Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 69863 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Andiek Bagus Wibowo
"Indonesia saat ini mengalami krisis energi listrik nasional. Merupakan hal yang ironis dimana tingkat pertumbuhan ekonomi yang positif beberapa tahun belakangan ini ketersediaan energi listrik yang merupakan pendorong roda perekonomian dalam kondisi kritis. Pemadaman listrik secara bergilir menyebabkan protes dari masyarakat dan kalangan pengusaha karena terganggunya aktivitas mereka. Mengingat pemadaman yang sering terjadi ini, pihak operator telekomunikasi bargantung kepada peranan generator sebagai backup sumber energi. Generator yang dipergunakan umumnya menggunakan tenaga diesel. Operator telekomunikasi sering menghadapi permasalahan atas terbatasnya pasokan listrik PLN pada suatu wilayah, bahkan besar kemungkinan pula suatu wilayah tersebut belum dilayani oleh jaringan listrik sama sekali. Generator sebagai tenaga penghasil listrik dengan menggunakan gas sebagai sumber energi sudah banyak dipakai oleh masyarakat. Gas tersebut dapat berupa LPG (Liquiefied Natural Gas), Natural Gas, ataupun CNG (Compressed Natural Gas). Harga gas masih cukup murah dibandingkan fossil fuel lainnya seperti solar ataupun bensin. Selain itu gas merupakan energi yang ramah lingkungan. Penelitian ini akan mengkaji jaminan pasokan energi listrik pada BTS dengan membandingkan pemakaian listrik antara konfigurasi PLN dan diesel generator dengan konfigurasi PLN dan gas generator atau konfigurasi gas generator saja. Selain itu juga dilakukan analisa penggunaan tenaga surya sebagai energi yang ramah lingkungan. Energi tenaga surya ini dimaksudkan sebagai energi bagi BTS yang berfungsi sebagai penetrasi terhadap isolasi suatu daerah atau sebagai alternatif dimana pembiayaan jaringan PLN sangat mahal dan tidak feasible.

Indonesia is in the midst of a national electric energy crisis. It is an irony that while Indonesia?s economy has benefited from a constant growth rate in recent years, the availability of electric energy is in a critical condition nationwide. Frequent black-outs has resulted in protests and disappointments from business and community as their activities are constantly interrupted. Frequent black-outs has resulted in telecommunication operator to rely on backup generator as a source of electricity. The most common generator used is powered by diesel fuel generator. Telecommunication operators are accustomed to problems of limited electric energy from the National Electric Company (PLN) and even to the lack of electricity in remote areas. Gas generator are widely used as a source of electric energy. The gas used may be LPG (Liquified Natural Gas), Natural gas or CNG (Compressed Natural Gas). The price of gas is relatively lower than fossil fuels such as diesel oil. In addition, gas is a source of energy which is environmentaly friendly. This research will focus on energy source for BTS telecommunication station and compare electricity usage between PLN configuration with diesel generator and PLN configuration with gas generator or gas generator only without depends on PLN. Furthermore, an analysis of solar power as an alternate environmentaly friendly source of energy will be analyzed. Solar power may become an alternate solution in deeply remote and isolated region where PLN is unable to penetrate."
Depok: Universitas Indonesia, 2010
T27942
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Reynard Henderson
"Transisi energi berkelanjutan merupakan salah satu isu prioritas pada Presidensi G20 Indonesia. Sebagai upaya untuk mempercepat transisi energi berkelanjutan, pemerintah Indonesia menargetkan bauran energi dari energi baru terbarukan sebesar 23% pada tahun 2025, yang didominasi oleh Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS). Selain itu, penerapan sistem PLTS atap juga didukung oleh peningkatan nilai keekonomian melalui ditetapkannya Peraturan Menteri ESDM No. 26 tahun 2021. Dalam skripsi ini dilakukan studi mengenai penerapan sistem PLTS atap pada Gedung Produksi II PT. ON untuk mengetahui potensi produksi energi, potensi penghematan energi yang berasal dari grid, potensi ekspor energi kepada grid, serta besar kapasitas optimal bagi sistem tersebut. Studi pada skripsi ini dilaksanakan dengan menggunakan simulasi berbasis perangkat lunak PVSyst melalui metode trial-and-error. Hasil studi menunjukkan bahwa rancangan sistem PLTS atap Gedung Produksi II PT. ON dengan kapasitas sistem maksimal dapat memproduksi energi sebesar 266955 kWh per tahun. Nilai tersebut setara dengan 115% dari konsumsi energi tahunan PT. ON. Berdasarkan kelebihan produksi energi per tahun sebesar 15% tersebut, dapat diketahui bahwa kapasitas optimal bagi sistem PLTS atap Gedung Produksi II PT. ON adalah sebesar 171 kWp. Melalui kapasitas sistem optimal tersebut, maka seluruh produksi energi dari sistem PLTS atap dapat dimanfaatkan oleh PT. ON.

