Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 15238 dokumen yang sesuai dengan query
cover
"The challenges that faced by Indonesia government bureaucracy nowdays, specially to execute, public services in line with good governance principles are part of civil service system reform. In this critical condition of Indonesia civil service , even though The Law Republic of Indonesia No. 43/1999 mandated for Civil Servant Professionalism and welfare , but the fact still not suitable to the expected condition. Civil service reform comprehensivelly need strong political will form the elite and support from all community elements to build Indonesia civil service system based on merit system and civil service planning that related to the government bureaucracy strategic planning."
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Setiawan Hari Purnomo
Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, 1996
658.401 2 SET m (1)
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Grant, Robert M.
Jakarta: Erlangga, 1999
658.401 2 GRA a
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Eduard Felix Adijuwono
"Keadaan perekonomian Indonesia hingga 2005 ini belum pulih benar. Banyak perusahaan yang pailit karena tidak kuat menghadapinya. Kondisi sosial politik yang tidak menentu, infrastruktur yang kurang menunjang, tekanan dari dunia global mengenai WTO, NAFTA, EEC, Eco Friendly menambah deretan tantangan dunia usaha di Indonesia.
PT."271" adalah perusahan pembuat panel listrik yang sudah berdiri lebih dari 30 tahun yang cukup punya nama dan dikenal. Pada tahun 1997 sewaktu terjadinya krisis ekonomi di Asia, PT "271" mendirikan divisi baru yakni divisi Metalworking. Hal ini dilakukan semata untuk dapat bertahan hidup. Di sini terjadi pergeseran jalur usaha dari pembuat panel utuh, menjadi pembuat kotak panel dan suku cadang pelat lembaran (sheet metal ,jobshop). Dengan berjalannya waktu, justru divisi baru ini yang berkembang dan saat ini menjadi tulang punggung perusahaan.
Dalam penulisan karya akhir ini akan digunakan proses manajemen strategi untuk mengkaji strategi perusahaan yang telah digunakan dan juga merumuskan strategi perusahaan untuk dapat bertahan hidup.
Dimulai dengan menganalisa lingkungan, baik lingkungan eksternal maupun internal, analisa pesaing. pelanggan serta kinerja perusahaan yang akhirnya dapat menetukan bilamana strategi yang telah dipilih dan sedang berjalan layak untuk dipertahankan. serta alternatif strategi yang kayak dipcrtimbangkan.
Untuk memudahkan analisa digunakan pendekatan berbasis pasar dan juga pendekatan berbasis sumber daya, serta strategi bersaing pada tingkat produksi. Dibahas pula mengenai aliansi strategis dengan PT.SI. yang beresiko tinggi tetapi menghasilkan pengembalian yang baik.
Berdasarkan analisa dan kajian yang dilakukan, maka strategi yang sedang berjalan sudah cocok dengan kondisi yang ada walaupun hares diterapkan dengan penuh kewaspadaan.

Indonesian economic condition was still not fully recovered up to year 2005. Quite a few companies went bankrupt as they could not withstand this kind of situation. Indonesian business environment as a mater of fact was worsen by the uncertainty of social-political agenda, under developed infrastructure, pressure from global economy such: "WTO", "NAFTA", "EEC", "Eco Friendly", etc.
PT."271" is a respectable and well known switchboard maker company which has been existed for more than 30 years. During the Asian Economic Crisis in 1997, PT "271" established a sheet metal job shop division in order to survive during that period. As time progresses, this new division grows and becomes the backbone of the company. In this context, there is a line of business shifting, from a complete switchboard maker to a switchboard box and sheet metal spare parts maker.
In this paper, strategic management framework will be applied to evaluate the existing company strategy, as well as to formulate a new strategy. By analyzing the external and internal environment, the competitors and clients, as well as company's past performance, conclusions can be drawn whether the current strategy worth keeping and some alternative strategy worth considering.
To make the analysis straightforward, market and resource based frameworks as well as competitive strategy at production level are applied. Strategic alliance with PT "SI", which is high risk but yield a high return is discussed as well.
