Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 178034 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Tony Rudyansjah
"Di dalam disertasi ini, penulis tertarik untuk memahami bagaimana historisitas mempengaruhi bagaimana berbagai kelompok sosial yang ada dalam satu masyarakat dengan cara yang berbeda-beda memahami berbagai peristiwa dan tindakan yang terjadi di dalam sejarah mereka, dan sekaligus berupaya mengerti bagaimana pemahaman tersebut mempengaruhi mereka dalam mengkonstruksikan kekuasaan yang ada di dalam kehidupan sosial mereka sehari-hari.
Di dalam penelitian terhadap kelompok-kelompok yang ada di pulau Buton, penulis memperlakukan sara sebagai satu bentuk dari historisitas. Esensi dari sara pada dasarnya dipresentasikan di dalam diri sultan. Dengan demikian, sara sangat berkaitan dengan pemahaman akan kekuasaan. Bagi komunitas Wolio yang merupakan kelompok bangsawan di dalam struktur sosial masyarakat di sana, maka sara bisa berfungsi sebagai akumulasi kearifan yang komunitas Wolio ini petik dari sejarahnya. Dan sebagai akumulasi kearifan, yang bermanfaat bagi keberlangsungan hidup mereka, maka sara mentransformasikan dirinya sebagai satu institusi yang penting.
Sara, melalui pengejawantahannya sebagai kesultanan, menginkorporasikan berbagai sumber daya dan unsur kebudayaan masyarakat lain di sekeliling mereka, seperti institusi, struktur, gagasan konsepsual dan bahkan sumber daya manusia. Sultan, dengan demikian, melingkupi ke dalam dirinya dan kesultanannya segala potensi yang ada. Berdasarkan hakekat sara dan sultan serupa itu, maka dapat dipahami apabila kekuasaan kemudian dikonsepsualisasikan lebih sebagai satu proses akumulasi/pertambahan ketimbang satu proses pergantian/penaklukan. Oleh karena karakter melingkupinya semacam itu, maka sara bisa berperan sebagai satu ideologi yang sedikit banyaknya bersifat hegemonik, walaupun sebagai sesuatu yang berlangsung dan terbentuk melalui proses-proses historis dan kultural tertentu, pemaknaan dan kekuatan dominan sara selalu saja mendapatkan perlawanan dan membuatnya tidak pernah bersifat mutlak.
In this research project I am interested in understanding the relationship between historicity and the conception of power in the region of the former sultanate of Wolio. To put it in a more precise way, I seek to understand the multiple ways in which people in the region represent their past, and try to see how an understanding of history can be seen as a source of moral choices which guide social action. Historical and anthropological researches (i.e., participant observation and fieldwork) occupy central methods in my attempt to understand this dialectical relationship between action and history.
The subject of my study will be peoples in the region of the former sultanate of Wolio. In my research project among these peoples on the island of Buton, I treat an indispensable institution called sara as a form of historicity. The essence of sara is represented in Sultan. Sara is therefore closely related to their notion of power. For Wolio community, which constitutes the aristocratic group in the existing social structure on the island, sara is an accumulated wisdoms and lessons that this community learn from their history.
Sara, in its essential embodiment as sultanate, incorporated into itself all other peoples? cultural elements and resourses, such as structures, institutions, conceptual ideas, and even human resources. Sultan was someone who encompassed all the potentials in the region within himself and his kingdom. Based on the nature of sara and sultan as such, it is understandable if power and its legitimacy are conceived more as a process of accumulation rather then as a process of substitution or usurpation. For its? encompassing character, sara may serve, more or less, as a hegemonic ideology in the realm of this sultanate. However, because sara is occurred and formed through cultural and historical processes, its dominant meanings and power are always contested, never totalizing, and always unstable, even when they encourage degrees of subordinate peoples? consent to particular forms of oppression.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2008
D00901
UI - Disertasi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Tony Rudyansjah
Jakarta: Rajawali, 2009
306.08 TON k
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
M. Dian Hikmawan
"Ideologi sebelumnya dikenali sebagai sebuah sistem kepercayaan, dalam ideologi Althusser, Interpelasi dimaknai sebagai ideologi yang berbeda dengan ideologi hegemoni. Interpelasi mensyaratkan sesuatu yang lain dalam cara kerjanya. Syarat tersebut terdapat dalam fenomenologi Husserl yang menuntut refleksi diri untuk memahami dunia yang dihayati (lebenswelt). Oleh sebab itu, penelitian cara kerja ideologi dalam skripsi ini memuat syarat-syarat yang memungkinkan dalam cara kerja interpellation.

