Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 47923 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
A. M. Lilik Agung
Jakarta: Grasindo , 2002
658.3 LIL m
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Allen, Judy
Canada: John Wiley & Sons Canada, Ltd., 2003
650 All e
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Cut Malahayati
Jakarta: Restu Agung, 2006
658.405 2 CUT l
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Rivas-Micoud, Miguel
Jakarta: Media Global Edukasi, 2005
650.03 RIV g
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Hermawan Kartajaya, 1947-
Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2018
658.45 HER p
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
"The purpose of this research was to determine the influence of leverage ratio, liquidity ratio, profitability ratio, the portion oi stocks owned by public firm size, and company ages on mandatory disclosure comprehensiveness o financial statement. The sample consisted of 80 manufacturing companies listed at Indonesia Stock Exchange from 2008-2010 selected using purposive sampling method. Descriptive statistics and the multiple regression method were used to analyze the hypotheses. The results of this research showed that only firm size that influence the mandatory disclosure positively and liquidity ratio that influence the mandatory disclosure negatively. This research also showed that there was no autocorrelation, multicollinearity, and heteroscedasticity."
WINER 13:2 (2012)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Rebekka Ledyana
"Perkembangan ritel di Indonesia saat ini berkembang dengan pesat. Sebuah gerai ritel yang memiliki suasana menyenangkan akan mempengaruhi sisi afeksi dan kognisi konsumen. Maka dari itu penting bagi peritel untuk memperhatikan situasi berbelanja pada sebuah gerai ritel. Pada skripsi ini, Penulis meneliti pengaruh beberapa elemen dari atmosfer toko (seperti musik, visual aesthetic, affective quality dan tata letak atau kinetic quality) terhadap motivasi atau nilai berbelanja utilitarian, dan hedonic. Data 130 responden diolah dengan menggunakan metode Structural Equation Model (SEM) dengan kesimpulan bahwa kinetic quality mempengaruhi nilai berbelanja utilitarian, namun tidak mempengaruhi nilai berbelanja hedonic. Elemen pembentuk kualitas atmosfer gerai tidak seluruhnya mempengaruhi nilai berbelanja. Elemen musik dan visual aesthetic memiliki pengaruh terhadap kualitas kinetis.

Retail industry in Indonesia is in rapid growth nowadays. Store retail which has pleasant atmoshpere to affects customer?s affection and cognitive. This thing would be important for retailer. They have to pay attention on shopping situation in store. In this thesis, writer researched the effect of elements of atmoshpere (music, visual aesthetic, affective quality and kinetic quality) on utilitarian and hedonic shopping value. 130 respondents perceived by Structural Equation Model (SEM). Due to research result, we have conclusions that: kinetic quality has an impact on utilitarian shopping value but has no impact on hedonic shopping vaue. Not all elements that formed atmoshper quality affect shopping value. But music and visual aesthetic has an impact on kinetic quality."
Depok: Universitas Indonesia, 2014
S53469
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Robertha Setyani
"Kegiatan gugus kendali mutu di rumah sakit merupakan salah satu upaya dalam peningkatan mutu pelayanan di rumah sakit. Walaupun kegiatan tersebut telah diterapkan sejak tahun 1986 ternyata hasil lomba gugus pada Konvensi Nasional I memperlihatkan sebagian besar gugus memiliki kinerja yang kurang.
Tujuan penelitian ini untuk mendapatkan informasi tentang faktor-faktor yang berhubungan dengan kinerja gugus kendali mutu di rumah sakit. Penelitian ini merupakan penelitian survai dengan total sampel. Unit analisa pada penelitian ini adalah gugus kendali mutu dengan jumlah sampel total populasi sebanyak 72 gugus peserta Konvensi Nasional II. Pengumpulan data untuk memperoleh informasi tentang tingkat kinerja gugus di dapat dari hasil penilaian yang dilakukan oleh juri pada konvensi nasional dan gambaran faktor yang berhubungan dengan kinerja gugus diperoleh dari data yang tercantum dalam risalah yang dibuat oleh gugus kendali mutu.
