Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 162163 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Paulus Agung Setiarso Fahik
"Tesis ini mengenai upaya pajak, penghitungan potensi pajak hotel dan restoran tahun 2008 serta efektifitas pajak hotel dan restoran tahun 2007 di Kabupaten Kudus. Dari hasil penghitungan data kuisioner penelitian, didapat setimasi potensi penerimaan pajak hotel tahun 2008 adalah Rp 1.053.749.466,- sedangkan estimasi potensi pajak restoran tahun 2008 adalah Rp. 11.323168.786,- sehingga total potensi pajak hotel dan restoran tahun 2008 adalah Rp. 12.376.918.252,-. Upaya pajak yang dilakukan Pemerintah Kabupaten Kudus masih sangat rendah dibandingkan dengan nilai tambah PDRB sub sektor hotel dan restoran, sedangkan tingkat efektifitas penerimaan pajak hotel dan restoran tahun 2007 adalah sangat tidak efektif.

This thesis concerning of tax effort, the potency counting on hotel and restaurant in 2008, and effectively the hotel and restaurant tax in 2007 in Kudus regency. The counting result from researcher questioner data, achievement estimated of the revenue is a hotel tax in 2008 Rp 1.053.749.466,- whereas estimated of the revenue is a restaurant tax in 2008 is Rp 11.323.168.786,- with the result that total of potency hotel and restaurant tax in 2008 is Rp 12.376.918.252,-. Tax effort to be done by Kudus Government still very low compared with value added RGDP sub sector hotel and restaurant, whereas effectively level the revenue tax of hotel and restaurant in 2007 was very uneffectively."
Depok: Fakultas Eknonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2009
T27691
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
cover
cover
Sri Endah Nuryani
"Sebagai pusat akomodasi pariwisata, Kabupaten Badung merupakan lahan yang baik bagi tumbuh dan berkembangnya usaha di bidang jasa/pelayanan kepada masyarakat sekitar maupun bagi wisatawan domestik dan wisatawan mancanegara, khususnya jasa perhotelan. Sektor pariwisata menjadi penyumbang terbesar bagi pajak daerah di Kabupaten Badung. Melihat semakin pentingnya peningkatan pendapatan daerah yang salah satu sumber penerimaannya berasal dari Pendapatan Asli Daerah, maka diperlukan usaha-usaha untuk meningkatkan penerimaan pendapatan asli daerah. Salah satu jenis pajak daerah yang dipungut oleh Pemerintah Kabupaten Badung adalah Pajak Hotel.
Penelitian ini bertujuan untuk menghitung dan menganalisis potensi, efektivitas, dan efisiensi dari penerimaan pajak hotel di Kabupaten Badung tahun 2008, serta mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi penerimaan pajak hotel di Kabupaten Badung. Metode-metode yang digunakan yaitu : pertama, perhitungan terhadap potensi pajak hotel, yang harus diketahui disini adalah omzet serta tarif pajak hotel yang dikenakan; kedua, perhitungan terhadap efektivitas pajak hotel, yang harus diketahui adalah realisasi penerimaan pajak hotel dan potensi pajak hotel; ketiga, perhitungan efisiensi pajak hotel, yang harus diketahui adalah realisasi pajak hotel dan biaya pemungutan pajak hotel; keempat, dalam menjawab pertanyaan faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi penerimaan pajak hotel di Kabupaten Badung menggunakan analisis multiple regression double log dimana koefisien regresinya sekaligus menunjukkan nilai elastisitas.
Hasil analisis menunjukkan bahwa potensi pajak hotel pada tahun 2008 adalah sebesar Rp11.265.423.267.058,60, tingkat efektivitas pemungutan pajak hotel tahun 2008 adalah tidak efektif dengan tingkat efektivitas sebesar 5,15%, tingkat efisiensi pemungutan pajak hotel adalah tinggi dengan tingkat efisiensi mencapai 17,74. Variabel Jumlah Wisatawan Mancanegara tercatat berpengaruh positif dan signifikan terhadap penerimaan pajak hotel di Kabupaten Badung, dan tingkat penerimaan pajak hotel di Kabupaten Badung "elastis" terhadap jumlah wisatawan mancanegara, dimana jika jumlah wisatawan mancanegara meningkat 1%, maka tingkat penerimaan pajak hotel meningkat 2,41%. Variabel Dummy Krisis Moneter tercatat berpengaruh positif dan signifikan terhadap penerimaan pajak hotel di Kabupaten Badung.