As the conclusion, the existing strategy is already well suited with the current condition, although this strategy has to be implemented with full prudence.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2006
T18468
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yandi
"Dengan semakin meningkatnya kegiatan perdagangan internasional yang dilakukan oleh para pengusaha di Indonesia, bisnis sambungan langsung internasional (SLI) juga mengalami peningkatan pertumbuhan yang tinggi. Hal ini terlihat dari meningkatnya volume trafik percakapan dari 492,5 juta menit di tahun 1994 menjadi 644,7 juta menit serta kenaikan pertumbuhan pelanggan dari 18 % di tahun 1998 menjadi 36,5 % di tahun 1999 yang diterima INDOSAT selaku operator telekomunikasi internasional di Indonesia.
Munculnya UU telekomunikasi yang baru yaitu UU no. 36 tahun 1999, serta akan datangnya era globalisasi, akan membuat bisnis ini diselenggarakan secara kompetisi yang akan dimulai pada tahun 2004. TELKOM melihat hal ini sebagai suatu peluang yang baik untuk dapat mengembangkan bisnis portofolionya di masa mendatang. Untuk dapat memasuki bisnis yang baru diperlukan suatu strategi yang tepat, maka dari itu tujuan dari penulisan tesis ini yaitu memberikan usulan mengenai strategi bisnis apa yang akan dilakukan TELKOM memasuki bisnis SLI untuk meningkatkan pendapatan usahanya dengan melakukan analisa terhadap faktor ekstemal dan internal TELKOM.
Metoda analisa yang dipakai adalah menggunakan matrik internal, matrik eksternal, matrik internal-eksternal, matrik Boston Consulting Group (BOG), dan matrik SWOT. Hasil dari analisa tersebut akan berupa beberapa alternatif strategi, yang kemudian dengan menggunakan Quantitative Strategic Planning Matrix (QSPM), akan didapatkan strategi mana yang paling tepat dilakukan TELKOM.
Berdasarkan hasil dari matrik QSPM diperoleh hasil bahwa alternatif strategi yang tepat adalah dengan melakukan aliansi strategis dengan perusahaan telekomunikasi lain. Untuk mendapatkan keberhasilan dari strategi ini, ada beberapa faktor panting yang harus diperhatikan yaitu pemerintah dengan regulasinya, pemasaran, SDM, Divisi RisTI serta infrastruktur yang dimiliki TELKOM.

As well as the high demands of international trading to Indonesian merchant, business in International Direct Connection (SL1) also has grown rapidly. This is shown from volume of communication traffic. In 1994, the volume of communication traffic is 492, 5 millions minutes and become 644, 7 millions minutes in 1998. Also, the level of customer that is served by INDOSAT as International telecommunication operator in Indonesia has grown from 18, 4 % in 1998 to 36, 5 % in 1999. Recently, government has issued a new policy in telecommunication, which is UU no. 36/1999. Besides that, there will be globalization era when we must compete not only with Indonesian business companies but also with internationals. TELKOM sees this globalization era as a great opportunity to develop portfolio business in future. The aim of this thesis is to give input about strategy to start this new business. The strategy has a goal to raise the income of the company by analyzing the external and internal factors to TELKOM.
Analyzing method uses internal matrix, external matrix, internal-external matrix, Boston Consulting Group (BCG) matrix, and SWOT matrix. The result of the analyzing system will be an alternative strategy, which uses QSPM and it, will get the right strategy for TELKOM.
According to the result of Quantitative Strategic Planning Matrix (QSPM) matrix, it will sum up the best strategy for TELKOM. Based on the result of QSPM matrix, the best alternative strategy is doing strategy alliance with other telecommunication company. However, to get the best result of this strategy, there are some important factors that should be considered such as government and its policy, marketing, SDM (the source of human quality), RisTI Division, and the TELKOM infrastructure."
2000
T10331
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sibarani, Elizabeth Anggraini F.
