Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 9365 dokumen yang sesuai dengan query
cover
"Isu-isu penting dalam aspek kependudukan yang muncul dalam pemberitaan pada periode Mare-Mei 2009, disajikan dalam tulisan ini. Masalah kelembagaan keluarga berencana masih menjadi isu penting dalam pemberiataan. Isu ini kembali muncul di saat mendekati terbentuknya pemerintahan baru dengan harapan pemerintahan yang baru lebih peduli pada kelembagaan keluarga berencana. meningktanya jumlah angkatan kerja dengan sumberdaya manusia yang rendah serta meningkatnya pengangguran dan banyaknya buruh migran yang kurang mendapat perhatian, adalah isu penting lainnya. Terkait dengan itu, isu tentang trafficking juga muncul terutama pada buruh migran perempuan. Dan isu lainnya adalah tentang perlunya perubahan paradigma dalam mengentaskan kemiskinan dan pembangunan kesehatan"
WADWMPD
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
"Isu-isu terpenting dari berita kependudukan pada periode Januari-Februari 2009 terutama menyangkut laju pertumbuhan penduduk Indonesia yang cukup tinggi dan pentingnya program keluarga berencana, meningkatnya kemiskinan dan pengangguran sebagai dampak krisis ekonomi global, serta masalah kesehatan dan lingkungan. Dalam hal menekan laju pertumbuhan penduduk issu yang terpenting adalah perlunya merevitalisasi kelembagaan keluarga berencana, baik kelembagaan yang ada di pusat maupun daerah (provinsi, kabupaten/kota). Sementara itu issu yang tak kalah pentingnya adalah tentang dampak dari krisis ekonomi khususnya krisis keuangan global terhadap meningkatnya kemiskinan, pengangguran, menurunnya derajat kesehatan dan perlunya antisipasi terhadap hal itu. Beberapa pemikiran muncul antara lain perlunya penanggulangan kemiskinan ganda, kemiskinan pendapatan (income poverty) dan sekaligus kemiskinan kemampuan (capability poverty), dengan upaya-upaya yang berkelanjutan serta menyeluruh. Dalam hal ini aspek pendidikan dan kesehatan bagi penduduk miskin menjadi sangat penting. Perlunya membangun dan menegakkan kedaulatan pangan dan desa dengan menciptakan industri kreatif yang berbasis masyarakat desa dan lingkungan pedesaan. Serta perlunya ketegasan pemerintah dalam melindungi produksi dalam negeri, khususnya dalam mengurangi PHK massal dan meninglktanya pengangguran. Dalam hal kesehatan perlunya meningkatkan anggaran untuk kesehatan, diversifikasi pangan, mengantisipasi merebaknya kasus narkoba, HIV/AIDS dan perlunya keterlibatan semua pihak dalam menangani permasalahan-permasalahan ini."
WADWMPD
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
"Adalah suatu keharusan bagi negara-negara berkembang dan industri baru, terutama untuk mengintegrasikan kebijakan kependudukan ke dalam proses pembangunan. Indonesia memulai kebijakan kependudukan yang terarah dan sistematis sejak era "Orde Baru". Kini diperlukan reformasi kebijakan kependudukan yang didukung oleh "stakeholders" dari penerapan suatu "good governance" yang merupakan cita-cita dari perjuangan pembaharuan tata pemerintahan dengan berpegang pada amanat konferensi cairo (tahun 1994). Untuk itu diperlukan sosok visi dan misi bahwa penduduk secara menyeluruh harus mampu dijadikan modal bagi pembangunan dan sekaligus penikmat hasil pembangunan tersebut."