As a center of tourism accommodation, Badung Regency is a good place for growth and expand in running business service for people who live around it and for the tourists, especially hotel management service. Tourism sector has become the largest contributor in regional tax Badung Regency. More important, the rise of regional income which is one of income source from Original Regional Income, needs efforts to rise Original Regional Income. One of regional tax which is collected by Badung Regency is Hotel Tax.
The aims of this research are to count and analyses potential, effectiveness, and efficiency from hotel tax collection in Badung Regency year of 2008, and to know what factors that gives some influence to hotel tax collection in Badung Regency. The methods that used in this research are : first, counting the hotel tax potential, the information that should to know here are business turnover and hotel tax rate; second, counting the hotel tax effectiveness, the information that should to know here are realization of hotel tax collection and hotel tax potential; third, counting the hotel tax efficiency, the information that should to know here are realization of hotel tax collection and the cost to collect hotel tax; fourth, to answer question what factors that gives some influence to hotel tax collection in Badung Regency, uses multiple regression double log analysis which is regression coefficient shows the elasticity value.
The analysis result showed that hotel tax potential in the year of 2008 is Rp11.265.423.267.058,60, effectiveness level of hotel tax collection in the year of 2008 isn`t effective with effectiveness level is 5,15%, the level of efficiency hotel tax collection is high with level of efficiency reach 17,74. Variable of Tourists from foreign countries recorded give positive and significant influence to hotel tax collection in Badung Regency, and the level of hotel tax collection in Badung Regency is "elastic" to the amount of tourists from foreign countries, if the amount of tourists from foreign countries has arise 1%, the level of hotel tax collection will arise 2,41%. Monetary Crisis Dummy variable recorded give positive and significant influence to hotel tax collection in Badung Regency."
Depok: Universitas Indonesia, 2010
T27553
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], 1997
728.559 8 KAR
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Reno Marliando Bendriks Mayor
"Pemerintah Kota Jayapura dalam rangka memajukan pertumbuhan ekonomi dan meringankan beban pelaku usaha perhotelan baru di Kota Jayapura membuat kebijakan pembebasan Pajak Hotel terhadap hotel baru di Kota Jayapura. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif deskriptif dengan teknik pengumpulan data studi pustaka dan wawancara mendalam. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kebijakan ini menumbuhkan perekonomian di Kota Jayapura dan telah meringankan beban para pelaku usaha. Kemudian terdapat hambatan yang dihadapi oleh Pemerintah Kota Jayapura yaitu tentang belum adanya regulasi turunan terhadap Peraturan Daerah Nomor 20 Tahun 2002 Tentang Pajak Hotel kepada Peraturan Walikota secara spesifik yang mengatur teknis kebijakan ini, kepatuhan hotel dalam memungut pajak hotel selama masa pemberlakuan kebijakan berlangsung, dan perbedaan opini antara pengusaha hotel dan Pemerintah Kota Jayapura dalam pemasangan sistem pengecekan pendapatan hotel.

