Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 66486 dokumen yang sesuai dengan query
cover
"This study has been carried out at the Research Institute for Mariculture, Gondol, Bali. The purpose of this experiment is to find out the effectsof various fresh feed on gondal maturation of swimming crab brodstock (Portunus pelagicus) with shorter period to attain zoea stage and better quality. The experimental animals used were swimming crab brodstock obtained from Gilimanuk sea, Bali with carapace width : 12.5 - 15.0 cm. and body weight 150 - 250 grams. Three concrete tanks culture with volume : 5m3. Sand substrate thickener on tank bottom: 5-6 cm. water depth : kurang lebih 60-75 cm. Treatments of feed used are (a) shell meat,(b) prawn meat and (c) squid. Results of the experiment showed that from statistic analysis of all treatments were not significantly difference (P>0.05). The time of gondal maturation of swimming crab needed : 14-22 days."
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Sigit Pramono
"Tesis ini membahas desain Linear Tapered Slot Antena dengan teknik pencatuan Saluran Mikrostrip (Microstrip Feed Line) untuk mendukung aplikasi IEEE 802.22 Wireless Regional Area Network (WRAN) pada band televisi UHF frekuensi 470 - 698 MHz. Antena ini terbuat dari substrat dielektrik FR4 epoxy. WRAN IEEE 802.22. sebagai skema alternatif untuk akses broadband dengan memanfaatkan kanal TV VHF/UHF yang tidak digunakan, dengan tetap menjaga bahwa tidak ada interferensi yang merugikan terhadap operasional incumbent ( siaran TV digital dan TV analog) dan perangkat berijin yang lainya dengan daya rendah. WRAN memerlukan antena dengan bandwidth yang lebar (wideband) untuk sistem komunikasinya. Antena mikrostrip memiliki beberapa keuntungan, akan tetapi jenis antena ini memiliki beberapa kelemahan, diantaranya bandwidth sempit. Salah satu teknik untuk melebarkan bandwidth yaitu menggunakan desain antena Linear Tapered Slot Antena. Dari hasil pengukuran, nilai impedance bandwidth dari pengukuran antena adalah 204 MHz (492-696MHz) atau sebesar 34,63 % terhadap frekuensi kerja antena (594 MHz) pada VSWR ≤ 1,9. Pola radiasi yang dihasilkan adalah directional dan polarisasinya linear. Gain yang dihasilkan antena mencapai maksimum pada frekuensi 662MHz sebesar 8,92 dBi."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2011
T29843
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Rukini Suwito
"Penelitian ini dilakukan daiam usaha untuk mengetahui pengaruh kadmium dan seng dalam pakan ayam terhadap kondisi ayam pedaging. Kadmium adalah logam yang beracun dan seng adalah logam esensiil. Mereka selalu ditemukan bersamaan dalam tambang maupun dalam jaringan hewan. Seng dapat mencegah keracunan kadmium. Penelitian dilakukan terhadap 125 ekor ayam pedaging yang terbagi dalam 5 kelompok perlakuan, yaitu : I. Kelompok kontrol, II. Kelompok yang diberi 50 ppm Cd, III. 100 ppm Cd, IV. 50 ppm Cd + 50 ppm Zn, dan V. 100 ppm Cd + 50 ppm Zn dalam pakannya. Berat badan dan konsumsi pakan diukur setiap minggu selama 4 minggu perlakuan. Sampel hati dan ginjal ayam diambil setiap minggu, didigesti dengan campuran asam dan dianalisis. Analisis dilakukan dengan menggunakan alat Spektrofotometer Serapan Atom. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa kadmium pada ayam pedaging terakumulasi dalam hati dan ginjal. Konsumsi pakan dan berat badan ayam dihambat oleh kadmium, tetapi dengan penambahan seng ke dalam pakannya, toksisitas kadmium dapat dicegah. Dapat disimpulkan bahwa seng baik untuk mencegah toksisitas kadmium walaupun akumulasi kadmium dalam Jaringan tidak dipengaruhi.

