Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 120883 dokumen yang sesuai dengan query
cover
"This study aimed to formulate strategies that need to be done to improve the environmental performance of the airport. The research uses survey methods to acquire data about the factors that affect the environmental performance improvement strategies in Angkasa Pura I airport. The data are analyzed by using regression analysis
techniques, needs analysis, and prospective analysis. The results of the analysis show that: (1) respondents who are concerned about environmental performance within the company reached an average of 4.12 (care) and within the environment outside the company reached an average of 4.07 (care); (2) the needs of stakeholders for environmental quality inside and outside the company are: the improvement of airport performance; efficient, distinct, precise, and customer-ease-oriented services; improvement of airport officials’ professionalism; socialization of clear and firm rules and legal enforcement for the employees and customers; development of airport facilities and its supporting access; and (3) the key successes underlying the improvement of airport performance within and outside company in the future are leadership, cleanliness, caring, modesty, and service-oriented attitude.
"
Bisnis & Birokrasi: Jurnal Ilmu Administrasi dan Organisasi, 16 (3) Sept–Des 2009: 122-130 , 2010
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Rahmat Adil Indrawan
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk melakukan pemetaan terhadap
aktivitas utama dari rantai nilai bandara yang dapat memenuhi kebutuhan
Low Cost Carrier (LCC). Bandara sebagai penyedia jasa kepada LCC
mendapatkan tekanan untuk memenuhi kebutuhan konsumennya tersebut.
Kebutuhan-kebutuhan LCC atas bandara didasarkan pada penelitian
terlebih dahulu dan interview yang dilakukan oleh penulis kepada Low
Cost Carrier. Kebutuhan tersebut yaitu tarif yang lebih rendah, waktu turn
around pesawat yang singkat, slot waktu yang nyaman, bangunan yang
sederhana, proses check-in yang cepat, katering dan pertokoan yang baik,
tidak ada business/ executive lounge, potensi permintaan yang tinggi atas
LCC serta fasilitas transportasi darat yang baik.
Studi dilakukan di Bandara Internasional Ngurah Rai Bali. Metode
yang digunakan pada studi ini adalah metode kualitatif. Responden
penelitian ini adalah manajer perusahaan LCC dan manajer PT Angkasa
Pura I (Persero). Hasil penelitian menunjukkan bahwa seluruh aktivitas
utama pada rantai nilai bandara mempunyai kontribusi terhadap
operasional LCC. Bandara perlu menyesuaikan rantai nilainya dalam
rangka memenuhi kebutuhan LCC.

ABSTRACT
This study aimed at to map the primary activities of the airport value
chain that can meet the needs of the airport Low Cost Carrier (LCC). As a
service provider to the LCC, airport is under pressure to meet the needs of
its customers. LCC requirement on the airport is based on prior research
and interview conducted by the author to the LCC. The requirements are
lower tariff rate, short turn around time, convenient time slot, simple
building, quick check-in process, good catering and shops, no business /
executive lounge, high demand potential for LCC and good land
transportation facilities.
The study was conducted at Ngurah Rai International Airport Bali.
The method used in this study is a qualitative method. The respondents of
this study are the manager of the company LCC and manager of PT
Angkasa Pura I (Persero). The results showed that all primary activities in
the value chain of airport operations have contributed to the LCC. Airports
need to adjust the value chain in order to meet the needs of the LCC"
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2014
T42817
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Purbantoro
"ABSTRAK
Bandara Soekarno - Hatta merupakan salah satu bandar udara yang berada dibawah pengelolaan PT. (Persero) Angkasa Pura II, dimana Bandara Soekarno - Hatta mengalami perkembangan yang sangat pesat sehingga beban tugas dan tanggung jawabnya sudah sangat berat, maka sudah selayaknya Bandara Soekarno - Hatta dijadikan sebagai kantor cabang.
Mengacu risalah rapat umum pemegang saham perusahaan Perseroan PT. Angkasa Pura II pada tanggal 30 Desember 1995 disebutkan bahwa struktur organisasi perusahaan diarahkan menjadi organisasi kantor pusat dan cabang termasuk Bandara Soekarno - Hatta.
