Ditemukan 135373 dokumen yang sesuai dengan query
Murie Dwiyanti
"Listrik yang dihasilkan oleh pembangkit listrik tenaga mikrohidro harus mempunyai frekuensi yang selalu berada pada daerah kerja yang diperbolehkan walaupun terjadi perubahan beban. Mekanisme pengontrolannya yaitu menggunakan dc servomotor sebagai penggerak untuk mengatur posisi bukaan gate sehingga aliran air yang masuk dapat disesuaikan dengan beban konsumen. Sistem PLTMH sangat kompleks dan mempunyai kerakteristik non linier maka digunakan pengendali model predictive control (MPC). Dengan menggunakan MPC keluaran sistem dapat diprediksi dalam rentang waktu yang telah ditentukan sehingga respon sistem cepat. MPC juga dapat memprediksi gangguan yang terukur sehingga waktu yang diperlukan sistem dalam mengatasi perubahan beban menjadi lebih cepat. Di samping itu, MPC dapat menyuguhkan nilai lebih berupa kemampuannya dalam memberikan batasan-batasan (constraints) baik untuk sinyal kendali maupun untuk keluaran sistem. Hasil simulasi yang dilakukan dengan menggunakan program bantu MATLABSIMULINK menunjukkan, bahwa keluaran sistem dengan pengendali MPC tanpa constraint selalu dapat mengikuti trayektori acuan yang diberikan, serta mampu mengatasi gangguan dengan cepat. Perbandingan kinerja pengendalian juga dilakukan antara algoritma MPC tanpa constraint dengan PID dan formula Ackermann, dimana algoritma MPC tanpa constraint menunjukkan performa yang lebih baik.
Electricity generated by micro hydro power plant must have a frequency that is always in the working area allowed despite load changes. The controller mechanism used dc servomotor as an actuator to adjust the gate opening position, so that the incoming water flow can be adjusted with the consumer load. MHP system is very complex and has non linear characteristics, so that model predictive control (MPC) must be used. By using the MPC, system output can be predicted in the timeframe had been set so the system response will be fast. MPC can also predict the measurable disturbance, so the time needed to cope with changes in system load faster. Moreover, the MPC could deliver more value in the form of its ability in providing constraints for both control signals and system output. The simulation results taken using MATLAB-SIMULINK software show that the system output with MPC unconstraint controller always follow the reference trajectory. Comparing control performance is also taken between the MPC unconstraint algorithm, PID and Ackermann formula, in which the MPC unconstraint algorithm shows the better performance."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2010
T27915
UI - Tesis Open Universitas Indonesia Library
Murie Dwiyaniti
"Listrik yang dihasilkan oleh pembangkit listrik tenaga mikrohidro harus mempunyai frekuensi yang selalu berada pada daerah kerja yang diperbolehkan walaupun terjadi perubahan beban. Mekanisme pengontrolannya yaitu menggunakan dc servomotor sebagai penggerak untuk mengatur posisi bukaan gate sehingga aliran air yang masuk dapat disesuaikan dengan beban konsumen. Sistem PLTMH sangat kompleks dan mempunyai kerakteristik non linier maka digunakan pengendali model predictive control (MPC). Dengan menggunakan MPC keluaran sistem dapat diprediksi dalam rentang waktu yang telah ditentukan sehingga respon sistem cepat. MPC juga dapat memprediksi gangguan yang terukur sehingga waktu yang diperlukan sistem dalam mengatasi perubahan beban menjadi lebih cepat. Di samping itu, MPC dapat menyuguhkan nilai lebih berupa kemampuannya dalam memberikan batasan-batasan (constraints) baik untuk sinyal kendali maupun untuk keluaran sistem. Hasil simulasi yang dilakukan dengan menggunakan program bantu MATLABSIMULINK menunjukkan, bahwa keluaran sistem dengan pengendali MPC tanpa constraint selalu dapat mengikuti trayektori acuan yang diberikan, serta mampu mengatasi gangguan dengan cepat. Perbandingan kinerja pengendalian juga dilakukan antara algoritma MPC tanpa constraint dengan PID dan formula Ackermann, dimana algoritma MPC tanpa constraint menunjukkan performa yang lebih baik.
Electricity generated by micro hydro power plant must have a frequency that is always in the working area allowed despite load changes. The controller mechanism used dc servomotor as an actuator to adjust the gate opening position, so that the incoming water flow can be adjusted with the consumer load. MHP system is very complex and has non linear characteristics, so that model predictive control (MPC) must be used. By using the MPC, system output can be predicted in the timeframe had been set so the system response will be fast. MPC can also predict the measurable disturbance, so the time needed to cope with changes in system load faster. Moreover, the MPC could deliver more value in the form of its ability in providing constraints for both control signals and system output. The simulation results taken using MATLAB-SIMULINK software show that the system output with MPC unconstraint controller always follow the reference trajectory. Comparing control performance is also taken between the MPC unconstraint algorithm, PID and Ackermann formula, in which the MPC unconstraint algorithm shows the better performance."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2010
T40969
UI - Tesis Open Universitas Indonesia Library
KLET 11(1-2) 2012
Artikel Jurnal Universitas Indonesia Library
JSEPU 4:2(2012)
Artikel Jurnal Universitas Indonesia Library
KLET 9:2 (2010)
Artikel Jurnal Universitas Indonesia Library
KLET 9:2 (2010)
Artikel Jurnal Universitas Indonesia Library
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1997
S36951
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Fidiarta Andika
2008
T 26782
UI - Tesis Open Universitas Indonesia Library
Sinaga, Arnol
"Penggunaan Pembangkit Listrik Tenaga Bayu makin meningkat sebagai sumber energi listrik terbarukan. Salah satu permasalahan dalam pemanfaatan PLTB adalah pengendalian generator induksi. Pada penelitian ini telah dirancang pengendali RFOC, Full Observer dan pengendali daya sebagai satu kesatuan kendali generator induksi. Tipe generator induksi yang dipakai adalah SCIG. Pengendali Rotor Flux Oriented Control (RFOC) adalah pengendali vektor yang mengatur arus stator. RFOC terdiri dari dua bagian yaitu decoupler dan pengendali PI untuk mengendalikan arus. Pengendali RFOC adalah pengendali yang memerlukan masukan arus stator referensi, arus stator generator dan kecepatan putar rotor generator.
