Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 217373 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Hutahaean, Fernando H.
"Tesis ini membahas pembentukan asset pricing model dengan menggunakan multifactor pricing theory terhadap saham-saham perusahaan minyak dan gas bumi pada Bursa Efek Indonesia, Singapore Exchange, dan Bursa Malaysia, dalam kurun waktu Januari 2003 hingga Desember 2008. Penelitian ini bertujuan untuk mengestimasi premi risiko, yang pada akhirnya digunakan untuk membentuk sebuah asset pricing model, untuk dapat mengestimasi tingkat pengembalian saham-saham yang diteliti. Diharapkan hasil penelitian ini dapat membantu investor maupun pihak yang berkepentingan lainnya untuk membuat keputusan investasi. Penelitian ini bersifat eksploratif kuantitatif dengan menggunakan prosedur two-steps regression analysis versi Fama-Macbeth. Empat faktor makro dipilih sebagai variable bebas, yaitu masing-masing return dari harga spot minyak bumi, nilai tukar mata uang lokal terhadap dollar Amerika, yield spread obligasi pemerintah Amerika Serikat, serta indeks WIDOW dari Dow Jones; sedangkan variable terikat adalah return saham. Penelitian ini mengungkapkan tidak adanya korelasi yang berarti antara fluktuasi faktor makro dengan fluktuasi harga saham.

The thesis discuss the construction of asse pricing model using the multifactor asset pricing theory, for shares of oil, gas and energy companies in Indonesia Stock Exchange, Singapore Exchange, and Kuala Lumpur Stock Exchange. The time scope of the research was from January 2003 up to December 2008. The objective of the research is to estimate the risk premium for the four macro factors, which ini turn is utilized to construct the asset pricing model that could be used to estimate the expected return of the shares. It is expected that the result of the research might assist the investors and other interested parties in making investment decisions. The research is quantitative and explorative in nature, and utilizes the two-steps regression analysis procedure of Fama-Macbeth. Four macro factors selected as independent variables, i.e., return of oil's spot price, local bond, and, Dow Jone's WIDOW index. The research reveals, that there is no significant correlation between the fluctuation of the macro factors wth the fluctuation of shares price."
Depok: Universitas Indonesia, 2009
T27194
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Budi Harsono Lim
"Pemilihan portofolio dengan mempertimbangkan risiko belum mendapat pengakuan secara formal sampai Markowitz (1952) mengajukan suatu formulasi portofolio berdasarkan aturan tingkat pengembalian ekspektasi- varians (E- V rule). Berangkat dari dasar tersebut, Sharpe (1964) menggunakan sejumlah asumsi untuk menurunkan kondisi ekuilibrium pasar yang dapat digunakan untuk menentukan tingkat pengembalian ekspektasi aset berisiko. Akan tetapi, terlepas dari eksistensi model tersebut, beberapa studi empiris menemukan bahwa model ekuilibrium yang terjadi tidak sesuai dengan apa yang digambarkan Sharpe. Berangkat dari hal tersebut, penulis menguji hubungan risiko dan tingkat pengembalian di pasar modal Indonesia dengan metode yang telah dirumuskan sebelumnya untuk periode 2000-2004.
Model investasi klasik pada dasamya menyatakan bahwa pemilihan portofolio adalah didasarkan pada maksimisasi tingkat pengembalian. Model demikian adalah benar bilamana tingkat pengembalian aset adalah pasti. Akan tetapi investasi pada suatu aset tidak dapat terlepas dari unsur risiko, kecuali pada aset bebas risiko. Selain itu tingkat pengembalian antar aset juga memiliki korelasi satu sama lain. Markowitz (1952) mengajukan suatu formula pemilihan portofolio yang didasarkan pada pertimbangan risiko dan interkorelasi aset tersebut. Selanjutnya, Sharpe (1964) menurunkan model penentuan harga aset (CAPM) sederhana dengan mengasumsikan adanya ekspektasi homogen dan adanya aset bebas risiko. Black (1972) memodifikasi model tersebut dengan merubah asumsi adanya aset bebas risiko dan menemukan bentuk persamaan sederhana yang sedikit berbeda. Beberapa studi empiris yang dilakukan di pasar model Amerika Serikat menemukan bahwa hubungan risiko dan tingkat pengembalian yang terjadi tidak mengkonfirmasi model Sharpe, melainkan lebih cenderung pada model Black. Roll (1976) berpendapat pada dasamya temuan-temuan empiris tersebut adalah rancu dan suatu pengujian yang benar, secara praktis, tidak dapat dilakukan.