"Pengembangan produk baru merupakan pertanda adanya kesehatan dalam unit bisnis suatu perusahaan. 3M merupakan salah satu perusahaan multinasional yang bergerak di berbagai bidang industri dan consumer market. Salah satu cabang perwakilan 3M yang berada di Indonesia, mempunyai ide untuk memasarkan produk penetrant oil di pasar Indonesia. Produk yang akan dipasarkan sudah ada di portofolio produk global yang dimiliki oleh salah satu unit bisnis 3M yaitu Electrical Market Division (EMD).
Produk penetrant oil merupakan produk pencegah karat yang banyak dijumpai di pasar baik itu industri manufaktur maupun di pasar rite. Banyak pemain yang sudah lama mendominasi pasar salah satu contoh merek yang terkenal adalah WD-40. WD-40 menawarkan berbagai macam fungsi (multipurpose) di mana produk berfungsi untuk merontokkan karat, melumasi dan membersihkan kotoran/debu. Dari ketiga fungsi tersebut banyak produk-produk yang memposisikan diri untuk Iiingsi yang spesilik baik itu hanya sebagai pelumas (lubricant), pembersih (cleaner), pencegah karat (rust preventive) atau bahkan menawarkan ketiga solusi di atas sebagai suatu produk multiguna (multipurpose)
Produk 3M memiliki berbagai macam ini produk di kategori penetrant oil namun kemampuan marketing dan sales serta pengetahlian pasar produk sangat minim. Dengan melihat potensi dan peluang pasar yang ada serta lini produk yang sudah dimiliki di portofolio global, maka perlu dilakukan analisis proses-proses produk baru dengan mengikuti tahapan-tahapan analisis 3M NPI (New Product Introduction) yang tidak dilakukan sepenuhnya mengingat produk ini hanya mengadopsi produk baru yang sudah ada dan nengimplementasikannya melalui pengembangan produk di pasar Indonesia.
Produk baru tidak akan sukses dalam pemasarannya apabila ide dan konsep yang ada tidak dipersiapkan secara matang. Oleh sebab itu analisis pasar dan kondisi internal diperlukan untuk memantapkan EMD memasuki pasar produk. Gambaran umum kondisi pasar produk didapat dari analisis terdekat yang dipilih berupa pertumbuhan pasar, segmentasi pasar dan persaingan. Ketiga analisis di atas menunjukkan pasar produk cukup menarik untuk dimasuki, hal ini didapat dari pertumbuhan industri yang mengakibatkan peningkatan mesin-¬mesin secara tidak langsung akan mengakibatkan pertumbuhan produk-produk perawatan dan pemeliharaan; segmentasi pasar produk yang tersebar mencakup segmen pasar industri manufaktur, pasar produk otomotif dan rumah tangga; persaingan cukup ketat dengan pemimpin pasar mendominasi pangsa pasar yang besar numun porsi pasar pemain-pemain kecil masih optimis untuk dimasuki.
Dari ide tersebut di atas dan dengan kondisi pasar yang cukup menarik maka dibutuhkan Voice of Customer (VOC) dari konsumen pengguna produk dari berbagai segmen. VOC dilakukan secara kualitatif berupa Focus Group Discussion (FGD) untuk pengetahuan mendalam mengenai produk, keinginan dan ketidakpuasan konsunien produk. Hasil FGD mengeksplorasi keinginan dan keluhan-keluhan pada atribut produk pesaing yang sudah ada di pasar, sehingga penyesuaian perlu dilakukan sesuai dengan analisis kemampuan marketing dan teknikal. Penyesuaian dilakukan pada bentuk produk, manfaat dan teknologi yang dibutuhkan pasar di Indonesia. Penyesuaian pada bentuk dilakukan pada desain kemasan, ukuran dan accessories. Sementara penyesuaian pada manfaat ditekankan pada produk perontok karat dan penyesuaian teknologi dilakukan melalui peningkatan performansi cairan perontok karat.
