Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 69626 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Olga Nauli Komala
"Tesis desain ini berusaha untuk melihat dan menata kembali Kemang sebagai salah satu bagian kota Jakarta yang terlihat mendapatkan pengaruh budaya non lokal yang mempengaruhi unsur fisik dan non fisik kawasan tersebut mulai dari wajah bangunan, pembentukkan ruang kota dan pola kegiatan baru yang belum ada sebelumnya. Dalam hal ini budaya non lokal hadir secara bersama ? sama dengan budaya lokal dan melahirkan berbagai perbedaan (difference) dan keberagaman (diversity) di Kemang. Suatu kondisi penerimaan dan pemberian wadah bagi adanya perbedaan dan keberagaman merupakan bagian dari pendekatan konsep cosmopolitan.
Penataan kembali kawasan Kemang dengan pendekatan cosmopolitan dimulai dengan terlebih dahulu melihat pola kegiatan dan pelaku serta terutama bagaimana hubungan saling mempengaruhi antara budaya lokal dan non lokal yang telah ada termasuk kontradiksi dan kesetaraan yang timbul kemudian. Pendekatan cosmopolitan yang berakar pada budaya lokal Betawi (teras Betawi) kemudian akan diterjemahkan dalam bentuk teras sebagai ?ruang bermain? yang tidak hanya memberi wadah bagi perbedaan dan keberagaman namun juga mampu mendorong terjadinya interaksi dengan orang asing/strangers dalam ruang kota.

In this thesis, I try to analyze and redesign Kemang as a part of Jakarta, which has been influenced by many non ? local cultures. These cultures give effects in the shaping of urban elements of Kemang, both physically and non - physically, from building elevation, the shaping of urban space and the pattern of new activities. In this case, non - local cultures exist together with the local cultures and all of these result in the appearance of many differences and diversities at Kemang. The condition of acceptance and giving space for many differences and diversities are the part of cosmopolitan concept, which is used as the approaching concept in this design thesis.
By using the cosmopolitan concept, I try to redesign Kemang, first by analyzing the pattern of activities and the ?actors?, especially how local cultures and local cultures gives influences to each other, including the contradiction and equality which emerge after that. The cosmopolitan concept, based on the local culture, Betawi (teras Betawi), is translated into ?the playing space?, which not only gives spaces for many differences and diversities, but also can stimulate the interaction with many people from different backgrounds in urban space."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2010
T27822
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Lia Warlina
"Management of Conservation Region in Bandung Basin using Bioregional Planning ApproachThe title of the research thesis is "Management of Conservation Region in Bandung Basin using Bioregional Planning Approach". The research objective is to understand the change of bio-geophysical aspects according to time and spatial dimensions. In general, regional planning is attempted by partial approach, i.e. sectors. Therefore, the benefit is not for longer term of development. Having such a limitation, one could consider more comprehensive approach. Bioregional planning concerns with bio-geophysical and social aspects in managing the region. This might be more appropriate for longer term regional development plan. In this research, the element of land use taken account was the forest region. So that, in managing conservation area in Bandung Basin, bioregional planning approach was applied. In this research, the conservation considered was the forest region.
The method of research was using geographical information system application and regression analysis. Variables measured were land-uses in 1986, 1993 and 1997; and changes for the periods. Other variables were slope and altitude. Variables of social aspects used were population density and population proportion for agriculture.
To measure land use change, overlaying technique was applied. The result showed that forest area in 1986 - 1993 reduced rapidly and changed for settlement, encroaching about 1 331.49 hectares covered 25 kecamatan. The largest part of this area was in Kecamatan Cimenyan. The change in period of 1993 to 1997 was 13.79 hectares; this occurred only in Kecamatan Cimenyan. Overlaying method of slope and land use, gave result in that there were settlements in region with slope of more than 50% and covering about 135.64 hectares in 1993 and 58.87 hectares in 1997.