Studi empiris yang dilakukan penulis pada karya akhir ini didasarkan pada metode pengujtan CAPM yang diajukan Lintner (1965) dan Fama dan MacBeth (1973). Dalam pengujtan hubungan risiko - tingkat pengembalian dengan metode Lintner, selain menggunakan metode yang diajukan, penulis juga mengelaborasi beberapa kritik Miller dan Scholes yang menyatakan bahwa metode Lintner tersebut menyebabkan bias pada hasil yang ditemukan. Replikasi terhadap metode Fama dan MacBeth menggunakan pendekatan portofolio untuk memperoleh estimasi beta yang lebih akurat. Dengan menggunakan estimasi risiko portofolio tersebut, penulis melakukan pengujian hubungan risiko tingkat pengembalian bulan per bulan untuk mengamati relevansi risiko dan efisiensi pasar.
Secara keseluruhan, temuan empiris yang diperoleh menunjukkan bahwa beta adalah relevan sebagai risiko sistematis dan kompensasi atas risiko tersebut adalah positif. Selain itu, juga terbukti bahwa model dua faktor Black lebih mampu menggambarkan hubungan risiko - tingkat pengembalian yang terjadi Temuan dengan menggunakan metode Lintner menunjukkan bahwa: (1) beta adalah relevan dan terdapat price of risk positif, (2) risiko residual tidak relevan dan, (3) tingkat pengembalian portofolio zero beta selama periode pengujian adalah negatif. Temuan dengan menggunakan metode Fama dan MacBeth, selain menemukan bukti-bukti yang mendukung kesimpulan sebelumnya, juga menemukan bukti bahwa investasi di pasar modal Indonesia, khususnya BEJ, adalah ''fair game" dalam arti investor tidak dapat menggunakan informasi lampau yang diturunkan dari model ekuilibrium untuk menghasilkan strategi investasi yang superior.
Hasil penelitian yang diperoleh menunjukkan bahwa hubungan antara risiko dan tingkat pengembalian saham di pasar modal Indonesia adalah sesuai dengan apa yang dipostulasikan oleh model ekuilibrium. Akan tetapi bentuk hubungan tersebut temyata lebih mengkonfirmasi model yang diajukan Black. Selain itu juga ditemukan bahwa pasar modal Indonesia adalah efisien paling tidak dalam bentuk lemah (weakform)."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2005
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Devindra Hananbayu Tarunokusumo
"Perkembangan artificial intelligence serta implementasi komersialnya yang cepat telah menghasilkan banyak manfaat dan nilai ekonomi bagi produsen dan konsumen di seluruh dunia. Salah satu manfaat tersebut adalah kemampuan bagi perusahaan untuk terlibat dalam penetapan harga yang dipersonalisasi, atau personalized pricing, yang merupakan bentuk strategi first-degree price discrimination yang sangat akurat, di mana perusahaan menetapkan harga yang berbeda untuk setiap pelanggan individu berdasarkan data pribadi mereka dan ditentukan oleh algoritme yang kompleks. Meskipun hal ini juga menghasilkan banyak manfaat yang meningkatkan efisiensi pasar, seperti membebankan harga yang lebih rendah untuk konsumen yang tidak mampu membeli produk tertentu, hal ini juga dapat membebankan harga yang terlalu tinggi kepada konsumen yang oleh algoritme dianggap sesuai untuk mereka. Dengan demikian, penetapan harga yang dipersonalisasi menimbulkan masalah antimonopoli yang serius, karena berpotensi membahayakan consumer welfare.
