Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 173142 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Jakarta: Tim Penanggulangan Terorisme , 2007
297.272 PER
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Golose, Petrus Reinhard
Jakarta: Yayasan Pengembangan Kajian Ilmu Kepolisian, 2009
303.625 GOL d
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, 2005
297.67 ISL
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Endang Turmudi
Jakarta: LIPI Press, 2005
297.67 END i
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Alinna Izmi Riyanto
"Ideologi radikal seringkali dianggap sebagai gagasan utama di balik perkembangan organisasi teroris, mengabaikan peranan dari mobilisasi sumber daya yang cepat dan stabil sebagai salah satu faktor yang membuat organisasi teroris dapat bertahan dan berkembang. Mobilisasi sumber daya dalam penelitian ini adalah bentuk tenaga kerja, pengetahuan, dan kemampuan yang dimiliki oleh pendukung organisasi teroris. Melalui wawancara mendalam dengan YZ, seorang mantan anggota Jamaah Islamiyah, penelitian ini secara kualitatif menjelaskan peranan dari militant extremist dalam mengembangkan organisasi Jamaah Islamiyah pada tahun 2006 hingga 2010. Data primer dianalisis dengan menggunakan resource mobilization theory, dan penelitian menemukan bahwa peranan YZ dalam salah satu agenda organisasi, yaitu pelatihan militer di Jalin Jantho pada tahun 2010, memberi kontribusi terhadap aliran mobilisasi sumber daya yang membantu organisasi teroris seperti Jamaah Islamiyah untuk mewujudukan tujuan taktis (jihad), bertahan, dan berkembang.

Radical ideology is oftenly seen as the fundamental reason behind the development of terrorist organization, neglecting the role of fast and stable resource mobilization as one of the contributing factor that makes terrorist organization survives and flourish. Resource mobilization in this research refers to a form of manpower, knowledge, and skills owned by terrorist supporters. Through in-depth interview with YZ—an ex-member of Jamaah Islamiyah—this research qualitatively explains the role of militant extremist in Jamaah Islamiyah development from the year of 2006 to 2010. Primary data were analyzed using resource mobilization theory. Final result shows that YZ’s role in one of the organization’s activity, Jalin Jantho military training in 2010, contributed to the flow of resource mobilization that helps terrorist organization like Jamaah Islamiyah to achieve tactical goals (jihad), to survive, and to flourish."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Clayton: Monash University Press, 2005
320.557 TER
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Usman
"Studi atau penelitian ini menelusuri konflik antara Islam liberal dan Islam fundamental di masa pasca-Orde Baru. Perspektif Weberian tcntang konflik intraagama menjadi kerangka teori studi ini. Dalam hal ini, Weber mengatakan ide-ide agama bisa memicu konflik. Sedangkan Joachim Wach, seorang Weberian, menyebutkan sistem simbol agama, peribadatan, dan organisasi merupakan unsur-unsur keagamaan yang sering dipertentangkan oleh kelompok- kelompok agarna dalam satu agama. Sementara Bellah, seorang Weberian lainnya, dalam teori evolusi agamanya, mengemukakan agama berevolusi dari tahap primitif, menuju tahap arkais, menjadi tahap histori, berupah ke tahap modem awal, berpuncak pada tahap modern. Proses evolusi dari satu tahap agama ke tahap agama lain bisa memicu konflik.
Konflik antara Islam liberal dan Islam fundamental antara lain terefleksi dari wacana sosioreligius yang mereka usung melalui buku-buku yang mereka tulis dan terbitkan. Karena itu, studi ini menggunakan analisis wacana sebagai metodologi. Menurut Fairclough, dalam metodologi analisis wacana, peneliti menganalisis wacana (text), proses produksi dan konsumsi wacana (discourse pratice), dan situasi sosial budaya (sosiocultural practice). Studi ini menganalisis wacana dalam unsur-unsur keagamaan (sistem simbol keagamaan, peribadatan, organisasi keagamaan, dan implikasi sosial) yang terdapat pada buku-buku yang ditulis dan diterbitkan oleh kalangan Islam liberal dan Islam fundamental.
Penelitian ini menganalisis kata pengantar buku-buku Islam liberal dan Islam fundamental untuk mengetahui proses produksi dan konsumsi wacana. Penelitian ini juga menganalisis situasi sosial-budaya pasca Orde Baru untuk melacak sasiocultural practice. Islam fundamental, dari sisi simbol keagamaan, menganut teologi monoteisme eksklusif sistem kenabian yang sakral, serta sistem wahyu regresif atau setidaknya permanen. Dari perspektif tindakan keagamaan, Islam fundamental menganut wacana bahwa ibadah di dunia untuk keselamatan di akhirat dan ibadah itu masuk wilayah publik, karena itu negara harus mengaturnya. Dari segi organisasi keagamaan, Islam fundamental mengupayakan negara Islam yang akan membatasi perempuan untuk berkiprah terlampau bebas dalam ruang publik serta mengatur proses ijtihad. Ketiga wacana yang mereka usung menghasilkan implikasi sosial berupa kekritisan terhadap negara, kohesi internal serta cita-cita terwujudnya tatanan sosial yang lebih baik.
