Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 142092 dokumen yang sesuai dengan query
cover
"Ada indikasi bahwa sebagian besar rumah tangga di Indonesia terjerat konsumsi rokok. Dan justru pada rumah tangga termiskin jeratan konsumsi rokok tersebut lebih besar dibanding rumah tangga terkaya. Padahal konsumsi rokok menimbulkan gangguan kesehatan kemudian berdampak pada produktivitas yang bersangkutan dan pertumbuhan ekonomi suatu bangsa serta berujung pada kemiskinan. Oleh karena itu, konsumsi rokok bagi orang yang termiskin adalah persoalan yang sangat serius. Sehingga upaya pengendalian konsumsi rokok yang marak akhir-akhir ini seharusnya disikapi dalam koridor pencegahan agar orang miskin tidak terjerat dalam konsumsi rokok yang memiskinkan tersebut."
WADWMPD
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Sinuhaji, Roberto
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1993
S18020
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Iskandar
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah pembangunan ekonomi di Provinsi Kalimantan Tengah selama periode 2004-2010 sudah pro poor growth atau belum dengan menggunakan metode GIC dan metode PPGI serta sektor-sektor ekonomi apa yang mampu mengurangi kemiskinan. Berdasarkan data Susenas dan PDRB Provinsi Kalimantan Tengah serta menggunakan analisa GIC dan regresi data panel ditemukan bahwa pembangunan ekonomi di Provinsi Kalimantan Tengah selama periode 2004-2010 sudah pro poor growth melalui metode PPGI namun melalui metode GIC belum pro poor growth. Dan dari 14 kabupaten/kota di Provinsi Kalimantan Tengah, hanya Kabupaten Sukamara yang pembangunan ekonominya sudah pro poor growth.
Sementara itu di tingkat Provinsi Kalimantan Tengah, sektor pertambangan dan penggalian, industri pengolahan, sektor bangunan serta sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan merupakan sektor-sektor ekonomi yang secara signifikan mengurangi kemiskinan, sebaliknya sektor listrik, gas dan air bersih justru meningkatkan kemiskinan. Sedangkan di tingkat sepuluh kabupaten yang belum pro poor growth, sektor pertanian, sektor pertambangan dan penggalian, industri pengolahan, sektor bangunan, sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan serta sektor jasa-jasa merupakan sektor-sektor ekonomi yang secara signifikan mengurangi kemiskinan, di sisi lain sektor listrik, gas dan air bersih meningkatkan kemiskinan.

This study aimed to determine whether the economic development in Central Kalimantan during the period 2004-2010 has been pro poor growth or not by using GIC and PPGI and economic sectors could be capable of reducing poverty. Based on data of Susenas and GDP Central Kalimantan Province and using GIC and regression analysis of panel data found that economic development in Central Kalimantan during the period 2004-2010 has been pro-poor growth through PPGI but through the GIC has not been pro-poor growth. And of the 14 districts/municipalities in Central Kalimantan, only an economic development Sukamara District has been pro-poor growth.
Meanwhile in Central Kalimantan Provincial level, mining and quarrying sector, manufacturing industry sector, construction sector and the financial, leasing and business services sector are the economic sectors that significantly reduce poverty, otherwise the electricity, gas and water supply sector actually increase poverty. While at the ten districts that have not been pro-poor growth, agriculture sector, mining and quarrying sector, manufacturing industry sector, construction sector, financial, leasing and business services sector and the services sector is the economic sectors that significantly reduce poverty, in the another sector of electricity, gas and water supply increased poverty.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2013
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Witri Mukti Aji
"ABSTRAK

