Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 22258 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
"As the time flow, Gayo people hadn't built the traditional houses yet. around late 19 to begin 20 century, the old builing known as archaeological remain that had to be conservated. The architectured or it's carved indicated the culture development of the past. that building also had known as a monument which indicated that at that time there's an artistic skill and the glory of its art."
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Mussett, Alan E.
Cambridge, UK: Cambridge University Press, 2000
550 MUS l
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Immanuel Agapao Alfa Putra
"

Ketidakpastian pasokan dan menipisnya cadangan minyak bumi, naiknya kesadaran lingkungan, serta meningkatnya konsumsi energi telah mendorong dikembangkannya biodiesel sumber energi alternatif yang terbarukan. Akan tetapi, biodiesel cenderung mengalami oksidasi akibat adanya ikatan rangkap pada struktur asam lemak penyusunnya sehingga berisiko tinggi terdegradasi pada saat penyimpanan jangka panjang, penanganan, dan penggunaannya. Tak hanya terbatas pada antioksidan tunggal, oksidasi biodiesel juga dapat dihambat oleh antioksidan biner. Kombinasi dua antioksidan dapat secara sinergis dapat meningkatkan stabilitas oksidasi biodiesel secara lebih efektif. Pada penelitian ini, dilakukan perbandingan performa antioksidan tunggal butylated hydroxyanisole (BHA), butylated hydroxytoluene (BHT), dan tert-butyl hydroquinone (TBHQ) serta antioksidan biner BHA:BHT dan BHA:TBHQ dengan konsentrasi 100, 250, dan 500 ppm dan rasio 1:3, 1:1, dan 3:1 untuk mendapatkan formulasi antioksidan terbaik dalam meningkatkan stabilitas oksidasi biodiesel. Pengujian berdasarkan periode induksi mengkonfirmasi adanya interaksi sinergis pada BHA:BHT 1:1 dengan menaikkan periode induksi hingga 16,2 menit pada konsentrasi 500 ppm sedangkan interaksi sinergis tidak terjadi pada BHA:TBHQ. Pengujian selanjutnya berdasarkan bilangan asam dan bilangan iodin yang diukur selama empat minggu penyimpanan menunjukkan bahwa urutan kinerja antioksidan dari yang terbaik yaitu TBHQ > BHA:TBHQ 3:1 > BHA:BHT 1:1 > BHA > BHT pada konsentrasi 500 ppm.


Uncertainty of petroleum supplies and reserves, rise in environmental awareness, and increase in consumption have driven the development of renewable energy sources of biodiesel. However, biodiesel tends to be oxidized due to the presence of double bonds in the constituents fatty acid structure causing high risks of degradation during long-term storage, handling, and uses. Not only limited to single antioxidant, biodiesel oxidation could also be inhibited by binary antioxidants. The combination of two antioxidants could synergistically improve biodiesel oxidation stability more effectively. In this study, performance comparison of single butylated hydroxyanisole (BHA), butylated hydroxytoluene (BHT), and tert-butyl hydroquinone (TBHQ) together with binary antioxidants BHA:BHT and BHA:TBHQ with concentrations of 100, 250 and 500 ppm and 1:3, 1:1, and 3:1 ratios were carried out in order to obtain the formulation which best enhances the biodiesel oxidation stability. Induction period-based examination had confirmed the synergistic interaction on BHA:BHT 1:1 by 16,2 minutes increase at a concentration of 500 ppm while there were no synergistic interactions observed on BHA:TBHQ. Subsequent examinations based on acid and iodine values which were measured for four weeks of storage showed the order of TBHQ > BHA:TBHQ 3:1 > BHA:BHT 1: 1 > BHA > BHT at a concentration of 500 ppm in term of performance.

