Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 202899 dokumen yang sesuai dengan query
cover
MEILINA FARIKHA
"Latar Belakang : Riwayat alamiah Lesi Prakanker Serviks menjadi kanker invasif berlangsung bertahun-tahun, sehingga memiliki banyak kesempatan untuk deteksi dini. Inspeksi Visual with Acetat Acid (IVA) cukup cost efektif dan mampu laksana di Indonesia. Kejadian lesi prakanker diyakini disebabkan HPV dan dipengaruhi faktor risiko.
Tujuan : Mengetahui hubungan karakteristik demografi serta riwayat kesehatan reproduksi dengan kejadian lesi prakanker serviks pada deteksi dini dengan menggunakan metoda IVA.
Metode : Cross sectional data Female Cancer Program FKUI-RSCM yang berasal dari deteksi dini di beberapa puskesmas dan kantor di Jakarta. Logistik regresion digunakan untuk mendapatkan faktor yang memprediksi lesi prakanker serviks.
Hasil : Perempuan berumur  ≤ 30 tahun (POR 5,2; 95% CI: 1,4-19,5), umur 31-40 tahun (POR 3,5; 95% CI: 1,0-12,0), dan umur 41-50 tahun (POR 2,1; 95% CI: 0,6-7,7) meningkatkan lesi prakanker serviks dibandingkan umur > 50 tahun. Menikah lebih dari 1 kali berisiko lesi prakanker serviks (POR 5,5; 95% CI: 2,9-10,0) dibandingkan menikah 1 kali. KB pil (POR 2,3; 95% CI: 1,0-5,1), KB susuk (POR 1,8; 95% CI: 0,4-8,7) dan KB suntik (POR 1,5; 95% CI: 0,7-2,8) meningkatkan lesi prakanker servik dibandingkan tidak KB dan KB non hormonal.
Kesimpulan : Umur, jumlah perkawinan, KB merupakan prediktor independen lesi prakanker serviks. KB lebih berisiko dibandingkan KB suntik dan susuk. Dianjurkan deteksi dini pada perempuan yang telah melakukan kontak seksual dan membatasi jumlah pasangan seksual.

Background ;Natural history Cervical Precancer lesions to be invasive cancer along many years, so it has many opportunities to be early detected.Visual Inspection Acetat Acid (VIA) is cost effectiveness and capable in Indonesia.The incidence of precancerous lesions is caused of HPV and influenced of risk factors.
Objective :  association between demographic characteristics and reproductive health history with the incidence of cervical precancer lesions in women screened by VIA.
Methods : Cross sectional with the data’s from Female Cancer Program FKUI-RSCM. Analysis which comes from early detection at primary health care and offices in Jakarta. Logistic regresion is used to obtain factors that predict cervical precancer lesions.
Results :  Women aged ≤ 30 (POR 5.2, CI: 1.4-19.5), aged 31-40 (POR 3.5, CI: 1.0-12.0), and  aged 41-50 (POR 2.1, CI: 0.6-7.5) for cervical precancer lesions in comparison with women in the older age group (>50 years). Married subjects  were more than 1 times the risk of cervical precancerous lesions (POR 5,5, 95% CI: 2.9-10.0) compared with one times merriage. Pill contraceptive (POR 2.3; CI: 1.0-5.1), implant contraceptive (POR 1.8; 95% CI: 0.4-8.7), injecting contraception (POR 1.5; CI: 0.7-2.8) are increased precancerous cervical lesions compared non contraception and  non hormonal contraception.