Melalui tinjauan pustaka yang sistematis, makalah penelitian ini bertujuan untuk menguji kelayakan penggunaan Pasal 102 TFEU sebagai alat utama untuk mengatasi potensi dampak merugikan dari penetapan harga yang dipersonalisasi dengan menganggapnya sebagai penyalahgunaan dominasi yang eksploitatif jika dilakukan oleh perusahaan dengan dominasi yang dominan. posisi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hal ini dapat dicapai dengan dua cara, pertama dengan secara eksplisit menangani pembebanan harga yang berlebihan sebagai pengenaan “harga yang tidak wajar”, ​​dan kedua, jika pembebanan harga yang berlebihan dibarengi dengan adanya biaya pencarian dan switching yang tinggi. biaya, maka dapat dianggap sebagai pengenaan "kondisi perdagangan yang tidak adil" oleh perusahaan dominan, jika pendekatan pertama tidak cukup untuk campur tangan otoritas persaingan nasional (NCA). Selain itu, makalah penelitian menyarankan alternatif hukum lain untuk Pasal 102 TFEU untuk mengatasi dampak buruk dari personalized pricing.

The recent acceleration in the development of artificial intelligence and its rapid commercial implementation has yielded a great number of benefits for producers and consumers around the world. One such benefits is the ability for firms to engage in personalized pricing, which is a form of highly accurate first-degree price discrimination strategy, whereby firms charge different prices for each individual customer based on their personal data and determined by complex algorithms. While this, too, yields many benefits in regard to market efficiency, such as charging lower prices for consumers who are otherwise unable to afford certain products, it can also charge excessively high prices to consumers that the algorithms deem to be appropriate for them. Thus, personalized pricing raises serious antitrust concerns, as it may potentially harm consumer welfare.
Through a systematic literature review, this research paper aims to examine the feasibility of using Article 102 TFEU as a key tool for addressing the potential adverse effects of personalized pricing by deeming it an exploitative abuse of dominance if it is conducted by a firm with a dominant position. The results show that this can be achieved in two ways, first by explicitly addressing the charging of excessive prices as an imposition of “unfair prices”, and second, if the charging of excessive prices is coupled with the presence of high search costs and switching costs, then it can be deemed as an imposition of “unfair trading conditions” by the dominant firms, should the first approach not suffice for national competition authorities (NCAs) to intervene. Moreover, the research paper suggests other legal alternatives to Article 102 TFEU to address the adverse effects of personalized pricing.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2021
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Hapsari Rizki
"Pengabaian idiosyncratic risk dalam perhitungan asset pricing terkait dengan imbal hasil saham atau expected of return sesuai dengan teori CAPM (Capital Asset Pricing Model) menyebabkan beberapa anomali dan perbedaan dengan beberapa hasil penelitian sebelumnya. Penelitian ini bertujuan untuk menguji kembali peran idiosyncratic risk menggunakan idiosyncratic volatility sebagai proksi baik secara contemporaneus dan ex-ante terhadap imbal hasil saham menggunakan data 5 negara ASEAN dengan portofolio saham terbesar, yaitu Indonesia, Singapura, Thailand, Malaysia dan Filipina. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada negara tersebut secara contemporaneus idiosyncratic risk berpengaruh signifikan positif terhadap expected of return sedangkan secara ex-ante tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap expected of return.

Ignoring idiosyncratic risk in the calculation of asset pricing related to the expected return in accordance with the CAPM (Capital Asset Pricing Model) theory causes several anomalies and differences with some previous research results. This study aims to re-examine the role of idiosyncratic risk using idiosyncratic volatility as a proxy both contemporaneously and ex-ante to expected of return using data from 5 ASEAN countries with the largest stock portfolios, namely Indonesia, Singapore, Thailand, Malaysia and Philippines. The results showed that in these countries contemporaneous idiosyncratic risk had a significant positive effect on expected return, while ex-ante did not have a significant effect on expected return."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tri Utomo Aji
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh shortabilitas pada model capital asset pricing dan Fama-French 3 Factor Model pada Bursa Efek Indonesia. Dengan menggunakan excess return, risiko pasar, size dengam proksi small-minus big, book-to-market equity dengan proksi high minus low dan shortabilitas dengan proksi NMS. Dalam penelitian ini ditemukan bahwa shortabilitas merupakan faktor penting dalam perhitungan return dari portofolio dan dapat menjadi pertimbangan keputusan investasi dalam menilai risiko perusahaan.

