Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 180297 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Itmiwardi
"Balai Pendidikan dan Pelatihan Ekspor Indonesia (PPEI) yang beralamat di Jl. Letjen S. Parman Grogol Jakarta Barat adalah suatu lembaga pendidikan dan pelatihan yang berbentuk Unit Pelaksana Teknis (UPT) dan berada di bawah naungan Badan Pengembangan Ekspor Nasional (BPEN) Departemen Perindustrian dan Perdagangan. PPEI menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan untuk meningkatkan kemampuan Sumber Daya Manusia (SDM) Usaha Kecil dan Menengah (UKM) dan Koperasi dalam upaya melakukan ekspor.
Sebagai organisasi yang menyediakan jasa pendidikan/pelatihan bagi masyarakat unium, PPEI telah merancang berbagai topik pelatihan. Topik-topik pelatihan yang diselenggarakan PPEI dapat dikelompokkan menjadi 4 kelompok, yaitu: Perdagangan Ekspor, Pengawasan Mutu, Pameran Dagang, dan Bahasa Niaga. Dari 4 kelompok pelatihan tersebut, hanya kelompok Perdagangan Ekspor yang menunjukkan kinerja yang baik dari tahun ke tahun. Kinerja organisasi sangat ditentukan oleh kinerja karyawan. Kinerja karyawan berkaitan erat dengan kompensasi yang diterima oleh karyawan yang bersangkutan. Dalam tesis ini dilakukan penelitian tentang Kompensasi di Balai Pendidikan dan Pelatihan Ekspor Indonesia. Ada dua permasalah yang ingin dijawab data penelitian ini, yaitu: l) Bagaimana kompensasi di Balai Pendidikan dan Pelatihan Ekspor Indonesia ?, dan 2) Bagaimana persepsi karyawan terhadap kompensasi di Balai Pendidikan dan Pelatihan Ekspor Indonesia ?. Sedang tujuan dari penelitian ini adalah untuk : 1) Menjelaskan kompensasi di Balai Pendidikan dan Pelatihan Ekspor Indonesia, dan 2) Menjelaskan persepsi karyawan terhadap kompensasi di Balai Pendidikan dan Pelatihan Ekspor Indonesia.
Menurut Gibson et at. (1995:30), bahwa pemberian kompensasi kepada karyawan ditentukan oleh hasil evaluasi prestasi kerja karyawan tersebut. Prestasi kerja karyawan ditentukan oleh beberapa faktor, yaitu: motivasi, pengalaman, serta kemampuan dan keterampilan. Motivasi karyawan itu sendiri dipengaruhi oleh kepuasan atau persepsi karyawan tentang kompensasi. Persepsi karyawan terhadap kompensasi dapat diuraikan menjadi persepsi terhadap kompensasi finansial, kompensasi non finansial, keadilan internal, dan keadilan eksternal."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2003
T12372
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Utari Kurnianingsih
"Awal abad dua puluh satu merupakan era menuju perbaikan kehidupan terutama bangkit dari krisis ekonomi. Organisasi pemerintah khususnya di bidang jasa pengembangan sumberdaya manusia menghadapi tantangan global yaitu perubahan lingkungan yang berorientasi pada perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan informasi serta pelayanan yang cepat. Organisasi pemerintah juga menghadapi masalah bagaimana mengembangkan kemampuannya agar pelayanan sesuai dengan kebutuhan masyarakat sehingga tercipta good governance. Permasalahan yang dihadapi Balai Pendidikan dan Pelatihan Ekspor Indonesia (BPPEI) adalah bagaimana mentransformasi organisasi agar mampu memberi pelayanan yang bermutu tinggi.
Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui factor-faktor yang mempengaruhi kemampuan kinerja BPPEI yaitu pertama untuk mengetahui faktor-faktor yang dapat meningkatkan kepuasan pelanggan, kedua mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi manajemen internal dan ketiga penerapan pembelajaran dan pengembangan organisasi. Kemampuan kinerja organisasi dapat diketahui dengan pendekatan model Balanced Scorecard yang dikembangkan oleh Kaplan dan Norton. Pendekatan Balanced Scorecard digunakan untuk menganalisis dan mengukur kinerja operasional organisasi antara lain kepuasan pelanggan/ tingkat pelayanan, proses internal bisnis, dan penerapan pembelajaran dan pengembangan untuk perbaikan mutu dan nilai tambah organisasi (menurut Marquardt).
Hasil analisis persepsi kepuasan pelanggan dari 106 responden menyatakan baik untuk aspek responsiveness (pelayanan petugas yang cepat) 73%, emphaty (administrasi dan manajemen) 69% dan aspek reliability (kesesuaian) dan assurance (materi dan pengajar) 68% sedang tangibility (sarana fisik dan pelengkapan) 60%. Perkembangan internal bisnis ditentukan oleh perbaikan kurikulum pelatihan, inovasi pelatihan baru masih terbatas dan pelayanan jasa purna jual meningkat secara bertahap. Manajemen internal bisnis dengan sistem dan panduan kerja membantu pelaksanaan sesuai dengan rencana. Penerapan pembelajaran dan pengembangan organisasi dalam taraf pengembangan dan belum diterapkan secara menyeluruh (total). Faktor yang paling menentukan adalah aspek transformasi /pembaruan yaitu 44% atau secara keseluruhan tingkat skor yang dapat dicapai 73.5%. Pembaruan organisasi mencakup misi yang jelas, strategi, struktur, dan budaya organisasi yang mengutamakan pembelajaran untuk perbaikan mutu.
