Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4927 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Eko Budihardjo, 1944-2014
Yogyakarta: Gadjah Mada University Press , 1994
728 EKO p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Eko Budihardjo, 1944-2014
Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 1987
720.103 EKO p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Bandung: Yayasan LPMB, 1984
728 IND s
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Gouw, Giok Siong
Jakarta: Keng Po, 1956
344.063 GOU m
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Taty Herawaty Rivay
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 1983
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kusudianto Hadinoto
Jakarta: Fakultas TehnikUI, 1955
363.5 Had p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Pradipta Kurniawati
"Manusia dan lingkungan merupakan suatu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan, keduanya saling berinteraksi. Untuk berlindung dari keganasan alam manusia membuat rumah dan sebagai makhluk sosial maka manusia berinteraksi dan tinggal bersama-sama orang lain. Maka muncullah suatu kelompok rumah yang kemudian disebut pemukiman.
Pada daerah perkotaan dimana penducluknya banyak sering terj adi persaingan mendapatkan Iahan karena lahan yang tersedia semakin terbatas, Persaingan juga dipicu faktor kedekatan dengan pusat kegiatan, semakin dekat semakin mahal, Ketidak beruntungan pekerja pada sektor formal, membuat mereka beralih ke sektor informal dengan penghasilan pas-pasan Pekeljaan sektor informal hams tinggal dekat pusat kegiatan karena daerah inilah memiliki peluang untuk mencari nafkah Oleh karena daya beli yang rendah, para pekerja sektor informal memilih untuk bermukim pada tanah kosong milik pemerintah, Akhimya trbentuklah pemukiman liar.
Pemukiman ini tak jarang terlihat kumuh sehingga memicu pemerintah untuk menggusur ke tempat yang dianggap lebih baik misalnya rumah susun. Namun temyata biaya hidup yang tinggi pada rumah susun, menyebabkan masyarakat berekonomi pas-pasan tidak dapat hidup di rumah susun. Masyarakat dengan golongan ekonomi menengah yang hanya mampu hidup dalam rumah susun. Lalu bagaimanakah masyarakat dengan taraf ekonomi rendah bermukim dengan baik di perkotaan sehingga mereka dapat melangsungkan kehidupannya Lalu bagaimanakah pemerintah menyedikan pemukiman bagi masyarakat bertaraf ekonomi rendah agar lebih sesuai dengan kehidupan masyarakat bertaraf ekonomi rendah.
Teori Ekofeminisme dengan konsep berkelanjutannya mengandung nilai-nilai etika lingkungan bepijak pada nilai-nilai budaya perempuan seperti kesetaraan, keadilan, cinta, persahabatan, kepercayaan dan hubungan baik antar sesama telah merencanakan pengelolaan lingkungan pemukiman di daerah perkotaan dengan basis partisipasi masyarakat Pembangunan pemukiman dengan basis partisipasi masyarakat dapat menjawab kebutuhan bermukim masyarakat bertaraf ekonomi rendah di perkotaan."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2004
S48511
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Deni
"Fakta bahwa penduduk perkotaan tidak seluruhnya membutuhkan rumah milik. Salah satunya golongan masyarakat berpenghasilan rendah yang selalu berpindah-pindah memanfaatkan setiap ceruk ekonomi yang ada, mereka lebih meminati tempat tinggal sementara seperti kontrakan atau kos-kosan yang tak terencana di kampung kota dibanding tempat tinggal sewa yang disediakan pemerintah dengan fasilitas yang memadai. Oleh karena itu diperlukan pemikiran tentang bentuk pcnyediaan perumahan yang dapat melayani prioritas, kebutuhan dan kemampuan ekonomi sebagai upaya meningkatkan kualitas hidup mereka.
Untuk menjawab persoalan diatas, akan digunakan beberapa pemikiran Turner yang dapat mengungkap tipe-tipe masyarakat golongan berpendapatan rendah berkaitan dengan aspirasi mereka akan fasilitas. Perumahan kontrakan atau kos-kosan terkait ide dari Burgess mengenai komoditi sebagai suatu dialektika nilai antara nilai guna dan nilai tukar yang sangat berpengaruh pada penyediaan perumahan bagi masyarakat miskin. Metoda analisis yang digunakan adalah analisis kritikal dan deskriptif dari kasus yang diamati.
Berdasarkan pengamatan praktis di lapangan tentang keberadaan mereka dapat disimpulkan bahwa atribut fisik tempat tinggal menjadi tidak penting karena daur harinya lebih banyak dihabiskan di lokasi karya dan rumah hanya sebagai tempat istirahat belaka. Selain itu Iokasi tempat tinggal diupayakan berdekatan dengan lokasi karyanya yang secara umum kepala keluarga baik suami dan istri secara bersama-sama memanfaatkan segala ceruk ekonomi yang ada. Kemudian penyediaan perumahan yang di orientasikan pada mereka seperti rumah murah dan swadaya dengan fasilitas pendukung yang memadai tidak diminati karena melahirkan beban biaya tempat tinggal pada sisi lain yang mempersulit kondisi ekonomi mereka. Walau kontrakan atau kos-kosan sesuai dengan prioritas, kebutuhan dan kemampuan ekonomi mereka, namun kebelangsungan hidup disana tidak baik buat kualitas hidup mereka. Oleh karena itu dinyatakan kembali tentang bentuk penyediaan 'rumah singgah? sebagai ruang terkonsep yang dapat memenuhi prioritas, kebutuhan dan kemampuan ekonominya melalui kritis terhadap pragmatisme penyediaan perumahan yang diorientasikan pada mereka."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2006
T16921
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fenita Indrasari
"Anak memiliki pengalaman dan memanfaatkan lingkungan perkotaan dengan cara yang berbeda dari orang dewasa. Perkotaan yang dibangun dengan hanya membuat taman bermain tanpa mempertimbangkan faktor mobilitas mandiri anak cenderung mempengaruhi proses tumbuh kembang anak secara negatif."
Bandung: Pusat Penelitian dan Pengembangan permukiman, Badan Penelitian dan Pengembangan, Kementerian Pekerjaan Umum , 2021
690 MBA 56:1 (2021)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>