Berdasarkan acuan tersebut diatas, maka dilakukan perancangan organisasi Bandara Soekarno - Hatta yang pada intinya, untuk mengetahui upaya-upaya apa saja yang dilakukan oleh Bandara Soekarno - Hatta dalam membentuk organisasi kantor cabang dan faktor-faktor pendorong dan penghambatnya. Atas dasar hal tersebut maka perancangan organisasi Bandara Soekarno - Hatta dilakukan dengan tujuan untuk mendukung pembukaan kantor cabang Bandara Soekarno - Hatta.
Untuk mendukung dalam perancangan organisasi tersebut digunakan kerangka pemikiran dengan memakai teori organisasi dan pendukung lainnya yang berhubungan dengan perancangan organisasi Bandara Soekarno - Hatta.
Penelitian yang dilakukan bersifat analisis deskriptif dengan menggunakan metode survei, penelitian analisa pekerjaan dan aktivitas serta penelitian perpustakaan dan dokumenter.
Adapun perusahaan yang menjadi obyek penelitian adalah Bandara Soekarno - Hatta yang hergerak dibidang jasa kebandarudaraan.
Berdasarkan hasil penelitian dari perancangan organisasi Bandara Soekarno - Hatta, diketahui bahwa adanya perampingan struktur organisasi di lingkungan Bandara Soekarno - Hatta.
Pada akhirnya, dapat disimpulkan bahwa perancangan organisasi Bandara Soekarno - Hatta merupakan faktor yang penting dalam suatu perusahaan, hal ini berkaitan dengan pembukaan kantor cabang tersebut. Untuk itu dapat diklasifikasikan Bandara Soekarno - Hatta sebagai pelaksana operasional, sedangkan kantor pusat sebagai perencana.
"
1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Grace Anastasia
"Soekarno-Hatta International Airport is the main airport serving the greater Jakarta area on the island of Java, Indonesia, ranked the world’s 10th busiest airport in terms of passenger numbers (over the year 2013) and was the 4th busiest airport in the Asia Pacific. In 2013, Soekarno-Hatta International Airport serves 60.1 million passengers, which are 80% of them domiciled in West Java or outside Jakarta. The increasing traffic density in Jakarta and along Prof. Ir. Sedyatmo highway (airport toll) cause access to the airport by using car, taxi or bus becomes less effective and efficient in terms of time and fuel consumption. Therefore, the role of the airport railway becomes very crucial to provide a convenient, fast, and efficient public transport. The infrastructure development of airport railway considered as a high risk project due to many uncertainties that could delay the project. This paper identified and analyzed risks that could occur in quantitative and qualitative way by using project risk management. The results of this research were in form of risk register and value at risk (VaR) toward financial parameter that used (NPV, IRR, Payback Period) to estimate how great the risk(s) would affect project financially. In the end section, there were some recomendations about strategy to response a risk whether it was supposed to be accepted, avoided, mitigated, or transfered, This research expected could become a consideration for Soekarno Hatta ariport railway project operator so loss due to occurence of risks could be minimized, or it could become a reference for future airport railway infrastructure development projects."
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S57219
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aszhari Kurniawan
"[ABSTRAK
Permasalahan yang menimpa Tenaga Kerja Indonesia (TKI) di luar negeri tentu
tidak terlepas dari permasalahan TKI yang terjadi di dalam negeri, sebagai sumber
TKI itu sendiri. Untuk itu bentuk dan upaya dari stakeholder yang ada di Bandara
Soekarno Hatta sebagai salah satu pintu gerbang pada TKI baik mereka yang
pergi maupun datang kembali dalam memberikan pelayanan, perlindungan
terhadap para TKI tersebut dari praktik-praktik yang merugikan TKI menjadi
sangat penting. Tesis ini menggambarkan praktik-praktik tindak kejahatan yang
terjadi atas Tenaga Kerja Indonesia di Bandara Soekarno Hatta, dan bagaimana
perlindungan terhadap TKI yang dilakukan Polresta Bandara Soekarno-Hatta
bersama stakeholder di Bandara Soekarno-Hatta.