Agar transformasi organisasi berhasil pelayanan harus sesuai dengan kebutuhan pelanggan, pemberdayaan sumberdaya manusia melalui peningkatan pendidikan dan pelatihan, manajemen dengan teknologi informasi serta kerjasama strategis untuk peningkatan mutu dan efisiensi."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia,
T3594
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Chandrini Mestika Dewi
"Jasa pelatihan merupakan salah satu kegiatan yang dilakukan oleh Balai Pendidikan dan Pelatihan Ekspor Indonesia (BPPEI). Melalui jasa pelalihan inilah BPPEI memperoleh pendapatan melalui pembayaran biaya keikutsertaan jasa pelatihan. Pendapatan ini mengalami kenaikan dan penurunan tergantung dari jumlah peserta yang berminat ikut serta harga yang diberikan untuk setiap topik pelatihan.
BPPEI berkeinginan untuk meningkatkan kemampuan pendapatan dari jasa pelatihan Iebih daripada pendapatan dari jasa lainnya, yang pada tahun 2002 telah mempunyai perbandingan sebesar 1 : 1.33. Dan hal ini didorong pula oleh adanya kecenderungan penurunan dari rata-rata jumlah peserta per angkatan pelatihan yang disebabkan oleh tidak tercapainya target peserta untuk beberapa topik pelatihan.
Terdorong oleh adanya permasalahan ini maka penulis bermaksud untuk meneliti tentang hal yang berhubungan dengan pemasaran jasa pelatihan ini yaitu untuk mengetahui apa yang menjadi leverage factor di bidang pemasaran sehingga pendapatan dari jasa pelatihan dapat meningkat. Disamping itu pula ingin disusun suatu strategi pemasaran yang dapat digunakan oleh BPPEI agar kemampuan pendapatan dari jasa pelatihannya dapat meningkat.
Adapun metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan metode systems dynamic. Metoda ini merupakan simulasi komputer untuk membentuk model yang sesuai dengan kondisi nyata yang kemudian dengan pengujian dapat membentuk alternatif variabel yang sensitif terhadap perubahan hasil yang diharapkan, yang pada akhirnya dapat digunakan untuk menyusun strategi. Permodelan dalam system dynamic ini dapat dibentuk melalui tahapan system thinking terlebih dahulu yaitu suatu pembuatan hubungan sebab akibat antara variabel di dalam unsur pemasaran yang bermuara ke tujuan yang sama yaitu peningkatan pendapatan jasa pelatihan.
Sesuai dengan hasil penelitian, tersusunlah sebuah model causal loop untuk kegiatan pemasaran BPPEI yaitu dengan adanya unsur promosi yang terdiri dari advertising dan direct sales yang dapat menyebabkan dieprolehnya market share bagi jasa pelatihan BPPEI, yang kemudian menyebabkan terjadinya penjualan dan dengan adanya penjualan maka diperolehlah pendapatan. Variabel pendukung berikutnya adalah product features, dimana variabel tersebut akan menyebabkan daya tarik produk yang berpengaruh untuk membentuk market share BPPEI, yang kemudian mengakibatkan penjualan dan pendapatan pula. Sebagai variabel berikutnya adalah kapasitas strategy staff yang dimiliki oleh BPPEI, yang dibatasi dengan adanya standar prosedur kerja sehingga mengakibatkan batasan kapasitas yang mampu ditangani pada saat ini. Kapasitas ini mempengaruhi akan jumlah market share yang dapat ditangani pula.
Terhadap model yang telah terbentuk dilakukan berbagai pengujian untuk membuktikan bahwa model telah valid sehingga bisa mewakili kondisi nyata. Berdasarkan uji sensitifitas diperoleh leverage factor terhadap pendapatan jasa pelatihan yaitu: sebagai variabel amat sangat sensitif adalah product features, variabel sangat sensitif adalah price, variabel sensitif berikutnya adalah advertising, variabel kurang sensitif yaitu sumber daya manusia, dan variabel amat kurang sensitif adalah direct sales.
Berdasarkan sensititifas variabel tersebut maka penulis menyusun strategi di bidang pemasaran yang kiranya dapat digunakan oleh BPPEI untuk meningkatkan pendapatan dari jasa pelatihan. Strategi tersebut adalah : meningkatkan tingkat daya tarik produk melalui perbaikan dan penyempurnaan product features, memperhitungkan kenaikan harga jual yang sesuai dengan nilai manfaat yang diperoleh pembeli, meningkatkan volume advertising dan memperhatikan pemilihan media advertising, memperhitungkan jumlah strategy staff yang tersedia dengan kemampuan menangani pelatihan untuk setiap strategy staff tersebut, serta memperbaiki mutu isi surat penawaran agar komunikatif dan atraktif.
Setiap strategi memiliki kegiatan pelaksanaannya, sedangkan urutan prioritas pembiayaan, waklu pelaksanaan serta pokok perhatian dan pihak manajemen dapat disesuaikan dengan urutan sensitititas dari setiap variabel.
