Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 39567 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Uguy, Mediana Johanna Hendriette
"ABSTRAK
Suburbanisasi dalam pengembangan wilayah jabotabek, ditandai dengan pembangunan jalan raya bebas hambatan yang memencar dari Jakarta hampir ke segal arah, yang menghasilkan pola perkembangan sprawl. Berpindahnya fungsi hunian ke pinggi kota Jakarta mendorong pula timbulnya fungsi-fungsi lain yang mengikutinya yaitu kesehatan, pendidikan, perbelanjaan, dan lain-lain. Pembangunan kawasan pinggir kota yang sangat pesat ini telah menimbulkan juga berbagai permasalahan lingkungan hidup.
Timbulnya permasalahan lingkungan hidup di kawasan peri-urban antara lain dapat dijelaskan sebagai berikut: (1) Fungsi daerah-daerah resapan dan tangkapan air berkurang, digantikan oleh fungsi permukiman, baik untuk hunian maupun usaha komersial; (2) Kapasitas infrastruktur jalan raya dan jaringan transportasi massal tidak memadai untuk melayani penduduk ulang-alik; (3) Arus ulang-alik yang tinggi juga menunjukkan mata pencarian penduduk yang tinggal di luar kota berada di dalam Kota Jakarta; (4) Harga lahan relatif murah di luar jakarta merupakan salah satu pendorong pembangunan fasilitas hunian besar-besaran di kawasan peri-urban; (5) Kapasitas pelayanan publik tidak sepadan dengan pertumbuhan populasi dan kompleksitas pembangunan di peri0urban. Kualitas lingkungan buruk seperti kekumuhan, jalan rusak, limbah yang tidak teratasi dengan baik, dan tata ruang semrawut merupakan indikasi dari fungsi pelayanan publik yang tidak berjalan dengan baik.
Berdasarkan pengenalan permasalahan di atas, saya mengembangkan pertanyaan-pertanyaan penelitian sebagai berikut:
(1) Apakah kebijakan yang berkaitan dengan pembangunan perkotaan yang ada telah mengarahkan pembangunan menuju tujuan keberlanjutan, yaitu telah mempertimbangkan keseimbangan tujuan-tujuan ekologi, ekonomi, dan sosial? Pada implementasi dari kebijakan tersebut, aspek-aspek apa saja yang menjadi penghambat tercapainya tujuan keberlanjutan dimaksud.
(2) Faktor-faktor apa saja yang menentukan pengembangan lingkungan peri-urban?
(3) Konsep apa yang dapat diusulkan bagi pengembangan lingkungan peri-urban yang menuju keberlanjutan?
Tujuan dan Manfaat
Tujuan utama penelitian ini adalah menemukan konsep baru bagi pengembangan lingkungan peri-urban yang menuju keberlanjutan. Upaya membangun konsep dimaksud, antara lain dengan: (1) Mengevaluasi kebijakan pembangunan perkotaan dan mengenali aspek-aspek apa saja yang menjadi pendorong maupun penghambat dalam pencapaian tujuan berkelanjutan;
(2) Menemukan faktor-faktor yang membentuk kawasan peri-urban, baik eksternal maupun internal; dan (3) Mengajukan konsep berkelanjutan perkotaan sebagai tujuan pengembangan.
Manfaat studi ini adalah turut mengisi khazanah Ilmu Lingkungan, sebagai body of knowledge, menyangkut aktivitas manusia dalam mengintervensi kawasan peri-urban dengan mengintegrasikan prinsip-prinsip ekologi dalam perencanaan. Pemanfaatan ruang dan pengelolaan kota. Dalam konteks ini ditekankan bahwa manusia adalah bagian dari lingkungan hidup kotanya yang saling berinteraksi secara interdependen dengan komponen lainnya menuju suatu keadaan homeostasis atau keseimbangan.
manfaat praktis bagi pemerintah adalah tersedianya salah satu referensi, untuk mengevaluasi serta mengembangkan pembangunan dan pengelolaan kotanya, mengenal dan memahami lingkungan hidup lokalnya, baik potensi maupun ancaman yang terkandung di dalamnya. Bagi masyarakat umum, perorangan, atau lembaga swadaya, atau badan-badan perwkilannya, hasil studi ini dapat memberikan pemahaman yang lebih baik tentang lingkungan hidupnya secara lokal maupun dalam pengertian yang luas; guna berpartisipasi scara lebih cerdas dan efektif dalam penentuan kebijakan, perencanaan, dn pengelolaan kota tempat tinggalnya. Kita membentuk lingkungan kita dan kemudianlingkungan yang kita bentuk itu membentuk kita. Pilihan ada pada kita."