The result of regression analysis was the forest area in 1986 related closely to population density. This was concluded from R-square of more than 0.5 in the first and second segment of the selected study areas. The co-relation of forest area variables and population percentage in agricultural sector gave a good result in the third segment in 1997. This concluded that the major driving force of reduction in forest area was due mainly to the population percentage in agricultural sector, not to the population density upon forested area.
In conclusion, the information can be used as an input for regional planning because it concerns with biological components caring for sustainable managing conservation in Bandung Basin. Further research might be expanded to involve some aspects, especially on the community participation for agricultural sector and vegetation analysis for biodiversity study."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2000
T10053
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Shabrina Alyani
"ABSTRAK
Banyaknya literatur, perbincangan, kegiatan-kegiatan dan komunitas yang berfokus membahas mengenai masa lalu kawasan perkotaan mendorong masyarakat urban untuk mencari tahu lebih dalam dan mendapat kembali (retrieve) memori kolektif akan hal tersebut. Memori kolektif yang membentuk urban memory inilah yang nantinya menjadi salah satu unsur sangat berpengaruh pada pembentukan karakter sebuah ruang perkotaan. Bermula sejak terbentuknya Weltevreden pada awal abad ke-18 sebagai kawasan eksklusif untuk masyarakat Eropa, kemudian diberlakukannya sistem politik etnis oleh pemerintah kolonial Belanda yang membagi masyarakat etnis Tionghoa, pribumi, dan Eropa dengan fungsi tertentu turut mempengaruhi terbentuknya karakter ruang kota di Kawasan Pasar Baru. Isu-isu akulturasi budaya, segregasi ruang, atmosfer multietnis, modernisasi hingga sayembara dan penetapan bangunan cagar budaya merupakan citra urban memory dari Kawasan Pasar Baru Jakarta. Hal-hal tersebutlah yang menarik perhatian saya untuk mengajukan gagasan mengenai representasi urban memory dalam ranah perancangan ruang perkotaan. Tesis ini menggunakan metode berupa interpretasi sejarah dan penelusuran tipomorfologi untuk kemudian ditetapkan periodisasi tertentu sebagai batasan representasi. Melalui hal tersebut diharapkan Kawasan Pasar Baru dapat menjadi sebuah situs mnemonic bagi masyarakat urban khususnya generasi tua warga Jakarta yang terkait.

ABSTRACT
The amount of literatures, conversations, communities, and activities that focus on discussing the past of urban area encourage urban people to find out more and retrieve its collective memory. Collective memory that build up urban memory is one of the very influential elements in shaping the character of an urban space. Starting since the formation of Weltevreden in the early 18th century as an exclusive area for the people of Europe, then the implementation of ethnic politics system by the Dutch colonial government that divides the ethnic Chinese community, indigenous, and Europe with specific functions also influence the character formation of the urban space in the Pasar Baru area. Issues of acculturation, segregation, multiethnic atmosphere, modernization, competition and the establishment of cultural heritage buildings are an image of urban memory in Pasar Baru Jakarta. The things is exactly what attracted me to put forward the idea of ​​the representation of urban memory in the realm of urban design. Through the interpretation of history and typomorphology analysis in particular periodization which is then reconstructed on its significance expected Pasar Baru as a mnemonic site for the urban community, especially the older concerned generation of Jakarta residents.
"
2016
T45296
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aryo Hendrawan W. K.
"ABSTRAK
Kelestarian Kebun Raya Bogor kini semakin tertekan oleh pesatnya pembangunan
di kawasan sekitarnya. Untuk mencegah semakin memburuknya kondisi ini, maka
diperlukan sebuah upaya untuk membentuk buffer zone berupa wujud fisik
maupun buffer berupa kegiatan edukasi di sekitar Kebun Raya.
Perancangan kawasan buffer zone tersebut salah satunya adalah di daerah
Paledang, salah satu contact point antara Kebun Raya Bogor dengan kawasan
sekitarnya. Perancangan kawasan ini menggunakan konsep Experience Design.
Experience design ini dilihat sebagai alternatif cara pandang baru terhadap upaya
penyebarluasan kesadaran pelestarian lingkungan.