Islam liberal, dari segi simbol keagamaan, mengedepankan wacana teologi monoteis inklusif-pluralis, sistem kenabian yang profan atau historis, Serta wahyu progresif. Dari Sisi tindakan keagamaan, Islam liberal mengutamakan nilai sosial dalam ibadah serta menganggap ibadah masuk dalam ruang privat, sehingga negara tak boleh mencampurinya, hanya melayaninya. Dari perspektif organisasi keagamaan, Islam liberal menginginkan bentuk negara yang sekular, tempat posisi perempuan dan laki-laki dalam ruang publik setara dan setiap individu boleh menafsirkan ajaran agama atau berijtihad. Islam liberal mengusung wacana-wacana itu untuk menghasilkan implikasi sosial berupa mendukung negara, demokrasi internal, serta mencita-citakan tatanan kehidupan sosial yang lebih baik.
lmplikasi teoretis studi ini adalah mengonfirmasikan teori konflik intraagarna Weberian. Lebih jauh, studi ini melengkapi teori evolusi agama Bellah. Bellah tidak secara tegas mengatakan bahwa evolusi agama bisa memicu konflik. Studi ini mengukuhkan bahwa evolusi dari satu tahap agama ke tahap agama berikutnya akan memicu konflik internal.
Implikasi teoretis lainnya adalah studi ini menunjukkan bahwa teori Durkheim tentang fungsi agama tidak sepenuhnya benar. Durlcheim menyatakan agama bisa rnenghasilkan solidaritas sosial. Studi ini justru membuktikan bahwa agama bisa memicu konflik intra-Islam dan konflik antar-Islam, antara kelompok Islam liberal dan Islam fundamental.
Studi ini ini juga membantah teori Marx. Marx yang menyebutkan bahwa agama merupakan candu yang membuat manusia terasing dari hakikatnya. Studi ini memperlihatkan, agama, baik yang fundamental maupun yang liberal lahir untuk mendobrak dominasi dan hegemoni. Temuan semacam ini juga membantah studi Muhsln Jamil bahwa Islam fundamental memperjuangkan mitos dan Islam liberal memperjuangkan nalar.
Secara teoretis studi ini juga memprediksikan bahwa dalam pertarungan ini, Islam fundamental akan "mendominasi" wacana keislaman maupun penerjemahan terhadap wacana tersebut ke dalam aksi. Prediksi ini mengonfirmasi studi Liddle dan Binder bahwa islam fundamental akan mendominasi jagad keislaman di negara-negara Muslim. Agar dapat mengimbangi dominasi islam fundamental itu, islam liberal perlu merusmuskan penerjemahan wacana-wacana yang mereka usung kedalam aksi.
Implikasi praktis studi ini adalah bahwa konflik antara keduanya akan tetap berlangsung. secara praktis, kedua belah pihak bisa menjadi penyeimbang satu sama lain. Islam liberal dapat mengerem radikalisme islam fundamental; sedangkan islam fundamental bisa mengerem liberalisme islam liberal.
Implikasi praktis lainnya adalah meski islam fundamental dan islam baru ini tidak bisa bekerja sama. mereka bisa bekerja sama dalam hal-hal yang tidak ada lagi pertentangan di antara keduannya, misalnya dalam pemberantasan korupsi atau penyalahgunaan narkoba."
Depok: Universitas Indonesia, 2005
T22497
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Husein Muhammad Tamim
"Perkembangan pemikiran dalam Islam saat ini menjadi sorotan paling tajam dalam masyarakat muslim. Kehidupan dan jaringan yang semakin global memberikan pengaruh tersendiri bagi perkembangan dan hadirnya kelompok baru dalam Islam. Akhir-akhir ini masyarakat dibingungkan dengan kehadiran Islam Liberal dan Islam Fundamentalis di tengah kehidupan beragama mereka. Konsepsi yang belum jelas didapatkan masyarakat umum menimbulkan kesalahpahaman arti terhadap gerakan Islam yang tergolong baru ini.
Penulis mencoba memaparkan arti dan perkembangan Islam Liberal dan Islam Fundamentalis berdasarkan studi pustaka dari literatur-literatur yang dikumpulkan. Hasil dari pengumpulan data ini menunjukkan bahwa penginterpretasian terhadap pengertian Islam Liberal dan Islam Fundamentalis ini beragam tetapi masih dalam satu lingkup yang sama. Selain itu, terdapat perbedaan konsep yang sangat mencolok dari kedua pemikiran ini (Islam Liberal dan Islam Fundamentalis) sehingga terkadang menimbulkan konfrontasi di antara kedua belah pihak.

The development of islamic thinking nowadays is being scrutinized by the muslim society. Life and the rapid network globalization give their own influences to the development and existence of new islamic movements.Lately, there has been a confusion among the society due to the presence of liberal muslims and fundamentalist muslims in their religious life. The blurry concepts of both terms incite a misunderstanding amont society in general about the meaning of these new movements of Islam.
The author tries to unravel the meaning and the development of liberal muslims and fundamentalist muslims according to literature study of documents that have been successfully gathered. The result of the data gathering shows that the interpretations of terms 'liberal muslims' and 'fundamentalist muslims' are varied but still in the same scope of understanding. Meanwhile, there is also a distinct difference of concept of these two terms, which sometimes creates a confrontation between the two party.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2013
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Tito Karnavian, (author.)
"Explaining Islamist Insurgencies explains how and why the process of Islamist radicalisation is an important step towards acts of terrorism and in the formation of terrorist organisations by focusing on Poso, a small town in Indonesia that experienced years of armed sectarian conflict between Muslim and Chrisitian communities in 2000-2007. Building on the frameworks provided by previous studies, Muhammed Tito Karnavian employs communications theory to explore the necessary precursors for the legitimising ideology, in this case Salafi-jihadism, to be effectively disseminated"--"
New Jersey : Imperial College Press, 2014
959.804 1 MUH e
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Syaiful Arif
Depok: Koekoesan, 2010
297.27 SYA d
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>