"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Berlin: Springer, 2009
551.49 GRO
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Renanto Pandu Wirawan
"Setiap tahun manusia memproduksi hampir 280 juta ton plastik dan banyak dari plastik itu berakhir di lingkungan sehingga merusak kehidupan laut dan ekosistem lainnya. Studi Bank Dunia dalam What a Waste pada tahun 2012 memperkirakan persentase sampah plastik di kawasan Asia Timur dan Pasifik sebesar 13% dan 12% di Indonesia. Saat ini telah banyak penelitian yang dilakukan untuk mengubah sampah, khususnya sampah plastik menjadi bahan bakar. Proses pirolisis dipilih oleh sebagian besar peneliti karena potensinya untuk mengubah sebagian besar energi dari sampah plastik menjadi minyak cair, gas dan arang. Pada pirolisis sampah plastik menjadi bahan bakar minyak memiliki faktor penting dalam menghasilkan yield cairan, seperti temperatur, jenis reaktor, waktu tinggal, tekanan, dan katalis. Desain faktorial digunakan pada penelitian ini dikarenakan desain ini merupakan alat analisis yang kuat untuk memodelkan dan menganalisis pengaruh faktor proses terhadap beberapa variabel tertentu. Sampah plastik yang digunkana pada penelitian ini adalah homogen atau PP dan heterogen yang merupakan campuran plastik tanpa adanya PVC.
Hasil dari proses pirolisis diketahui bahwa cairan terbesar terjadi ketika menggunakan plastik homogen 88,5 % berat. Sementara untuk char dan gas didapatkan 2,03 % dan 9,47 % berat. Karakterisasi dari cairan proses pirolisis plastik homogen atau PP yang dianggap seperti solar memiliki nilai setana sebesar 48,3,densitas sebesar 806 kg/m3, viskositas kinematik sebesar 2,489 mm2/sec,  kandungan asam sebesar 4,04 mgKOH/gr, kandungan air sebesar 271,6 mg/kg, dan kandungan abu sebesar 1 % v/v. Desain faktorial proses pirolisis menunjukkan bahwa faktor yang signifakan adalah jenis plastik dan waktu tunggu dengan nilai F sebesar 25,66 dan 5,51. Optimasi untuk mendapatkan cairan sebesar 80,9 % berat dapat dilakukan dengan menggunakan jenis plastik homogen atau PP, temperatur 250 oC dan waktu tinggal 300 menit. Ada dua cara yang dilaporkan untuk peningkatan minyak cair, termasuk penyulingan dan pencampuran dengan diesel konvensional agar cocok untuk berbagai aplikasi komersial.

Every year humans produce nearly 280 million tons of plastic and many of the plastic ends up in the environment, damaging marine life and other ecosystems. The World Bank study in What a Waste in 2012 estimated the percentage of plastic waste in the East Asia and Pacific region at 13% and 12% in Indonesia. At present a lot of research has been done to convert waste, especially plastic waste into fuel. The pyrolysis process was chosen by most researchers because of its potential to convert most of the energy from plastic waste to liquid oil, gas and charcoal. In pyrolysis of plastic waste into fuel oil has an important factor in producing liquid yields, such as temperature, reactor type, residence time, pressure, and catalyst. Factorial design is used in this study because this design is a powerful analytical tool for modeling and analyzing the influence of process factors on certain variables. The plastic waste used in this study is homogeneous or PP and heterogeneous which is a mixture of plastic without PVC.
The results of the pyrolysis process are known that the largest liquid yield occurs when using homogeneous plastic 88.5% by weight. While for char and gas obtained 2.03% and 9.47% by weight. Characterization of a homogeneous plastic pyrolysis liquid or PP which is considered as solar has cetane number 48,3, density of 806 kg / m3, kinematic viscosity of 2.489 mm2 / sec, acid content of 4.04 mgKOH / gr, water content of 271.6 mg / kg, and ash content of 1% v / v. The factorial design of the pyrolysis process shows that the significant factors are the type of plastic and the waiting time with F values of 25.66 and 5.51. Optimization to obtain liquid yield of 80.9% by weight can be done using homogeneous plastic or PP type, temperature of 250 oC and residence time of 300 minutes. There are two ways reported for increasing liquid oil, including refining and mixing with conventional diesel to be suitable for a variety of commercial applications.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
T54247
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Boca Raton: CRC Press, Taylor & Francis Group, 2009
628.168 ENV
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
"Propinsi Daerah Istimewa Aceh memiliki berbagai jenis musik tradisional baik vokal maupun instrumental, diantaranya berbagai jenis lagu daerah, dan musik rebana.