Penyelesaian suatu masalah dengan menggunakan systems thinking dan diuji dengan system dynamics, menurut penulis merupakan cara untuk melihat permasalahannya secara mendasar yang tentunya akan mempengaruhi pula cara penyelesaiannya yang tidak bersifat quick tix."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2003
T12295
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Marlinda Sopha
"Dalam menghadapi persaingan yang semakin ketat dengan kualitas kompetisi yang semakin meningkat maka perusahaan perlu melaksanakan usaha yang lebih spesifik agar dapat menciptakan customer value, menarik perhatian dan membedakan dirinya secara positif dengan pesaingnya untuk menjaga kesetiaan konsumen dengan berusaha memenuhi kepuasan konsumen tersebut.
Untuk mencapai tujuan organisasi sesuai konsep pemasaran dimana perusahaan memfokuskan kepada konsumen (customer orientation), lembaga pendidikan kedinasan sebagai penyelenggara pendidikan dan pelatihan yang berorientasi pada kemampuan untuk melakukan pekerjaan sesuai bidang jabatannya, juga harus memberikan pelayanan yang terbaik.
Pada saat organisasi pemerintah, khususnya lembaga pendidikan kedinasan beranggapan kegiatan yang dilakukannya semata-mata tidak berorientasi bisnis dan hanya melakukan kegiatan birokrasi yang kaku dan hanya melakukan spesialisasi yang membatasi ruang gerak pegawainya, maka pada saat itu juga tidak ada perubahan yang diberikan untuk memberikan kinerja jasa yang terbaik. Padahal kinerja jasa yang baik sangat berpengaruh pada kepuasan dan perilaku minat peserta diktat untuk menggunakan kembali jasa organisasi. Dengan adanya kerja sama dengan instansi lain dalam program diktat kelas paralel, hal tersebut dirasakan semakin penting.
Sebagai organisasi penyelenggara diklat keuangan negara di bidang anggaran dan kebendaharaan umum, Pusdiklat Anggaran juga berusaha untuk memberikan pelayanan yang baik. Namun pada implementasi strategi tersebut, pelayanan yang diberikan belum tentu dengan optimal dirasakan dapat memberikan kepuasan kepada konsumennya yaitu peserta diklat dan juga terhadap perilaku minat pasca diktat. Pengaruh kinerja jasa penyelenggaraan diklat terhadap kepuasan peserta diklat dan perilaku minat pasca diklat tersebut yang diteliti oleh penulis.
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh kinerja jasa yang diberikan terhadap kepuasan peserta diklat secara keseluruhan dan terhadap perilaku minat pasca diklat. Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah adanya pengaruh kinerja jasa secara keseluruhan dan dimensi-dimensi dalam kinerja jasa terhadap kepuasan peserta diklat dan perilaku minat pasca diklat. Variabel babas adalah kinerja jasa yang meliputi lima dimensi yaitu dimensi bukti fisik (tangibles), kehandalan (reliability), daya tanggap (responsiveness), jaminan (assurance), dan empati (empathy). Sementara itu variabel terikat adalah kepuasan peserta diktat dan perilaku minat pasca diklat.
Kuesioner yang diberikan kepada responden menggunakan skala ordinal clan pengukuran menggunakan Skala Likert dari 1 (sangat rendah) sampai dengan 7 (sangat tinggi). Data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder dengan metode penelitian menggunakan metode survei. Responden yang diambil berjumlah 278 orang dipilih melalui convenience sampling, dengan populasi adalah peserta diklat yang mengikuti diklat dan telah mendapatkan pelayanan jasa pengajar dan pegawai/panitia penyelenggara Pusdiklat Anggaran pada tahun 2005.
Analisis dilakukan dengan menggunakan metode Analisis Deskriptif, Pengujian Instrumen Penelitian, dan Analisis Regresi Linier Berganda. Hasil penelitian menunjukkan secara keseluruhan terdapat pengaruh yang nyata dan positif kinerja jasa terhadap kepuasan peserta diktat dan perilaku minat pasca penggunaan jasa diktat. Hal ini terbukti dari hasil uji hipotesis dengan menggunakan metode analisis regresi Tinier berganda. Secara umum diperoleh pula gambaran bahwa terdapat selisih negatif antara kinerja jasa terhadap tingkat kepentingannnya. Hal ini berarti atribut kinerja jasa yang dianggap penting oleh peserta diktat belum memenuhi harapan peserta diklat. OIeh karena itu diajukan saran dan implikasi manajerial sebagai solusi pemecahan masalah.

When encountering fighter and higher competition, a company should carry out more specific business activities, and so it can establish customer value and awareness, and self-image differentiation in positive manner to other competitors. As a result, it will maintain customer loyalty in the form of fulfilling customer satisfaction.
To reach the organization's objectives appropriate with marketing concepts in that a company focuses on the customer orientation, state education institution as an education and training management with the orientation of work services in the field of duty has to provide excellent services.
As state organization, particularly state education and training institution considers that it does not carry out any business orientation but strict and cold bureaucracy activities and specialization that restricts the working area of civil servant, there is no changes to provide excellent service performance. In fact, excellent service performance significantly influenced satisfaction and behavior intentions of education participants when they will take again education services in the organization. As the state education institution launches a parallel class program, the program bases on the demand of user units due to important and strategic.
The Education and Training Center of State Budget, the state financial education organization, has to provide excellent education services. However, in implementing the strategy, it does not provide yet its services optimally as well as directly satisfaction to its customers, i.e. participants in the education and training center, and its behavior intention after the education and training period. The thesis research studied on the influence of service performance in the education and training center to the satisfaction of its participants, particularly their behavior intentions after they followed education services in the center.