The sustainable energy transition is one of the priority issues in Indonesia's G20 Presidency. As an effort to accelerate the transition to sustainable energy, the Indonesian government is targeting an energy mix from new renewable energy of 23% by 2025, which is dominated by solar power plants. Besides that, implementations of rooftop solar power plant are also reinforced in the economic values through the stipulation of Minister of Energy and Mineral Resources Regulation No. 26 of 2021. In this thesis, a study regarding the application of rooftop solar power plant at PT. ON Production Building II was conducted to find out about the potential for energy production, the potential for saving energy from the grid, the potential for exporting energy to the grid, and the optimal system capacity. The study in this thesis was performed using simulations based on PVSyst software through a trial-and-error method. The results of the study show that the design of the rooftop solar power plant at PT. ON Production Building II can produce energy of 266955 kWh per year. That value is equivalent to 115% of the amount energy consumed yearly by PT. ON. Based on the excess yearly energy production of 15%, the obtained optimal system capacity for the rooftop solar power plant in PT. ON Production Building II is 171 kWp. Through this optimal system capacity, the entire amount of energy produced by the rooftop solar power plant can be fully utilized by PT. ON."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
A.Basit
"

Keterbatasan  pasokan listrik dari PLN karena lokasi geografis yang terpencil dan jauh, menyebabkan beberapa BTS mengandalkan generator diesel sebagai pembangkit listrik utama.Sehingga, biaya pembangkit listrik di BTS tersebut sangat besar karena transportasi bahan bakar ini berbiaya tinggi. Studi ini menganalisis model hibridisasi Sistem Fotovoltaik dan Biodiesel dari minyak sawit untuk mendapatkan pembangkit listrik yang memiliki keandalan tinggi, biaya energi rendah dan emisi rendah untuk supplai listrik BTS di daerah terpencil yang terletak di Desa Sungai Ketupak Ogan Komering Ilir-Sumatera Selatan (Latitude 3o19.9S dan Longitude 105o38.9E). Dari hasil simulasi, diperoleh bahwa pembangkit listrik offgrid yang optimum untuk BTS Sungai Ketupak adalah hibrid antara PV, baterai, dan genset dengan kapasitas masing-masing sebesar 6,59 kWp, 4,8 kWh, dan 5 kW


The lack of electricity supply from PLN due to the remote and far geographical location, Some of the BTS rely on diesel generators as the main power plant. So, the cost of electricity generation in the BTS is immense because of the transportation of these fuels high cost. Therefore, efficient use of diesel fuel requires a renewable model of energy-based power generation by utilizing the natural potential around the area.This study analyzes the hybridization model of Photovoltaic System with Palm oil Diesel (POD) to get power plants that have a high reliability, low energy costs and low emissions for powering BTS in remote area located at an Sungai Ketupak Village of Ogan Komering Ilir-South Sumatera (Latitude 3o19.9S and Longitude 105o38.9E). The simulation results show the optimum power plant at BTS offgrid Sungai Ketupak  is a hybrid between PV, batteries, and generators with capacity 6.59 kWp,4.8 kWh, and 5 kW respectively.

 

"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aris Sudarto
"Dalam membuat perencanaan sistem ketenagalistrikan, salah satu tujuan yang harus dicapai adalah terpenuhinya kebutuhan beban setiap saat. Untuk dapat memenuhi kebutuhan beban tersebut, maka sistem di sisi pembangkit harus memiliki keandalan yang tinggi. Kondisi kelistrikan di Bangka menunjukkan bahwa tingkat keandalan sistem pembangkit masih belum sesuai dengan standar PLN. PLN telah menetapkan standar keandalan pembangkit yaitu indeks keandalan (LOLP) dibawah 0,274% atau setara dengan kurang dari 1 hari/tahun. Penelitian ini bertujuan mendapatkan indeks keandalan sistem pembangkit berupa LOLP dengan melakukan analisis pemanfaatan potensi energi terbarukan sebagai sistem penyediaan tenaga listrik di Bangka. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa indeks keandalan sistem pembangkit maksimal 0,00274 atau setara dengan maksimal 1 hari/tahun dapat dicapai dengan menambahkan PLTD 30 MW, PLTS 11,8 MW dan PLT Biogas 2 x 100 kW ke sistem pembangkit yang ada (existing) selama pertumbuhan beban tidak lebih dari 15,4 MW.