Hasil penelitian ini memperlihatkan bahwa dari 72 gugus yang diteliti ternyata 69,4% memiliki kinerja yang kurang; 68,7% pada rumah sakit di Jawa; 80,6% pada rumah sakit pemerintah; 58,3% didukung oleh pimpinan rumah sakit; 86,7% dengan anggota terbanyak 7 orang; 55,6% dengan tema perbaikan di bidang administrasi; 68,1% bertemu lebih dari dua belas kali untuk menyelesaikan sebuah tema perbaikan; 54,2% membuat program pelatihan gugus; 54,2% memiliki fasilitator bidang atau perawat; 55,6% belum pernah mengikuti Konvensi Nasional.
Dari 9 variabel yang berhubungan dengan kinerja gugus, ternyata variabel yang menunjukan adanya hubungan bermakna yaitu :lokasi rumah sakit dengan nilai p = 0,001 dimana gugus yang berda pada rumah sakit di Jawa memiliki kinerja yang lebih baik dari pada di luar Jawa; dukungan pimpinan rumah sakit dengan nilai p = 0,01, dimana gugus yang didukung oleh pimpinan rumah sakit memiliki kinerja yang lebih baik dan pada gugus yang tidak mendapat dukungan dari pimpinan rumah sakit; program pelatihan gugus dengan nilai p = 0,02 dimana gugus yang membuat program pelatihan memiliki kinerja yang lebih baik dari pada gugus yang tidak merencanakan program pelatihan dan pendidikan fasilitator dengan nilai p 0,04. dimana gugus yang dibimbing oleh fasilitator berpendidikan sarjan muda atau sarjana memiliki kinerja yang lebih baik dari pada gugus yang dibina oleh fasilitator berpendidikan bidan atau perawat.
Kesimpulan secara umum adalah gugus kendali mutu di rumah sakit memiliki kinerja yang kurang dan disarankan kepada: Rumah Sakit untuk meningkatkan komitmen pimpinan rumah sakit dalam meningkatkan kualitas dan kuantitas sumberdaya manusia dan sumberdaya pendukung kegiatan gugus, membuat rencana pelatihan bagi anggota gugus; dan mengangkat fasilitator yang memiliki pendidikan minimal sarjana muda.
Bagi Pusdiklat Kesehatan disarankan untuk: membuat pedoman pelatihan dan pedoman penilaian bagi gugus kendali mutu di rumah sakit, mengupayakan peningkatkan kualitas sumberdaya manusia pada rumah sakit khususnya bagi rumah sakit di luar Jawa; membuat program pelatihan untuk meningkatkan kesdaran pimpinan dalam mendukung kegiatan gugus.

Factor connecting With Quality Control Performance in a Hospital, Participant of Second National ConventionQuality control activities in a hospital is one of activities in improving service quality in the hospital. Although the activity has been applied since 1986 in fact the result of control competition of the first National Showed most of the control performances are below the standard convention.
The purpose of this convention research is to find out information about factor connecting with the quality control performance in the hospital. These research uses survey with total sample, with the total amount of population samples are 72 controls, members of the second National Convention. Collecting data to get the control performance is found from mark assessed by juries and the description of factor relating with the control performance is found from summaries made by the control performance.
The experiment result showed of the 72 controls searched factually 69,4% have inferior performances; 68,7% on hospital in Java; 80,6% on state-on red hospital; 58,3% supported hospital chairmen's; 86,7% with members mostly 7 person; 55,6% with their titles in improving in administration division; 68,1% met move then twelve times to complete an improvement theme; 54,2% made control training program; 54,2% have nurse to delivers facilitator; 55,6% have yet no attended National Convention.
From 9 variables connecting with the control performance, in reality the variable showed a content correlation is geographic location of the hospitals with p=0,001, performance of quality control in the hospital in Java is better than out of Java; supported hospital chairmen's p=0,01. performance of quality control with supported hospital chairmen's is better than no supported chairmen's; the control training program with the p=0,02, performance quality control have training program is better than without training program; facilitator education p=0,04, performance quality control with facilitators having minimum formal education, i.e. Diploma is better than nurses
The summary in general is the quality control performance in the hospital has inferior performance and suggested to: The Hospital should improve commitment of the leadership of the hospital to intensity the quality and the quality of human resources and of supporting control-activity resources, make a training plan for control members, and to promote the facilitators having minimum formal education i.e. Diploma
For the center of the health of education and training advised to make training and grading standards for the quality control in the hospital, to accomplish enhancement of the quality of human resources in the hospital especially for the hospitals out of Java; make training program to a reich the leadership awareness since supporting the control activities.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2001
T7765
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lutfah Ariana
Jakarta : LIPI Press , 2006
658.022 LUT p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>