The aim of this study was to reduce the effect of cadmium toxicity on zinc supplementation in the chicken feed, because cadmium is a toxic metal and zinc is an essential element. Both metal are usually present naturally in the mixing area. A huhdreed and twenty five broiler chicken were divided in to 5 group. Each group was treated by 50 ppm Cd, 100 ppm Cd, 50 ppm Cd add 50 ppm zn, 100 pmm Cd add 50 ppm Zn, in their feed and a control group respectively. Body weight and feed consumption were measured every week during 4 week treatment. Sample of liver and kidney of chicken were collected every week as same as measuring the body weight, digested with acid mixture and analysed by atomic absorption spectrofotometer. The results indicated that cadmium was acummulated in the liver and kidney were increased coincided with longer time and dosis of exposure. Feed consumption and the body weight of chicken were inhibited by cadmium toxicity, but by added zinc in their feed the toxicity of cadmium was prevented. This study was concluded that zinc was a good treatment for cadmium toxicity, althought the acummulation of cadmium in the tissue was no affected."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1996
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ade Pramudya
"Kadmium ( Cd ) adalah logam berat yang ticlak berguna bagi tubuh dan dapat menimbulkan keracunan pada makluk fi^dup. Logam ini cenderung terakumulasi dalam jaringan tubuh dan mempunyai waktu paruh yang panjang. Cd masuk kedalarn tubuh melalui saluran pemapasan dan pencemaan. Makanan yang menganclung Cd menyebabkan masuknya logam ini ke dalam tubuh manusia. Telur ayarn petelur diduga mengandung Cd yang berasal dari pakan.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Cd terhadap, produktivitas dan alcumulasinya dalam telur ayarn petelur. Tiap kelompok terdiri dari 20 ekor ayam. dan masing-masing diberi pakan yang ditambah Cd 10 dan 20 mg tiap kg pakan selama 2 bulan. Sebagai kontrol adalah kelompok ayam yang diberi pakan yang tidak ditambah Cd. Produksi telur diamati setiap hari. Sampel diambil setiap minggu, dioksidasi dengan campuran asam, dan dianalisis dengan memakai spektrofotometer ,serapan atom dimana prinsipnya adalah pengulcuran radiasi yang diserap oleh atom yang ingin ditentukan kadamya. Metode ini dipilih karena sederhana, cepat, peka, teliti dan selektif.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa toksisitas Cd menurunkan produksi telur dari kelompok yang menclapat Cd 10 dan 20 mg per kg pakan mulai minggu ke-7 dari perlalcuan. Hal ini disebabkan karena Cd menghambat absorpsi kalsium yang dibutuhkan untuk pembentukan kulit telur. Pada umumnya, kadar Cd dalarn putih dan kuning telur dari kelompok yang yang mendapat pakan ditambah Cd 10 dan 20 mg tiap kg pakan, lebih tinggi daripada kontrol. Meskipun sebagian besar perbedaannya tidak nyata. Kadar Cd dalam putih telur lebih besar daripada dalam kuning telur dengan perbandingan 4: 1.

Cadmium ( Cd ) is a heavy metal useless to the body and it can affect toxicity to biological life. This metal tends to accumulate in the tissues and has a long half-life. Cd enters the body through respiratory and digestive tract9. Cd-contaminated foods cause this metal to enter the human body. The eggs of the layer chicken are suspected to contain cadmiuni^ which comes from the poultry feed. The aim of this study was to know the effect of cadmium on the productivity and its accumulation in the eggs of layer chicken. Each group consisted of 20 chicken and were given poultry feed plus Cd 10 and 20 mg per kg of poultry feed respectively for 2 months. As the control group was the chicken fed without Cd addition. The egg production was observed everyday. Samples were taken everyweek, oxidized with an acid mixture, and analyzed using atomic absorption spectrophotometer, the principle of which was to measure the radiation absorption by the atom being determined. This method was chosen because of its simplicity, rapidity, sensitivity, accuration, and selectivity. The results indicated that cadmium toxicity decreased the egg production of the groups fed with Cd 10 and 20 mg per kg of poultry feed respectively, which started from the 7th week of the treatment. Probably, this was caused by Cd, which inhibited calcium absorption used for egg-shell formation. In general, the concentration of Cd in egg whites and yolks of the groups treated with Cd 10 and 20 mg per kg of poultry feed respectively, were higher than that of the control group. However most of the"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1997
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Marwah Nur Fadillah
"ABSTRAK