One of the aims in planning of power system which must be achieved is to make sure enough capacity is available to meet the demand at any time. To be able to meet the demand, the generation system must have high reliability level. The condition of power system in Bangka shows that the reliability indices of generation system is not yet meet the PLN standard. PLN has set the standard of generation system reliability that is the reliability indices (LOLP) below 0,274% or less than 1 day/year. This research aims to obtain reliability indices of generation system by analyzing the utilization of renewable energy as a power supply system in Bangka. The study concluded that the reliability indices of generation system (LOLP) for a maximum of 0,00274 or 1 day/year can be achieved by adding diesel power plant (30 MW), a solar power plant (11.8 MW), and biogas engines (2 x 100 MW) to existing power plants. The reliability level can be maintained at the same level during the increase in system load does not exceed at 15.4 MW.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2015
T44408
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andi Kurniawan
"Kebijakan energi terbarukan saat ini berperan dalam terhambatnya pengembangan dan pencapaian target bauran energi terbarukan yang telah ditetapkan. Permasalahan tersebut yaitu terkait regulasi sektoral yang inkonsisten, penetapan prioritas pemerintah dalam kebijakan energi, skema kerja sama, serta penetapan harga jual beli tenaga listrik. Penulis menggunakan desain penelitian yuridis-normatif. Penelitian dilakukan menggunakan data sekunder yang terdiri atas bahan hukum primer, sekunder dan tertier. Data tersebut disusun kualitatif, melalui uraian teks dan dianalisis dengan teknik analisis deskriptif dan kritis. Kesimpulan, pertama, regulasi pemanfaatan energi terbarukan untuk penyediaan tenaga listrik yang mengatur klausul-klausul kunci PJBL sangat dinamis mengalami perubahan dalam waktu yang singkat. Kedua, dalam penyusunan KEN, RUEN, dan RUPTL pemerintah masih memberikan prioritas utama untuk pemanfaatan energi fossil dibandingkan energi terbarukan.
Beberapa hal yang menghambat investasi diantaranya: a) biaya investasi EBT yang tinggi; b) prioritas pengembangan PLTU Mulut Tambang; c) perubahan penentuan biaya pokok produksi; d) terbitnya Permen ESDM 10/2017 mengakibatkan minimnya kesempatan investor untuk Business-to-business dalam PJBL; e) inkonsistensi penerapan pola kerja sama; f) hambatan dalam penyediaan lahan dan hutan. Ketiga, upaya pemerintah dalam mendukung penyediaan energi terbarukan yaitu melalui skema penugasan, kerja sama antara pemerintah dan badan usaha, serta melalui pemberian jaminan kelayakan usaha kepada pengembang. Selain itu untuk memaksimalkan pengembangan energi terbarukan Pemerintah harus mampu mewujudkan: 1) Kepastian Hukum dari Segi Pengaturan Pemanfaatan energi Baru dan Terbarukan; 2) Optimalisasi Kesempatan Ekonomi (economic opportunity) Indonesia dalam Pengembangan Energi Baru dan Terbarukan; 3) Mengubah Paradigma Pemangku Kebijakan yang menganggap batubara sebagai sumber energi murah; dan 4) Mewujudkan Kebijakan Energi Baru dan Terbarukan yang Berkeadilan (fairness).