Penelitian ini mengeksplorasi dimensi spasial dari pertumbuhan ekonomi, redistribusi, dan pengentasan kemiskinan di Indonesia selama periode Susilo Bambang Yudhoyono (yaitu, dari 2004 hingga 2014 menggunakan metode   dekomposisi kemiskinan, growth incidence curve, dan beberapa indeks pertumbuhan yang pro-poor.  Data yang digunakan berasal  dari Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) tahunan yang diadakan di Indonesia antara tahun 2004 dan 2014. Tesis ini menyajikan tiga wawasan ekonomi utama selama periode Susilo Bambang Yudhoyono: 1) insiden kemiskinan menurun secara signifikan antara tahun 2004 dan 2014, 2 ) pertumbuhan ekonomi yang terjadi selama periode ini umumnya tidak berpihak pada orang miskin, dibuktikan dengan kurva insiden pertumbuhan yang miring ke atas, dan 3) perbedaan regional ada dalam bentuk kurva insiden pertumbuhan; karena itu pro-poor pertumbuhan ekonomi bervariasi antar provinsi. Dengan menggunakan sistem klasifikasi yang dilakukan oleh Kakwani dan Pernia (2000), penulis mengklasifikasikan provinsi ke dalam lima kelompok berikut ini sehubungan dengan pro-poor growth index (PPGI). Hasil empiris  mendukung pertumbuhan yang berpihak pada penduduk miskin. Namun, beberapa provinsi seperti Maluku Utara, Gorontalo dan Bengkulu mengalami pertumbuhan untuk non-pro-poor  dan  pro-poor yang lemah. Untuk mempromosikan pertumbuhan yang berpihak pada penduduk miskin di semua provinsi, dukungan pemerintah dalam pembangunan infrastruktur dan sumber daya manusia sangat penting untuk provinsi-provinsi yang tertinggal tersebut.


ABSTRACT

 


This thesis explores the spatial dimensions of economic growth, redistribution, and poverty reduction in Indonesia during the Susilo Bambang Yudhoyono period (i.e., from 2004 to 2014) using the poverty decomposition method, the growth incidence curve, and several pro-poor growth indices. I gathered my data from the annual National Socio-economic Surveys conducted in Indonesia between 2004 and 2014. Analyzing this data, my thesis presents three key economic insights about the Susilo Bambang Yudhoyono period:1) poverty incidence significantly declined between 2004 and 2014, 2) the economic growth that occurred during this period was generally not pro-poor, made evident by an upward sloping growth incidence curve, and 3) regional differences exist in the shape of the growth incidence curve; the pro-poorness of economic growth therefore varies between provinces. Using the classification system proposed by Kakwani and Pernia (2000), I classify provinces into the following five groups with respect to their pro-poor growth index (PPGI). Our empirical results support the pro-poor growth in a nation. However, some provinces such as North Maluku, Gorontalo and Bengkulu experienced non-pro-poor growth and weakly pro-poor. To promote the pro-poor growth in all provinces, the governmental supports in infrastructure and human capital development are essential for the above lagged provinces.

 

"
2019
T52904
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yusnia Monica
"Konsumsi rokok di Indonesia menduduki posisi terbanyak di wilayah Asia Tenggara pada 2016 dan meningkat sampai di 2018, sehingga beban kerugian kesehatan dan ekonomi bertambah. Studi ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh perubahan harga rokok dan pendapatan rumah tangga pada keputusan untuk merokok dan jumlah konsumsi rokok oleh perokok berdasarkan kelompok pendapatan di Indonesia tahun 2018. Kategorisasi kelompok pendapatan menggunakan perhitungan Had Kifayah dan nishab zakat serta berdasarkan perspektif ekonomi Islam (Islamic values). Data yang digunakan adalah data Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) 2018 dengan unit analisis Kepala rumah tangga sebagai representatif per rumah tangga. Dengan demikian, penulis mengadopsi two-part model untuk mengolah dan menganalisis data serta menggunakan software Stata 15. Model bagian pertama menggunakan model Logit sedangkan bagian kedua metode OLS dalam menjawab dua tujuan tersebut. Hasil penelitian bahwa harga rokok, pendapatan rumah tangga serta karakteristik sosio-demografis mempengaruhi secara signifikan perilaku konsumsi rokok di semua kelompok pendapatan. Total elastisitas harga rokok pada konsumsi rokok secara keseluruhan sebesar -0,811 yang berarti kenaikan harga rokok 10% menyebabkan berkurangnya kemungkinan dan jumlah permintaan rokok sebesar 8,1%. Sedangkan, total elastisitas pendapatan secara keseluruhan adalah 0,975 artinya kenaikan pendapatan per rumah tangga sebesar 10% maka terjadi peningkatan 9,75% pada kemungkinan dan jumlah permintaan konsumsi rokok. Selain itu, kelompok rumah tangga mustahik lebih responsif dalam menghadapi perubahan harga rokok dan pendapatan, di mana elastisitasnya lebih besar daripada rumah tangga muzaki. Sementara itu, rokok dapat dikatakan sebagai barang normal dan bersifat inelastis, namun tidak sesuai dengan teori konsumsi ekonomi Islam.