The Government of Jayapura City attempted to promote economic growth and lessen the burden of the new hoteliers in the City of Jayapura through enforcing a Hotel Tax Exemption Policy for the new hotels in Jayapura City. This research used a descriptive qualitative method by collecting literature studies and in-depth interviews. The results of this study indicate that the policy has grown the economy and has relieved the burden on business actors. Furthermore, the obstacles faced by the government include the absence of further legalization of the policy from Peraturan Daerah Nomor 20 Tahun 2002 concerning the Hotel Tax Policy on the Mayor Regulations that specifically oversee the technicality of the policy, hotel's compliance in paying taxes, and conflicting opinions between the business actors and the Government on the tax checking system at the hotel"
Depok: Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Biro Statistik, 1996
310 Ind s
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Eliutsar
"Penelitian ini membahas tentang evaluasi sistem online yang sudah berjalan dalam usaha perhotelan di Provinsi DKI Jakarta, dimana sistem online merupakan salah satu bentuk pengawasan pemungutan pajak hotel dari Dinas Pelayanan Pajak. Seiring pertumbuhan usaha perhotelan di DKI Jakarta dan minimnya pegawai untuk mengawasi penerimaan pajak hotel, pemerintah melakukan penerapan sistem online sesuai dengan Peraturan Gubernur Nomor 224 tahun 2012 tentang Pembayaran dan Pelaporan Transaksi Usaha Pajak Hotel, Pajak Restoran, Pajak Hiburan dan Pajak Parkir Melalui Online Sistem. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif berdasarkan teknik pengumpulan data studi literatur dan studi lapangan yang dilakukan dengan wawancara. Kesimpulan dari penelitian ini adalah sistem online tahap dua sudah diterapkan dengan baik. Dan Dinas Pelayanan Pajak melakukan upaya-upaya agar wajib pajak hotel dapat menikmati sistem ini dengan baik.

This research talk about the evaluation of the online system which has been running in the business of hospitality in jakarta province, where the online system is one form of surveillance tax collection hotel of tax service department. Along with the growth in the hospitality business in Jakarta and a lack of officers to oversee the Government's tax revenues, doing the application online system in accordance with Regulation Number 224 Governor in 2012 about payments and reporting the transactions Tax, Business Tax, Entertainment Tax Restaurant and Parking Taxes through an Online System. This research uses qualitative research methods based on data collecting techniques study the literature and field studies conducted with interviews. The conclusion of this research is an online system phase two are properly applied.And dept. of tax making efforts to taxpayers hotel can enjoy this system well."
Depok: Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia, 2014
S57134
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gusdian Latief
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1999
S47882
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tricia Lelonowati Sumarjanto
"ABSTRAK
Kebijakan Pemerintah pada periode tahun 1980-an telah memberi peluang yang sangat luas pada perkembangan pariwisata di Indonesia. Dengan Tap MPR No 11/MPR/1988 telah memberikan dimensi yang lebih luas pada pembangunan, pembinaan dan pengembangan pariwasata. Hasil dari kebijaksanaan pemerintah terlihat dalam peningkatan jumlah kunjungan wisman ke Indonesia dalam kurun waktu Pelita V dan periode 1989- 1999. Tahun 1990-an jumlah kedatangan wisatawan meningkat secara dramatis, bahkan pernah melewati 30% per tahunnya.
Berbagai kemudahan diberikan pemerintah untuk meningkatkan jumlah wisatawan yang datang, seperti negara yang diberikan kebebasan visa kunjungan yang sebelumnya hanya 29 negara pada tahun 1983, meningkat hingga 46 negara di tahun 1995. Perkembangan kunjungan wisatawan yang cukup mencolok ini membuat perkembangan industri perhotelan di Indonesia pada masa itu juga meningkat cukup signifikan.
Namun semua pembangunan itu terhenti pada saat Indonesia dihantam krisis ekonomi yang dimulai pada pertengahan tahun 1997. Krisis ini telah menyebabkan multi krisis, termasuk krisis kepercayaan dan politik. Akibat semua itu, kinerja perekonomian pada hampir semua aktivitas ekonomi mengalami penurunan drastis yang belum pernah terjadi sebelumnya, ditambah dengan berbagai kerusuhan di berbagai tempat di Indonesia, akhirnya pariwisata juga mengalami penurunan.
Dampak krisis ini berpengaruh pada hotel semua kelas, dari kelas melati hingga bintang lima. Salah satunya adalah, Hotel Dharmawangsa yang mulai dibangun tahun 1996 dan baru mulai beroperasi di Indonesia tahun 1997 tepat saat krisis terjadi. Hotel ini adalah anggota jaringan internasional Rosewo9d Group, sebuah grup internasional yang terkenal di bidang hotel, resort eksekutif.