Untuk menyaring kembali konsep yang ada dengan melakukan upaya meningkatkan peluang sukses di pasar, maka perlu dilakukan analisis segmen pasar yang dituju, serta strategi yang akan diimplementasikan di target pasar tersebut. Melalui analisis yang dilakukan sesuai kemampuan internal EMD, target pasar produk adalah .di segmen pasar industri manufaktur. Meskipun ukuran pasar dan pertumbuhan pasar ri(el lcbih besar, narnun keputusan target pasar pada industri manufaktur tersebut didasarkan kembali pada kemampuan internal perusahaan di mana kemampuan marketing dan sales yang berpengalaman dan ticlak memerlukan biaya yang besar di industri manufaktur ini
Positioning produk sama dengan pesaing utama dengan penekanan pada perontok karat dan diferensiasi dilakukan melalui penambahan fitur-fitur produk seperti accessories berupa tempat sedotan, petunjuk penggunaan dalam dua bahasa dilengkapi gambar petunjuk dan pelayanan keluhan konsumen (customer care) yang diperlukan konsumen. Sementara positioning harga dilakukan melalui low active strategy dengan memposisikan harga di bawah harga pemain utama. Posisi 3M di pasar sebagai penantang pasar dengan tujuan untuk share-growth dilakukan melalui flank attack dengan membangun demand secara selektif dan mengambil pangsa pasar pelanggan pesaing rnelalui inisiatif-inisiatif marketing yang dicapai dengan head-to-head positioning dengan pemain utama pasar dan diferensiasi positioning dengan pemain lain (niche) fokus pada segmen yang belum dilayani.
Oleh sebab itu diperlukan bauran pemasaran untuk mengimplementasikan strategi tersebut dengan inisiatif-inisiatif marketing melalui peningkatan performansi atribut produk, penetapan harga di bawah harga pemain utama, pemanfaatan saluran distribusi. Selain itu push strategy dilakukan melalui program-program marketing, promosi dalam bentuk sales promotion berupa cash discount, sales incentive, bundling program, advertising di majalah-¬majalah "Industri" dan "Elektrikal" serta mengadakan event-event melalui seminar dan product training untuk mengedukasi pasar.
New product development demonstrates the healthiness of company's business units. 3M is one of the multinational companies in the world that serves various industrial and consumer market. 3M Indonesia, as one of the subsidiaries, has idea to market the penetrant oil product in Indonesian market. This product is available in global portfolio product that owned by one of the business unit; Electrical Market Division (EMD).
Penetrant oil is the rust preventive product and mostly found in manufacturing industry and retail market. Many players are entering this product-market; one of the famous and well known product brands is WD-40. WD-40 offers multipurpose functions for rust remover, lubricant and cleaner. From all functions, many products positioned for the specific function such as only as lubricant, cleaner, rust preventive or even offering the three functions as well as a multipurpose product.
3M products have many product lines in penetrant oil category but lack of marketing and sales competence and product market knowledge. Seeing the potential market, opportunities and product line availability in global portfolio, new product process analysis should be assessed by the following 3M NPI stages analysis (New Product Introduction), The process is not fully completed because it only adopts the portfolio's product global and implemented through the product development phases in Indonesia market.
The new product will be not successfully implemented in the market if the idea and concept of the product did not prepare well. Therefore, market analysis is required in order to support EMD entering the product-market. General condition of product market defined from the choices of important analysis which consist of market growth, market segmentation and competition. Three points analysis showed that product market is interested. It comes from the growing industries in Indonesia that will impact the increased of machine maintenance demand; market segmentation embraced the overall industries from manufacturing industries. product market automotives, and household industries and last is the tight competition among main players with dominant market share but the small portion of few player can be grabbed optimisticly.
From the above ideas and the interested condition of product market, Voice of Customer (VOC) is needed from customer in every segment of the market. VOC is implemented through Focus Group Discussion (FGD) which is aimed to know more about the product knowledge, needs and customer dissatisfaction matted point. Deliverables of FGD explores need and complaint of competitors' product attributes, so the adjustment is required to implement appropriate with the marketing and technical analysis. The adjustments perform through product form, benefit and technology that are suitable for Indonesian market. Form adjustment is implemented on packaging design, sizes and accessories, hence, the benefit adjustment executes through emphasizes of rust remover product. Technology adjustment is accomplished through the increasing of rust remover liquid performance.