Dalam Tesis ini, penulis menggunakan pendekatan penelitian kualitatif. Menurut
Parsudi Suparlan penelitian kualitatif adalah penelitian yang memusatkan
perhatian pada prinsip-prinsip umum yang mendasari perwujudan satuan-satuan
gejala yang ada dalam kehidupan manusia atau pola-pola. Dalam melakukan
penelitian ini, peneliti dituntut untuk dapat memiliki strategi dan kemampuan
sebagai seorang penyelidik dalam memperoleh data. Seperti yang diutarakan oleh
Denzin dan Lincoln mengutip pernyataan Becker, bahwa peneliti kualitatif
sebagai seorang yang memanfaatkan sarana kepakaran, metodologisnya sendiri,
dengan menggunakan strategi, metode atau data empiris apapun yang ada.
Praktik-praktik tindak kejahatan terhadap CTKI dan TKI khususnya pengiriman
TKI secara non prosedural merupakan sebuah kejahatan yang terorganisir dengan
melibatkan oknum-oknum dari instansi yang seharusnya melaksanakan tugas
dalam memberikan pelayanan dan perlindungan terhadap CTKI maupun TKI.
Penanganan dan perlindungan terhadap CTKI maupun TKI yang baru tiba di
Tanah air belum berjalan maksimal, dikarenakan belum adanya kerjasama antar
instansi terkait yang dikuatkan dengan suatu kesepakatan atau putusan bersama.
Masih terjadinya praktik-praktik kejahatan terhadap TKI di Bandara Soekarno
Hatta tersebut dikarenakan masih ada beberapa kelemahan dalam perlindungan
dan penegakan hukum terhadap permasalahan yang dialami para TKI yang
seharusnya dilakukan oleh semua instansi dan para pihak terkait secara bersamasama,
yaitu Badan Nasional Perlindungan Penempatan TKI (BNP2TKI), Polresta
Bandara Soekarno Hatta, Imigrasi, pihak Maskapai, maupun PPTKIS (PJTKI) dan
juga pihak pengelola Bandara Soekarno Hatta dalam hal ini PT. (Persero)
Angkasa Pura II.

ABSTRACT
The shape and the efforts of stakeholders in Soekarno Hatta Airport as one of the
gate on Indonesian migrant workers (TKI) both those who go and come back in
providing services, protection of migrant workers from the harmful practices of
migrant workers is very important. This thesis describes the practices of the
crimes committed on Indonesian Workers at Soekarno Hatta Airport, and how the
protection of workers who do Resort Police Soekarno-Hatta together stakeholders
at the Soekarno-Hatta Airport.
In this thesis, the author uses a qualitative research approach. According Parsudi
Suparlan qualitative research is research that focuses on the general principles
underlying the embodiment units existing symptoms in people's lives or patterns.
In conducting this study, researchers are required to be able to have a strategy and
ability as an investigator in obtaining data. As expressed by Denzin and Lincoln
quoted Becker, that qualitative researchers as a means of utilizing the expertise,
methodological itself, using the strategies, methods, or any empirical data exist.
Practices CTKI and crimes against migrant workers in particular in nonprocedural
sending workers is a crime that is organized with the involvement of
elements of the agency should carry out the task in providing services and
protection against CTKI and workers. Handling and protection of migrant workers
CTKI or newly arrived in the Land of the water not running optimally, due to the
lack of cooperation among relevant agencies boosted by an agreement or a
collective decision.
Still the evil practices against migrant workers at Soekarno Hatta is because there
are still some weaknesses in the protection and enforcement of the problems
experienced by the workers that should be done by all agencies and stakeholders
together, namely the National Agency for the Protection of Indonesian Migrant
Workers Placement (BNP2TKI), Police Soekarno Hatta Airport, Immigration, the
Airlines, and PPTKIS (recruitment agency) and also the manager of Soekarno-
Hatta in this case PT. (Persero) Angkasa Pura II., The shape and the efforts of stakeholders in Soekarno Hatta Airport as one of the
gate on Indonesian migrant workers (TKI) both those who go and come back in
providing services, protection of migrant workers from the harmful practices of
migrant workers is very important. This thesis describes the practices of the
crimes committed on Indonesian Workers at Soekarno Hatta Airport, and how the
protection of workers who do Resort Police Soekarno-Hatta together stakeholders
at the Soekarno-Hatta Airport.
