Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 190248 dokumen yang sesuai dengan query
cover
"Kompleks Permata or so-called Kampung Ambon is well known as a drugs related place. There was tending violent crime also presence of cock-fight gambling. On March 2009, there were build a police station right in the middle of Kompleks Permata. This research provides a description about policing implementation in Kompleks Permata. Researcher applies qualitative approach, quasi-experimental methods with before and after design. There are three indicators which researcher utilizes in purpose to compare policing in time before and after the police station have been built; (1) society partnership, (2) crime prevention, (3) problem solving. This research discover that there are no significant difference in policing between before and after time the police station have been built. Here is an advice related to policing implementation problems in Kompleks Permata, there is should be held an effective community development in order to solves existing problems together."
[Departemen Kriminologi. FISIP UI, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia], 2011
pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1996
S7574
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nihla Karimah
"Komplek Permata atau Kampung Ambon telah diidentifikasi sebagai kampung narkoba sejak lama. Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan karakteristik lingkungan yang mendukung terjadinya peredaran narkotika di Komplek Permata melalui social disorganization theory dan broken window theory. Data dikumpulkan melalui wawancara dengan warga asli Komplek Permata dan petugas patroli, observasi lapangan, serta analisis dokumen. Hasil analisis menemukan bahwa karakteristik lingkungan yang mendukung peredaran narkotika mengacu pada kondisi disorganisasi sosial di Komplek Permata. Temuan tersebut menunjukkan bahwa penggunaan konsep dan teori dari barat ke kondisi perkampungan di Indonesia masih relevan diterapkan di Komplek Permata, namun masih harus dikaji lebih mendalam sesuai dengan karakteristik lokal masingmasing kawasan.

Komplek Permata or Kampung Ambon has been identified as a drug village for a long time. This research aims to describe the neighborhood characteristics that support drug trafficking in Komplek Permata through social disorganization theory and broken window theory. Data were generated from interviews with native residents of the Komplek Permata and patrol officers, field observations, and document analysis. The analysis results found that the neighborhood characteristics that support drug trafficking refer to the conditions of social disorganization in the Komplek Permata. These findings show that the use of concepts and theories from the western country to urban village in Indonesia still relevant to be applied, but still needs to be studied in more depth according to the local characteristics of each region."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Noni Oktriani
"Airtanah dangkal masih menjadi sumber utama untuk kepentingan air bersih bagi daerah Depok dan sekitarnya. Perkembangan permukiman yang semakin pesat di Kecamatan Sawangan berpengaruh terhadap ketersediaan dan kualitas airtanahnya. Penelitian ini ingin mengkaji besarnya pencemaran bakteri dalam airtanah dangkal di Kelurahan Cinangka, Kedaung, Sawangan Lama, dan Sawangan Baru dan hubungannya dengan variabel kerapatan bangunan, kedalaman muka air tanah, jenis tanah dan jarak sumur gali ke septic tank. Metode yang digunakan yaitu teknik stratified random sampling untuk pengambilan sampel airtanah dari sumur gali penduduk yang berjumlah 40 titik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 16 dari 40 sampel airtanah yang diuji telah tercemar bakteri E.coli dan Total coliform. Lokasi yang telah tercemar bakteri E.coli tersebar secara acak yang berada di bagian utara, barat laut dan selatan daerah penelitian. Hasil statistik Pearson Product Moment menunjukkan bahwa ada hubungan kerapatan bangunan dengan besarnya nilai kandungan Total coliform. Semakin rapat bangunan permukimannya, maka semakin besar nilai kandungan Total coliformnya dan sebaliknya. Selain itu, terdapat hubungan antara kedalaman muka airtanah dengan besarnya nilai kandungan bakteri Eschericia coli. Semakin dangkal muka airtanahnya, semakin besar nilai Eschericia colinya dan sebaliknya."
