Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3582 dokumen yang sesuai dengan query
cover
[?] PSWRB [?],
791.53 Pag r
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
cover
"Teks berisi uraian tentang tatacara mengadakan upacara ruwatan cara pedesaan, adapun yang diruwat adalah orang karubuhan dandang. Upacara dilakukan oleh dalang Ardaguna di kediaman Atmakarjana, seorang kamituwa di desa Maja, Pracimantara (Wanagiri). Di dalam teks ini diterangkan bahwa seseorang yang telah merobohkan dandang pada waktu dipakai untuk menanak nasi, maka orang tersebut harus diruwat. Tata cara ruwatan diatur dengan suatu ketentuan, antara lain: lakon wayang yang dipergunakan sebagai sarana meruwat adalah lakon Murwakala, yaitu kisah perjalanan Kala, anak Batara Guru mencari mangsa berupa manusia, salah satunya adalah orang yang telah merobohkan dandang tersebut. Dengan diadakan upacara ini, orang tersebut dapat terselamatkan dari ancaman Batara Kala. Naskah diperoleh Pigeaud dari Suparya di Yogyakarta pada tanggal 1 Agustus 1941. Keterangan referensi tentang upacara ruwatan dapat dilihat pada MSB/Pr.5, W.20a, 21; sedangkan tentang lakon Murwakala, dapat dilihat pada MSB/W.14,19,20b-c,22."
[place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
WY.92-W 64.02
Naskah  Universitas Indonesia Library
cover
Sujamto
Semarang : Dahara prize, 1992
791.539 2 S 430 w
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Sen Wangi, 2003
791.53 WAY
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
García Márquez, Gabriel, 1927-2014
"
ABSTRACT
From the Nobel Prize-winning author of One Hundred Years of Solitude and Love in the Time of Cholera, a startling new novel - the story of a doomed love affair between an unruly copper-haired girl and the bookish priest sent to oversee her exorcism.
Of Love and Other Demons is set in a South American seaport in the colonial era, a time of viceroys and bishops, enlightened men and Inquisitors, saints and lepers and pirates. Sierva Maria, only child of a decaying noble family, has been raised in the slaves' courtyard of her father's cobwebbed mansion while her mother succumbs to fermented honey and cacao on a faraway plantation. On her twelfth birthday the girl is bitten by a rabid dog, and even as the wound is healing she is made to endure therapies indistinguishable from tortures. Believed, finally, to be possessed, she is brought to a convent for observation. And into her cell stumbles Father Cayetano Delaura, the Bishop's protege, who has already dreamed about a girl with hair trailing after her like a bridal train; who is already moved by this kicking, spitting, emaciated creature strapped to a stone bed.
As he tends to her with holy water and sacramental oils, breathing gently on her chafed skin to cool it, feeding her smuggled pastries, Delaura feels "something immense and irreparable" happening to him. It is love, "the most terrible demon of all." And it is not long before Sierva Maria, though dreaming of snow, joins in his fevered misery. "
London: Penguin Books, 1996
863.64 MAR l
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Rosa M.T. Kerdijk
Jakarta: Komunitas Bambu , 2002
923.259 8 ROS w
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
"This discuss is an effort to analyses Javanese leather puppet's philosophy of performance and symbolism as material object by focusing on the style of the Yogyakarta wayang traditions..."
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Febri Taufiqurrahman
"Tesis ini memiliki tujuan untuk mengidentifikasi satuan-satuan linguistik dalam mengomunikasikan pesan yang ingin disampaikan dalam tradisi lisan Metri Wayang Gandrung. Tradisi lisan tersebut dilakukan oleh masyarakat Desa Pagung Kabupaten Kediri ketika mereka memiliki hajat dan nadzar.
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan etnografi. Peneliti melakukan transkripsi data dari data lisan menjadi sebuah teks Metri Wayang Gandrung.
Penelitian ini dilakukan dengan ancangan sintaksis dan kajian wacana. Dalam hal ini, teori sintaksis yang digunakan adalah pendapat dari Sudaryanto (1991), Wedhawati (2001), dan Kridalaksana (2002). Sementara itu teori kajian wacana yang digunakan adalah pendapat Halliday & Hasan (1976) dan Renkema (2004). Di samping itu, peneliti juga menggunakan pendapat Rahyono (2009) untuk menganalisis makna dalam konteks budaya Jawa.
Adapun temuan dalam penelitian ini adalah bahwa teks Metri Wayang Gandrung terdiri atas tiga bagian, yakni pendahuluan, isi, dan penutup. Peneliti menemukan 12 kata kunci sebagai konstituen inti yang membangun struktur kalimat-kalimat dalam teks Metri Wayang Gandrung. Dari kedua belas kata kunci yang mengisi fungsi sebagai predikat, 11 kata kunci memiliki kategori sebagai verba dan 1 kata kunci memiliki kategori sebagai nomina. Kedua belas kata kunci tersebut adalah kata suguh, metri/petri, dipunpanggénipun, nggadahi/anggadahi, nyuwun, kaleksanan, tumpeng jejeg maskumambang?, dipunsanggupi, dipunturuti, anetepi, idéni, dan nyuwun ngapunten. Berdasarkan analisis makna referensial dan konteksual budaya, kedua belas kata kunci tersebut membangun sebuah makna wacana.
Adapun kesimpulan dalam penelitian ini adalah bahwa makna wacana tersebut mengandung pesan yang dapat dilihat dari tiga aspek, yakni aspek fungsional, aspek sosial, dan aspek kehidupan masyarakat.

This thesis has an objective to identify and explain the units of linguistic in communicating the message in oral tradition of Metri Wayang Gandrung. The oral tradition of Metri Wayang Gandrung is carried by the people in Pagung-Kediri when they have an ambition and nadzar.
This research used qualitative method with an ethnographic approach. The researcher conducted a data transcription from oral data into text of Metri Wayang Gandrung.
This research was conducted by syntax analysis and discourse studies. In this research, the theory of syntax that is used are the point of view from Sudaryanto (1991), Wedhawati (2001), and Kridalaksana (2002). Meanwhile, the theory of discourse studies that is used are the point of view from Halliday & Hasan (1976) and Renkema (2004). In addition, the researcher used the point of view from Rahyono (2009) to analyze of meaning based on contextual of Javanese culture.
The findings of this research was that the text of Metri Wayang Gandrung consists of three parts; introduction, contents, and cover. The researcher found 12 keywords as core constituents that created the structure of sentences in text of Metri Wayang Gandrung. The twelfth of keywords as predicate in syntax function that consists of 11 keywords as verb and 1 keyword as noun in categories of syntax function. The twelfth of keywords are suguh, metri/petri, dipunpanggénipun, nggadahi/anggadahi, nyuwun, kaleksanan, tumpeng jejeg maskumambang, dipunsanggupi, dipunturuti, anetepi, idéni, and nyuwun ngapunten. Based on analysis of referential meaning and contextual meaning, the twelfth of keywords created a discourse.
In conclusion, the discourse of Metri Wayang Gandrung can be viewed by three aspect; the functional aspects, social aspects, and people life aspects.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2016
T45507
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Darmoko
Fakultas Ilmu Pengatahuan Budaya Universitas Indonesia, 1992
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>