Indonesia is cigarette consumption was the highest position in Southeast Asia in 2016. It had increased until 2018 and caused an increased risk of health and economic loss. This study discusses changes in cigarette prices and household income in the decision to smoke, the quantity of cigarette consumption by smokers according to income groups in Indonesia 2018. The categorization of income groups uses the calculation of Had Kifayah and nishab zakat and based on an Islamic economic perspective (Islamic values). This study used the 2018 National Socio-Economic Survey (SUSENAS) raw data with the Head of the household analysis unit as the household representative. Thus, the authors adopted a two-part model to process and analyze data and use Stata 15. The first part model uses the Logit model while the second part of the OLS method in answering these two objectives. The result of this study is the price of cigarettes, household income, and socio-demographic characteristics significantly influence cigarette consumption behavior in all income groups. The total elasticity of cigarette prices on the overall cigarette consumption is -0,811, which means a 10% increase in cigarette prices caused a decrease in the probability and quantity of cigarette demand by 8.1%. On the other hand, total income elasticity is 0.975 that means an increase in income per household by 10% then an increase of also 9.75% in cigarette consumption behavior. Also, mustahik households can be more responsive in changing the price of cigarettes and income since the elasticity is greater than muzaki households. Meanwhile, cigarettes can be said to be normal goods and inelastic, but it does not fit with consumption theory in Islamic economics.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2020
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Irfany Ulfah Tri Phalita
"Penelitian ini bertujuan untuk meneliti pengaruh penanaman modal asing langsung terhadap pertumbuhan ekonomi, kemiskinan, dan ketimpangan atau PGI Triangle. Variabel yang digunakan adalah alokasi FDI berdasarkan provinsi, PDRB regional, koefisien gini, dan headcount ratio. Penelitian menggunakan sampel 33 provinsi di Indonesia pada periode 2007-2013. Dengan menggunakan metode panel, ditemukan hasil yang konsisten dimana FDI meningkatkan pertumbuhan ekonomi, namun dampak pada kemiskinan dan ketimpangan tergantung pada tingkat pendidikan di tiap provinsi.