The objective of the thesis research was to comprehend the influence of service performance to the after-satisfaction of the education and training participants. The hypothesis in the thesis research was the influence overall service performance and dimensions in the service performance toward satisfaction of the education and training participants and their behavior intention after the education and training period. Independent variable was service performance divided into five dimensions, i.e. tangibles, reliability, responsiveness, assurance, and empathy. Moreover, dependent variable was the satisfaction of the education and training participants and their behavior intention after the education and training period.
The questionnaire that the respondents had to answer used the ordinal scale and Likert Scale from I (the lowest) until 7 (the highest). The data in the thesis research used primary and secondary data, and the research method was survey method. The respondents amounted to 278 people chosen through convenience sampling method and the population was the education and training participants who studied in the center and had education services as well as employees/organization committee at the Education and Training Center of State Budget in 2005.
The analysis in the thesis research used Descriptive Analyst Method, Research Instrument Testing, and Double Linear Regression Analysis. The result indicates that there is some real and positive influence service performance and satisfaction of the education and training participants, and their behavior intention after they had studied education services in the center. The results of hypothesis test by using double linear regression analysis method have approved it. In general, the thesis research has found that there is negative difference between service performance and interest rate. in other words, the attributes of service performance that the education and training participants consider important do not fulfill their expectation. Thus, the thesis research proposes suggestions and managerial implication as solution of the problem.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2005
T17849
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dyah Ekowati Sulistyarini
"Tuntutan pelayanan yang diberikan oleh aparatur juga mengharuskan aparatur untuk lebih tanggap dan peka dalam menjalankan tugasnya.Untuk itu maka sumber daya aparatur harus ditingkatkan secara terus menerus kemampuannya, melalui pelatihan - pelatihan. Tujuan pelatihan, adalah memperbaiki kinerja dan menjadikannya lebih produktif. Faktor lain yang mempengaruhi produktifitas kerja adalah motivasi kerja pegawai.. Pemupukan motivasi yang berorientasi pada produktifitas memerlukan waktu dan teknik tertentu seperti menciptakan iklim dan lingkungan kerja yang menyenangkan dan hubungan antara pimpinan dan karyawan yang serasi . .Untuk usaha peningkatan produktifitas pegawai , perlu dilihat faktor-faktor penyebabnya, sehingga bisa dilakukan penanganan ataupun solusi pemecahannya berdasar sebab-sebab tersebut. Secara umum dapat dikatakan bahwa faktor pelatihan dan motivasi berperan penting dalam peningkatan produktivitas karyawan.. Untuk penyelenggarakan pelatihan, di Departemen Perdagangan telah ada suatu lembaga tersendiri untuk menangani hal tersebut, yaitu Pusat pendidikan dan Pelatihan Perdagangan dan Balai Besar Pelatihan Ekspor Impor Indonesia yang diperuntukkan bagi dunia usaha. Namun dimungkinkan bagi Badan Litbang Perdagangan untuk menyelenggarakan pelatihan ? pelatihan yang sifatnya teknis, untuk menunjang kelancaran pelaksanaan tugas dan mengurangi kesenjangan kompetensi bagi pegawai baru.Selain mengirimkan pegawainya untuk mengikuti pelatihan, Badan Litbang Perdagangan juga memberikan motivasi pada pegawai di lingkungannya dengan memberikan reward dan juga pemberian kesempatan serta fasilitas untuk pengembangan diri dan karier, termasuk pemberian kesempatan menempuh pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi dengan biaya dari Badan Litbang Perdagangan, dari Departemen Perdagangan, maupun beasiswa dari institusi lain baik dalam dan luar negeri . Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pelatihan dan motivasi terhadap produktifitas pegawai di lingkungan Badan Litbang Perdagangan. Populasi penelitian ini adalah pegawai di lingkungan Badan Litbang Perdagangan Departemen Perdagangan, yang berjumlah 149 orang. Sampel ditetapkan dengan menggunakan rumus Slovin ( 40%) namun, untuk menjamin keakuratan data, maka ditetapkan sample sebanyak 100 orang, dan diambil dengan cara cluster proportionate random sampling sehingga semua strata terwakili. Dari sample yang disebar, yang dinyatakan valid sebanyak 86 eksemplar. Metode penelitian yang digunakan adalah dengan pendekatan kuantitatif dan jenis penelitian eksplanatif untuk melihat pengaruh antar variable penelitian dengan teknik analisis rho-spearman karena data yang digunakan adalah data ordina untuk mengukur pengaruh hubungan antara variable pelatihan dengan produktivitas kerjadan motivasi dengan produktivitas kerja . Variable pelatihan terhadap produktivitas kerja mempunyai hubungan walaupun lemah ,namun tetap bersifat positif dan signifikan terhadap produktivitas kerja . Hal ini dapat dijelaskan dari hasil penelitian, bahwa variabel pelatihan mempunyai korelasi positif dan lemah untuk korelasi parsial pelatihan mempunyai korelasi sebesar 0,243 dengan nilai sig sebesar 0,024 yang lebih kecil dari alpha sebesar 0,05.demikian juga variabel motivasi juga mempunyai hubungan yang lemah dan positif terhadap produktivitas dengan nilai korelasi sebesar 0,295 nilai sig sebesar 0,006 yang lebih kecil dari alpha sebesar 0,05 Disarankan , program pelatihan yang diikuti oleh pegawai hendaknya benar- benar berdasarkan analisis kebutuhan, kondisi dan situasi, serta tuntutan pekerjaan sesungguhnyadengan menetapkan metode dan teknik serta proses-proses dalam suatu program latihan yang efektif, dengan mendasarkan pada prinsip-prinsip belajar aktif, memadukan teori dan praktik, serta belajar dari pengalaman, disamping belajar represif dan modifikasi tingkah laku. Untuk memperoleh hasil yang maksimal maka perlu dilakukan tindak lanjut dari pelaksanaan pelatihan, dan pemberian fasilitas untuk menunjang penyelesaian pekerjaan, sesuai dengan yang telah didapat dalam pelatihan. Sehingga materi yang telah didapat dari pelatihan dapat diaplikasikan dalam penyelesaian pekerjaan. Motivasi merupakan bagian yang paling fundamental dari kegiatan manajemen, makan dibutuhkan upaya untuk meningkatkan motivasi pegawai di samping kemampuan, pengetahuan dan teknologi guna mencapai tujuan peningkatan produktivitas,melalui program program peningkatan kesejahteraan pegawai (berupa pemberian insentif, kenaikan gaji berkala, bantuan perumahan, dan lainnya), kesempatan mengikuti pelatihan, usulan pemberian penghargaan atas hasil kerja, kenaikan pangkat maupun promosi jabatan. Disamping itu juga diperlukan peran kepemimpinan yang lebih terbuka dan akomodatif melalui komunikasi timbal balik sehingga pimpinan mampu mendapatkan masukan dari bawahannya dalam menjalankan tugas dan fungsi pelayanan sehingga dapat meningkatkan produktivitas kerja pegawai.