Depok: Universitas Indonesia, 2009
S34079
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Widiastuti
Depok: Universitas Indonesia, 1998
S33762
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tasrifin Tahara
"Buton manuscripts indicated that Buton Kingdom appeared in 14th Century. In the periods of the 17 th, 18th, and 19th centuries, Buton Kingdom initiated to be the free kingdom. In the begining of 20th , dutch colonial goverment incorporated that the Buton kingdom and placed it under their rule. The principles were laid down based on the social cultural in eceonomic development. Relation to be governed especially are in the field of education, health, and economy. In 1960, Buton kingdom was dissolved following the death of Sultan Laode Muhammad Falihi as the last sultan. During the kingdom era, Buton social system consisted of three groups namelly kaomu, walaka, and papara. The system was established as power of ideology in Buton social political system in the era of goverment the fourth Sultan Dayanu Ikhsanuddin in 1578-1615. The Katobengke people as the subject and object of this paper belong to papara group. In the era of Buton Kingdom, the society was dominated by kaomu and walaka groups. This condition existed until the new order era, where in this period the dominant groups still have cultural and stereotype views toward this people as ini the era Buton kingdom. This paper focuses on the phenomena of power in the dynamic Buton?s social structure. In the Buton social structure, kaomu and walaka groups claimed them selves as the groups who have higher civilization in comparation with the Katobengke people, until today."
Depok: Jurnal Antropologi Indonesia, 2012
AJ-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
M. Amin Akkas
"Ketika pemekaran kota Jakarta mulai dicanangkan 1965 lalu diikuti pengembangan Jabotabek 1975, maka sejak itu pula pertumbuhan populasi kota mulai meledak (atau jauh sebelumnya urbanisasi sudah dimulai dart kolonial). Sehingga kehidupan masyarakat Kampung Makasar (orang Betawi) yang berada di pinggiran kota Jakarta harus mengalami proses penyesuaian dengan situasi-situasi yang terus berubah dalam mana mereka semakin termarjinalkan.
Semakin menguatnya pengaruh budaya kota akibat modernisasi, maka mau atau tidak, kehidupan masyarakat Betawi-yang notabenenya agamis dan fanatik-semakin tidak lagi dapat mempertahankan sebagian praktik sosial yang sebelumnya bisa dilakukan menurut liabitus dan arena tradisionalnya. Modal-modal sosial tradisional yang sudah dimiliki tidak sepenuhnya memadai untuk mempertahankan keberadaannya. Oleh karena itu, mereka tidak mempunyai pilihan lain kecuali mengembangkan strategi penyesuaian yang dipercaya dapat membuatnya tetap bertahan dan keberadaannya dapat diakui oleh pihak-pihak lain.
Tesis ini menjelaskan pilihan-pilihan strategis orang Kampung Makasar untuk memperoleh pengakuan sosial di lingkungannya. Mereka secara terus menerus mengkonstruksikan persepsi untuk mendefenisikan kembali identitas, gaya hidup agamis dan lingkungannya, melalui budaya haji yang kontemporer, yang dipenuhi dengan praktik-praktik simbolik dalam kehidupan sosial mereka.
Dalam kaitan itulah, 'haji' dalam tesis ini disebut sebagai simbol. Haji, dilihat sebagai struktur wilayah simbolis yang ditandai oleh serangkaian praktik-praktik yang terbangun melalui gaya hidup (life-style), terdefinisikan secara objektif maupun subjektif dalam relasi sosial. Melalui hubungan dialektika antara 'haji' dan pengaruh sosialnya yang berlangsung secara terus-menerus itulah, kemudian membentuk struktur-struktur baru.