This research aims to examine the impact of foreign direct investment on growth, poverty, and inequality (PGI Triangle in Indonesia). The determinants that represent FDI is level of allocation FDI in each province, while growth represented by regional GDP, inequality by gini coefficient, and poverty by headcount ratio. This research uses sample from 33 provinces in Indonesia within the period of 2007-2013. By using panel method, the result of this study is consistent whereas FDI significantly affect growth in all province, but the effect on inequality and poverty depends on education level in each province."
Depok: Universitas Indonesia, 2016
S62893
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Papilaya, Eddy Chiljon
Bogor: IPB Press, 2013
362.5 EDD t
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Harahap, Akhir Matua
"Di tengah kontroversi terhadap kekhawatiran bahaya merokok dan perkembangan industri rokok di Indonesia, studi ini memberikan suatu pemahaman yang lebih komprehensif tentang faktor-faktor yang mempengaruhi (determinan) probabilitas merokok dan besamya jumlah konsumsi rokok. Studi ini menganalisis data individu berskala nasional yang diperoleh dari IFLS-1997 dengan menggunakan 'sample selection model'.
Hasil studi ini menemukan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya jumlah konsumsi rokok berbeda dengan faktor-faktor yang mempengaruhi partisipasi merokok. Dua variabel ekonomi, harga rokok dan pendapatan memiliki hubungan yang signifikan dengan besamya jumlah konsumsi rokok, dimana harga rokok berpengaruh negatif dan pendapatan berpengaruh positif. Variabel-variabel sosiodemografi-sebagai proksi 'selera'--yang secara signifikan memiliki hubungan dengan jumlah konsumsi rokok adalah umur, pendidikan, jenis kelamin dan status perkawinan. Wilayah dan daerah tempat tinggal jugs memiliki hubungan yang signifikan dengan besamya jurnlah konsumsi rokok."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2003
T20427
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Pembangunan apapun tidak mungkin akan dapat berhasil jika administrasi
pembangunan itu korup, atau jika pemerintahannya bercorak otoriter dan despotik
dan biasanya pemerintahan yang seperti itu juga korup. Pembangunan dalam
artian yang sebtnarnya menuntut dukungan pemerintah yang demokratis dan
administrasi yang bersih dari tindakan-tindakan korupsi para pejabatnya. Karena,
pemerintahan yang otoriter dan korup hanya akan melaksanakan program
pembangunan yang top-down (perintah dari atasan yang bisa sewenang-wenang,
penyeragaman program yang belum tentu cocok dengan kondisi lokal, dan
penggerogotan biaya program pembangunan oleh dan untuk kepentingan masing-
masing yang menangani administrasi program pembangunan tersebut.
"
Jurnal Polisi Indonesia, 4 (2003) Mei : 58-73, 2003
JPI-4-Mei2003-58
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Daniera Nanda Ariefti
"ABSTRAK
Perusahaan rokok elektrik memperkenalkan produk mereka sebagai alat terapi untuk berhenti merokok dan sebagai alternatif untuk rokok konvensional. Namun, tujuan tersebut tidak sejalan dengan praktik yang ada karena konsumsi rokok elektrik telah mendorong perilaku penggunaan ganda di antara perokok. Penelitian ini bertujuan untuk menguji hubungan antara karakter merokok dan penggunaan rokok elektrik. Studi sebelumnya telah membahas masalah ini dengan menganalisis beberapa variabel termasuk status demografi. Namun, penelitian terdahulu tidak memberi gambaran mengenai pola konsumsi rokok elektrik. Studi ini akan menekankan pada pola konsumsi rokok dengan mengembangkan klasifikasi karakter merokok yang lebih rinci. Ini dilakukan untuk menangkap pola penghentian rokok, peralihan, dan penggunaan ganda dalam konsumsi rokok elektrik. Model dari penelitian ini adalah logit dan probit dengan menggunakan observasi dari RISKESDAS 2018. Analisis menunjukkan bahwa konsumsi rokok elektrik di Indonesia tidak mengikuti tujuan esensial yang diklaim oleh perusahaan. Meskipun pola penghentian dan pengalihan dapat ditangkap, hasil penelitian juga menunjukkan kekhawatiran lainnya tentang penggunaan ganda.

ABSTRACT
E-cigarette companies introduced their product as a therapeutic tool for smoking cessation and an alternative to conventional cigarettes. However, the aforementioned objective is not in-line with existing practice as the e-cigarette consumption has encouraged dual-use behavior among smokers. This study aims to examine the association between smoking characters and e-cigarette use. Previous studies have covered this issue by measuring several variables including demographic status. However, the studies lack in describing the pattern of e-cigarettes consumption. This study will emphasize on the e-cigarette consumption pattern as it tried to develop a more detailed classification of smoking characters. It intends to capture the smoking cessation, switching, and dual-use patterns in e-cigarette consumption. The models exercised are logit and probit regression using the observations from Basic Health Research 2018. The analysis showed that e-cigarette consumption in Indonesia does not follow the essential purposes claimed by e-cigarette companies. Although cessation and switching patterns could be captured, the result may indicate another significant concern regarding dual-use with other tobacco products. This study provides a detailed understanding of the e-cigarette consumption pattern and the peoples underlying behavior, which policymakers can consider for further policy formulation related to e-cigarette provision in Indonesia."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>