Conclusion : age, number of marriages, contraception are independent predictors of cervical precancer lesions. The prevention and control of cervical cancer in this study should early detection is done on every woman who has sexual contact and limiting  number of sexual partners.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2017
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Johanes Burju Ferdinand
"Infrastruktur merupakan salah satu elemen penting yang harus dimiliki setiap negara. Pemerintah Indonesia sedang melakukan percepatan pembangunan infrastruktur untuk meningkatkan daya saing negara. Kebutuhan investasi dalam pembangunan jalan pada tahun 2020-2024 adalah Rp. 6.447 Triliun, sedangkan dana APBN dapat mengakomodasikan sebesar 37% dari total biaya. Dengan kebutuhan biaya yang besar, Kerjasama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU) sangat diperlukan untuk memudahkan swasta dapat bergabung untuk pembangunan infrastruktur. Skema yang paling sering dan sudah pernah dipakai di Indonesia adalah Build Operate Transfer (BOT). Aspek terpenting dalam KPBU adalah identifikasi risiko dan alokasi rissiko, dimana kedua hal tersebut dapat menentukan jumlah harga dan kemampuan dari setiap pemegang risiko tersebut yang berdampak pada perhitungan investasinya. Pada penelitian ini dihasilkan 64 variabel yang masih relevan di Indonesia dengan risiko yang terbagi menjadi 7 yaitu risiko politik, risiko studi kelayakan, risiko pembiayaan, risiko desain, risiko konstruksi, risiko operasi, dan risiko penyerahan.

Infrastructure is one of the essential elements that every country must have. The Indonesian government is accelerating infrastructure development to enhance the nation's competitiveness. The investment needed for road construction from 2020 to 2024 is IDR 6,447 trillion, while the state budget (APBN) can accommodate only 37% of the total cost. Given the substantial financial requirements, Public-Private Partnership (PPP) is crucial to facilitate private sector participation in infrastructure development. The most frequently used scheme in Indonesia is Build Operate Transfer (BOT). The most critical aspects of PPP are risk identification and risk allocation, as these factors determine the pricing and the capability of each risk holder, impacting investment calculations. This study identifies 64 variables still relevant in Indonesia, with risks categorized into seven types: political risk, feasibility study risk, financing risk, design risk, construction risk, operation risk, and transfer risk.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sugeng Hadisaputra
"Kurang gizi pada balita merupakan suatu keadaan yang sangat penting dan serius bagi kelangsungan hidup anak karena selain dapat menggangu tumbuh kembang anak juga dapat menyebabkan kematian. Perawat sebagai salah satu pemberi layanan kesehatan mempunyai peran penting dalam meningkatkan derajat kesehatan anak, salah satunya dengan memantau status gizi anak balita. Penelitian bertujuan untuk mengetahui determinan status gizi balita di RSUD Majalaya Kabupaten Bandung. Penelitian ini menggunakan desain penelitian retrospektif case control di rumah sakit dengan 35 pasien sebagai kasus dan 105 sebagai kontrol dari pasien yang dirawat dalam kurun waktu Juni 2008 sampai dengan Juni 2009 dengan melihat data sekunder rekam medis pasien. Analisis yang digunakan adalah dengan analisis univariat, bivariat dengan chi square, dan multivariat dengan regresi logistik berganda.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada tingkat kepercayaan 95% tidak ada hubungan usia balita, status infeksi penyakit kronis, status pendidikan ibu, status pekerjaan ibu, dan jumlah anak dengan status gizi balita. Ada hubungan usia ibu dan jumlah penghasilan keluarga dengan status gizi balita. Akan tetapi, ada kecenderungan bahwa usia balita yang lebih muda, balita yang mengalami infeksi penyakit, pendidikan ibu yang rendah, ibu yang bekerja, dan keluarga yang memiliki jumlah anak lebih dari dua memiliki resiko lebih besar untuk terjadinya kurang gizi pada balita. Hasil analisis multivariat menunjukkan faktor paling dominan terhadap status gizi balita adalah usia ibu (p=0,002, OR=12). Berdasarkan temuan tersebut, pelayanan keperawatan harus meningkatkan pendidikan kesehatan kepada ibu usia muda tentang pemenuhan gizi pada balita, sehingga status gizi balita dapat meningkat dan kasus kurang gizi pada balita menurun.

Under nutrition in children under five years is very important and serious situation because it influence child development and can cause death. Nurse as a care giver has an important role to increase child health development with monitoring the child nutritional status. Purpose of this research is to determine the nutritional status risk factors for children under five years in the Majalaya Hospital. Retrospective hospital based case control is used with 35 patient as case and 105 control on June 2008-Juni 2009 by medical record analyzing as secondary data. Descriptive, chi square and logistic regression method are used in data analyzing.