This study aims to determine whether there is influence of the capital asset pricing model and Fama French 3 Factor Model on the Indonesia Stock Exchange. By using excess return, market risk, size with small minus big proxy, book to market equity with high minus low proxy and shortability with NMS proxy. In this study found that the shortsale is an important factor in the calculation of the return of the portfolio and can be a consideration of investment decisions in assessing corporate risk."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Handito Hary Darmawan
"Kota Tangerang sebagai kota penunjang ibu kota Jakarta, yang memiliki permasalahan dan kebutuhan yang kompleks untuk meningkatkan pelayanan publik kepada warganya. Tangerang LIVE berperan sebagai aplikasi layanan terpadu yang memiliki fitur dan layanan maupun situs pendukung Kota Tangerang
Jumlah pengguna dan unduhan aplikasi Tangerang LIVE sebesar 500.000 ribu unduhan lebih masih dibawah indikator kinerja yang ditetapkan pada RENSTRA DISKOMINFO Kota Tangerang. Dibutuhkan evaluasi terhadap aplikasi Tangerang LIVE untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi kurangnya minat adopsi dari warga kota Tangerang dalam menggunakan Aplikasi Tangerang LIVE
Menggunakan metode Value Based Adoption Model dan terdiri dari perceived value, adoption intention, perceived of use, facility, comfort, functionality dan risk. Penelitian ini menggunakan Partial Least Square – Structural Equation Model (PLS-SEM). Penghimpunan data didapatkan melalui online survey sehingga didapatkan 100 sample data responden terpilih dengan menggunakan Teknik convenience dan purposive sampling, dalam penelitian ini didapatkan hasil bahwa variabel Functionality dengan nilai koefisien 0.031, Facility dengan nilai koefisien 0.059, Facility dengan nilai koefisien 0.089 dan Risk dengan nilai koefisien 0.089 berpengarauh sangat sedikit terhadap niat adopsi aplikasi Tangerang LIVE dibandingkan variabel lain seperti perceived value dengan nilai koefisien 0.089 yang berpengaruh positif secara signifikan.

Tangerang City as a supporting city for the capital city of Jakarta, which has complex problems and needs to improve public services to its citizens. Tangerang LIVE acts as an integrated service application that has features and services as well as a supporting site for the City of Tangerang.
The number of users and downloads of the Tangerang LIVE application of 500,000 downloads is still below the performance indicators set in the Tangerang City DISKOMINFO RENSTRA. An evaluation of the Tangerang LIVE application is needed to determine the factors that influence the lack of adoption interest from Tangerang city residents in using the Tangerang LIVE application
Number of users and user experience affect the intention of the people of Tangerang City to use Tangerang LIVE. Using value based adoption model that consist of perceived value, adoption intention, perceived use, facility, comfort, functionality and risk. This research uses Partial Least Square – Structural Equation Model (PLS-SEM) to evaluate Tangerang LIVE. Data collection was obtained through an online surveys, 100 samples of selected respondent were obtained using convenience and purposive sampling technique. The result are variable Functionality with coefficient 0.031, Facility with coefficient 0.059, Facility with coefficient 0.089 dan Risk with coefficient 0.089 has less effect to adoption intention of Tangerang LIVE application compared to variable perceived value with coefficient koefisien 0.089 has significant positive effect.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pasaribu, Elfrida
"ABSTRAK
This research aim to analyse theme, didactic commendation and value in general of novel I am Hope masterpiece Gayatri Djajengminardo as component of study teaching of art in school. This research is qualitative research done in library FKIP UHN Pematangsiantar.
Method applied in this research is descriptive method of Analitis with qualitative form. Data is obtained with read technique repeatedly and record- keeping.