Dalam proses desain, ditemukan lima keunikan kawasan yaitu curah hujan yang
sangat tinggi, keberadaan kebun raya itu sendiri, keindahan bentang alam,
keadaan topografi, dan kehadiran pekarangan. Keunikan kawasan ini kemudian
dipadukan dengan penerapan lima indera manusia sebagai pemicu terjadinya suatu
pengalaman bersentuhan dengan alam. Penerapan konsep ini dihadirkan melalui
konsep experience farming yang dituangkan dalam wujud zona farming serta zona
greening. Konsep ini juga akan digunakan untuk membentuk legibility kawasan.

Abstract
The environment quality of Bogor Botanical Garden is hardly affected by the
development of its surrounding area. An effort is needed to prevent the condition
become even worse. One of the effort is to provide a buffer zone in the form of
physical and educational activity surrounding its periphery.
One area that will be functioned as the buffer zona is Paledang area, one of the
contact point between Bogor Botanical Garden and its surrounding. The designing
of this area is using experience design approach. Experience design is seen as a
new perspective on the education of natural awareness.
In the design process, there are five uniqueness of this urban area. These are the
high amount of rain, the presence of the Bogor Botanical Garden itself, the beauty
of landscape, and the presence of pekarangan. These uniqueness then mixed
together with the aplication of five human senses as the triggers of the experience
gaining. The application of this concept is presented through experience farming
concept that is divided into two zone those are farming and greening. This
experience farming concept also used to form the legibility of the area.

ABSTRACT
The environment quality of Bogor Botanical Garden is hardly affected by the
development of its surrounding area. An effort is needed to prevent the condition
become even worse. One of the effort is to provide a buffer zone in the form of
physical and educational activity surrounding its periphery.
One area that will be functioned as the buffer zona is Paledang area, one of the
contact point between Bogor Botanical Garden and its surrounding. The designing
of this area is using experience design approach. Experience design is seen as a
new perspective on the education of natural awareness.
In the design process, there are five uniqueness of this urban area. These are the
high amount of rain, the presence of the Bogor Botanical Garden itself, the beauty
of landscape, and the presence of pekarangan. These uniqueness then mixed
together with the aplication of five human senses as the triggers of the experience
gaining. The application of this concept is presented through experience farming
concept that is divided into two zone those are farming and greening. This
experience farming concept also used to form the legibility of the area."
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
T29996
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fajrina Reza
"Pergeseran gaya hidup masyarakat menjadikan kedai kopi sebagai tempat yang nyaman untuk bersosialisasi, sampai bekerja sembari ditemani secangkir kopi atau minuman lain. Hal tersebut menyebabkan prospek bisnis kedai kopi terlihat menjanjikan, termasuk di Kawasan Kemang, suatu Kawasan yang memiliki karakteristik unik dengan sejarah perkembagannya yang panjang. Meningkatnya jumlah kedai kopi di Jakarta setiap tahunnya menyebabkan diperlukannya strategi pemasaran yang baik dan terukur. Salah satu pertimbangan bagi seorang pebisnis dalam membuka usahanya adalah ketepatan dalam memilih lokasi. Pemilihan lokasi yang tepat mempengaruhi risiko dan keuntungan kedai kopi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh lokasi terhadap kesuksesan usaha pada bisnis kedai kopi di Kawasan Kemang. Observasi dilakukan dalam penelitian ini untuk melihat bagaimana visibilitas, lahan parkir, dan kondisi lingkungan bisnis pada lokasi usaha. Adapun variable yang digunakan untuk mengukur kesuksesan usaha adalah lama usaha, pencapaian BEP, jumlah penjualan kopi, dan rating. Pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi terhadap lingkungan kedai kopi, serta wawancara kepada pemilik kedai kopi. Penelitian ini menemukan bahwa lokasi yang berada di kelas jalan arteri, memperoleh kesuksesan yang lebih besar dibanding kelas jalan lainnya. Hasil dari penelitian ini didapatkan temuan bahwa lokasi memiliki pengaruh terhadap kesuksesan bisnis. Kedai dengan visibilitas, lahan parkir, dan lingkungan bisnis yang tinggi memiliki tingkat kesuksesan usaha yang tinggi pula. Kesimpulan penelitian ini menunjukkan bahwa kelas jalan dan nilai spasial lokasi menajdi kunci penting bagi kesuksesan usaha.