Ketika orang-orang Kampung Makasar telah menyandang 'haji', dengan demikian dia telah memiliki semacam modal simbolik yang tidak dapat dilepaskan dari kondisi status kelas sosialnya dan atau pengkondisian sosial yang melingkupinya. Terutama ketika kapital ekonomi yang dimiliki tidak mempunyai pengaruh kuat dalam interaksi sosial dan tidak dapat berfungsi sebagai alat untuk memperoleh pengakuan sosial-karena statusnya yang dinomorduakan dalam strata sosial akibat modernisasi, kemudian terkonversi kepada kapital simbolis-'haji' menjadi suatu kehormatan. Untuk itu, menjadi salah satu modal agama (religious capital) yang memiliki kekuatan dan legitimasi dalam arena pertarungan di Kampung Makasar, dan digunakan sebagai strategi untuk memperoleh pengakuan sosial di lingkungannya."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2003
T10632
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sugeng Agus Subekti
"Studi tentang zakat di Indonesia sejauh yang penulis amati kebanyakan berkutat pada manajemen pengelolaan zakat serta yang terkait dengan tinjauan keagamaan. Sedikit yang mengkaji zakat sudut pandang tinjauan sosial, kalaupun ada masih membatasi pada kegunaan zakat bagi kepentingan sosial. Sementara penelitian yang mengkaji tentang bagaimana aktivitas berzakat dan model pengelolaan yang dilakukan masyarakat serta bagaimana espektasi mereka terhadap bentuk pengelolaan zakat masih minim. Padahal zakat adalah aktivitas keagamaan yang melibatkan jumlah uang cukup banyak. Untuk itu penulis mencoba membuat gambaran aktivitas berzakat warga serta bagaimana mekanisme pengelolaan zakat yang sesuai menurut mereka.
Zakat adalah sebuah ibadah wajib keagamaan kongkrit yang agak unik. Dikatakan unik karena mengandung alasan penjelasan yang sangat rasional dan berhubungan dengan status sosial dan ekonomi umat serta kesulitan hidup umat yang lain. Dengan keunikannya tersebut zakat menyimpan potensi berupa jumlah nominal uang yang akan bergantung dengan jumlah wajib zakat pada suatu wilayah negara. Dengan jumlah penduduk mayoritas muslim, potensi zakat di Indonesia sangat besar. Tapi sayangnya potensi ini sejauh ini masih dibiarkan menjadi sekedar potensi yang tidak terkelola dengan baik.
Konsep yang menjiwai penelitian ini adalah zakat memiliki fungsi yang cukup signifikan bagi kehidupan masyarakat, bukan sekedar fungsi keagamaan apabila bisa dikelola dengan benar. Bagaimana aktivitas berzakat di RW 02 Keluarahan Tebet Barat, serta bentuk pengelola zakat seperti apa yang warga inginkan yang diteliti. Ada dua tujuan dari penelitian ini, pertama mencoba mengetahui bagaimana aktivitas berzakat dijalankan warga, sedang tujuan dengan menggunakan metode pengumpulan data survey terhadap 32 responden di 9 RT pada RW 02 Kelurahah Tebet Barat Jakarta Selatan, dibantu dengan wawancara mendalam serta studi literatur. Studi ini menggunakan analisa statistik SPSS dengan menggunakan tabel frekwuensi untuk menggambarkan secara rinci aktivitas berzakat yang dijalankan warga. Selanjutnya dengan menggunakan data survey dicoba dicari model Badan Amil Zakat seperti apa yang diinginkan masyarakat.
Hasil penelitian menunjukan bahwa aktivitas berzakat yang dilakukan warga menunjukan bahwa zakat baru memiliki fungsi keagamaan semata. Penjelasan Al'Quran yang mewajibkan umat muslim yang memiliki kekayaan lebih dari cukup untuk membayar zakat dengan harapan bisa menciptakan keseimbanagn dibidang perekonomian tidak meresap dalam benak wajib zakat. Wajib zakat hanya sekedar menjalankan kewajiban dalam berzakat.