WADWMPD
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Yogyakarta: [publisher not identified], 1975
301.32 IND l
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Amrah Muslimin
Jakarta: Akademika Pressindo, 1986
613.94 AMR k
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Kahar
"ABSTRAK
Salah satu tujuan implementasi program kependudukan dan Keluarga Berencana adalah menurunkan tingkat fertilitas sebagai upaya pengendalian laju pertumbuhan penduduk. Selama kurun waktu 20 tahu pelaksanaan program KB, sejak dimulai secara resmi tahun 1970 telah membawa berbagai kebehasilan. Antara lain dapat dilihat dari cakupan pemakaian kontrasepsi hingga tahun 1989/1990 tercatat jumlah peserta KB aktif {68,6 %) dari seluruh Pasangan Usia Subur di tanah air. Demikian pula terjadi penurunan fertilitas sebesar 37,91 % selama 20 tahun terakhir dari TFR 5,61 {1970) menjadi 3,40 (1989). Tingkat penurunan tersebut akhir-akhir ini semakin tajam seiring meningkatnya penggunaan kontrasepsi.
Pada tingkat regional Propinsi Bengkulu keberhasilan pelaksanaan program KB cukup tinggi, terutama dilihat dari cakupan kontrasepsi 'sampai tahun 1989/1990 tercatat (72,9 %) dari seluruh PUS melebihi pencapaian secara nasional. Namun belum diikuti dengan penurunan fertilitas yang sepadan, yakni TFR pada tahun 1989 sebesar (4,200) jauh lebih tinggi dibanding TFR secara nasional. Disamping itu meskipun. perencanaan program diatur dan ditetapkan secara nasional serta ditangani melalui susunan organisasi dalam pola yang sama, namun tingkat keberhasilannya di lapangan (tingkat desa) menunjukkan adanya perbedaan-perbedaan yang cukup menyolok.
Penelitian ini bertujuan mengkaji herhagai faktor yang mempengaruhi tingkat keberhasilan pelaksanaan: program KB di lapangan, baik kesertaan ber KB maupun dampak.program (penggunaan kontrasepsi) terhadap penurunan fertilitas. Faktorfaktor tersebut mencakup (1) faktor program yakni kegiatan motivasi KIE dan pelayanan kontrasepsi, (2) faktor. lingkungan setempat yakni keberadaan tokoh masyarakat, institusi dan kelompok sebaya, dan (3) faktor individu yakni tingkat sosial ekonomi.
Untuk maksud tersebut penelitian ini menggunakan metode survei terhadap responden (PUS) dan wawancara mendalam terhadap informan. Disamping dalam bentuk participant observation, serta dukungan data sekunder. Analisa data betsifat kuantitatif dan kualitatif.
Hasil penelitian menunjukkan ketiga faktor (variabel) di atas berpengaruh terhadap tingkat keberhasilan pelaksanaan program KB di lapangan. Faktor program yakni motivasi KIE dan pelayanan kontrasepsi sangat menentukan keberhasilan pelaksanaan program KB. Sementara faktor lingkungan setempat, yakni institusi, tokoh masyarakat dan kelompok sebayla sangat menentukan tingkat kesertaan ber KB. Meskipun hubungan tersebut tidak begitu nyata terhadap pilihan untuk ,memakai metode efektif yang digunakan oleh akseptor. Demikian 'pula faktor sosial ekonomi berpengaruh terhadap tingkat kesertaan ber KB dan penurunan fertilitas.
Semetara perbedaan keberhasilan yang cukup menyolok menurut lokasi (desa) lebih banyak ditentukan oleh faktor lingkungan setempat dan faktor sosial ekonomi responden. Baik tingkat kesertaan ber KB (penggunaan kontrasepsi) maupun dampak program terhadap penurunan fertilitas.
Keberhasilan implementasi program KB tidakterlepas dari kemajuan dalam sektor-sektor lain terutama kemajuan tingkat sosial ekonomi yang dapat meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan masyarakat di pedesaan, dapat mempercepat terwujudnya norma keluarga kecil bahagia dan sejahatera."