New and renewable energy utilization is one of the pillars for reaching national energy independence and security by maximizing the usage of renewable energy by considering the economic level. The current renewable energy policy inhibits the development and achievement of the established renewable energy mix target. This is due to inconsistent sectoral regulations, government priority in energy policy, cooperation scheme, and electricity buying and selling price setting. The author used judicial-normative research design. The present study used secondary data, which consisted of primary, secondary and tertiary legal materials. The data was prepared qualitatively through text description and analyzed using descriptive and critical analysis technique. The conclusions are, first, renewable energy utilization regulations for electricity supply that regulate the key clauses of PJBL are very dynamic and change within a brief period of time. Second, when preparing KEN, RUEN, and RUPTL, the government still prioritizes fossil energy utilization over renewable energy.
Some obstacles for investment are: a) high cost of EBT investment; b) priority of PLTU Mulut Tambang development; c) change of cost of production setting; d) the issuance of the Regulation of the Minister of Energy and Mineral Resources 10/2017 that reduces investor's chance for Business-to-business in PJBL; e) inconsistency of cooperation pattern implementation; f) obstacle in land and forest provision. Third, government efforts to support renewable energy provision through assignment scheme, government cooperation with businesses, and provision of business viability guarantee for developer. Moreover, to maximize renewable energy development, the government must: 1) Create Legal Certainty in Terms of New and Renewable Energy Utilization Regulation; 2) Optimize Indonesia's Economic Opportunity in New and Renewable Energy Development; 3) Change the Paradigm of Policy Maker who think of coal as cheap source of energy; and 4) Create Fair New and Renewable Energy Policy (fairness).
"
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bobby Demeianto
"ABSTRAK
Pada suatu Instalasi Pengolahan Air ( IPA ) terdapat proses pengolahan dan pendistribusian air, untuk mendistribusikan kebutuhan air dibutuhkan peralatan bantu yang mampu menyuplai air bersih sesuai dengan yang dibutuhkan. Dalam aplikasi penyuplaian air pada instalasi pengolahan air (IPA), kebutuhan air bersih khususnya di daerah ibu kota DKI Jakarta semakin lama semakin meningkat membuat kinerja pompa semakin besar dalam pendistribusiannya sehingga sering mengabaikan besarnya energi yang di pakai dalam menghasilkan dan mendistribusikan air bersih.
Jumlah energi listrik yang diperlukan untuk proses pemompaan sendiri sangatlah besar mengingat pola pengaturan pendistribusian air yang menggunakan metode buka-tutup valve pada outlet pompa yang mengakibatkan adanya pemakaian energi yang tidak efisien dan terbuang percuma. Sebagai informasi bahwa di IPA Pejompongan I persentase daya yang dipakai oleh pompa distribusi adalah sekitar 74% dari jumlah total pemakaian energi listrik. Untuk itu perlu dilakukan modifikasi terhadap pengaturan pemakaian energi listrik yang dikonsumsi oleh motor pompa menggunakan alat pengaturan kecepatan motor atau yang disebut dengan Variabel Speed Drive ( VSD ) agar energi yang dikonsumsi sesuai dengan energi dikeluarkan untuk proses pemompaan tanpa adanya pengaturan bukaan katup keluaran pompa.
Dari hasil pengukuran dan pengujian serta perhitungan yang dilakukan dengan menggunakan pendekatan regresi polynomial didapatkan bahwa penggunaan MV-VSD pada stasiun pompa Jakarta IPA 1 dapat menurunkan pemakaian energy listrik dari yang sebelumnya rata-rata konsumsi energy listrik pada stasiun pompa tersebut dapat mencapai 16,704.88 kWh/hari dapat diturunkan hingga mencapai 7,269.61 kWh/hari. Tentunya dengan adanya saving energy sebesar 56 % tersebut secara langsung dapat menurunkan biaya operasional berupa biaya tagihan listrik setiap bulannya.