Demand of services given by state apparatus should be able to carry out their duties either perceptively or sensitively. One of the ways to increase the capability of state apparatus is training. The aim of training is improving work activities to be more productive. Another factor that influence work productivities is employee motivation of work. To get motivation that oriented to work productivities requires certain time and techniques such as those in creating climate and working domain that suitable for employees and harmonious relationship between manager and their employees. To enhance employee?s productivities we need to concerns regarding causal factors so that we can handle possible solution based on these causal factors. Generally speaking, training and motivation play a part in enhancing employee?s productivities. To perform the needs of training, Trade Department has one unit to handle it that is Center of Training and Education of Trade Department and Office of Indonesian Export and Import Training that allocated for small medium enterprises. It is also possible for Trade Research and Development Agency to organize certain technical training to support job?s performance and reduce discrepancy of competence for new employees. Other than send their employees to take certain technical training, Trade Research and Development Agency also motivated their employees by giving reward, opportunities and facilitation for employee?s self development and career including opportunity to take higher education offered by Trade Research and Development Agency, Trade Department, or scholarships provide by other institution within the country or overseas. This research intent on examine the influence of training and motivation toward employee?s productivity within Trade Research and Development Agency. This research population is employees within Trade Research and Development Agency of Trade Department that is 149 employees. The sample is put by using Slovin formula (40%), however to assure data in accurate figure, the sample is prescript up to 100 employees and using methods of cluster proportionate random sampling with the result that all stratum are represented. From this dissemination sample, as much as 86 copies are valid. Research methods used on this study is quantitative approximation and explanation research type to observe the effect between research variable and rho-spearman technique analysis because data used is ordinal data for calculating relation effects between training variable and work productivity as well as motivation and work productivity by using multiple linear regression. . Training variable of work productivity has correlation though weak but positive and significant on work productivity. It is clear to explain by the result of the research that training variable has positive correlation although weak on partial training correlation which has 0.243 of correlation and the value of sig has 0.024 and is small from alpha that counted as big as 0.05. The motivation variable is also has weak correlation and positive on work productivity where the value of correlation is 0.295 and the value of sig is 0.006 and smaller from alpha that counted as big as 0.05. We suggest that training program follows by employees should be based on training needs analysis, condition and situation as well as demand of the job by determining certain methods, techniques and processes in effective training programs by virtue of active learning principal, integrating theory and practice as well as learn from experience despite repressive learning and behavior modification. To get maximum result so now need to follow up training implementation and facilitation to support task completion in compliance with the result of training and can be used to finish the job. Motivation, by far, is the most fundamental part of management activity, therefore require an effort to increase employee?s motivation beside abilities, knowledge and technology, to get the objective of productivity enhancement through increase of employee?s prosperity programs (such as incentive, increase of periodic wage, housing assistance, etc.), opportunity to take training, proposal of reward on the basic of the work, promotion and/or job promotion. Over and above, the role of open leadership and accommodative through mutual communication is needed so leadership can be able to get input from their subordinates in performing task and function of services thus able to increase employee?s productivity of jobs."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2008
T24477
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ratih Ekarini Savitri
"Jabatan birokrasi pemerintahan adalah jabatan profesional, demikian pula jabatan birokrasi yang ada di Departeman Hukum dan HAM Rl sesuai dengan jabatan, karir, pangkat, masa pengabdian, penantian, keahlian dan sebagainya dipertimbangkan melalui prosedur yang berlaku di jajaran birokrasi.