Penelitian pemanfaatan tepung bintang laut mahkota berduri Acanthaster planci sebagai pakan buatan untuk penambah berat dan pewarnaan ikan mas koki Carassius auratus bertujuan untuk menghasilkan pakan ikan yang berstandar SNI dan mengetahui perubahan warna serta penambahan berat dan kesintasan ikan mas koki. Penelitian dimulai dengan merubah sampel A. planci menjadi tepung kemudian diformulasikan, dilakukan pembuatan pakan buatan dan dianalisis proksimat. Terdapat 3 perlakuan yaitu pakan buatan yang mengandung tepung A. planci, kontrol positif yang menggunakan pelet komersial dan kontrol negatif yang menggunakan ampas tahu. Hasil analisis proksimat pakan perlakuan menunjukkan protein, kadar air dan lemak telah sesuai SNI. Berdasarkan hasil skoring warna pada minggu ke-4 pakan perlakuan mencapai skor tertinggi 6 sebanyak 19 , pakan kontrol positif mencapai skor 7 sebanyak 7,94 dan pakan kontrol negatif mencapai skor 6 sebanyak 14 . Berdasarkan perhitungan uji statistik chi-square menunjukkan adanya pengaruh pemberian pakan buatan terhadap perubahan warna Carassius auratus. Hal tersebut karena adanya kandungan astasantin pada pakan buatan. Hasil laju sintasan tertinggi yaitu pakan perlakuan 88,75 kemudian pakan kontrol positif dan kontrol negatif sebesar 78,5 . Hasil penambahan berat yang didapat yaitu pakan perlakuan 2,27 g, pakan kontrol positif 9,25 g dan pakan kontrol negatif 2,25 g. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa pakan buatan A. planci dapat digunakan sebagai pakan yang berpengaruh terhadap perubahan warna, berat dan sintasan ikan mas koki.

ABSTRACT
The purpose of the research about the utilization of the flour from Crown Thorns Starfish Acanthaster planci as an artificial feed for weight and pigmentation of goldfish Carassius auratus is to produce fish feed that can full fill Indonesian National Standard SNI , know the change of pigmentation, adder weight, and the survival rate of goldfish. This research is started by transforming A. planci sample to flour then it will be formulated, made artificial feed, and analyze the proximate. There are three treatments. They are artificial feed that contains A planci flour, positive control that using commercial pellets, and negative control using tofu residue.The result of proximate analysis on artificial feed treatment shows that protein, water, and fat comply with SNI. Based on the result of pigmentation scoring in the 4th week, treatment pellets reached score 6 as many as 19, , contol positive pellet reached score 6 as many as 14 and contol positive pellet reached score 7 as many as 7,94 . The calculation of chi square statistic test shows the effect of giving artificial feed to the pigmentation changing on Carassius auratus. That is caused by the astasantin containing in the artificial feed. The highest result of survival rate is 88, 75 on feed treatment, and 77,5 on control positive and 78,5 on negative controlling feed treatment. The result of weight on feed treatment gets 9,25 gram. Based on the result of this research it can be concluded that artificial feed A planci can be used as a feed that affects the pigmentation, weight, and survival of goldfish."
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Estriningtyas Agus Rismawanti
"Penelitian bertujuan membuat pollen substitute (PS) yang disukai dan dapat meningkatkan produktivitas lebah madu A. cerana. Pollen substitute dibuat dengan bahan dasar tepung kedelai dan susu skim. Pada penelitian ini A.cerana diberikan tiga macam pollen substitute, yaitu PS A (mengandung bahan dasar, Debaryomyces hansenii CR133, madu); PS B (mengandung bahan dasar, sirup gula); PS C (mengandung bahan dasar, madu). Pemberian PS selama 20 hari, dan lebah dibiarkan mencari serbuk sari dan nektar di alam. Koloni kontrol tidak diberi PS.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa PS yang dibuat memenuhi kriteria sebagai PS yang baik. Apis cerana menyukai PS A dan PS C dengan tingkat konsumsi yang lebih tinggi dibandingkan PS B. Pemberian semua jenis PS meningkatkan keliling (0,3--4,5 cm per hari) dan jumlah honeycomb. Pada kontrol terdapat kenaikan keliling honeycomb (0,2--0,5 cm per hari), namun tidak ada penambahan jumlah honeycomb. Secara umum, lebah pekerja yang diberi PS dan kontrol mengalami kenaikan berat badan (5--56,94%).

The research aimed to make pollen substitutes preferred by and increase the productivity of A. cerana. Basic ingredients of pollen substitutes (PS) were soy flour and skim milk. There were three types of pollen substitutes, i.e. PS A (contained basic ingredients, Debaryomyces hansenii CR133, honey); PS B (basic ingredients, sugar syrup); and PS C (basic ingredients, honey). The pollen substitutes were fed to colonies of A. cerana for 20 days, but they were allowed to forage on flowers. No PS was given to the control colonies.