ABSTRACT
At a Water Treatment Plant in IPA there are the processing and distribution of water , to distribute water needs capable equipment for supplying clean water as required . In the application of water supplies at the water treatment plant ( WTP ) in IPA , the need for clean water , especially in the capital city of Jakarta progressively increasing pump performance makes greater in distribution so often overlook the amount of energy that is in use in generating and distributing clean water .
The amount of electrical energy required for pumping process itself is enormous considering the pattern of water distribution arrangement using the method of opening and closing the valve at the pump outlet which resulted in the inefficient use of energy and wasted.For information on IPA I potty percentage of power used by the pump distribution is approximately 74 % of the total electrical energy consumption . It is necessary modifications to the regulation of energy consumption of electricity consumed by the pump motor using a motor speed setting or the so-called Variable Speed Drive ( VSD ) so that the energy consumed in accordance with the energy released in the process of pumping without a pump outlet valve aperture settings .
From the results of measurements and testing as well as calculations performed using polynomial regression approach showed that the use of MV - VSD in Jakarta?s pump station at IPA 1, MV-VSD can reduce electrical energy consumption of the previous average consumption of electrical energy at the pump station can be reached 16,704.88 kWh / day can be lowered up to 7,269.61 kWh / day . Obviously with the energy saving of 56% can reduce the direct operating costs such as the cost of electricity bills every month"
Jakarta: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
T42105
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adhityo Adyahardiyanto
"Laporan International Energy Agency (IEA) menunjukkan bahwa sekitar 33% dari total emisi Emisi Gas Rumah Kaca (GRK) Indonesia berasal dari kegiatan di sektor energi. Jumlah yang signifikan ini membuat Indonesia menjadi negara kontributor GRK global terbesar ke-6 (enam) di dunia. Berkaitan dengan fakta tersebut, pemerintah Indonesia sejatinya telah berkomitmen untuk menurunkan emisi GRK dalam Paris Agreement, sebagaimana diratifikasi sebagai Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2016 tentang Pengesahan Paris Agreement to The United Nations Framework Convention Climate Change. Sebagai salah satu upaya tersebut, Pemerintah Indonesia melakukan penyusunan kebijakan percepatan pemanfaatan tenaga listrik untuk penggerak kendaraan bermotor dan membangun sistem Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) secara bertahap. Secara lebih lanjut, hal ini diejawantahkan dalam Peraturan Presiden Nomor 55 Tahun 2019 tentang Percepatan Program Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (Battery Electric Vehicle) untuk Transportasi Jalan (Perpres 55/2019). Dalam pendekatan umum, KLBB memang dapat mengatasi permasalahan emisi GRK dari kendaraan BBM. Namun jika dilihat lebih dekat, sejatinya kerangka kebijakan terkait infrastruktur untuk KLBB ini dapat menciptakan katastrofi selanjutnya dalam pengelolaan SDA, energi, serta keberlanjutan lingkungan di Indonesia. Sebab, energi yang diperoleh SPKLU tersebut diperoleh dari sumber-sumber energi tidak terbarukan. Atas hal tersebut, penulis kembali mempertanyakan komitmen pemerintah Indonesia dalam mencapai target penurunan emisi GRK guna menciptakan pembangunan berkelanjutan yang berwawasan kelestarian lingkungan, khususnya ketahanan iklim, sebagaimana dijanjikan dalam UU 16/2016 terkait target penurunan emisi GRK. Penulis menggunakan penelitian yuridis-normatif dimana penulis melihat kesesuaian antara kebijakan SPKLU dengan berbagai bahan hukum primer, sekunder dan tersier. Selain itu, utamanya penulis akan mengaitkan kebijakan tersebut dengan prinsip-prinsip kebijakan pengelolaan energi di Indonesia. Dari penelitian ini, Pemerintah Indonesia demikian perlu untuk mengevaluasi kembali penerapan kebijakan infrastruktur SPKLU di Indonesia. Hal ini tidak lain guna mendorong kesuksesan pencapaian target penurunan emisi GRK di Indonesia.