Menjadi tugas dan kewajiban organisasi untuk menentukan suatu pola perencanaan dan pengembangan karir untuk semua pegawai yang ada karena kinerja organisasi tidak terlepas dari kinerja anggotanya, salah satu Cara meningkatan kinerja melalui proses pendidikan dan pelatihan disertai penataan struktur dan fungsi organisasi untuk meningkatkan keterampilan dan pengetahuan. Upaya mengetahui seberapa jauh kinerja pegawai melalui penilaian kinerja yang merupakan evaluasi terhadap prestasi kerja pegawai dengan serangkaian tolok ukur tertentu yang obyektif dan berkaitan langsung dengan tugas seseorang serta dilakukan secara berkala. Promosi jabatan sangat berpengaruh pada kelangsungan aktivitas organisasi. Ketidakpastian sistem, mekanisme atau pola pengembangan karir pegawai dapat menimbulkan gejolak dan kekecewaan pada pegawai yang pada gilirannya akan menimbulkan ketidaknyamanan bekerja dan organisasi mengalami gangguan/kepincangan.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan perencanaan karir, pendidikan dan peiatihan serta penilaian kinerja terhadap promosi pegawai di Pusat Pendidikan dan Pelatihan Pegawai Departemen Hukum dan HAM RI dilatarbelakangi bagaimanakah kesempatan promosi pegawai didasarkan pada perencanaan karirnya, diklat yang pernah/belum diikuti serta penilaian kinerjanya. Hubungan perencanaan karir, pendidikan dan pelatihan serta penilaian kinerja terhadap promosi tidak terjadi dengan sendirinya melainkan saling berkaitan. Perencanaan karir adalah perencanaan tentang kemungkinan seorang karyawan / anggota organisasi meniti proses kenaikan pangkat / jabatan sesuai dengan persyaratan dan kemampuannya.
Pendidikan dan pelatihan yakni selain sebagai sarana untuk meningkatkan kemampuan dan keterampilan pegawai dalam meningkatkan kinerja dan melaksanakan tugas, juga merupakan sarana yang penting bagi pihak manajemen dalam menerapkan strategi organisasi. Performance appraisal ( penilaian kinerja ) merupakan pengaruh positif terhadap performance dan pengembangan karyawan, yang juga harus digunakan untuk kepentingan organisasi yang lain seperti menentukan peningkatan gaji, perencanaan pencapaian tujuan, performance di masa yang akan datang, menentukan kebutuhan pelatihan dan pengembangan Serta menilai karyawan yang potensial dalam rangka promosi.
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif analisis kuantitatif korelasional, yakni suatu metode untuk mengambarkan keadan pada saat penelitian berlangsung, dengan cara mengumpulkan data, mengolahnya dan menganalisis besarnya kekuatan hubungan melalui metode statistik nonparametric dengan skala ordinal untuk menentukan skor nilai variabel.
Populasi dari penelitian ini adalah pegawai negeri sipil di Pusat Pendidikan dan Pelatihan Pegawai yang pada saat penelitian dengan teknik purposive sampling. Teknik analisis yang digunakan adalah uji validitas dan reliabilitas instrumen penelitian, distribusi frekuensi dan prosentase responden hitung korelasi dengan Spearman rho dan hitung determinasi variabel independen terhadap variabel dependen menggunakan program SPSS 13.0 for Windows.
Metode analisis data menggunakan SEM ( Structural Equation Modelling ). Metode ini juga sering disebut LISREL ( Linear Structural Relationship ). Dengan penggunaan SEM secara statistik memberikan keuntungan yaitu efisiensi, dengan metode ini dapat dihitung secara simultan pola hubungan yang dibuat. Dengan LISREL memperlihatkan hubungan sebab akibat diantara variabel tersembunyi.
Implikasi dari temuan penelitian yakni peningkatan konsep perencanaan karir oleh bagian kepegawaian yang merupakan perencana dan pelaksana manajemen karir. Pendidikan dan pelatihan yang diikuti oleh pegawai harus lebih tepat pada bidang pekerjaannya sehingga kemampuan dan keahlian yang dimilikinya mampu menunjang karirnya. Perlu juga memperhatikan penilaian prestasi kerja yang selama ini dituangkan dalam DP-3 masih perlu diperbaharui agar lebih objektif dan valid. Faktor-faktor penilaian dan kesempatan yang mempengaruhi promosi pegawai masih perlu dinilai secara lebih objektif.

Bureaucracy position in the government is a professional position. lt is also applied in the bureaucratic position in the Department of Law and Human Rights related to its position, career, rank, term of work, skill, and other which are considered in the organization.
It is the function and obligation of the organization to determine a pattern of planning and development of employee?s career because the performance of the organization relates to the perfonnance of them. One of the strategies to increase performance is using education and training process added with organizations structure and function order. The effort to identify the performance through appraisal performance is important base on certain objective criteria in certain period. Promotion is important for the existence of organization. Uncertain system, pattern or career arrangement can create employee's disappointment and furthermore lift up unsatisfied working environment and the organization is unstable.
This research aims to explore the relation of career arrangement, education, training and appraisal perfonnance on promotion of the employees in the Center of Employee's Education and Training. That relation does not happen by itself, but interconnected. Career arrangement is an arrangement on a possibility of an employee in organization to follow the process of promotion base on the requirement and capacity. Education and training are an important mechanism for management to implement its strategy. Appraisal performance is a positive influence on performance and empowerment of the employee. lt is also important for other objectives of organization such as determining the remuneration system, goal?s achievement planning, identifying future performance, determining the need of training and development and evaluating potential employee to be promoted.
This research uses descriptive quantitative correlation analysis which is a method to describe the existing condition by collecting data, process it and analysis the degree of relation through non-parametric statistic in ordinal scale to determine the score of the variables. The population ofthe research is government's officer in the center selected by purposive sampling.