Dengan jumlah wisatawan yang menurun drastis, berarti pangsa pasar Dharmawangsa yang memang sudah tidak besar semakin berkurang. Sementara hotel-hotel lain sekelasnya terus melakukan berbagai macam strategi yang tidak saja menjaring pasar asing, tapi juga wisatawan lokal. Salah satu strategi yang dilakukan oleh kebanyakan hotel adalah menurunkan standard harga kamar dengan penghematan di berbagai pos.
Berbeda dengan hotel lain, Hotel Dharmawangsa yang hanya memiliki 100 kamar, memposisikan dirinya sebagai hotel bintang lima plus, strategi yang dilakukan tidak sama dengan strategi hotel-hotel berbintang lainnya. Eksklusifitas hotel dan privacy tamu selalu dijaga. Target market yang sangat selected membuat Hotel Dharmawangsa harus memiliki strategi yang jitu dan mengena sasaran, tanpa merusak image I citra.
Salah satu faktor yang menjadi keunggulan Hotel Dharmawangsa ini adalah lokasinya di daerah pemukiman elit, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan. Sementara "' kebanyakan hotel bintang 5 lainnya berada di pusat kota atau dekat dengan pusat bisnis dan perbelanjaan. Faktor lainnya adalah layanan personal, jaringan internasional serta Bimasena Club & Spa yang memberikan berbagai layanan dan fasilitas olah raga.
Dalam Nine Cell Matrik GE, Hotel Dharmawangsa memiliki market attractiveness yang tinggi (high). Sedangkan untuk business strengthnya berada di antara medium dan weak akibat krisis, sehingga Hotel Dharmawangsa harus build selectively dengan mencapai strategi yang tepat untuk penetrasi ke pasar yang sangat selected dan jika kondisi politik terguncang kembali lebih baik menunggu saat yang tepat.
Sedangkan dalam Competitive Position, Hotel Dharmawangsa termasuk dalam question mark, karena masih relatif baru dalam industri perhotelan di Jakarta. Hotel Dharmawangsa masih terus berusaha menempatkan posisi sebagai hotel kelas papan atas di Jakarta. Hal ini relatif lebih mudah dilakukan di luar Indonesia, terutama di negara-negara yang telah memiliki hotel dari jaringan Rosewood, seperti Jepang dan Amerika.
Strategi dasar yang digunakan Hotel Dharmawangsa untuk bisa bersaing dalam industri perhotelan yang begitu ketat adalah menggunakan strategi fokus diferensiasi, yaitu dengan narrow target dan uniqueness.
Hotel Dharmawangsa dengan pertumbuhan pasar yang masih lambat namun memiliki posisi persaingan yang kuat, melakukan strategi concentric diversification. Dimana strategi ini mengembangkan produk yang tetap berhubungan dengan produk lama, lebih kepada product development.
Sambil menunggu kondisi market membaik, Hotel Dharmawangsa terus melakukan berbagai usaha untuk memperkuat posisinya di pasar hotel bintang lima. Jika hotel lain memiliki kamar paling tidak 400-an, Hotel Dharmawangsa yang hanya memiliki 1 00 kamar mau tidak mau melakukan pengembangan layanan atau diversifikasi dari produk yang ada selama ini disesuaikan antara visi grup Rosewood dan kondisi masyarakat Indonesia pada umumnya.
Mengingat kondisi industri perhotelan dan pariwisata yang lesu, Hotel Dharmawangsa harus lebih proaktif dalam melihat peluang yang ada secara internal. Terutama melihat bahwa membidik wisatawan lokal tidaklah mudah, akibat berbagai faktor (harga, lokasi, fasilitas, dll). Penduduk Jakarta lebih dapat dioptimalkan melalui restauran dan club & spa. Bagi kalangan tertentu, bisa bersantap di Hotel Dharmawangsa adalah suatu prestis dan menunjukkan golongan mereka. Sayangnya hal ini tidak ditunjang dengan pilihan makanan atau promo di restauran, terutama dalam hal pilihan makanan dan rasa."
2001
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>