Untuk mendapatkan kecepatan putar rotor generator, dalam penelitian ini didesain full order observer sebagai masukan pengendali RFOC sehingga tidak menggunakan sensor kecepatan. Sedangkan pengendali daya didesaian agar daya keluaran generator sesuai dengan daya referensi yang diberikan. Analisa dilakukan berdasarkan hasil simulasi pada MATLAB/Simulink dan C-Mex S-Function. Berdasarkan hasil simulasi, RFOC yang dirancang telah berhasil mengendalikan generator dengan perubahaann arus stator sumbu q, full observer dapat mengestimasi state dengan error 5% pada model dan kecepatan putar dengan error 0.43% dan waktu stabil 1.4s dan pengendali daya bekerja dengan baik.
The use of wind power plants as a source of renewable electric energy is increasing. One of the problems in the utilization wind turbin is the control of an induction generator. In this study, RFOC, Full Observer and Power Controller have been designed as control of induction generator. Induction generator type used is SCIG. Controlling Rotor Flux Oriented Control (RFOC) is a vector controller that regulates the stator currents. RFOC consists of two parts, decoupler and current PI controller. RFOC controller requires input reference stator current, stator current generator and the generator rotor rotational speed. In this study, instead of speed sensor, full order observer has been used to estimate generator rotor speed. Power controller is used to regulate the generator output power in accordance with the references given. In this study, verification of controller performance has been done by using simulation MATLAB/Simulink. Simulation results show that RFOC, full observer and power controller have achieved its performance. RFOC has control the generator with change of q-axis stator current. Full observer has estimate with 5% error, and rotational speed with 0.43% with 1.4s. Power control have also worked well."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S43323
UI - Skripsi Open Universitas Indonesia Library
Denis Yanuardi
"Kemampuan produksi minyak di Indonesia semakin menurun sejak tahun 1997 hingga sekarang sedangkan kebutuhan produk minyak/ BBM menunjukkan kecenderungan yang semakin meningkat. Maka produk dimetil eter (DME) dapat digunakan sebagai sumber energi alternatif yang lebih ramah lingkungan dan berkelanjutan. Pada pabrik purifikasi DME ini, umpan dengan komposisi DME, metanol dan air akan dipisahkan sehingga diperoleh DME murni dengan konsentrasi 99%. Dalam proses produksinya, unit-unit proses mengalami banyak gangguan yang berdampak pada menurunnya efisiensi dan kestabilan operasi dan juga berpengaruh pada aspek keselamatan.
Pada penelitian ini, pengendali Model Predictive Control (MPC) memiliki kinerja yang lebih baik dibanding pengendali PI dalam mengatasi gangguan dengan penurunan integral of absolute error (IAE) sebesar 40,08% hingga 96,26% dari pengendali PI. Parameter penyetelan (tuning) pada pengendali MPC yang berupa sampling time (T), prediction horizon (P), dan control horizon (M) dicari menggunakan metode non-adaptive dan fine tuning. Analisis kelaikan ekonomi pemasangan MPC menunjukkan bahwa payback period adalah sebesar 14,5 tahun dan 13,4 tahun serta net present value (NPV) sebesar -11juta rupiah dan -9,3 juta rupiah pada skenario gangguan umpan 5% dan 8% secara berturut-turut, sehingga penggantian pengendali dari PI menjadi MPC pada pabrik purifikasi DME secara ekonomi tidak menguntungkan.
Oil and gas production in Indonesia always decreasing since 1997 until now, and yet the need of oil and fuel product show increasing trajectory. Dimethyl ether (DME) can be used as altenative energy source, it is environmentally safe and sustainable. In this DME purification plant, feed stream containing DME, methanol, and water mixture is separated to obtain DME with 99% purity. In its production process, process unit in DME plant must get disturbances that will affect to the decreasing of process efficiency, operation stability and even safety aspect.In this research, Model Predictive Control (MPC) has better performance than PI controller in order to overcome disturbances with error (IAE) reduction ranging from 40,08% up to 96,26% than PI controller. Tuning parameters in MPC controller, which are sampling time (T), prediction horizon (P) and control horizon (M), are estimated by both non-adaptive and fine tuning method. Economic feasibility analysis on MPC controller implementation shows that the payback period is 14,5 years and 14,3 years, then NPV -11 million rupiah and -9,3 million rupiah in disturbance scheme of 5% and 8% respectively . Hence, it is not economically feasible to change PI controller into MPC controller on dimethyl ether purification plant."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S65714
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library