Technique of analysis which is used are validity test and reliability of the instrument, distribution of frequency, Spearman correlation and dependent and independent variables' determination using SPSS 13.0 for Windows. The method of data analysis is SEM (Structural Equation Model). This model is also called LISREL (Linear Structural Relationship). By using SEM, there is an advantage of efficiency. LISREL can show the relation of cause and effect of the hidden variables.
Implication of the result is that the improvement of career arrangement in human resources division, Education and training followed by the employees must be suitable with their job, so their skill can support their career as well. lt is also important to give an attention to the appraisal performance in the DP-3 to be more objective and valid.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2006
T22148
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"In the international of trade (export and import) between Indonesian and China in
ACFTA agreement, happened a biggest deficit of trade in Indonesian with import more than
high from export, so happened not balance of Indonesian and China balance of payment.
The purpose of research is to study how the influence of Indonesian and China trade
performance to Indonesian export small and medium of industries.
The method of research according to explanation level is associative research.
Associative research is the research which purpose to know how the relationship between
two variables or more. According to the type of research and analysis using quantitative data
which using secondary data. Beside of that the technique of analysis using descriptive
analysis also multiple and partial regression linier.
The result of researchs indicated that The influence of Indonesian and China trade
performance to Indonesian export small and medium industries are negative and significant. "
330 JUREKO 15:2 (2013)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Situmorang, Hantor
"The efforts of improving the quality of knowledge, skills and attitudes of human resources within the Ministry of Justice and Human Rights of the Republic of Indonesia through technical training and education programs have so far been implemented. However, there has not been any study on the effectiveness of their implementation, and the perception of participants regarding the curricula, lecturers/facilitators, organizers, training facilities including venues and room accommodation, as well as the benefits of the programs for the participants and their institutions. There has been an impression that training and education programs are conducted as a routine work. Further, it seems that the organizers of training and education programs do not fully realize and understand the weaknesses of the implementation of the programs due to the lack of inputs from the alumni that can be used to improve the implementation of next programs.
This research was based on a positivists paradigm where, according to this school, a research is regarded as an objective observer on the features of the nature on which researchers do not have any influence. Further, this research was conducted in order to find out the perception of the participants of the training and education programs by using a descriptive and quantitative approach. An analysis of descriptive statistics was used to analyze and describe the perception of the participants regarding the implementation of training and education programs including aspects of curricula, lectures/facilitators, organizers, and training facilities.
This research was conducted in the effort to describe and analyze variously relevant features by using a population of 194 alumni of 5 types of training and education programs as the focus of research, including training for civil servant investigators of immigration, training for intelligence officers of corrective institutions, training for senior officials of corrective institutions (2nd level), training on prime and excellent services, and training on the drafting of laws and regulations.
Having analyzed various data and facts, and information in the form of suggestion and inputs, the research can be summarized as follows:
1. Aspect on curricula as the key input factor in the implementation of a training course is valued / regarded by participants adequate but not yet focused.
2. Aspect on lecturers/facilitators as core resources in the implementation of a training course is valued/regarded average/good by participants of training for intelligence officers of corrective institutions, training for senior officials of corrective institutions (2nd level), and training on prime and excellent services. The uses of methods and supporting facilities by lecturers/facilitators are not adequate.
3. Aspect of organizers as the group that has the competency to conduct training and education programs is valued/regarded not adequate by participants of trainings for civil servant investigators of immigration. Meanwhile, participants of training for intelligence officers of corrective institutions, and training on the drafting of laws and regulations valued this aspect adequate. Lastly participants of training for senior officials of corrective institutions (2nd level) had a good evaluation on this aspect.
4. Aspect of learning facilities as means used in obtaining the purposes of training and education programs is valued/regarded not adequate by participants of trainings for civil servant investigators of immigration.
Meanwhile, participants of training for intelligence officers of corrective institutions, training on prime and excellent services and training on the drafting of laws and regulations valued this aspect adequate. Lastly participants of training for senior officials of corrective institutions (2nd level) had a good evaluation on this aspect.
5. Aspect of venue facilities including accommodation as supporting aspect for participants while attending the programs and in relation to physical and spiritual health so that all participants stay fit during the programs is valued/regarded adequate by almost all of participants except participants of trainings for civil servant investigators of immigration, and participants of training for intelligence officers of corrective institutions valued it not adequate.
Based the analysis of these 5 types of training and education programs, the implementation of training and education programs in the future needs better planning and preparation, which includes:
1. Trainings of program planning, curriculum preparation, methods and standards of training and education programs, and training evaluation;
2. Selection of lecturers/facilitators which is based on competency, abilities and talent, and experiences in certain fields, and based on the policies of head of institution;
3. The upgrading of formal education and TOC for the organizers of the training and education programs as well as the repositioning of staff;
4. The upgrading of quality and quantity of learning facilities including libraries, computer and Internet centers, as well as training materials; and,
5. The improvement of food quality and health facilities including doctors as well the upgrading of sport facilities that can accommodate all participants.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2004
T14237
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Basuki Murdowo
"ABSTRAK
Penelitian ini adalah penelitian tentang kinerja Instruktur dalam kaitannya dengan tingkat pendidikan instruktur dan pengalaman pelatihan yang pernah diikuti oleh instruktur untuk meningkatkan proses belajar. Tujuan diadakannya pelatihan untuk instruktur adalah untuk meningkatkan kinerja instruktur, sehingga lulusan dari Balai Latihan kerja dan Loka Latihan Kerja menjadi lulusan yang mempunyai keterampilan dan sikap kerja yang sesuai dengan kebutuhan pasar kerja.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara tingkat pendidikan dan pengalaman pelatihan terhadap kinerja Instruktur secara parsial. Penelitian ini adalah penelitian deskriptif yang bersifat exs post facto, sedang lokasi penelitian adalah Balai Latihan Kerja dan Loka Latihan Kerja di Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, sebagal subyek penelitian adalah Instruktur Balai Latihan Kerja dan Loka Latihan Kerja di Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta dan responden dalam penelitian ini adalah siswa-siswa yang pada saat diadakan penelitian, siswa tersebut sedang belajar di Balai Latihan Kerja dan Loka Latihan Kerja di Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.