Keanekaragaman musik etnis yang hidup dan berkembang di daerah tersebut perlu diperkenalkan kepada anak-anak sejak dini, agar mereka dapat mengenal dan mencintai musik yang ada di lingkungannya.
Pengertian musik vokal adalah sajian musik melalui kegiatan menyanyi 1 seni suara. Lagu-lagu daerah ini dinyanyikan secara tunggal atau kelompok, Sedang musik instrumental adalah sajian musik melalui permainan alat musik tradisional , misalnya : bermain rebana.
B. Fungsi
Kegiatan belajar seni musik tradisional Aceh bagi siswa SD mempunyai peranan penting dalam pembinaan dan pendidikan gencrasi muda, yang sangat berpengaruh dalam pembentukan watak serta kepribadian anak. Materi seni musi tradisional bagi siswa SD berfungsi sebagai berikut :
Memberikan pengetahuan dasar tentang musik tradisional balk vokal maupun instrumental.
Menumbuhkan rasa kebersamaan, meningkatkan rasa percaya diri dan melatih keberanian untuk tampil di depan umum.
Menanamkan rasa cirita terhadap budaya daerah.
C. Tujuan
Tujuan pembelajaran seni musik tradisional di Sekolah Dasar adalah sebagai berikut :
1. Mengembangkan rasa keindahan pada diri siswa.
2. Terbentuknya sikap dan perilaku disiplin, tenggang rasa, dan kerja sarna pada siswa.
3. Mencintai dan menghargai karya-karya musik tradisi di daerahnya."
Depok: Universitas Indonesia, 2002
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
"Zaman purba sering disamakan dengan kehidupan yang primitif Masyarakat atau manusia yang hidup di zaman ini digambarkan serba dalam keterbatasan, kasar, dan tidak berbudaya. Pada kenyataannya tidaklah demikian. Mereka memperlihatkan kearifan dalam memilih strategi hidup sehingga mampu bertahan menghadapi dunia yang masih didominasi oleh kekuatan-kekuatan alam.
Kearifan ini secara tidak langsung membentuk pengetahuan dan kebudayaan yang mencapai bentuknya seperti yang kita kenal sekarang. Berawal dari bentuk-bentuk yang sederhana di mana manusia bare mampu mengolah sumberdaya alam secara terbatas, sampai kemudian dengan pengetahuannya itu manusia mampu memanfaatan sumberdaya alam secara optimal bagi kepentingan dirinya.
Sejalan dengan kemampuan itu berkembang pula kebudayaan manusia dari yang sederhana menjadi kompleks. Pengalaman manusia selama ratuan ribuan tahun hingga jutaan tahun diturunkan sedikit demi sedikit dan dikembangkan sedemikan rupa sehingga memenuhi berbagai kebutuhan jasmani maupun kejiwaan mereka.
Di dalam kesederhanaan ini kemudian terlihat adanya kesamaan-kesamaan di antara hasil perilaku masyarakat purba yang berpola. Kesamaan-kesamaan itu dapat mencakup aspek teknologi, kepereayaan, kebiasaan-kebiasaan, atau cara hidup. Sehingga diduga mereka secara berkala dan berkesinambungan mempertukarkan pengetahuan-pengetahuan yang dianggap cocok untuk kondisi setiap kelompok.
Oleh sebab itu kata "primitif' tidaklah dapat digunakan dalam konteks ini karena terselip presepsi yang negatif dari segi kemanusiaan. Data yang lebih tepat adalah "sederhana". Di dalamnya terkandung penghargaan atas hasil-hasil yang dicapai oleh mereka.
Berangkat dan pengertian ini pelajaran tentang Muatan Lokal Warisan Budaya Materi perlu diperkenalkan kepada murid-murid Sekolah dasar kelas V. Alasannya dari upaya ini adalah untuk memberikan wawasan tentang sejarah kepada siswa serta pengertian yang lebih baik tentang akar kebudayaan mereka. Selain itu juga untuk memperlihatkan adanya kesamaan-kesamaan unsur budaya antara kelompok suku bangsa Mandar dengan suku bangsa lain. Kesamaan-kesamaan ini diharapkan dapat mendorong terbentuknya rasa saling menghargai berdasarkan kemiripan identitas."
Depok: Universitas Indonesia, 2002
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>