reski Lepong Bulan
"Liposom sebagai pembawa obat (drug carrier) merupakan salah satu produk teknologi nano yang sedang dikembangkan untuk meningkatkan efektivitas obat, menurunkan efek sampingnya serta meningkatkan keamanannya jika digunakan dalam jangka panjang. Liposom dapat dibuat dari berbagai komponen lipid, misalnya kombinasi lesitin dan tetraeter lipid (TEL). Kombinasi lesitin dan TEL merupakan komposisi yang belum pernah diuji tentang stabilitas secara kimia baik in vitro maupun in vivo. Liposom ini mengandung lesitin/fosfatidilkolin kuning telur (egg yolk phosphatidyl choline) dan TEL (tetra eter lipid) 2,5 mol % dari Thermoplasma acidophilum. Penelitian ini bertujuan untuk menguji stabilitas liposom EPC-TEL2,5 yang telah disonikasi dan diberikan larutan NaCl dan MgCl2. Parameter yang dilihat adalah ukuran diameter liposom ≤ 100 nm dan >100 nm. Liposom di katakan stabil bila ukuran diameter tidak berubah jumlahnya setelah pemaparan larutan NaCl dan MgCl2 dari waktu ke waktu. Hasil dan Kesimpulan : tidak stabilnya liposom EPC TEL 2,5 % berdiamer ≤ 100 dan > 100 yang telah disonikasi dan diberikan lautan NaCl PH7 dan MgCl2 PH7 dari waktu ke waktu.

In Vitro stability test of tetra eter lipid liposome (EPC-TEL 2,5) as new formulation drug carrier with sonication method and addition of NaCl PH 7 and MgCl2 PH 7 350 mOsmol. Liposome as a drug carrier is one of the nanotechnology products which is now being developed to increase drug effectivity, to decrease drug adverse effects, and to increase its safety in long term use. Liposome can be made from lipid components, such as combination between lecithin and tetraeter lipid (TEL) . The newest combination was made from egg yolk phosphatidylcholine and TEL 2,5 mol% from Thermoplasma acidophilum and named EPC-TEL 2,5. This combination has never been tested before, especially its chemical stability (in vitro and in vivo). This research main purpose is to test liposom EPC-TEL2,5 stability after it given sonication and exposed with Nacl and MgCl2. The Object to analyze is only liposome with ≤ 100 nm dan >100 nm diameter. It will be clasified as stable if the diameter doesn't change or change with specific scale after exposed with NaCl and MgCl2 from time to time. Conclusion: liposome that has > 100 nm and liposome that has ≤ 100 nm diameter after it given sonication and exposed with Nacl and MgCl2 is not stable from time to time."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2009
S-pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Erni Hernawati Purwaningsih
"Telah dilakukan penelitian untuk menguji stabilitas fisik dan kimia secara in vitro dan stabilitas biologik secara in vivo terhadap formula terbaru liposom EPC-TEL2,5. Liposom sebagai pembawa berbagai obat (drug carrier) yang berukuran 50 - 200 nanometer, merupakan salah satu produk teknologi nano (nanotechnology). Liposom ini merupakan formulasi terbaru yang mengandung lesitin / fosfatidilkolin kuning telur (egg yolk phosphatidyl choline=EPC dan Tetra eter lipid (TEL) 2,5 mol % dari Sulfolobus acidocaldarius atau Thermoplasma acidophilum.yang kemudian dinamakan sebagai liposom EPC-TEL2,5, belum pernah diuji stabilitasnya. Pada penelitian ini digunakan TEL dari Thermoplasma acidophilum. Kestabilan liposom dalam membawa obat hingga mencapai organ sasaran akan sangat menentukan dosis terapi obat. Uji kestabilan liposom EPC-TEL2,5 dilakukan pada liposom tanpa perlakuan (tanpa ekstrusi atau sonikasi), liposom hasil ekstrusi membran 200 nm, dan liposom hasil sonikasi. Secara fisik, uji dilakukan dengan cara mengukur jumlah dan diameter partikel liposom setelah penyimpanan pada suhu 4º C, suhu kamar, dan 37º C. Secara kimia dengan mengukur jumlah dan diameter partikel liposom setelah pemaparan garam NaCl; CaCl2; MgCl2 pada pH 5; 7; 9. Pengukuran jumlah dan diameter partikel liposom ke dua jenis uji stabilitas dilakukan pada hari I; hari VII; akhir bulan I; bulan II, dan bulan III. Secara biologik dilakukan pengukuran hasil degradasi TEL pada menit ke 0; 30; 60; jam ke 2; 4; dan 8 setelah penyuntikan liposom EPC-TEL2,5 secara IP, pada mencit. Hasil uji menunjukkan bahwa liposom tampak stabil hingga akhir bulan I pada suhu 4º C dan 37º C pada uji stabilitas fisik; tetap stabil hingga akhir bulan II pada uji stabilitas kimia pada larutan garam NaCl; CaCl2 pada pH 5 dan 7. Liposom EPC-TEL2,5 terdegradasi di hepar mencit pada uji stabilitas biologik.