The shifting in people's lifestyles makes coffee shos a comfortable place to socialize, or work while accompanied by a cup of coffee or other drinks. This causes the coffee shop business prospects to look promising, especially in the Kemang area, an area that has unique characteristics with a long development historical. The increasing number of coffee shops in Jakarta every year requires a good and measurable marketing strategy. One consideration by an entrepreneur in opening his business is the accuracy in choosing a location, this is one of the factors that can affect the risks and profits of an overall business. The purpose of this study was to determine the effect of location on business success in the coffee shop business success in the Kemang area. Observations were carried out in this study to see how visibility, parker space and business environment around coffee shop business location. The variables used to measure business success are the years in operation, break-even point, number of coffee sales, and rating. Data collection was done by observing the coffee shop environment and the interview survey was conducted to find out how the development of the coffee shop business in the Kemang area. Spatial descriptive analysis was used in this study to explain the effect of location on the success of a coffee shop business in the Kemang Area. This study found that locations in the arterial road class had greater success than other road classes. The results of this study found that location has an influence on business success. Stores with high visibility, parking space, and business environment have a high level of business success as well. The conclusion of this study shows that the road class and the spatial value of the location are important keys to business success."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Erfa Meifany
"Kawasan Kemang yang merupakan salah satu kawasan elite di Jakarta Selatan, mengalami perkembangan kegiatan ekonomi yang pesat sejak tahun 1975-2005. Kegiatan ekonomi di kawasan ini memiliki ciri khas, yaitu kegiatan ekonomi yang melayani kebutuhan Warga Negara Asing (WNA) khususnya yang tinggal di Kawasan Kemang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pola perkembangan kegiatan ekonomi di Kawasan Kemang tahun pada 1975 –2005, yaitu dengan cara mengkorelasikan lokasi kegiatan ekonomi, permukiman, dan jaringan jalan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode deskriptif dengan membagi tahun penelitian menjadi tiga periode, yaitu periode I (1975-1989), periode II (1989-1999), periode III (1999-2005). Perkembangan kegiatan ekonomi pada daerah penelitian cenderung mengikuti perkembangan permukiman dan perkembangan jaringan jalan yang berupa jalan arteri dan kolektor. Berdasarkan isi penelitian, arah perkembangan kegiatan ekonomi cenderung berkembang ke arah selatan dan membentuk pola ribbon."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2006
S33949
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fahmi Azhari
"ABSTRAK
Penelitian ini membahas perubahan fungsi lahan yang terjadi di daerah Kemang dan Cipete Raya. Kemang dan Cipete Raya seharusnya diperuntukan sebagai kawasan perumahan, namun saat ini berubah peruntukkannya menjadi kawasan bisnis. Penelitian ini menggunakan beberapa teori yaitu teori ruang dan tata ruang, manajemen tata ruang, penggunaan lahan, perubahan penggunaan lahan dan dampak perubahan penggunaan lahan. Penelitian dilakukan dengan menggunakan paradigma kualitatif, melalui wawancara mendalam dan studi dokumen. Berdasarkan penelitian yang dilakukan, peneliti memperoleh hasil bahwa perubahan fungsi lahan di Kemang dan Cipete Raya sudah terjadi sejak lama dan disebabkan karena faktor sejarah, faktor ekonomi dan letak yang strategis, faktor aglomerasi atau lingkungan, lemahnya tata ruang dan pengawasan pemerintah yang rendah. Lalu proses perizinan juga bermasalah karena meskipun tidak memiliki izin tempat-tempat usaha di Kemang dan Cipete Raya tetap berdiri dan tidak adanya tindakan dari pemerintah. Kemudian dengan terjadinya perubahan fungsi lahan maka menimbulkan dampak positif dan negatif.