The results showed that A. cerana preferred PSA and PS C to PS A. Increases of circumference and number of honeycombs were observed in colonies fed with all types of PSs (0,3--4,5 cm/day). There was an increase of the circumference of honeycombs in the control (0,2--0,5 cm/day), but there was no addition of new honeycomb. Generally, the weight of individual worker bees increased in colonies fed with PSs and control (5--56,94%).
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2011
S728
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Fikrialdi Aditya
"ABSTRACT
Entacmaea quadricolor merupakan anemon yang dapat berasosiasi dengan banyak jenis ikan giru. Hal tersebut membuat komoditi E. quadricolor sebagai hewan hias akuarium laut meningkat, namun informasi mengenai aspek biologinya tidak banyak tersedia. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui perilaku makan, laju pencernaan, dan efisiensi penyerapan pakan untuk dapat menunjang pemeliharaan E. quadricolor. Perilaku makan anemon diamati dengan cara dilaparkan selama dua hari terlebih dahulu sebelum diberikan pakan. Anemon dibagi menjadi dua kelompok, yaitu kelompok yang diberi pakan udang dan kelompok yang diberi pakan ikan. Hasil penelitian didapatkan perilaku seperti memendekkan tentakel dan melipat keping mulut ketika fase feeding response dan belum terlihatnya fase pre-feeding response. Laju pencernaan didapatkan E. quadricolor waktu mengeluarkan sisa pencernaan awal selama 22--25 jam dan waktu mengeluarkan sisa pencernaan hingga selesai selama 46--48 jam setelah pemberian pakan. Efisiensi penyerapan pakan udang dan ikan pada E. quadricolor sebesar 40,60 dan 39,87 . Analisis dengan uji t didapatkan tidak ada perbedaan nyata efisiensi penyerapan pakan antara kelompok yang diberikan pakan udang dan yang diberikan pakan ikan.

ABSTRACT
Entacmaea quadricolor is an anemone that can be associated with many jenis of clownfish. This facts increases the commodity of E. quadricolor as a marine aquarium ornamental fish, however information about biological aspects of E. quadricolor is not widely available. The purpose of this study was to determine the feeding behaviour, digestion rate, and feeding absorption efficiency to support the maintenance of E. quadricolor. Feeding behavior has been observed by feeding the anemones prior to not feeding it for 2 days. Anemones were diveded into two groups, a groups fed with shrimp and a groups fed with grouper. The result shows feeding behaviour such as shortening of the tentacles and folding of the oral disc during the feeding response phase and the absence of pre feeding response phase. Digestion rate obtained by E. quadricolor has produced egesta indegestible residue as early as 22 25 hours prior to feeding and ended in the course of 46 48 prior to feeding. Feeding absorption efficiency fed by shrimps and groupers of E. quadricolor was 40,60 and 39,87 respectively. Analysis with t test showed no significant difference in feeding absorption efficiency between E. quadricolor fed with shrimps and fed with groupers. "
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Khansa Annafi`u Azlou
"ABSTRAK
Penelitian mengenai pemanfaatan tepung bintang laut mahkota duri sebagai bahan
substitusi protein pakan ikan mas hias telah dilakukan pada bulan Februari--Mei
2016. Penelitian bertujuan untuk menghitung nilai kesukaan, mengukur
pertumbuhan dan warna ikan Carassius auratus yang diberi pakan ikan berbahan
tepung Acanthaster planci. Penelitian dilakukan dengan membuat A. planci
menjadi tepung kemudian merancang formulasi pakan dan dilakukan pembuatan
pelet ikan. Pelet dengan tepung Acanthaster planci merupakan pakan perlakuan
dan pelet dengan tepung ampas tahu merupakan pakan kontrol. Selanjutnya pelet
yang sudah dibuat diujikan kepada ikan C. auratus yang sebelumnya sudah
diaklimasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ikan C. auratus lebih menyukai
pakan perlakuan dibandingkan pakan kontrol dengan persentase pakan yang
dimakan secara berurutan 68,2% dan 48% dan nilai indeks elektivitas Ivlev 0,24
dan 0,11. Pengaruh pemberian kedua pakan terhadap pertumbuhan tidak terlalu
berbeda. Berdasarkan rata-rata penilaian oleh panelis terhadap warna ikan
C. auratus selama tujuh minggu, pakan perlakuan memicu perubahan warna yang
lebih cepat dibandingkan dengan pakan kontrol.