Market segmentation analysis and strategic implementation at target market is obliged to verify the concept through increasing the implementation of successfully opportunity in the market. Target market for the products is manufacturing industries based on EMD internal capability. Even though the retail sizes and its growth are bigger than manufacturing industries, the decision of target market is mainly considering based on the internal capability whereas marketing and sales capability well and less cost to market the product in this segment.
Product positioning as well as the main competitor with the emphasizes fur rust remover and diferentiation is applied through the additional products features such as accessories for straws' place, bilingual product's instruction with' pictures and also supporting from customer care hotline. Indeed, price positioning is implemented with low active strategy that positioned the price under the competitor's price. 3M product position in the market as a challenger with the share-growth goals through flank attack with stimulate selective demand and capture the market share target competitor's through penetrating marketing initiatives with head-to-head positioning with market leader and positioning differentiation with niche player focused on untapped segments.
In summary, the marketing mix strategy required to be implemented by synergizing marketing initiatives through improvement on product's performance, pricing decision under market leader, and good existing channel distribution. Push strategy is implemented through marketing programs such as sales promotion program, cash discount, sales incentive, bundling program, advertisement on the "Industrial" and "Electrical" magazines, and various events like seminar and product trainings to educate market."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2007
T19673
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Santi Paramitta
"ABSTRAK
Good governance merupakan suatu konsep ideal untuk diimplementasikan karena dapat memberikan banyak manfaat. Dengan diterapkannya good governance kehidupan masyarakat dan kemajuan ekonomi dapat diwujudkan. Adanya good governance juga dapat merribantu terciptanya keseimbangan kekuatan antara negara, masyarakat dan dunia usaha. Good governance juga dapat menjamin adanya kejelasan fungsi, hak, kewajiban dan tanggungjawab berbagai pihak yang berkepentingan, yaitu negara, masyarakat dan dunia usaha.
Kemajuan ekonomi dapat tercipta bila terdapat kepastian usaha, kerangka hukum yang jelas dan tidak adanya atau tingkat KKN yang rendah dalam kehidupan masyarakat. Disinilah perlunya good governance, yang menjadi Iandasan pokok tercapainya tujuan negara, timbulnya kepercayaan masyarakat dan kondisi perekonomian yang sehat.
Untuk dapat mengimplementasikan good governance terdapat beberapa hambatan dan persyaratan. Untuk mengatasinya perlu suatu perencanaan strategis yang menyangkut visi dan misi organisasi yaitu mewujudkan good governance dalam kehidupan bernegara. Perencanaan ini membutuhkan proses pengorganisasian, yang lebih lanjut akan membutuhkan suatu change management. Change management ini diperlukan untuk mempermudah proses internalisasi dan implementasi good governance.
Salah satu cara untuk melihat implementasi good governance adalah dengan mengevaluasi pertanggungjawaban pemerintah kepada stakeholder tentang segala sikap dan perbuatan pemerintah, baik yang menyangkut perumusan kebijakan, pemberantasan KKN ataupun penggunaan sumber daya yang sesuai dengan hasil yang telah dicapai. Ini semua membutuhkan suatu indikator yang kongkrit, yang telah disusun dalam perencanaan strategis pemerintah.
Studi ini merupakan studi kualitatif yang bertujuan untuk mendeskripsikan dan berusaha memperlihatkan pentingnya strategic planning guna mencapai akuntabilitas. Strategic planning pada sektor publik merupakan deskripsi tentang strategi dan model implementasi akuntabilitas dari good governance pada sektor publik. Studi ini berusaha untuk menganalisa bagaimana membangun dan menerapkan konsep akuntabilitas dengan melakukan perencanaan strategis.
Untuk inelakukan penelitian yang bertujuan memperoleh gambaran, tipe penelitian yang dilakukan di sini adalah exploratory research. Dengan tipe penelitian ini dapat diketahui permasalahan yang sebenamya, alternatif penyelesaiannya dan variabel yang relevan. Adapun proses penelitian yang dilakukan adalah dengan mengumpulkan data sekunder terlebih dahulu, dan kemudian dilanjutkan dengan in-depth interview. Hasil interview ini dianalisa dengan menggunakan berbagai teori yang terdapat dalam data sekunder dan literatur.