In this thesis, the author uses a qualitative research approach. According Parsudi
Suparlan qualitative research is research that focuses on the general principles
underlying the embodiment units existing symptoms in people's lives or patterns.
In conducting this study, researchers are required to be able to have a strategy and
ability as an investigator in obtaining data. As expressed by Denzin and Lincoln
quoted Becker, that qualitative researchers as a means of utilizing the expertise,
methodological itself, using the strategies, methods, or any empirical data exist.
Practices CTKI and crimes against migrant workers in particular in nonprocedural
sending workers is a crime that is organized with the involvement of
elements of the agency should carry out the task in providing services and
protection against CTKI and workers. Handling and protection of migrant workers
CTKI or newly arrived in the Land of the water not running optimally, due to the
lack of cooperation among relevant agencies boosted by an agreement or a
collective decision.
Still the evil practices against migrant workers at Soekarno Hatta is because there
are still some weaknesses in the protection and enforcement of the problems
experienced by the workers that should be done by all agencies and stakeholders
together, namely the National Agency for the Protection of Indonesian Migrant
Workers Placement (BNP2TKI), Police Soekarno Hatta Airport, Immigration, the
Airlines, and PPTKIS (recruitment agency) and also the manager of Soekarno-
Hatta in this case PT. (Persero) Angkasa Pura II.]"
2015
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Silaban, Togar C.
"Tujuan : Untuk mengetahui potensi penumpang dari Bekasi menuju Bandara. Soekarno-Hatta dan alasan responden mau atau tidak mau menggunakan bus DAMRI serta membuat model peluang orang Bekasi menggunakan bus DAMRI.
Tempat : Bandara Soekarno-Hatta 18 April sampai 22 April 2006
Metode : Deskriptif kualitatif dan kuantitatif dengan analisis SPSS dan EViews.
Hasil : Dari 246 responden, sebanyak 101 orang (41%) menggunakan bus DAMRI dalam perjalanan menuju Bandara dan sebanyak 145 orang (59%) menggunakan moda angkutan lainnya. Alasan responden tidak mau menggunakan bus DAMRI adalah tidak mau repot 58 orang (40%) dan lokasi yang terlalu jauh 102 orang (70,3%). Responden yang naik DAMRI memberi alasan tarif murah 40 orang (39,6%) dan aman, nyaman, berjadwal 36 orang (35,6°/0), sedangkan kelemahannya adalah lokasi terlalu jauh 62 orang (61,4%) dan tidak ada jaminan tempat duduk 34 orang (33,7%) dan jam pemberangkatan tidak jelas 34 prang (33,7%). Jumlah potensi penumpang per hari 3.131 orang. Jumlah armada yang diperlukan 7 unit. Bekasi Timur mempunyai potensi penumpang 864 orang, Pondok Gede 690 orang. Dengan menggunakan analisis EViews didapat model peluang dengan rumus MODA = 1-@LOGIT(-(-4.780460786 + 0.6657819022*KEBANDAR + 3.554133823*ONGKOSMA))
Kesimpulan: Lokasi merupakan masalah utama pemilihan penggunaan DAMRI. Dari daerah Bekasi menuju Bandara Soekarno-Hatta perlu ditambah 2 terminal baru, yaitu di Bekasi Timur dan Pondok Gede. Kemungkinan pangsa pasar DAMRI dapat ditingkat dengan menggunakan rumus model: MODA = 1-@LOGIT(-(-4.780460786 + 0.6657819022*KEBANDAR + 3.554133823*ONGKOSMA))

Goals : To find out the potentials of passengers from Bekasi to Soekarno-Hatta Airport, the reasons behind their willingness to ride on DAMRI buses, and modeling the chances of Bekasinese to use DAMRI buses.
Location : Soekarno-Hatta Airport, 18-22 April 2006
Methods : Qualitative and quantitative descriptions with SPSS and Eviews analysis.