Ideology recognized as a believe system before. In Althusser’s ideological, interpellation interpreted as a different ideology with ideological hegemony. Interpellation requires something else in the way it works. The requires term contained in the Husserl’s phenomenology that demands self-reflection to understand the life-world (lebenswelt). Therefore, the working study of ideology in this thesis contains the require terms which allow the workings of interpellation.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2013
S52629
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Shinta Adelia Kusumaningtyas
"Makalah ini membahas tentang lanskap budaya yang terkait dengan kosmologi Hindu di Situs Liangan. Situs Liangan terletak di kaki Gunung Sindoro dan berlatar belakang Hindu. Salah satu studi arkeologi dalam melihat situs arkeologi di kawasan Liangan adalah studi arkeologi permukiman, khususnya melalui pendekatan arkeologi lanskap budaya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk merekonstruksi aktivitas manusia melalui lanskap budaya dan terkait dengan kosmologi Hindu di Situs Liangan. Metode yang digunakan adalah analisis deskriptif. Berdasarkan hasil penelitian, Situs Liangan dapat dibagi menjadi empat wilayah dan memiliki ruang lanskap alam berupa dataran tinggi yang dimanfaatkan dan disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat Liangan di masa lalu. Caranya dengan membentuk teras-teras yang berada di sela-sela dinding teras yang dikeraskan dengan balok-balok batu yang biasa disebut talud. Selain itu, terlihat adanya pembagian konsep kosmologis pada areal yang meliputi pekarangan dan areal di luar pekarangan Situs Liangan.

Kata kunci: Situs Liangan, pemukiman, lanskap budaya, kosmologi Hindu, talud, halaman.


This paper discusses the cultural landscape associated with Hindu cosmology at the Liangan Site. The Liangan site is located at the foot of Mount Sindoro and has a Hindu background. One of the archaeological studies in looking at archaeological sites in the Liangan area is the study of settlement archeology, particularly through an archaeological approach to cultural landscapes. The purpose of this research is to reconstruct human activities through the cultural landscape and associated with Hindu cosmology in the Liangan Site. The method used is descriptive analysis. Based on the research results, the Liangan Site can be divided into four areas and has natural landscape spaces in the form of highlands that were utilized and adapted to the needs of the Liangan people in the past. You do this by forming terraces that are in between or terrace walls which are hardened with stone blocks which are commonly called talud. Also, it is seen that there is a division of cosmological concepts in the area including the yard and the area outside the Liangan Site yard.

Key words: Liangan site, settlement, cultural landscape, Hindu cosmology, talud, grounds.

"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2020
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Iskandar
"ABSTRAK
Disertasi ini membahas tindakan kerja masyarakat dan keterpautannya dengan nilai Islam dan nilai adat tradisi pada masyarakat Gampong Meunasah Balek Kecamatan Meureudu Kabupaten Pidie Jaya Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam. Menggunakan pendekatan penelitian kualitatif dengan studi kasus.
Hasil penelitian menunjukkan nilai etika kerja Islam dan nilai ideal adat belum termanifes pada tindakan kerja aktor. Minimnya kadar kelekatan sosial pada tindakan kerja terkait dengan ketidakberfungsian institusi agama (imuem meunasah) dan institusi adat (kejruen blang, panglima laot, peutua seuneubok, haria peukan) dalam mensosialiasasikan dan menegakkan aturan-aturan yang ada. Hal itu terkait dengan krisis agensi dalam institusi-institusi sosial yang mengakibatkan terjadinya kekosongan patron sehingga mendorong aktor mengejawantahkan nilai menurut pengetahuan dan pengalamannya masing-masing sesuai historisitas dinamika kehidupan mikro dan dinamika lingkungan sosial makro. Penelitian ini mengisi celah kosong dari konsep kelekatan sosial tindakan ekonomi yang mengabaikan posisi agensi pada kajian dinamika kehidupan ekonomi masyarakat.