The Physical, Chemical, and the Biological stability test on Liposome EPC-TEL 2.5 as the newest drug delivery systems (drug carrier), in vitro and in vivo. This experiment is carried out in order to improve the stability of the Liposome EPC-TEL 2.5 physically, chemically, and biologically. As a new formula, this liposome that has contained phosphatidylcholine from egg yolk=EPC and Tetra-ether Lipid (TEL) from membrane of Sulfolobus acidocaldarius or Thermoplasma acidophilum had never been tested on their stability. The stability of liposome to carry the drug into the targeted cells or organs is required for determining the therapeutic dose of the drugs. Physically, the test was done by measuring the amount and diameter of liposome after incubating at 4º C, at room temperature, and 37º C. Chemically, the test was also done using the same parameters after introduction of chemical solution of NaCl, CaCl2; MgCl2 at the pH of 5; 7; 9. The measurements was carried out on day 1; 7; and month 1; 2; and 3. Biologically, liposome EPC-TEL 2.5 was injected Intra-Peritoneally to mice to detect the degradation of TEL in their liver, at the minute of 0; 30 ; 60 ; the hour of 2; 4; and 8. The results of these tests were shown that liposome EPC-TEL 2.5 was stable until the last month of 1 at 4º C and 37º C on physical stability test; more stable at the chemical solution of NaCl and CaCl2 at the pH of 5 and 7 until two months; and TEL was degradable in liver of mice."
Depok: Universitas Indonesia, 2007
AJ-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Sunny Orlena
"Liposom merupakan salah satu produk nanoteknologi yang sedang dikembangkan untuk meningkatkan efektivitas dan mengurangi efek samping obat. Sebagai pembawa obat, kini telah dikembangkan liposom EPC-TEL 2,5, yang mengandung fosfatidilkolin kuning telur (egg yolk phosphatidyl choline = EPC) dan TEL 2,5 mol%. Belum banyak penelitian tentang stabilitas liposom yang mengandung TEL ini. Pengukuran diameter, salah satu parameter stabilitas liposom, selama ini dilakukan menggunakan particle sizer, yang harganya mahal dan tidak selalu tersedia. Alternatif yang sedang dikembangkan adalah menggunakan program komputer Image pro Express. Penelitian ini membandingkan diameter liposom EPC-TEL 2,5 hasil sonikasi, yang diukur dengan program Image pro Express, sebelum dan sesudah paparan larutan CaCl2 150 mOsmol pH 5 selama penyimpanan 90 hari pada suhu 4oC. Berdasarkan penelitian, terdapat perbedaan bermakna dengan p = 0.001 antara diameter liposom EPC-TEL 2,5 hasil sonikasi sebelum dan sesudah paparan larutan CaCl2 150 mOsmol pH 5 selama penyimpanan 90 hari.

Liposome is a nanotechnology products which is being currently developed to improve the effectiveness and reduce the side effect of a drug. Presently, liposome EPC-TEL 2.5, which contains egg yolk phosphatidylcholine (EPC) and tetra-ether lipid (TEL) 2.5 mol%, has been developed to act out as a drug carrier. These days, researches on TEL containing liposome are still rare. Today, diameter measurement, one of the liposome stability parameter, is still performed by using particle sizer, which are expensive and not always available. One alternative that has been being developed is the application of Image pro Express computer program. This research compares the diameter of a sonicated liposome EPC-TEL 2.5, which measured using Image pro Express, before and after exposure to CaCl2 150 mOsmol pH 5 solution for 90 days at 4oC. Based on the research, there is statistically significant difference (p = 0.001) in diameter of sonicated liposome EPC-TEL 2.5, before and after exposure to CaCl2 solution (150 mOsmol at the pH of 5) in a 90 days incubation."
Depok: Universitas Indonesia, 2009
S09122fk
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Yenny Rachmawati
"Sebagai pembawa obat yang langsung bekerja pada sel target, liposom terbukti meningkatkan efektivitas obat dan mengurangi efek samping sistemik, terutama untuk terapi jangka panjang. Liposom yang saat ini sedang dikembangkan, merupakan kombinasi fosfatidil kolin kuning telur (Egg yolk Phosphatidil Choline / EPC) dan Tetraeter Lipid 2,5 mol % dari Thermoplasma acidophilum yang kemudian dinamakan sebagai liposom EPC-TEL 2,5. Penelitian ini bertujuan untuk menguji kestabilan liposom EPC TEL 2,5 hasil sonikasi selama 60 menit, dalam larutan garam yang lazim digunakan sebagai larutan elektrolit, NaCl dan CaCl2 pH 7, dengan penyimpanan pada suhu 4oC dan pengamatan pada hari ke-0, 7, 30, 60, dan 90. Parameter kestabilan yang diukur adalah tidak bertambahnya diameter liposom dan jumlah liposom yang berukuran lebih dari 100 nm. Hasil dan Kesimpulan: Tidak terjadi peningkatan jumlah liposom yang berukuran lebih dari 100 nm secara bermakna pada liposom yang terpapar NaCl 150 mOsmol pH 7 maupun CaCl2 150 mOsmol pH 7.