Berdasarkan hasil interview yang ada, terlihat bahwa perencanaan strategis yang dipergunakan untuk organisasi sektor publik bersifat khas mengingat sektor publik memiliki karakteristik yang unik dibandingkan dengan sektor swasta. Karakteristik unik tersebut mengacu pada stakeholders sektor publik yang lebih beragam dibandingkan sektor swasta dan memegang peranan penting dalam penyusunan rencana strategisnya. Selain itu sektor public memiliki tujuan yang sangat abstrak sehingga sulit untuk dikuantifisir, meskipun dalam skala kecil, BPKP telah berusaha untuk mengkuantifisirnya dengan mengembangkan suatu sistim untuk mengimplementasikan konsep akuntabilitas dari pelaksanann strategic planning dari organisasinya. Selain sifat khas terse but, ternyata sektor publik juga perlu mempertimbangkan desired goals, external support dan kapasitas orgamsasi. BPKP telah berusaha untuk mendefinisikan desired goals, visi dan misi secara jelas, terarah dan konkrit dalam perencanaan strategis mereka. Hal ini selanjutnya patut menjadi pertimbangan bagi pemerintah apakah akan mengambil model yang dipergunakan oleh BPKP dalam perencanaan strategisnya.
Pemerintah perlu mempertimbangkan pola yang dipergunakan oleh BPKP mengingat temuan di lapangan menunjukkan bahwa pemerintah masih memiliki kesulitan untuk mendeskripsikan tujuan organisasinya secara lebih konkrit dan dapat diukur. Selain itu pemerintah perlu pula memperhatikan kapasitas organisasi dan kemampuan sumber daya manusianya sehingga dapat melakukan strategic planning dengan baik.
"
2003
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lindawati
"Menghadapi masalah kesehatan, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, pergeseran pada sistem pelayanan kesehatan dan perkembangannya pada masa yang akan datang, terutama dengan disepakatinya pasar bebas ASEAN Free Trade Area (AFTA) tahun 2003 serta disusul dengan World Trade Organization (WTO) tahun 2010 dan 2020, pelayanan kesehatan dituntut untuk mampu memberikan pelayanan profesional berdasarkan standard global. Sejalan dengan perkembangan pelayanan kesehatan dalam menyonsong era globalisasi maka Puskesmas Kecamatan Grogol Petamburan harus dapat mengantisipasi dan mempersiapkan diri agar mampu berkompetisi dengan pelayanan kesehatan lainnya. Untuk itu Puskesmas perlu menyusun suatu rencana strategik.
Penelitian ini dilakukan bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang berpengaruh terhadap penyusunan Rencana strategis Puskesmas Kecamatan Grogol Petamburan dalam kurun waktu 5 tahun antara tahun 2003 - 2007. Adapun desain penelitian yang digunakan adalah Penelitian Operasional, analisis dilakukan dengan analisis deskriptif dan analisis strategik dengan pendekatan kualitatif.
Dari hasil penelitian, faktor eksternal yang berpengaruh terhadap penyusunan rencana strategik adalah faktor peluang: demografi, Kebijakan, Pelanggan, Pemasok, Geografi dan sosial/pendidikan, dan faktor ancaman adalah ekonomi, Pesaing, teknologi dan epidemiologi. Faktor Internal yang berpengaruh adalah faktor kekuatan: fasilitas fisik dan faktor kelemahan adalah SDM, pemasaran, keuangan, sistem informasi, sistem manajemen dan produk layanan.
Dengan memakai matriks IFE dan EFE pada tahap Input, tahap Marching dengan matriks IE dan SPACE serta tahap Decision dengan QSPM maka dapat ditentukan Posisi Puskesmas berada pada posisi bersaing dengan alternatif strateginya adalah Pengembangan Produk dan Penetrasi Pasar.