This research showed that there are no relation between child age, infectious status, mother educational status, mother job status, and number of child in family with nutritional status of under five years child. However, there are possible risk for them to influence child nutritional status. There is a relation between mother age and salary with nutritional status of under five years child with dominant factor is mother age (p=0,002, OR=12). Base on this result, the nursing health care must increase the promoting and educating function to mother with under five years child to required the child nutrition and decrease the mortality and the incidence of under nutrition in child."
Depok: Universitas Indonesia, 2009
T-Pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Roslinormansyah
"Semua kegiatan manajemen risiko selalu memfokuskan aktifitasnya untuk mengurangi atau meminimalkan risiko. Banyak metode analisis risiko yang dipergunakan pada saat menerapkan manajemen risiko dalam aktifitas yang berhubungan dengan kerja Analisis lapisan pelindung (Layer of Protection Analysis-LOPA) adalah salah satu metode analisis risiko semi-kuantitatif dalam manajemen risiko yang ditujukan untuk mengurangi atau mereduksi risiko dengan jalan menyusun lapisan pelindung yang akan dipergunakan untuk menurunkan tingkat risiko yang ada. LOPA sangat ditentukan oleh tiga faktor utama, yaitu : Penentuan Skenario, Pemilihan Initiating Event, dan Seleksi Independent Protection Layer. PT. X dan PT. Y merupakan salah satu industi proses kimia yang dipilih untuk diteliti hasil studi LOPA mereka. Latar belakang pemilihan PT. X dan PT. Y ini karena kedua perusahaan tersebut memiliki karakteristik yang mirip dengan terminal BBM yang terbakar dalam tragedi Buncefield.
Hasil penelitian didapatkan bahwa reduksi risiko kedua perusahaan berbeda, meski skenario dan Independent Layer Protection (IPL) yang terlibat identik. Perbedaan ini karena kedua perusahaan memiliki aturan program perawatan IPL yang berbeda. PT. X memiliki aturan program perawatan yang lebih ketat dibandingkan PT. Y. Semua program yang ditujukan untuk menjaga kehandanlan akan menaikkan nilai reduksi risiko dengan faktor 10. Validasi dan ITPM (Inspection, Testing dan Preventive Maintenance) merupakan salah satu langkah yang bisa dipergunakan untuk memperbesar Reduksi Risiko yang terjadi pada hasil studi LOPA.

All risk management activities always focus on activities to reduce or minimize risks. Many risk analysis methods are used when applying risk management in work-related activities Layer of Protection Analysis (LOPA) analysis is one of the semi-quantitative risk analysis methods in risk management aimed at reducing or reducing risk by formulating a protective layer that will be used to reduce the risk level. LOPA is determined by three main factors, namely: Scenario Determination, Initiating Event Selection, and Independent Protection Layer Selection. PT. X and PT. Y are one of the chemical process industries selected for their LOPA study. The background of the election of PT. X and PT. Y is because both companies have similar characteristics to the burning fuel terminal in Buncefield tragedy.
The results showed that the risk reduction of both companies was different, although the scenario and the Independent Layer Protection (IPL) involved were identical. This difference is because both companies have different rules of IPL treatment program. PT. X has a more stringent treatment program regulation than PT. Y. All programs aimed at maintaining customs will increase the risk reduction value by a factor of 10. Validation and ITPM (Inspection, Testing and Preventive Maintenance) is one of the steps that can be used to enlarge the Risk Reduction of LOPA study results.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2017
T47829
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Lestari
"ABSTRAK
Obesitas dan asma masih menjadi masalah kesehatan masyarakat di dunia. Meningkatnya prevalensi obesitas seiring dengan meningkatnya prevalensi asma, yang dapat mengganggu produktivitas dan menurunkan kualitas hidup penderita. Asma pada orang dewasa sering mengakibatkan perburukan pada prognosisnya yang disebabkan penurunan fungsi paru yang cepat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan obesitas dengan asma pada penduduk dewasa umur 40 ? 65 tahun di Kelurahan Kebon Kalapa Kecamatan Bogor Tengah ? Kota Bogor tahun 2011, menggunakan data sekunder baseline data studi Kohort PTM - Kementerian Kesehatan Tahun 2011, dengan jumlah sampel 960 orang dan disain studi cross sectional. Pada analisis multivariat dengan Cox Regression menunjukkan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara obesitas dengan asma setelah dikontrol dengan variabel umur, tingkat pendidikan dan status merokok, dengan nilai PR sebesar 0,674 (95% CI 0,387 ? 1,174). Perlu adanya penelitian lebih lanjut mengenai obesitas dan asma dengan jumlah sampel yang lebih besar, menggunakan kelompok umur yang lebih muda dan disain studi yang lebih baik.