ABSTRACT
The focus of this study is the economic action and relationship wih Islamic etic and economic value of adat at society of Gampong Meunasah Balek subdistrick of Meureudu district of Pidie Jaya and Nanggroe Acheh Darussalam Provincy. This research is qualitative in the form of case study.
The result of this study shows that is Islamic etic and idea of adat economic value has not manifest at actor economic action. This social diss-embededdness was relations with dissfunction of social institution such as religion institution (imuem meunasah) and adat institution (kejruen blang, panglima laot, peutua seuneubok, haria peukan) to socialitation and enforcement of rules. It was relations with crisis of social institution?s agency. It was made vacuum of patront condition, so actor effort himself to manifest of value according their knowledge, experience that so according dinamic of actor life history and setting of social environment. This study could contributed to concept of social embededdness of economic action that who have not give attention to agency at sociology of economic study."
Depok: 2012
D1348
UI - Disertasi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Schoorl, Pim
Jakarta: Djambatan, 2003
R 499.2 SCH m
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
cover
Ronggur Hizkia Adibima
"Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui karakteristik dari Cultural Landscape Masyarakat belanda Depok di kawasan Depok lama, dan pengaruh dari Cultural Landscape tersebut terhadap penghidupan masyarakat Belanda Depok. Metode yang digunakan adalah menganalisis temuan secara kualitatif dengan melakukan wawancara dengan macam tokoh masyarakat dan pejabat publik di kawasan Depok Lama. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa ruang pergerakan dari masyarakat belanda depok dipengaruhi oleh Cultural Landscape dan nilai sejarah dari Masyarakat Belanda Depok. Pembangunan di kawasan Depok Lama juga terpusat pada daerah sekitaran Jalan Pemuda dan Jalan Siliwangi, yang merupakan pusat pergerakkan masyarakat Belanda Depok. Meski demikian, Cultural Landscape di kawasan Depok Lama mengalami banyak perubahan dalam aspek - aspek seperti mata pencaharian, kesenian, bahasa, religi dan adat.

The purpose of this study was to determine the characteristics of the Cultural Landscape of the Dutch Depok Community in the Depok Lama area, and the influence of this Cultural Landscape on the livelihoods of the Dutch Depok community. The method used is to analyse the findings qualitatively by conducting interviews with various community leaders and public officials in the Depok Lama area. The results of this study indicate that the movement space of the Dutch Depok community is influenced by the cultural landscape and historical values ​​of the Dutch Depok community. Development in the Depok Lama area was also centered on the area around Pemuda and Siliwangi street, which were the centers of the Dutch Depok community movement. However, the Cultural Landscape in the Old Depok area has experienced many changes in aspects such as livelihoods, art, language, religion, and customs."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia;Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia;Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia;Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia;Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ode Zulkarnain Sahji Tihurua
"Artikel ini mengambil “komoditas” sebagai isu utama, dengan fokus pada dinamika produksi komoditas kopra di Yainuelo, pulau Seram. Mengikuti Escobar (1995) dan Tsing (2005), saya melihat dinamika produksi komoditas sebagai “arena produksi budaya”. Sebagai komoditas, kopra bukanlah entitas material yang statis seperti dibayangkan oleh ilmu ekonomi moderen. Artikulasi dan pemaknaan komoditas kopra oleh pengelola kopra selalu berubah-ubah dalam lintasan sejarah komoditas pada level produksi. Artikel ini memposisikan kopra seperti Rudyansjah melihat “kekuasaan”. kopra seperti kekuasaan, tidak pernah terperagakan dalam wujud yang final dan selalu di-dialog-kan oleh berbagai aktor dengan kepentingannya masing-masing pada bentangan ruang dan waktu yang panjang. Artikel ini berupaya mengungkapkan transformasi dan kontinuitas budaya yang muncul dalam lintasan sejarah produksi komoditas pada rentang waktu - yang dalam istilah Braudel disebut “conjuncture” (satu abad). Mengikuti logika konseptual “lanskap budaya” yang diajukan oleh Rudyansjah untuk melihat kopra, saya melihat fenomena transformasi dan kontinuitas budaya muncul secara berkelindan dalam kehidupan komoditas di Yainuelo. Dalam kajian ini, saya juga berusaha memahami “friksi” yang menjadi bingkai dari proses transformasi dan kontinuitas budaya pada dinamika komoditas kopra di Yainuelo.