The International Energy Agency (IEA) report indicates that approximately 33% of Indonesia's total Greenhouse Gas (GHG) emissions come from activities in the energy sector. This significant amount makes Indonesia the 6th largest global contributor to GHG emissions. In light of these facts, the Indonesian government has committed to reducing GHG emissions as part of the Paris Agreement, ratified under Law Number 16 of 2016 concerning the Ratification of the Paris Agreement to The United Nations Framework Convention on Climate Change. As part of these efforts, the Indonesian government has formulated policies to accelerate the use of electric power for motor vehicles and gradually establish Public Electric Vehicle Charging Stations (SPKLU). This commitment is further articulated in Presidential Regulation Number 55 of 2019 on the Acceleration of Battery Electric Vehicle (BEV) Programs for Road Transportation (Presidential Regulation 55/2019). While electric vehicles can address the issue of GHG emissions from conventional fuel vehicles in a general sense, a closer examination reveals that the policy framework regarding the infrastructure for Battery Electric Vehicles (BEVs) could potentially lead to further catastrophes in the management of natural resources, energy, and environmental sustainability in Indonesia. This is because the energy obtained from these charging stations comes from non-renewable sources. In light of this, the author questions the Indonesian government's commitment to achieving GHG emission reduction targets for sustainable development, particularly in terms of climate resilience, as promised in Law 16/2016 regarding GHG emission reduction targets. The author employs a juridical-normative research approach, examining the compatibility of the SPKLU policy with various primary, secondary, and tertiary legal sources. Based on this research, it is imperative for the Indonesian government to reevaluate the implementation of SPKLU infrastructure policies in Indonesia. This is essential to ensure the success of achieving GHG emission reduction targets in the country."
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhamad Rizky Fajar
"Lintas Rel Terpadu Jabodebek (LRT Jabodebek) telah menjadi moda transportasi alternatif yang signifikan bagi warga Jakarta, menjangkau rute sepanjang 42km dengan lintas pelayanan: Cibubur-Cawang, Cawang – Dukuh Atas dan Jatimulya – Cawang, melibatkan total 18 stasiun. Menggunakan listrik sebagai sumber energi kereta, LRT Jabodebek mengkonversi catu daya supply 20kV dari PLN menjadi arus searah 750 volt. Dengan headway hanya 3 menit dan jumlah stasiun yang banyak, LRT Jabodebek menunjukan potensi besar untuk regenerative braking. Regenerative braking merupakan fenomena dimana energi kinetic kereta dikonversi menjadi energi listrik selama pengereman, memungkinkan kereta menghasilkan energi listrik setiap kali melakukan pengereman. Penelitian ini menggunakan perangkat lunak Etap 18.0.C – Etrax analisis untuk mensimulasikan regenerative braking di LRT Jabodebek, bertujuan untuk mengetahui nilai konsumsi energi selama operasi normal dan saat recovery energy regenerative braking dengan pola operasi beban penuh (peak load) dan diluar beban penuh (Peak off Load). Hasil dari simulasi menunjukan penggunaan recovery energy regenerative braking dapat menurunkan konsumsi energi hingga 14,22% saat beban penuh (peak load) dan 14,13% saat diluar beban penuh (Peak off Load). Penurunan konsumsi energi berpotensi mengurangi biaya energi listrik pada operasi LRT Jabodebek.

The Jabodebek Integrated Rail Transit (LRT Jabodebek) has become a significant alternative mode of transportation for Jakarta residents, covering a route of 42 km with service lines: Cibubur-Cawang, Cawang-Dukuh Atas, and Jatimulya-Cawang, involving a total of 18 stations. Utilizing electricity as the train's energy source, LRT Jabodebek converts the 20kV power supply from the national electricity company (PLN) into a 750-volt direct current to supply the train. With a headway of only 3 minutes and a substantial number of stations, LRT Jabodebek demonstrates significant potential for regenerative braking. Regenerative braking is a phenomenon where the kinetic energy of the train is converted into electrical energy during braking, allowing the train to generate electrical energy each time it brakes. This study employs the Etap 18.0.C – Etrax Analsys software to simulate regenerative braking in LRT Jabodebek, aiming to determine the energy consumption values during normal operations and during the recovery of regenerative braking energy with peak load and off-peak load operating patterns. The simulation results indicate that the use of recovery energy from regenerative braking can reduce energy consumption by up to 14.22% during peak load and 14.13% during off-peak load. The reduction in energy consumption has the potential to decrease the electricity costs in the operation of LRT Jabodebek."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eko Hariyanto
"ABSTRAK
Cadangan batubara Indonesia hanya sebesar 3,25% atau terbesar kesepuluh
didunia, namun pada kenyataannya produksi batubara semakin tahun jumlahnya
semakin besar dan Indonesia merupakan pengekspor batubara terbesar. Jika
kondisi dibiarkan akan mengikis sisa cadangan terbukti dari batubara semakin
cepat. Perusahaan batubara sebagai pengelola pertambangan dalam kurun waktu
2008-2013 mengalami penurunan margin laba bersih sehingga tingkat
pengembalian investasi (ROI) mengalami penurunan sebesar 9,1% yaitu pada
tahun 2008 sebesar 8,6% menjadi minus 0,5% pada tahun 2013.
Pada pihak lain pemerintah sedang merencanakan banyak pembangunan
PLTU untuk memenuhi kebutuhan energi listrik semakin besar sehingga
membutuhkan volume batubara dalam jumlah semakin besar. Perusahaan
pembangkit tenaga listrik sebagai penghasil dan penjual energi listrik dalam kurun
waktu 2008 – 2012 mengalami kenaikan margin laba bersih sehingga tingkat
pengembalian investasi (ROI) juga mengalami peningkatan sebesar 0,31% yaitu
pada tahun 2008 sebesar 1,98% menjadi 2,29% pada tahun 2012.
Terkait cadangan batubara yang terbatas, maka diperlukan rancangan
kebijakan dalam pemanfaatan batubara untuk menunjang kelistrikan nasional
yaitu dengan mengkonversi perusahaan batubara menjadi perusahaan energi
dengan diberikan kemudahan insentif yaitu berupa menjaminkan IRR nya sebagai
tingkat pengembalian yang pasti bukan menjamin harga jual, sehingga perusahaan
batubara dapat meningkatkan ROI nya.