Zakat sebagai tindakan sosial muncul sebagai konsekwensi dari pilihan seseorang terhadap agama Islam. Zakat yang memiliki potensi untuk menjaga sistem sosial masyarakat agar tetap dalam keseimbangannya ternyata fungsinya terdomestikan oleh penghayatan ritual keagamaan. Dalam tradisi Fungsionalisme zakat hanya berfungsi menjaga tetap utuhnya sistem keagamaan, harapan Islam agar zakat mampu juga menjaga sistem sosial masyarakat tidak terpenuhi. Hal itu terjadi karena pesan zakat sudah tereduksi ditingkat pemahaman umat. Sementara menurut konsep tindakan rasionalnya Weber aktivitas berzakat umat muslim merupakan tindakan rasional yang berorintasi nilai. Dalam tipe tindakan Weber, bentuk tindakan semacam itu menunjukan bahwa aktivitas berzakat warga belum menunjukan tipe tindakan dari masyarakat yang sudah modern. Dimana masyarakat modern ditandai dengan tipe tindakan mayoritas berorientasi pada pencapaian tujuan.
Badan Amil Zakat yang sanggup memberikan jaminan akuntabilitas dan kepercayaan menjadi pilihan bagi Badan Amil Zakat yang dipercaya mengelola dana zakat. Karena belum ada yang dianggap memenuhi standar tersebut wajib zakat masih memilih membayarkan zakatnya langsung ke penerima maupun ke masjid.
Kebijakan perzakatan harus diarahkan pada upaya untuk membangun kesadaran tentang makna dari esensi zakat, sekaligus untuk memberikan jaminan kepercayaan kepada wajib zakat. Dengan jumlah warga muslim mayoritas kalau dana zakat bisa dimanfaatkan demi kepentingan kaum miskin, paling tidak ada satu meknisme yang bisa digunakan untuk mengatasi kemiskinan umat."
2003
T7065
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rahmi Nurjanah
"Persepsi merupakan pengalaman tentang obyek peristiwa dan hubungan-hubungan yang diperoleh dengan mengumpulkan infom1asi dan menafsirkan pesan, sehingga persepsi memberikan rilakna pacla stimulus indrawi (Desiserta, 1996, dikutip dari Irwanto, 1997). Persepsi masing-masing akah berbeda satu dengan yang lainnya, bergantung pada kemampuarmya dalam memadukan data.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan persepsi siswa SMP dan SMU terhadap penyalahgunaan NAPZA, dengan menggunakan desain penelitian : deskripsi perbandingan dengan memilih 30 siswa SMP clan 30 siswa SMU sebagai respondermya.
Setelah melalui analisa data dengau uji Fisher Exact maka didapatkan data bahwa 100% siswa SMP dan 96,7% siswa SMU di kelurahan Krukut Kecamatan Taman Sari Jakarta Barat memiliki persepsi positif terhadap penyalahgunaan NAPZA, yang artinya NAPZA itu berbahaya dan tidak setuju akan adanya penyalahgunaan NAPZA.
Dari penelitian ini diharapkan dapat muncul penelitian baru untuk mengetahui lebih lanjut mengenai hubungan persepsi mereka terhadap kemungkinan faktor-faktor yang terkait di dalamnya."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2001
TA5037
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
"Pemerintah Kota Ambon melakukan percepatan pembangunan dan memberikan prioritas kebijakan pembangunan yang berorientasi kepada Ambon sebagai kota pesisir. Studi ini menerapkan metode penginderaan jauh, transek, dan menggunakan data pertumbuhan ekonomi untuk mengetahui dampak pembangunan ekonomi di Kota Ambon.terhadap tutupan lahan dan ekosistem hutan mangrove di sekitar Teluk Ambon. Hasil penelitian menunjukkan bahwa laju pertumbuhan ekonomi berhubungan secara nyata dengan laju pembukaan lahan. Pembukaan lahan juga terjadi di kawasan hutan mangrove yang menyebabkan vegetasi hutan mangrove terfragmentasi menjadi bagian-bagian kecil. Selain itu regenerasi hutan mangrove juga terhambat akibat banyaknya sampah dan lumpur yang berasal dari pembukaan lahan. Mengacu pada kriteria baku sesuai Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 201 Tahun 2004, kondisi ekosistem hutan mangrove di Teluk Ambon sudah masuk dalam kategori rusak.
"
OLDI 39:3 (2013)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>