Results: Out of 246 respondents, 101 (41%) use DAM RI buses on their way to the Airport, and 145 (59%) use other modes of transportation. The reasons on not using DAMRI buses are don't want to be bother 58 (40%) and remote location 102 (70,3%). Respondent using DAM RI buses said the_ ticket is cheap 40 (39,6%), and secured, comfortable, scheduled 36 (35,6%), while at the same time stated that location is remote 62 (61,4%), no seat insurance 34 (33,7%) and uncertain departure time 34 (33,7%) as the weak points. Potential passengers per day are 3.131 people with Bekasi Timur 864 people and Pondok Gede 690 people. The buses needed: 7 units. Using Eviews analysis come the potentials model with formula as follow.
MODA = 1-@LOGIT(-(-4.780460786 + 0.6657819022*KEBANDAR + 3.554133823*ONGKOSMA))
Conclusions: Location is a major problem in choosing DAMRI buses. From Bekasi area, 2 new terminals needed (in Bekasi Timur and Pondok Gede). Possibilities in raising DAMRI's market can be calculated using that formula.
Keywords: DAMRI; Airport; ticket price; number of rite; model; passengers; unit of buses; modes of transportation.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2006
T20150
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pardede, Erly Ika Suminar
"Pesatnya perkembangan transportasi udara di dunia, baik dilihat dari sudut semakin besarnya jumlah perusahaan penerbangan maupun semakin banyaknya orang yang bepergian dengan menggunakan pesawat, mengakibatkan keberadaan Bandar udara belakangan ini tidak hanya sebagai tempat naik dan turunnya penumpang pesawat yang datang dan pergi, tetapi juga tempat bertemu informal, tempat berbelanja, bahkan tempat rekreasi yang menjadi magnet bagi masyarakat umum. Maka tak heran bisnis makanan dan pertokoan di bandar udara mengalami perubahan yang sangat drastis. Banyak bandar udara di kota-kota besar menjadi semakin canggih dan mewah dengan dilengkapi pusat perbelanjaan yang lengkap yang dikenal dengan istilah airport shopping. Perubahan itu tidak terlepas kehidupan berbelanja (shopping) yang sudah menjadi bentuk kegiatan masyarakat sehari-hari, begitu juga dengan pembangunan pusat perbelanjaan yang sangat pesat di kota-kota besar dunia yang seolah tak dapat dihindari. Bahkan bukan saja bandar udara yang sudah berkembang seperti pusat perbelanjaan, tetapi banyak bentuk bangunan umum lainnya, yaitu stasiun kereta, museum, rumah sakit, sekolah, dan kemiliteran. Walaupun banyak pendapat yang mengatakan bahwa airport shopping adalah tempat placeless yang mengorbankan sense of place, tetapi airport shopping berusaha membuat ruang transisi para pelancong menjadi lebih baik untuk mendapatkan sence of comfort dan sense of security. Oleh karena itu itu perlu adanya penelitian terhadap tata letak fasilitas pendukung, dalam hal ini komersial, di terminal bandar udara agar rancangannya nyaman, aman, efektif, efesien dan tidak mengganggu aliran penumpang dan barang yang menjadi bagian penting dalam bandara."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
T41152
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Tambunan, Nurdini Rospitha
"Merealisasikan Bandar udara masa depan sebagai aerotropolis dan memenuhi kriteria sebagai bandara berkelanjutan atau sustainable tidak hanya demi meningkatkan kebutuhan akan transportasi yang baik dan aman, akan tetapi juga untuk mengurangi dampak lingkungan yang terjadi akibat aktifitas di bandara. Polusi suara sebagai salah satu dampak lingkungan, selalu menjadi salah satu isu yang penting untuk diselesaikan di kawasan sekitar bandara. Menentukan area yang terpapar oleh polusi suara yang diakibatkan oleh pesawat udara membutuhkan aircraft?s noise modelling yang akan memetakan area polusi suara di sekitar bandara dengan menggunakan program computer seperti misalnya Integrated Noise Modelling. Dimana program ini membutuhkan masukan data berupa infrastruktur bandara, trayek lalu lintas di udara, kondisi cuaca, dan bentuk permukaan tanah atau topography di sekitar bandara. Peta yang diproduksi akan bermanfaat dalam penerapan system untuk pengukuran dan pengawasan terhadap kebisingan sebagai salah satu solusi dalam melindungi masyarakat dari dampak yang berlebihan dari kebisingan pesawat udara. Implementasi dari system yang terintegrasi seperti Sentinelle dan VITRAIL (VIsualisation des Trajectoires et des Informations en Ligne) di Perancis telah dipelajari dalam tesis ini dalam hal metode dan bagaimana cara untuk dapat diterapkan di bandar udara di masa mendatang.