ABSTRACT
A study of utilization of crown-of-thorn starfish (Acanthaster planci) powder as a
protein substitution in pellets for goldfish (Carassius auratus) has been conducted
on February--May 2016. The objectives of the study were to calculate the value of
Carassius auratus preference against the pellets contain Acanthaster planci
powder and to measure the effect of pellets to the growth and body color of
Carassius auratus. The study was initially conducted by making A. planci into a
powder, design formulation of pellets and finally transform it into the pellets. The
pellet that made with Acanthaster planci is a treatment pellet and the pellet that
made with tofu residue is a control pellet. The pellets tested to the acclimatized
C. auratus. The results showed that C. auratus prefers to eat treatment pellets
rather than control pellets. The percentage of treatment and control pellets eaten
by C. auratus is 68.2% and 48% respectively and the Ivlev electivity index value
is 0.24 and 0.11 respectively. The growth effect of both pellets showed no
considerable difference. The average valuation by the panelists for seven weeks,
showed that treatment pellets triggered the change of fishes? body color faster
than the control pellets."
2016
S65552
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dimas Arianto Setiadi
"ABSTRAK
Udang putih (Litopennaeus vannamei) merupakan salah satu jenis Crustaceae yang banyak dibudidayakan di Indonesia sebagai bahan pangan. Udang sebagai salah satu komoditi pangan maritim, memiliki tingkat kemunduran mutu kesegaran yang cepat, sehingga penanganan yang cepat dan tepat dibutuhkan untuk tetap menjaga kesegaran dari udang. Penanganan menggunakan slurry ice menjadi salah satu opsi dalam upaya menjaga kesegaran udang. Penelitian ini bertujuan mengetahui perubahan mutu kesegaran udang putih setelah disimpan dengan slurry ice pada suhu superchilling selama 21 hari dapat memperlambat kemunduran mutu udang. Penelitian dilakukan dengan uji lab untuk masing-masing parameter Organoleptik, Total Volatile Base (TVB), Total Plate Count (TPC), dan Kadar air sesuai dengan Standar Nasional Indonesia. Hasil uji penelitian parameter Organoleptik pada udang pada penyimpanan hari ke-7 menunjukkan nilai diambang batas toleransi menurut SNI-2728.1 2006 dengan batas toleransi kesegaran adalah 7.00. Hasil uji TVB pada penyimpanan hari ke-7 adalah 22,41 mg-N/ 100gr, dengan batas toleransi maksimum nilai TVB adalah 30 mg-N/ 100gr. Hasil uji TPC pada penyimpanan hari ke 14 menunjukkan 1,49 x 106 CFU/100g dengan batas toleransi nilai TPC adalah 5 x 105. Persentase kadar air yang meningkat setelah penyimpanan hari ke-7, mendukung sebab peningkatan nilai uji TPC dan TVB setelah penyimpanan hari tersebut. Udang putih yang disimpan dalam slurry ice pada suhu dapat dinyatakan hanya mampu bertahan di atas batas mutu kesegaran yang diterima pada waktu penyimpanan maksimum 7 hari

ABSTRACT
Whiteleg shrimp (Litopennaeus vannamei) was one of many Crustceaean species being aqua-cultured in Indonesia as food source. Shrimp as one of marine food commodities, have a fast quality degradation rate, making the immediate and precise treatment were the key to achieve sustainable and acceptable shrimp quality. Slurry ice is one of viable option to keep the freshness quality of shrimp. The experiment was aimed to determine whether the freshness quality of whiteleg shrimp can be sustained in 21-day storage at maintained super-chilling temperature. The result of organoleptic parameter test on the 7th day of storage were described a value of 7, close to the limit of acceptable value of 7.00 as stated on SNI-2728.1 2006. The result of TVB test show TVB value was 44,82mg-N/100g on the day of storage, over the limit of acceptable value of 30mg-N/100g. The result of TPC test show TPC value was 1,49 x 106 CFU/100g on the 14th day of storage, over the limit of acceptable value of 5 x 105 CFU/100g. Water content value show an increasing value after the 7th day of storage further prove its involvement on the increasing the TVB and TPC value. Whiteleg shrimp on temperature slurry ice was only effective on 7-day storage before reaching freshness quality value limit.
"
2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hadi Budiman
Bogor: Pusat Perpustakaan Pertanian dan Komunikasi Penelitian Balitbang Pertanian , 1994
631 HAD h
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>