This article examines “commodity” by focusing on the dynamics of producing copra commodity in Yainuelo, Seram Island. Following Escobar (1995) and Tsing (2005), I see the dynamics of copra production as “cultural production arena”. As a commodity, copra is not an unchanging material as imagined by modern economics. Its meaning and articulation always changes under the historical trajectory of its production. This article positions copra the way Rudyansjah sees power: never enacted in final form and always under dialogical interactions of various actors in their respective interest crossing a range of space and time. This article attempts to reveal cultural transformation and continuity that appears on a historical trajectory of commodity production under a certain range of time - termed by Braudle as "conjuncture" (a century). Using conceptual logics of "cultural landscape" /"landscape of culture" proposed by Rudyansjah to understand copra, I see the phenomenon of transformation and continuity appear entangled in the life of commodity in Yainuelo. In this study, I also attempt to understand "friction" that frames the process of cultural transformation and continuity within the dynamics of copra commodity in Yainuelo."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2019
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Niken Anjani
"Feng-shui merupakan ideologi yang menjadi panutan bagi orang Cina dalam berkehidupan. Lanskap budaya yang diolah dengan ideologi feng-shui dapat menentukan kondisi alam, tata letak, dan arah hadap dari bangunan agar membawa energi baik. Penelitian ini bertujuan untuk melihat lanskap budaya di Lasem, khususnya di area pecinan, menggunakan sudut pandang feng-shui dan menginterpretasi pola ruang yang muncul. Lanskap budaya yang berkaitan dengan budaya Cina di Lasem berupa rumah, kelenteng, dan makam sejak abad 15 hingga 19 masehi. Hasil kajian menunjukkan adanya penerapan feng-shui pada lanskap. Lanskap budaya menunjukkan adanya tata letak yang membedakan pemilihan lokasi antara tempat sakral yang berupa kelenteng dan makam dengan pola yang konsisten

Feng-shui is an ideology on which Chinese people rely in their lives. The cultural landscape shaped by the ideology of feng-shui can determine natural conditions, layout, and the direction in which a structure faces in order to attract good energy. This research is concerned to observe the cultural landscape in Lasem, specifically the Chinatown area, using the perspective of feng-shui and interpreting the spatial patterns that are manifested. The cultural landscape related to Chinese culture in Lasem entails houses, temple, and graves dating from the 15th to the 19th century CE. The findings of the study indicate that feng-shui has been applied to the landscape. The cultural landscape reveals a consistent distinction made for sacred spaces like the temple and graves."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2018
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Timoti Tirta
"Skripsi ini membahas mengenai permasalahan yang terjadi dari masih dijalankannya budaya wairaki di Kelurahan Onekore Ende. Penelitian akan menjelaskan mengenai pemaknaan masyarakat mengenai keberadaaan budaya wairaki sendiri disertai tujuan dan dampak sosial yang terjadi dari budaya wairaki. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan pengolahan data yang konstruktif dari data yang didapat dari lapangan. Hasil dari penelitian menunjukkan adanya perubahan sosial-budaya yang mempengaruhi pamaknaan masyarakat serta tujuan dan dampak sosial dari kegiatan wairaki. Penelitian juga memberikan saran yang didapat dari masyarakat sendiri untuk diri mereka sendiri.

This Thesis discusses about a problem that occur in still-practicing Wairaki in Onekore, Ende. This research should explain about the meaning, purpose and the impact that happened from Wairaki. This research is a qualitative methods with constructive data-processing from field data research. The result from this research shows social-cultural change that effect society's meaning, purpose, and social effect from Wairaiki’s activities. This research also gives suggestions which are received from the society for themselves."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2013
S52970
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>