Adapun rekomendasi yang disarankan untuk Pengembangan Produk adalah Pengadaan pelayanan Rumah Bersalin dan Penetrasi Pasar dengan melakukan promosi Puskesmas kepada masyarakat. Dengan mengimplementasikan strategi terpilih ke dalam program-program yang tepat diharapkan Puskesmas Kecamatan Grogol Petamburan akan dapat lebih berkembang dan dapat mencapai misi dan visinya.

Strategic Planning Grogol Petamburan Public Health Center Jakarta Facing healthy problem, the improvement of knowledge and science, change on healthy service system and its increasing in the future, chiefly with The ASEAN Free Trade Area (AFTA) acceptance which on going in 2003 and will be followed by The World Trade Organization (WTO) in 2010 and 2020, public services to be insisted capable giving professional service based on global standard. As a developing of in hearth service sector in facing globalization era, Grogol Petamburan public health center have to anticipate and get ready itself to be capable in competing with another health services. So it need public health center strategic planning.
This research conducted to analyze many factors that gave impact on public health center strategy. This research use operational research method with descriptive analyze and strategic analyze.
The research is concluded that external factor which gave impact to public health center strategy, the Opportunities are: demography, regulation, customer, vendor, geography and social/education. The Threats are: economic, competitive, technology and epidemiology. Internal factor which gave impact, the Strengths are: physical facility and the Weakness are: human resources, marketing, information system, management system and services product.
This research using IFE and EFE Matrix in the Input stage, the matching stage using IE Matrix and SPACE Matrix and finally the decision stage using QSP Matrix. There are potential external and internal factor that have to be follow with chosen strategy. The chosen strategy that appropriately to be applied is Competitive strategy.
As an alternative there is appropriate strategy that stated as market penetration and product development. Recommendation for product development is Birth Place and market penetration is Public Health Center Promotion. By implementing chosen strategy into the right program it is hoped that Grogol Petamburan public health center will be more developed and could reach its mission and vision."
Depok: Universitas Indonesia, 2003
T 10716
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dewi Anggraini Faisol
"Berbagai strategi diterapkan oleh Perguruan Tinggi Swasta di Jakarta supaya dapat unggul dalam persaingan yang pada akhirnya bertujuan untuk meningkatkan input, output dan produktivitas.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui strategi manakah yang mempunyai pengaruh nyata terhadap input (jumlah mahasiswa baru), output (jumlah lulusan) dan produktivitas (perbandingan output dengan total jumlah mahasiswa).
Dari studi kepustakaan yang dilakukan terungkap hahwa bila ditinjau dari pendekatan strategi generik, lebih tepat bagi Perguruan Tinggi Swasta bila menggunakan Strategi differensiasi yaitu memberikan "benefit" setinggi mungkin kepada konsumen.
Berdasarkan "benefit driver's", strategi differensiasi yang diterapkan diterjemahkan kedalam berbagai variabel penjelas yang diduga berpengaruh terhadap input, output dan produktivitas.
Data yang digunakan meliputi data primer dan sekunder, observasi dilakukan selama 3 tahun meliputi tahun 1994, 1995 dan 1996 terhadap 14 Fakultas Ekonomi Jurusan Akuntansi Perguruan Tinggi Swasta yang telah mempunyai lulusan selama 3 tahun berturut-turut.
Dengan metode "Two Stage Least Square" beserta uji-uji pendukung lainnya seperti uji gejala adanya multikolinearitas, heteroskedastisitas dan autokorelasi, akhirnya dapat dihasilkan temuan sbb:
1. Variabel-variabel yang berpengaruh nyata terhadap input pada tingkat signifikansi α = 5% meliputi, Uang Kuliah, Luas Lahan Kampus, Umur Fakultas dan Promosi. Sedangkan variabel : Profil Dekan Fakultas dan Lokasi terbukti tidak berpengaruh nyata terhadap input pada tingkat signifikansi α= 10%. Dari hasil perhitungan nilai elastisitas menunjukkan variabel input elastis terhadap perubahan variabel promosi dan tidak elastis terhadap perubahan variabel-variabel l lainnya.