ABSTRACT
This research discusses change of land function which occurred in Kemang and Cipete Raya areas. Kemang and Cipete Raya should be designated as a residential area, but currently changed its designation into a business area. Researcher uses space and spatial theory, spatial management theory, land use theory, land use change theory, and impact of land use change theory. By using qualitative paradigm and in depth interview as well as literature study, researcher find that land function changing in Kemang dand Cipete Raya has been going on for a long time and caused by historical factor, economic factors and strategic location, agglomeration and neighbourhood factors, spatial weakness and low government oversight. The licensing process is also problematic because many business premises are standing even if they do not have permission and the government did not take any action. And then, The occurrence of changes in land function has an positive impact and negative impact.
"
2017
S67097
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ratih Puspitaningtyas Faeni
"ABSTRAK
Dengan semakin majunya perekonomian Indonesia, maka semakin meningkat
pula taraf hidup masyarakat Indonesia. Hal tersebut mempunyai dampak yang positif
yaitu dengan semakin peka pula masyarakat Indonesia akan keinginan untuk
meningkatkan kwalitas hidup mereka. Perubahan hidup tersebut dapat dilihat dari
semakin meningkatnya kwalitas akan sandang, pangan, papan dan keamanan. Para
pengembang melihat kebutuhan akan papan atau tempat tinggal yang Iayak sebagai
peluang dalam industri properti. Sebagai akibatnya dimana-mana bermunculan proyek
proyek properti sehingga sampai suatu titik dimana persediaan melebihi akan
permintaan (over supply) dan pasar properti pada akhimya menjadi jenuh. Oleh karena
selama ini target market properti adalah warga negara Indonesia, pemerintah mencoba
untuk membuka peluang pasar baru dengan memberikan kepastian hukum kepada
warga negara asing untuk membeli properti di Indonesia. Maka pada tahun 1996
dikeluarkanlah Peraturan pemerintah Republik Indonesia No. 41 Tahun 1996
tentang Pemilikan Rumah Tempaf Tinggal Atau Hunian OIeh Orang Asing Yang
Berkedudukan Di Indonesia. Penelitian kami lakukan untuk melihat apakah peraturan
tersebut dapat mempengaruhi peningkatan kepemilikan properti oleh warga negara
asing di Kawasan Kemang, Jakarta Selatan secara signifikan.
Setelah melakukan penelitian Iapangan, ternyata peraturan pemeritah tersebut
tidak memberikan pengaruh secara signifikan terhadap peningkatan kepemilikan
Properti oleh warga negara asing di kawasan Kemang, Jakarta Selatan.
Hal tersebut dikarenakan oleh beberapa faktor, yaitu:
. kurangnya sosialisasi dari pemerintah kepada masyarakat, terutama warga
negara asing dan departemen-departemen yang terkait;
. warga negara asirig menganggap peraturan-peraturan di Indonesia
mempunyai prosedur yang berbelit-belit dan dapat memakan biaya
administrasi yang besar, sehingga di kalangan warga negara asing banyak
terjadi penyelundupan hukum;
. semenjak tahun 1997 keadaan politik, ekonomi, sosial dan budaya Indonesia
mengalami kekacauan sehingga berpengaruh pada keamanan nasional dan
mengakibatkan kriminalitas meningkat sangat tajam. Rasa tidak aman ¡ni
yang mengakibatkan banyak warga negara asing yang pada akhimya pulang
atau diminta untuk pulang oleh pemerintah di negaranya;
. pergolakan politik di Indonesia dianggap oleh warga negara asing dapat
menciptakan ketidakpastian hukum;
Saran untuk permasalahan tersebut di atas adalah pemerintah harus berperan
aktif dalam mensosialisasikan peraturan dan mencoba untuk menjaga agar keadaan
politik, ekonomi, sosial dan budaya Indonesia tetap stabil sehingga tercipta keamanan di
Indonesia. Warga negara asing yang berkeinginan untuk membeli properti di Indonesia
hendaknya mencari nformasi sejelas-jelanya mengenai kepemilikan properti bagi
Warga negara asing. Agen pemasaran properti juga diharapkan dapat membantu
melakukan usaha-usaha pemasaran dan memfokuskan target marketnya kepada warga
negara asing baik yang berada di dalam negeri maupun di luar negeri.