ABSTRACT
Obesity and asthma remains a public health problem in the world. The increasing prevalence of obesity concomitant with the increasing prevalence of asthma, which may interfere with productivity and lower the quality of life of patients. Asthma in adults often results in worsening the rognosis caused a rapid decline in lung function. This study aims to determine the relationship of obesity with asthma in the adult people aged 40-65 years at the Kebon Kalapa Village, District of Central Bogor - Bogor City in 2011, using secondary baseline data NCD cohort study from Ministry of Health in 2011, with a sample of 960 people and a crosssectional design study. In multivariate analysis with Cox regression showed no significant association between obesity and asthma after controlled with variabel aged, education level and smoking (PR = 0,674; 95% CI 0,387 ? 1,174). The need for further research on obesity and asthma with a lrger number of sampels, younger age groups and a better design study.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
T42254
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Urinary Stone Disease also called urolithiasis had sever from human since 4800 before century. urolithiasis relapse value during one 15-17%, during 4-5 years was 75% and 95-100% during 20-25 years. Urolithiasis cause mild stadium pain until uremia syndrome and kidney fuction disturbance, severe consequences my provoke to death. Urolithiasis on Male"
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Yusuf Hidayat
"Penelitian ini mengevaluasi tingkatan dan distribusi faktor risiko dan distress pada pekerja di industri tekstil PT UNITEX tahun 2024. Desain penelitian cross-sectional dengan pendekatan semi-kuantitatif. Data dikumpulkan melalui kuesioner, wawancara, serta data sekunder dari klinik perusahaan dan dokumen pendukung lainnya. Partisipan adalah 54 pekerja tetap PT UNITEX. Sebanyak 96,3% (52) pekerja mengalami distress, dengan rincian 46,3% (25) distress ringan, 29,6% (16) distress sedang, dan 20,4% (11) distress berat. Distress lebih banyak dialami oleh laki-laki (97,7%), usia <30 tahun (100%), belum menikah atau cerai mati (100%), kepribadian tipe A (100%), kondisi fisik lingkungan kerja yang buruk (97,9%), desain tugas yang baik (97%), bekerja <5 tahun (100%), shift (100%), bekerja >40 jam per minggu (96,4%), beban kerja rendah (100%), konflik peran rendah (100%), ambiguitas peran tinggi (100%), tanggung jawab rendah (100%), hubungan interpersonal buruk (100%), kontrol pekerjaan rendah (100%), pengembangan karir buruk (96,7%), dukungan sosial rendah (100%), dan home-work interface rendah (96,2%). Penelitian ini menunjukkan tingginya prevalensi distress di antara pekerja PT UNITEX, dipengaruhi oleh berbagai faktor lingkungan dan personal. Disarankan agar perusahaan mengimplementasikan program pengelolaan distress, memperbaiki kondisi fisik lingkungan kerja, mengkaji ulang pembagian beban kerja, dan meninjau kembali tata cara pelaksanaan pekerjaan.