2. Variabel-variabel yang berpengaruh nyata terhadap output pada tingkat signifikansi a = 5% meliputi jumlah Buku Perpustakaan, Luas Ruang Kuliah dan Lag input 1-4. Jumlah Dosen Tidak Tetap berpengaruh nyata pada lulusan pada tingkat signifikansi α = 10%. Sedangkan jumlah Dosen Tetap pada tingkat signifikansi α = 10°/a terbukti tidak berpengaruh nyata terhadap jumlah lulusan. Dari perhitungan nilai elastisitas menunjukkan variabel output tidak elastis terhadap perubahan variabel-variabel penjelasnya.
3. Pada tingkat signifikansi α = 5%. variabel output dan total jumlah mahasiswa berpengaruh nyata terhadap produktivitas. Akan tetapi dari hasil perhitungan nilai elastisitas variabel produktivitas kurang elastis terhadap perubahan variabel output dan total jumlah mahasiswa. "
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Basuki Wibowo
"ABSTRAK
Perkembangan perumah sakitan di Indonesia dipengaruhi perubahan-perubahan yang terjadi di lingkungan rumah sakit. Perubahan terjadi karena kita memasuki era globalisasi dan sistem informasi yang berkembang dengan begitu pesat, kebijakan-kebijakan pemerintah, perubahan struktur demografi, pertumbuhan ekonomi, pendidikan masyarakat meningkat, transisi epidemiologis, teknologi yang berkembang pesat dan persaingan antar rumah sakit meningkat. Sedangkan R.S. Mardi Rahayu belum mempunyai perencaraan strategi yang tertulis. Hal inilah yang menjadi latar belakang peneliti untuk memilih judul Penelitian ini bersifat krosseksional dengan analisa strategik dengan menggunakan metoda kualitatif. Dan penelitian dibatasi di R.S. Mardi Rahayu. Pengumpulan data didapat dan data-data sekunder, diskusi fokus grup dan indepth interview, kemudian dianalisa dengan The Grand Strategy Matrix, SWOT Matrix, BCG Matrix dan pertimbangan strategik lainnya. Tujuan jangka panjang meliputi bidang pelayanan, SDM, manajemen, pemasaran dan kesejahteraan karyawan. Dan strategi raya yang dipilih strategi intensif yaitu market penetration , market development dan product development dan dijaiankan dengan membuat rencana induk untuk perkembangan R.S. Mardi Rahayu, membangun dan merenovasi sarana fisik terutama untuk unit rawat inap, unit rawat jalan, unit laboratorium dan unit radiolosgi, melengkapi peralatan baik diagnostik, terapeutik maupun perawatan, peningkatan mutu SDM baik manajerial maupun profesional, mutu pelayanan kesehatan ditingkatkan sehingga berfokuskan pelanggan, cepat dan cost effective, pemasaran diintensifkan, kerjasama dengan rumah sakit swasta lain dan pemasok.

ABSTRACT
Hospital development in Indonesia is influenced by changes occurring in the hospital environment. These changes happen because we enter the globalization era, fast growing information system, government policies, changes in demographic structure, economic development, increasing level in the education of the society, epidemiologic transition, fast growing technology and increasing competition between hospitals. Today, Mardi Rahayu hospital doesn't have a written strategic planning. This is the background why the researcher has chosen this topic. The research's design is cross sectional with strategic analysis and it use qualitative method. The research is located in Mardi Rahayu hospital. The data is got from secondary data, focused discussion group and indepth interview, and then analyzed with the Grand Strategy Matrix, SWOT matrix, BCG matrix and other strategic considerations. Long term objectives are covering services, human resources, management, marketing and employee welfare. The grand strategies are intensive strategies which are done by generating the master plan to develop Mardi Rahayu hospital; building and renovating buildings especially inpatient unit, outpatient unit, laboratory unit and radiological unit; completing the equipments for diagnostic, therapeutic and nursing; increasing the quality of human resources, managerial and professional; increasing the quality of health services so it is costumer focused, fast and cost effective; intensify marketing; and alliance with other private hospital and supplier.
"
Depok: Universitas Indonesia, 1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>