Comparative Stability Test of Liposome Tetraether Lipid (EPC-TEL 2,5) After Sonication in NaCl 150 mOsmol pH 7 and CaCl2 150 mOsmol pH 7 Solutions. As a drug carrier which is directly act on targeted cell, liposome has proved to increase drug efficacy and reduce systemic side effect of drugs, especially for long term therapy. Liposome, which has still developed, is the combination of Egg yolk Phosphatidyl Choline (EPC) and Tetraether Lipid 2,5 mol % isolated from the archaebacterium Thermoplasma acidophilum, which is called EPC-TEL 2,5. The aim of this study is to prove the chemical stability of liposome EPC-TEL 2,5 with the addition of selected salts which are commonly used as electrolyte solution (NaCl pH 7 dan CaCl2 pH 7 150 mOsmol), after 60 minutes sonication and storage in 4oC, after observation at day 0, 7, 30, 60, 90. The stability parameters in this study are that diameter of liposome and the amount of liposome larger than 100 nm. There was no significant different between the amount of liposome which have sizes greater than 100 nm in addition of NaCl 150 mOsmol pH 7 or CaCl2."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2009
S-pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Taufik Agung Wibowo
"Pada penyakit yang membutuhkan terapi jangka panjang diperlukan terapi obat dengan dosis tinggi dalam jangka panjang. Hal ini tentunya dapat menimbulkan efek samping yang berat dan serius. Belakangan ini telah banyak dikembangkan berbagai penelitian mengenai pembawa obat (drug carrier), yaitu suatu sediaan yang dibuat agar obat dapat langsung atau mempermudah obat masuk ke dalam organ atau reseptor sasaran. Dengan memasukkan obat ke bahan pembawa obat misalnya liposom, diharapkan efek samping sistemik yang terjadi dapat ditekan. Liposom dapat dibuat dari berbagai macam lipid. Kombinasi bebeapa lipid dapat dilakukan untuk menambah kestabilan liposom, salah satunya adalah liposom formulasi baru yang dibuat dari kombinasi lesitin kuning telur (Egg yolk Phosphatidil Choline / EPC) dan Tetraeter Lipid (TEL) 2,5 mol % dari Thermoplasma acidophilum yang kemudian dinamakan sebagai liposom EPCTEL 2,5. Salah satu kriteria pembawa obat yang baik hendaknya bersifat mudah didegradasi oleh tubuh (biodegradable). EPC merupakan fosfolipid; sementara fosfolipid adalah komponen utama penyusun membran biologis sehingga aman bagi tubuh. Di lain pihak TEL, lipid yang berfungsi untuk meningkatkan kestabilan liposom merupakan lipid hasil ekstraksi membran Thermoplasma acidophilum yang belum diketahui degradasinya dalam tubuh.
Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan bahwa liposom EPC-TEL 2,5 aman digunakan dalam pengobatan jangka panjang dengan menilai hasil biodegradasi TEL secara in vivo di hepar mencit, yaitu dengan menilai spot atau retention factor (Rf) hasil degradasi TEL yang diperoleh dari suspensi hepar mencit jantan dan betina C3H setelah 30 menit pemberian liposom EPC-TEL 2,5 secara intraperitoneal dengan dosis 0,1 mmol TEL yang setara dengan 148,8 µg TEL, dibandingkan dengan kontrol pada lempeng kromatografi lapis tipis (KLT).
Hasil penelitian menunjukkan tidak ditemukannya bercak TEL pada lempeng KLT baik pada kontrol maupun pada hepar 30 menit setelah injeksi TEL intraperitoneal. Hasil tersebut di atas belum dapat menyimpulkan ada tidaknya degradasi TEL di hepar 30 menit setelah injeksi liposom EPC-TEL 2,5 secara intraperitoneal sehingga dibutuhkan penelitian lanjutan dengan menggunakan alat yang lebih sensitif.

Treatment of disease that require longterm utilisation at high doses is associated with serious adverse effects. Lately, many attempts have been performed to find the appropriate drug carrier to deliver the drug directly into the target organ or receptor so that the systemic adverse effect can be minimized and the effectivity as well as efeciency can be increased. Liposome can be made from many kinds of lipid. Several lipid combinations can be used to increase liposome?s stability, one of which is new liposome formulation made from lecithin / Egg yolk Phosphatidil Choline (EPC) and 2,5 mol % Tetraether lipid (TEL) from Thermoplasma acidophilum, named EPC-TEL 2,5 liposome. A good drug carrier must be degraded easily by body (biodegradable).
The aim of this study was to find out that is whether TEL in EPC-TEL 2,5 liposome can be degraded by liver, in vivo. Parameter used for determining TEL degradation is whether there are more than one spot in liver 30 minutes post-intraperitoneal injection with dose 0,1 mmol (148,8 µg TEL) compared to control?s Rf in Thin Layer Chromatography (TLC).
Result shows there are no TEL spots on TLC sheet both for control liver and liver taken 30 minutes after intraperitoneal liposome injection. Thus, the result couldn?t conclude TEL degradation in liver, hence further studies using more sensitive device is needed.
"
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2008
S09056fk
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>