Actualize the future airport as an aerotropolis and meet sustainable criteria not only for improving the needs of a good quality and safety transportation, but also minimize the environmental impact of airport activities. Noise pollution as one of this impact always becomes the most important issue to solve around the urban area in the vicinity of aerodrome. Defining the exposed area by nuisance needs aircraft?s noise modelling which will produce the noise map zone with software such as Integrated Noise Modelling required input of airport?s infrastructure, traffics, trajectories, weather report, and topography surround the aerodrome. The map produced will be an effort for implementing Smart noise solution as one best solution to protect the community from the impact of aircraft?s noise. The implementation of one integrated system of smart noise measurement and monitoring such as Sentinelle and VITRAIL (VIsualisation des Trajectoires et des Informations en Ligne) in France has been studied in this report in order to learn about how its work and implement them in the future airport.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
T42287
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Novi Trihastuti
"ABSTRAK
Pembangunan suatu daerah tidak akan pernah berdiri sendiri, salah satu indikasi adanya interaksi pembangunan wilayah antara Jakarta dan kota - kota lain disekitarnya dapat dilihat dari frekuensi penerbangan dari dan ke Bandar udara Internasional Soekarno Hatta yang terus meningkat. Berdasarkan aturan yang ditetapkan dalam ketentuan Kawasan Keselamatan Operasi Penerbangan (KKOP), maka perluasan pemukiman atau pembangunan konstruks di sekitar Bandar udara akan menghasilkan resiko terhadap keselamatan operasi penerbangan. Peningkatan frekuensi penerbangan ini juga berakibat langsung terhadap kebisingan yang terjadi akibat dari operasional penerbangan yang berakibat terhadap tingkat kenyamanan di daerah sekitar Bandar Udara Internasional Soekarno Hatta.
Dalam penelitian ini digunakan data-data berupa peta tematik yaitu, peta penggunaan tanah, peta administrasi, peta kepadatan penduduk, peta kawasan keselamatan operasi penerbangan, peta wilayah kebisingan dan peta lokasi obyek?obyek penghalang. Berdasarkan analisis didapatkan bahwa, wilayah kecamatan Benda, Neglasari adalah kawasan yang termasuk dalam zona kebisingan tingkat 3 (tiga) artinya kawasan yang paling tidak nyaman untuk ditinggali .Pola wilayah permukiman yang potensial mengganggu operasi pernerbangan pada Bandar udara Internasional Soekarno Hatta tidak beraturan, tetapi yang paling padat dan banyak penghalang berada di sekitar Kecamatan Pasar Kemis kabupaten Tangerang dan kecamatan Benda dan Neglasari di Kota Tangerang

Abstract
Regional Development will never stand alone; the indication of development interaction between Jakarta and the Cities around can be seen from the increasing of aviation frequency from and to Seokartno Hatta International Airport. Since the rule of Aviation Safety and Operation Area is applied to the region around Soekarno Hatta International Airport, the expansion of settlement, construction and also the natural obstacles must be concerned, because it will generate risks to the safety of aviation and its operation. The Increased frequency of aviations is also a direct result of the noise that occurs due to aviation operations that affect its level of amenity in the area around the Soekarno Hatta International Airport.
The data that was used in this study is; thematic map, land use map, administrative map, population density map, aviation safety and operation area map, noise area map, and and map of object barrier around the Soekarno Hatta International Airport. Base on the analysis, Benda district and Neglasari Distric are in the highest level of noise which is mean the lowest amenity area. The pattern of potential settlement which can disturb and interfere the aviation safety and operation is irregular but the most dense with many obstruction are in Pasar Kemis Kabupaten Tangerang and Benda Neglasari Kota Tangeranga."
2012
T31808
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>