ABSTRACT
Indonesian coal reserves amounted to only 3.25% or the tenth largest in the
world, but in fact the production of coal increasingly greater number of years and
Indonesia is the largest exporter of coal. If the condition continues, it will erode
the rest of proven reserves of coal more quickly. Coal mining company as a
manager in the period 2008-2013 net profit margin decreased to the level of return
on investment (ROI) decreased by 9.1% in 2008 ie by 8.6% to minus 0.5% in
2013.
On the other hand the government is planning many power plant to meet the
electrical energy needs of the greater volume of coal and thus require greater
amounts. Power company as a manufacturer and seller of electric energy in the
period 2008 - 2012 increased net profit margin so that the return on investment
(ROI) increased by 0.31% in 2008 ie 1.98% to 2.29% in 2012.
Related to the limited reserves of coal, it is necessary to design policies to
support the use of coal in the national electricity company is to convert coal into
energy company with ease given incentives in the form of its IRR offers a rate of
return that is certainly not guarantee a fair price, so that coal companies can
improve the value of ROI."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
T42053
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siahaan, Bomer Hasudungan
"Dunia industri dan usaha di Indonesia telah berada dalam situasi ekonomi yang sulit karena dampak dari krisis moneter pada beberapa tahun belakangan ini. Sebuah manajemen energi yang baik sangat dibutuhkan oleh setiap perusahaan dalam menghadapi problem biaya operasional dan pengambilan keputusan jangka panjang.
Pengumpulan data dilakukan dengan cara pengamatan dan pengukuran mengenenai koordinasi antara dua tipe sumber pembangkit dan kebutuhan beban di sebuah perusahaan yang bergerak di bidang penyiaran dengan keterangan yang diperoleh dari bebagai sumber. Hasil pengolahan data didapatkan beberapa macam kemungkinan kombinasi dua pembangkit untuk berbagai macam kondisi di lapangan yang berhubungan dengan proses produksi. Semua kemungkinan tersebut telah diperhitungkan terhadap seluruh biaya investasi dan operasional selama tahun 2007 sehingga dapat ditentukan bagaimana cara pengoperasian dan kontrol yang baik agar energi listrik dapat dimanfaatkan seoptimal mungkin.
Hasil pengolahan data dan perhitungan diharapkan dapat memberikan kontribusi pada pihak perusahaan berupa beberapa simulasi kemungkinan penggunaan dua tipe sumber pembangkit dan bagaimana sistem operasi dan kontrol daya untuk melakukan kombinasi tersebut. Hasil akhir dari perhitungan didapatkan kombinasi biaya Rp. / kWh yang paling murah yaitu : PLN 100 % dan 4 unit UPS terhadap kapasitas maksimalnya.

Industry and business in Indonesia have been under difficult economic situation caused by monetary crisis in the last few year. A good energy management plays important rule for every major company in solving most problems about the operational cost and long term investment.
Research and data were done by doing some observation and surveys about the coordination between two type of power sources and the quantity of load demand in a broadcasting company and also including some interviews from different resources. The result of data calculation gives several combinations of two type of power supplies for several condition on the fields, which have relation with the production process. All probabilities have been considered to the whole company's investment and operational cost in 2007 in order to know which kind of operation and control is the best solution, so that the electrical supply can be utilized most optimally.
The result from data analysis and calculations expected to give a contribution to the company with some simulations and combination probabilities using two type of power sources. The final calculation shows the cheapest cost combination Rp. /kWh for : PLN 100 % and 4 units UPS, each from its own maximum capacity.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
S40513
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>