"
2001
T1813
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"The restructuring of infrastructure in slum area based on public participation and expectation is the government's and public's responsibility. The method used in this research is descriptive by asking questionnaires, snaking surveys on local conditions, economical aspects, social aspects, social aspects and several restructuring alternartives. More over, the data is analyzed by SWOT theory. this anlysis gives the highest point of competitive profile as the best choice. The result of study and analysis show that the highest score is 5.190, that is restructuring by government. The restructuring alternative of the slum area settlement infrastructure involves repairing of road and drainage by PRP2K project, public housing aid by rolling fund involving BKM."
624 CANT 1:2 (2006)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Hendry Tamboto
"Kawasan di sepanjang sumbu Kota Tua-Sunda Kelapa pernah menjadi jalur perekonomian utama bagi kota Batavia. Sumbu ekonomi ini melintasi 3 kawasan utama yaitu kawasan komersial Kali Besar, Kawasan Gudang Tua, dan Kawasan Pasar ikan. Masing-masing kawasan memiliki perbedaan karakter yang signifikan antara satu dengan yang lainnya, perbedaan tersebut dibentuk oleh pola hubungan tertentu dari elemen fisik yang spesifik pada masing-masing kawasan.
Sumbu sepanjang satu kilometer yang memiliki beberapa kawasan dengan karakter berbeda-beda tentulah merupakan potensi karena keunikannya. Namun perbedaan karakter antar kawasan yang tidak terjembatani dengan baik dapat menimbulkan permasalahan di sepanjang ruang sumbu tersebut, terutama dalam konteks elemen fisik ruang kota. Karakter membentuk identitas masing-masing kawasan harus menjadi perhatian utama sewaktu merencanakan kembali kawasan disepanjang sumbu ini, tujuannya agar pembangunan di masa yang akan datang dapat tetap mempertahankan karakter dan identitas dari masing-masing kawasan.
Hasil dari analisis pada elemen fisik di kawasan-kawasan sepanjang sumbu Kota tua-Sunda Kelapa memperlihatkan adanya serangkaian susunan pola dari elemen fisik yang khas, dan membentuk karakter spesifik dari masing-masing kawasan tersebut. Dengan mengacu pada kosa kata pola yang telah didapatkan, saya akan menyusun Panduan Rancang Kawasan ( Urban Design Guide lines ) untuk kawasan disepanjang sumbu Kota Tua-Sunda Kelapa. Selanjutnya saya akan mengaplikasikan esensi dari masing-masing kawasan ( esensi diturunkan dari tema rempah-rempah yang telah di abstraksikan ) sebagai panduan dalam menciptakan imageabilty bagi kawasan-kawasan disepanjang sumbu Kota Tua - Sunda Kelapa.

The area along the Old Town - Sunda Kelapa Axis has been the major economic area for the City of Batavia. This strips intersects three main district, the first is the Kali Besar commercial Strips, second is Old Warehouse District, the third one is the Fish Market District. Each District have a distinct character that made a distinction from the others. The distinction was made by a certain pattern from the specific physical element of the urban space in each district.
One kilometer Axis with several distinct character has created an unique urban spaces. But without any organized and well designed at the area in-between each of the districts has caused many problems along this Axis. The character and identity of each districts is the major concern while doing the re-Planning for this area, so that the future development can protect and enhance the character that creates an identity of this axis.
The analysis of the physical elements along this axes shown that there are several relation patterns from the distinct physical element that created the distinct character of this area. Using the Pattern of relationships from the previous analysis, I then arranged an Urban Design Guidelines for each of the districts along this axis. Latter on, I will add a theme adopted from the spices that fit for each districts to develop an imageability for each districts.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2011
T29805
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>