2006
D642
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Kompas, 1995
808.83 Lel
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Cipta Hadi
""Desakota" telah diakui sebagai kondisi lanskap yang unik di Asia Tenggara, khususnya Indonesia. Di tengah pertumbuhan ekonomi dan perkembangan kota yang pesat, "desakota" sebagai daerah pinggiran kota mengalami degradasi lingkungan dalam ekonomi dan sosial budaya karena perencanaan dan kontrol yang buruk dari otoritas negara bagian dan lokal. Ketimpangan ekonomi dan sosial, segregasi spasial, dan infrastruktur  yang tidak memadai atau permukiman kumuh adalah masalah yang harus dihadapi peri-urban "desakota". Namun demikian, sebagai alat untuk memproduksi dan mengadaptasi lingkung bangun dan memperkenalkan keteraturan spasial, perancangan perkotaan kurang memperhatikan pengembangan wilayah peri-urban yang berbeda ini. Kajian yang dilakukan di Teluknaga, Tangerang, tetangga Jakarta ini, mengkaji signifikansi informalitas yang membentuk bentuk perkotaan yang kompak di kawasan "desakota". Pengumpulan data penelitian dilakukan melalui studi lapangan dengan melakukan wawancara, observasi, dan pemetaan langsung. Kami menyimpulkan bahwa potensi informalitas harus dipertimbangkan untuk merancang "desakota" untuk mempertahankan bentuknya yang kompak dan menciptakan bentuk kota yang lebih berkelanjutan dan kehidupan kota yang lebih baik.

‘Desakota’ has been acknowledged as a unique landscape condition in South East Asia and Indonesia especially. In the middle of emerging economies and rapid urban development, ‘desakota’ as a peri-urban area suffers environmental degradation in the economy and socio-culture because of poor planning and control from state and local authority. Inequality, spatial segregation, and inadequate infrastructure or slums are issues that peri-urban’desakota’ has to encounter. Nevertheless, as a tool for producing and adapting the built environment and introducing a spatial order, urban design shows less concern for developing this distinct peri-urban area. This study conducted in Teluknaga, Tangerang, the neighboring Jakarta, examined the significance of informality which shapes a compact urban form in the 'desakota' area. Data collection of the study was done through field study by conducting interviews, observations, and direct mapping. We conclude that the informality potents should be considered for designing ‘desakota’ to maintain its compact form and create a more sustainable urban form and a better urban life.

"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hadi Sabari Yunus
Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2008
307.342 HAD d (1)
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Narain, Vishal
"This book explores the implications of urbanization and climate change for peri-urban water security in South Asia. Focusing on four locations in the region, namely Kathmandu (Nepal), Khulna (Bangladesh), and Hyderabad and Gurgaon (India), the book describes how climate change and urbanization shape peri-urban water security. The research documents the socio-technical mediation of water insecurity, describing both technological and institutional adaptive responses. In describing adaptation, the focus is both on planned and autonomous adaptation. The book further documents the differential vulnerabilities of peri-urban communities, describing the factors that disadvantage certain men, women, and groups of people as compared to others. With a focus on peri-urban contexts, the book bridges an important gap in current studies of adaptation and vulnerability to the impacts of climate change that tend to focus on purely agrarian or urban contexts. It thus contributes to the emerging body of work on peri-urban issues as well as to the literature on vulnerability and adaptation. The research presented is interdisciplinary in nature, employing a wide range of research tools and methods across the natural and social sciences."
Oxford: Oxford University Press, 2016
e20470254
eBooks  Universitas Indonesia Library
cover
Diva Teguh Respati
"Wilayah peri urban Kota Jakarta dipilih sebagai kawasan permukiman karena ketersediaan lahan dan harganya lebih rendah dibanding Jakarta. Tulisan ini bertujuan untuk menganalisis karakteristik masyarakat berpenghasilan rendah di wilayah peri urban Kota Jakarta, besarnya permintaan, dan arah pertumbuhannya. Dengan menggunakan pendekatan rumah tangga, kami menganalisis karakteristik masyarakat berpenghasilan rendah untuk mengestimasi willingness to pay WTP dengan menggunakan metode Ordinary Least Square OLS dan menganalisis jumlah permintaan rumah sederhana dengan menggunakan regresi data panel Fixed Effect Model FEM di wilayah peri urban Kota Jakarta.