This study aims to see the level and distribution of risk factors and distress in workers in the textile industry PT UNITEX in 2024. This study uses a cross-sectional study design through a semi-quantitative approach, namely data collection using questionnaires, interviews, and using secondary data such as employee complaint or symptom data from the company clinic and other supporting documents. A total of 54 permanent workers of PT UNITEX participated in this study. The results of this study indicate that 96.3% (52) workers experienced distress. The majority of respondents experienced mild distress, namely 46.3% (25) respondents, followed by moderate distress of 29.6% (16) respondents, severe distress 20.4% (11) respondents and no distress as many as 3.7% (2) respondents. It was also found that distress was more experienced by men (97.7%), age <30 years (100%), unmarried or divorced (100%), type A personality (100%), poor physical conditions of the work environment (97.9%), good task design (97%), working <5 years (100%), shifts (100%), working >40 hours per week (96.4%), low workload (100%), low role conflict (100%), high role ambiguity (100%), low responsibility (100%), poor interpersonal relationships (100%), low job control (100%), poor career development (96.7%), low social support (100%), and low home-work interface (96.2%). The researcher suggested that the company immediately provide a program related to distress management, make improvements to the physical conditions of the work environment to comply with the specified regulations, review the division of workloads for employees, and review the procedures for carrying out work.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Exhalation Channel Infection Disease of Acute (ISPA) be one of health problem of main public because still height of mortality because ISPA espicially at baby and balita. In Sub-Province Bandung death because ISPA reachs 54,55% and in kecamatan Gununghalu x'self patient ISPA at balita experiences improvement from the year 2003 until the year 2005. Risk the increasing of ISPA can be influenced by low economic social status , condition of housing which still varying according to quality of its (the building, causing is required research about factor relating to case of ISPA at balita. This researh type is analytic observasional with planning cross sectional. Variable which is accurate is house wall type, house floor type, ventilation wide of house, situation of house temperature, house dampness, existence of hole smoke of kitchen, unmate density, ripe fuel type, usage of anti mosquito drug, smoking habit member of family, umminization status, status gizi, time body weight borned and case of ISPA at balita. Result of research with test chi square there is relationship having a meaning (of) between house wall types (p value = 0,044 and OR = 3, 338), ventilation wide of house (p value = 0,030 and OR = 3,589), house temperature (p value = 0.023 and OR = 2,972) existence of hole smoke of kitchen (p value = 0,014 and OR = 3,824) smoking habit member of family (p value = 0,022 and OR = 6,182) status gizi (p value = 0,000 and OR = 12,600) and time body weight borned (p value = 0,049 and OR = 5, 800) dengan case of ISPA at balita. suggestion is given by intensifying counselling to public about healthy house and preventive effort the happening of ISPA at balita."
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Jerry Eddya Putra
"ABSTRACT
Rheumatoid arthritis (RA) is an autoimmune disease which has recently been recognized to manifest as not only intraarticular events, presented either subclinically or clinically, were discovered more in AR patients. Atherogenic inflammatory mediator in AR including interleukin-6 (IL 6) was thought tobe one of nontraditional cardiovascular risk factor contributing to increase the endothelial dysfunction biomarker such as e selectin."
Jakarta: University of Indonesia School of Medicine, 2018
616 IJR 10:2 (2018)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Mas Fadhli Aria Ponta
"ABSTRAK
Pekerjaan rigger berisiko LBP, tujuan penelitian ini untuk mengetahui
faktor risiko ergonomi pekerjaan dan tingkat risiko LBP serta pengendaliannya.
Desain penelitian adalah cros sectional terhadap pekerja rigger, dengan
menggunakan metode Rapid Entire Body Assesment (REBA). Hasil penelitian ini
menunjukkan tingkat risiko tertinggi adalah pada saat melepaskan hook crane
skor (11), sedangkan yang terendah adalah saat melepaskan lilitan wire sling skor
(6). Disarankan menambah alat bantu berupa grating basket bertingkat, basket
panjang, penyanggah casing, penyanggah hook crane dan meningkatkan
perawatan pada alat bantu ini.

ABSTRACT
LBP can caused by Rigger jobs, the purpose of this study to determine
ergonomic risk factor, level of risk and risk control of LBP. The study design was
cross-sectional using REBA (Rapid entire body assessment) method. The result of
this study shows that the highest risk rate was 'release the hook crane" with 11
score.The lowest score was "release the wire sling" with 6 score.This study
suggest to added graded grating basket, long basket, casing buffer, hook crane
buffer, and do appropriate maintenance to this tools."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
T39359
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>