1994
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sumantri
"LATAR BELAKANG MASALAH
Penduduk dunia terus bertambah setiap saat, dengan laju pertumbuhan yang terus bertambah cepat. Fenomena ledakan penduduk ini telah muncul pada abad-abad terakhir dan menimbulkan berbagai permasalahan. Permasalahan yang utama tentunya menyangkut sumber daya, misalnya pemenuhan kebutuhan pokok pangan, kesehatan dan pasokan energi. Persoalannya adalah apakah pertambahan penduduk ini dapat diikuti pertambahan yang sepadan di bidang pangan, sedangkan sejak saat sekarang saja jumlah penduduk dunia yang miskin dan lapar sudah cukup besar. Tanpa usaha-usaha untuk membatasi pertumbuhan tersebut, sangat dikhawatirkan bahwa pada suatu saat yang tidak terlalu lama lagi penduduk dunia akan tidak dapat tertampung. Dan kalau saat itu tiba, akan timbul ketegangan-ketegangan internasional yang sangat membahayakan kehidupan manusia secara menyeluruh. Greg Cashman dalam buku "What Causes War 7", menjelaskan bahwa salah satu penyebab dari timbulnya peperangan adalah karena pertumbuhan penduduk. Dalam teori Lebensraum disebutkan bahwa Lebensraum adalah tempat yang dibutuhkan oleh manusia untuk ruang hidup sehingga mereka tumbuh, berinteraksi dan akhirnya coati. Hitler lebih menekankan pada aspek normatif dari Lebensraum, yaitu jika seseorang percaya bahwa tempat dapat menyebabkan peningkatan penduduk"
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 1999
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Toronto: Oxford University Press, 1972
301.32 WOR
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
"Analysis of birth interval has recently been proved to be a powerful tool for a complete understanding of the process of amily building. In this study an attempt has been made to analyze the birth spacing pattern and its covariates using data from the 2004 Bangladesh Demographic and Health Survey (BDHS). The results suggest that the distribution of first to fifth birth intervals is asymmetric and the curve of the distributions is leptokurtic. The life table analysis indicates thet women taken their first birth with an average of 23 months from marriage and for subsequent births these intervals are about 29 months to 31 months. Cox regression model reveals that child survival status, region of residence and couples' education are important covariates that strongly influence the length of birth interval. Of all the covariates studied other factors such as female's age at first marriage, spousal age difference, contraceptive use and respondenst's work status have also significant effect on birth interval, greater at first birth but at a lesser extent to higher order birth"
JOPOPUL
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
"tulisan ini mencoba menjawab pertanyaan "faktor-faktor apa yang menyebabkan penurunan TFR yang sangat signifikan?" Dan "apakah yang menyebabkan angka kelahiran stagnan tidak mengalami perubahan setelah tahun 2000?". Penurunan TFR dari 5,6 anak pada awal tahun 1970an menjadi 2,3 anak pada akhir tahun 1990an, besar kemungkinan merupakan sumbangan dari peningkatan persentase perempuan memakai alat kontrasepsi. Angka prevalensi ber-KB berhasil ditingkatkan dari 26% pada tahun 1980 menjadi 57% pada SDKI 1997 dan 60,3% pada SDKI 2002-2003, meskipun setelah itu peningkatannya sangat minim sekali. Data-data menunjukkan bahwa tingkat fertilitas Indonesia telah makin menjauhi pola fertilitas natural karena peningkatan usia kawin dan terutama karena faktor pengaturan kelahiran. Hal itu oleh penulis dikatakan sebagai sumbangan dari adanya program keluarga berencana sejak tahun 1970an. Melemahnya pelayanan KB sejak tahun 2000, menyebabkan TFR menjadi stagnan. Untuk itu diperlukan kebijakan yang meneruskan upaya pengaturan kelahiran agar tingkat fertilitas Indonesia mencapai 2,1 anak per perempuan tahun 2015 dan penduduk tumbuh seimbang dengan NRR=1. Peningkatan pemakaian kontrasepsi dan revitalisasi program KB hendaknya terus diupayakan."
WADWMPD
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>