Hasil analisis menunjukan bahwa pengeluaran non-makanan dan pengeluaran transportasi menjadi determinan yang signifikan di seluruh wilayah peri urban Kota Jakarta dan permintaan rumah sederhana paling besar ke wilayah barat peri urban Kota Jakarta. Untuk itu, pemerintah perlu menjaga kestabilan harga dan upah, menyediakan rumah sederhana yang meminimalisir biaya transportasi, serta memberikan skema pembiayaan dan besar subsidi yang sesuai dengan kemampuan masing-masing rumah tangga berpenghasilan rendah. Hal tersebut diharapkan agar perumusan kebijakan penyediaan rumah untuk masyarakat berpenghasilan rendah dapat tepat sasaran, tepat guna, tepat kebutuhan, dan tepat lokasi.

Jakarta peri urban areas are chosen as residential areas because of the land availability and the lower price compared to Jakarta. This paper aims to analyse the characteristics of low income families in Jakarta peri urban areas in buying houses, the magnitude of demand, and the direction of growth. By utilizing household approach, we analyzed low income families characteristics for estimated willingness to pay WTP by using Ordinary Least Square OLS method and analyzed low income housing demand by using Fixed Effect Model FEM panel data regression.
The result show that non food expenditure and transportation expenditure are significant determinant in Jakarta peri urban areas and the most low income housing demand to the west Jakarta peri urban areas. Therefore, the government should maintain the stability of prices and wages, provide housing that minimizes transportation costs, and provide financing scemes and subsidies according to the ability of each families. It is expected to the policy formulation of housing provision for low income families can be precise, appropriate, efficient, and location appropriate.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2018
T51128
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Damanik, Riza
Jakarta: WALHI, 2006
304.2 DAM m
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Walhi, 2006
1007000133
Multimedia  Universitas Indonesia Library
cover
"Serat selulosa buatan yang paling dikenal hingga kini adalah serat rayon dari proses viskosa. Konsumsi dunia pada tahun 1994 sebesar 1,7 juta ton. Serat tersebut memiliki pangsa pasar yang kuat karena merupakan serat yang berbasis selulosa seperti halnya kapas, tetapi tidak tergantung pada faktor iklim, cuaca, kesuburan tanah, dan sebagainya. Serat rayon viskosa banyak digunakan sebagai pencampur serat sintetis lain untuk meningkatkan daya serapnya, sehingga terasa nyaman dipakai. Di samping itu, perkembangan teknologi pembuatan serat rayon viskosa telah dapat meniadakan kekurangannya dalam kestabilan dimensi dan peningkatan kekuatan basahnya, sehingga serat rayon viskosa mampu mempertahankan kedudukannya dalam sektor serat buatan."
MPI 2:2 (1999)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Dian Apriliani
"Sungai memberi banyak manfaat bagi lingkungan dan masyarakat yaitu sebagai sumber air, penyedia habitat, menyeimbangkan ekosistem hingga menjadi area rekreasi untuk masyarakat sekitar. Saat ini, banyak sungai yang diabaikan oleh masyarakat sehingga menjadi tercemar dan tidak dapat berfungsi dengan maksimal. Oleh karena itu, pengembangan tepi sungai dilakukan, termasuk Cisadane Riverside di Tangerang, Indonesia. Studi ini dilakukan di Cisadane Riverside yang bertujuan untuk mengkaji dan menganalisis elemen yang menyusun riverbank yang merupakan bagian dari pengembangan riverfront sebagai fasilitas publik terhadap faktor keberlanjutan: lingkungan, sosial dan ekonomi sehingga membantu keberlanjutan kota. Kesimpulan studi menunjukkan bahwa pengembangan tepi sungai dengan memperhatikan faktor lingkungan, sosial dan ekonomi yang terintegrasi membentuk ruang untuk beraktivitas dan berinteraksi bagi masyarakat yang mendukung keberlanjutan kota dan riverbank itu sendiri. Hasil temuan dari studi akan digunakan sebagai acuan pendukung keberlanjutan dalam riverbank sebagai bagian dari pengembangan riverfront.

River gives many benefits for the environment and community as the water resources, habitat provision, balancing the ecosystem to become a recreation area for the community around. Currently, many rivers are being neglected by the community so that they become polluted and cannot be used to its full potential. Therefore, riverbank developments exist, including in Cisadane Riverside in Tangerang, Indonesia. This study is held in Cisadane Riverside to study and analyse the elements that construct the riverbank which is part of the riverfront development as public facilities toward some sustainable factors: environment, social and economy so that it helps the urban sustainability. It concludes that the riverbank development which considers the integrated environment, social and economic factor create the activity and interaction space for supporting the urban sustainability and the riverbank sustainability itself. The result of this study will be used as the reference of urban sustainability in riverbank as part of riverfront development.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>