Based on result of data analysis in general of novel I am Hope is obtained theme; During there are bravery of hope will be able to be reached while commendation obtained in this novel is; Life is struggle, never give up and is patient in experiencing life. Didactic value gotten in general of novel I am Hope is; religion education value , education value of morale, social education value and liberal education value.
General of Novel I am Hope has relevansi with study teaching material of art in school, either from the angle of art, language, culture social, and also psychology."
Universitas HKBP Nonmensen, 2017
050 VISI 25:3 (2017)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Dwiyanda
"Bursa Efek Jakarta (BEJ) dan bursa luar negeri adalah alternatif untuk memperluas kepemilikan saham oleh investor dalam dan luar negeri dan dalam rangka mendekatkan diri dengan para investor yang belum mengenal perusahaan tersebut sebelumnya. Di antaranya adalah PT Indosat dan PT Telkom yang dual listing di BEJ dan New York Stock Exchange (NYSE).
Tujuan penelitian ini adalah menjawab pertanyaan berikut : pertama, apakah terdapat korelasi negatif antara imbal hasil (return) saham PT Indosat di BEJ dan di NYSE, dan antara imbal hasil saham PT Telkom di BEJ dan di NYSE ? Apabila terdapat korelasi negatif, maka dapat dibentuk suatu portofolio optimum. Kedua, adakah keuntungan arbitrase atas investasi saham-saham yang melakukan dual listing di BEJ dan NYSE akibat adanya perubahan nilai tukar mata uang Rupiah terhadap dolar Amerika ? Ketiga, faktor-faktor apa yang menentukan imbal hasil (return) saham-saham yang dual listing di BEJ dan NYSE ?
Hubungan antara imbal hasil saham yang dual listing seperti saham PT Indosat dan PT Telkom di Bursa Efek Jakarta (BEJ) dan New York Stock Exchange (NYSE) dapat diamati melalui koefisien korelasi. Untuk menghitung koefisien korelasi digunakan rumus : pjj = a^ I (cjj x aj).
Imbal hasil saham atau return yang diharapkan sangatlah bervariasi tergantung dengan risiko pasar dan faktor-faktor lain di luar pasar. Hubungan antara imbal hasil sekuritas dengan risiko dapat diamati melalui analisis terhadap koefisien beta sekuritas dengan menggunakan metode Capital Asset Pricing Model (CAPM) dengan pendekatan Security Market Line (SML). Koefisien beta (P) dapat dihitung dengan persamaan : (3j = <7j pjm / om = °~im / O m.
Sehubungan dengan fluktuasi nilai tukar mata uang Rupiah terhadap Dolar Amerika, maka perdagangan saham perusahaan yang dual listing sangatlah rentan terhadap kemungkinan transaksi arbitrase. Kemungkinan terjadinya transaksi arbitrase atas saham-saham yang dual listing tersebut, dapat diamati dengan menggunakan International Fisher Effect, yaitu : (l+rH)/(l+rF) =e,/e0.
Selain ditentukan oleh risiko pasar, imbal hasil saham juga ditentukan oleh faktor-faktor di luar pasar. Metode pendekatan ini adalah Arbitrage Pricing Theory (APT). Melalui model dengan 3 faktor, yaitu Faktor T-Bills, Faktor Certificate of Deposit dan Faktor Perubahan nilai tukar Rupiah terhadap Dolar Amerika, diamati signifikansinya dalam menentukan imbal hasil suatu sekuritas. Model APT dengan 3 faktor dirumuskan sebagai berikut: E(r) = a + Pi-Bills F(T-Bills) + PuS-CD F(US-CD) + PRp-sF(Rp-S)-
Penelitian ini menggunakan data sekunder yang diambil dari PT Indosat, PT Telkom, Bursa Efek Jakarta, Bursa NYSE, Bank Indonesia dan Federal Reserve Amerika Serikat. Data yang diamati merupakan data historis yang dikumpulkan dari tahun 1997 sampai 2001. Data pengamatan merupakan data bulanan, yaitu data periode awal dan akhir bulan serta data pada bulan yang bersangkutan.