Teknik analisis yang digunakan untuk melihat perbedaan adalah dengan menggunakan analisis compare means. Sedang untuk melihat hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat secara parsial digunakan teknik analisis korelasi.
Hasil temuan dari penelitian ini adalah terdapat perbedaan kinerja instruktur apabila ditinjau dari tingkat pendidikannya. Kinerja Instruktur tertinggi adalah instruktur dengan dasar pendidikan Diploma, sedangkan kinerja instruktur tertinggi kedua adalah instruktur dari dasar pendidikan Sarjana dan dari dasar pendidikan Sekolah Menengah Atas { sama besar ). Selain itu juga terdapat perbedaan kinerja instruktur apabila ditinjau dari pengalaman training yang pernah diikuti instruktur. Kinerja Instruktur tertinggi adalah instruktur yang mengikuti pelatihan dengan lama kategori sedang atau sekitar 3548 jam sampai 6374 jam.
Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa hubungan tingkat pendidikan instruktur dengan kinerja instruktur sangat kecil, namun dilihat dari hubungan pengalaman pelatihan yang diikuti instruktur terhadap kinerja instruktur cukup kuat, dan kontribusinya pun besar yaitu sebesar 0.872.
Dengan demikian untuk meningkatkan kinerja instruktur, seyogyanya dalam penerimaan atau pengangkatan pegawai harus memperhatikan spesifikasi kebutuhan kejuruan dan jurusan pendidikan yang diperlukan. Selain itu juga sudah saatnya diperlukan iklim kerja yang kompetitif untuk dapat memacu instruktur-instruktur yang ada dan juga perlu diadakan evaluasi kerja secara teratur.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2001
T4501
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zulherman
"Sudah menjadi fenomena yang diterima umum bahwa pembelajaran organisasi untuk beradaptasi dengan lebih baik dan iebih cepat terhadap perubahan lingkungan. Hanya pembelajaran yang dilakukan diseluruh level organisasilah yang memungkinkan pesantren untuk memiliki kecepatan, inovasi, dan kualitas yang dibutuhkannya untuk merespon dengan baik ekspektasi-ekspektasi pelanggan yang terus berubah. Pembelajaran telah menjadi satu-satunya keunggulan kompetitif yang terns berkelanjutan, baik bagi individu-individu dalam organisasi maupun kolektivitas mereka.
Penelitian ini disusun untuk menelaah variabel-variabel yang dianggap mempengaruhi kinerja pembelajaran organisasi (Y), yaitu pembelajara individual (Xi) dan pembelajaran kelompok (X2), hubungan masing-masing variabel bebas (Xi) dan (X2) terhadap variabel terikat (Y), dan kedua variabel (Xi bersama-sama X2) terhadap variabel terikat (Y} Objek penelitian ini dengan sendirinya adalah kinerja pembelajaran organisasi Departemen Pendidikan dan Pelatihan Pesantren Daarut Tauhiid dengan populasi sebanyak 53 orang karyawan tetap dan kontrak yang semuanya juga sebagai santri karya dengan melakukan sensus terhadap semua
populasi. Instrumen yang digunakan adalah koesioner bake dalam skala 5 Likert, dan telah melalui tahapan uji validitas serta reliabilitas. Data hasil penelitian diolah secara deskriptif dengan menggunakan instrument uji statistik analisis regresi dan korelasi Spearman's Rho.
Hasil analisis data menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif yang signifikan antara pembelajaran individu dengan kinerja pembelajaran organisasi. Begitu pula terdapat hubungan positif yang signifikan antara pembelajaran kelompok dengan kinerja pembelajaran organisasi. Dan juga terdapat hubungan positif yang signifikan antara pembelajaran individu dan pembelajaran kelompok secara bersamasama dengan kinerja pembelajaran organisasi.

The Relationship Of Individual Learning And Team Learning Toward Organizational Learning ("Case Study At Education And Culture Departement And Daarut Tauhiid Islamic Boarding School Training, Bandung?)It has been widely accepted that organization learning promotes any company to better and faster adapt to its turbulent environment changes. Only by organization
wide learning will a company have the speed, innovation and quality essential to respond with competence to the ever-growing expectations of its clients and customers. Learning has really become the only sustainable competitive advantage, individual or collectively to keep on any company's position in the market.
The aim of this research is therefore to study the relationship between variables of individual learning, team learning on the performance of organizational learning. The study indicates that there is significant positive relationship between individual learning and organizational learning; a significant positive relationship between team learning and organizational learning performance, and a significant positive relationship between individual learning and team learning altogether with the performance of organizational learning."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2004
T 13959
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>