Hasil penelitian memberikan gambaran, pertama, tidak adanya korelasi negatif antara imbal hasil saham yang listing di BEJ dan yang listing di NYSE. Kedua, dimungkinkan terjadinya keuntungan arbitrase atas investasi saham-saham yang dual listing di BEJ dan NYSE akibat adanya fluktuasi nilai tukar Rupiah terhadap Dolar Amerika. Ketiga, faktor-faktor T-Bills, Certificate of Deposit (CD) dan perubahan nilai tukar Rupiah terhadap Dolar Amerika sangat menentukan imbal hasil saham yang dual listing baik di BEJ maupun di NYSE dalam Model APT dengan 3 faktor."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2002
T1347
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ika Ristiani
"Penelitian ini bertujuan untuk menguji dua model yang paling sering digunakan dalam menduga expected return portofolio yaitu Fama-French Three Factors model dan CAPM Capital Asset Pricing Model, manakah yang lebih lebih baik dalam menduga expected return portofolio industri non-keuangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia BEI . Penelitian dilakukan dengan menggunakan sampel return bulanan dari tahun 2013 hingga 2017. Hasil penelitian menunjukan dari kedua model yang digunakan, model tiga faktor Fama-French adalah model yanglebih baik dalam menjelaskan expected return jika dibandingkan dengan model CAPM Capital Asset Pricing Model.

The study aims to examine the two most commonly used models for estimating portfolio expected returns, Fama French 3 Factors model and CAPM Capital Asset Pricing Model , which one is the better model in estimating the expected return of non financial industry portfolio listed on the Indonesia Stock Exchange BEI. The study was conducted using monthly return samples from 2013 to 2017. The results show that from the two models used, the Fama French three factor model is a better model in explaining the expected return compared to the Capital Asste Pricing Model CAPM."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Alifa Amalia Hasna
"Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh cash holding, market capitalization, book to market, asset growth, dan illikuiditas terhadap excess stock return periode tahun 2012-2016.Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan teknik analisis regresi berganda. Data yang digunakan adalah data panel. Data yang digunakan pada penelitian ini adalah data pada laporan keuangan tahunan dan data penjualan saham tahunan yang diperoleh dari Thoumson Reuters Ikon tahun 2011-2016. Teknik penarikan sampel menggunakan purposive sampling, dengan kriteria perusahaan yang menjadi sampel, adalah perusahaan yang memiliki data untuk seluruh variabel penelitian yang dibutuhkan. Total perusahaan yang digunakan sebagai sampel adalah 244, sehingga jumlah seluruh sampel pada penelitian selama 5 tahun adalah 1220. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa (1). cash holding memiliki pengaruh signifikan positif terhadap excess stock return, (2). market capitalization memiliki pengaruh signifikan positif terhadap excess stock return, (3). book to market memiliki pengaruh signifikan negatif terhadap excess stock return, (4.) asset growth memiliki pengaruh signifikan negatif terhadap excess stock return, dan (5.) Illikuiditas memiliki pengaruh signifikan positif terhadap excess stock return. Oleh karena itu, investor harus memperhatikan cash holding, market capitalization, book to market, asset growth, dan illikuiditas karena memiliki hubungan yang signifikan terhadap excess stock return.

This research aims to test the influence of cash holding, market capitalization, book to market, asset growth, illiquidity of excess stock return year period 2012-2016. This research using approach a quantitative research with analysis techniques multiple regression. The data used  is panel data. The data used in this study are data on annual financial statements and annual stock sales obtained from Thoumson Reuters Icon year period 2011-2016. Sampling technique uses purposive sampling, with criteria companies that become the sample are companies that have research variable data required. The total of companes used as the sample is 244, hence the total sample in the research for 5 years is 1220. The result of this research show that: (1) cash holding has a significant positive effect on excess stock return; (2) market capitalization has a significant positive effect on excess stock return; (3) book to market has a significant negative effect on excess stock return; (4) asset growth has a significant negative effect on excess stock return; and (5) illiquidity has a significant positive effect on excess stock return. Therefore, investors should pay attention to cash holding, market capitalization, book to market, asset growth, and illiquidity because it has a significant relationship to excess stock return.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2017
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>