Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 83508 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Danang Prasta Danial
"Nowadays, trade has become more liberalized, tariff has steadily fallen but many of non-tariff barriers (NTBs) to international trade remain or even increase. Regulatory measures such as technical standards on quality offering protection for human, animal, or environment. However, the purpose sometimes blur with the interest of domestic industry. Thus it can be the impediment of trade, which can decrease welfare. Indonesia also has its own standards, the National Standards of Indonesia (SNI).
One of the standards is SNI for wheat flour, which application has been mandatory by Government. The purpose of the regulation is to increase nutritious value of society, however to some extent it is intertwined with the purpose of protecting domestic industry by using SNI as technical barriers, even though it is equally imposed to both domestic and foreign producers.
This thesis shows that until 2006 the application of mandatory SNI for wheat flour in Indonesia did not act as technical barriers, although this thesis shows that the application of mandatory SNI has caused an increase in production cost and transaction cost of both local and foreign wheat flour producers.
The increase in domestic production cost with the raw materials approach calculates only 0.01 percent from total cost of raw material. While the effect of increase in costs for foreign producer, by using quantity of export approach, shows that countries with high export to Indonesia are not strongly affected and they keep on exporting.
Increases !n transaction costs come from the certification cost, certification procedures and quality control mechanism. There is around 380% difference in certification fee between domestic and foreign producer. There are also other potential transaction costs that might incur both to domestic producers or importers such as lobbying cost, queuing cost, information cost and even bribery cost.
In average, the quantity of imported wheat after the implementation (2002-2006) increased for around forty percent, although during the first two years of the application it experienced a slight decrease. However, the increase in quantity of Imported wheat flour did not very much infiuence its market share in domestic market. Data shows that the market share of imported wheat flour did not experience any increase during 2002-2006. On the other hand, the average productions of domestic industry has fncreased for around fifty percent during 2002-2006, while its market share still take a dominant position with more than eighty percent.
Finally, this research show that the increase in production costs and transaction costs due to the application of mandatory SNI is not significance in influencing domestic production/ quantity of import and market share."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2008
T 27374
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Coates, Hugh
Wellingborough: Thorsons Publishers, 1980
633.11 COA g
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Marisa Zuardi
"Roti adalah produk pangan yang dibuat melalui proses pemanggangan dengan temperatur yang cukup tinggi dan menjadi salah satu sumber utama karbohidrat dalam bentuk pati yang dikonsumsi manusia di penjuru dunia yang umumnya menggunakan tepung terigu sebagai bahan baku. Berdasarkan respons glukosa yang cepat setelah dikonsumsi, roti adalah makanan yang berperan luar biasa dalam perkembangan obesitas dan diabetes serta permasalahan berat badan. Terjadinya proses cerna yang cepat terutama terjadi karena besarnya jumlah kandungan pati yang dapat dicerna dengan cepat (rapidly digestible starch), sedangkan jumlah pati resisten yang kecil yakni sekitar 2,5 %. Permasalahan terkait masalah kesehatan akibat mengkonsumsi roti diharapkan dapat diatasi dengan meningkatkan resistensi pati pada tepung terigu yang ditandai dengan menurunnya daya cerna pati. Pada penelitian ini dilakukan modifikasi pati pada tepung terigu sebagai bahan baku roti guna meningkatkan resistensi pati. Modifikasi ikat silang dilakukan dengan menggunakan natrium trimetafosfat sebagai agen pengikat silang, natrium fosfat, natrium hidroksida dan asam klorida. Dilakukan optimisasi dengan melakukan variasi pada kadar natrium trimetafosfat. Pati hasil modifikasi dan pati tanpa modifikasi sebagai kontrol diuji sifat fungsionalnya dengan mengukur persen kelarutan dan swelling power, dikarakterisasi menggunakan instrumen FTIR, di uji daya cerna-nya, serta dilakukan penentuan kadar fosfor dan derajat substitusi. Produk hasil modifikasi dengan daya cerna terendah dan pati tanpa modifikasi digunakan sebagai bahan baku pembuatan roti. Roti yang dihasilkan kemudian dianalisis kualitasnya dengan mengukur massa, volume dan nilai baking expansion, diamati dan dikonsumsi untuk mengetahui tekstur, aroma, dan rasanya, serta dilakukan pengukuran kemampuan daya cernanya.

Bread is a food product that is made by roasting process at high temperatures. Bread has become a source of carbohydrates and is consumed by people all over the world. Wheat flour starch is the primary ingredient in bread. According to the fast glucose response after consumption, bread is classified as a high-GI food and plays a remarkable role in the development of obesity and diabetes as well as weight gain. Bread is rapidly digested and fast glucose release and absorption happen after its consumption mainly due to a large amount of rapidly digestible starch content and the small amount of resistant starch about 2.5 %. Problems caused by bread consumption is expected to be resolved by increasing the starch resistant content in wheat flour which is attributed to decreasing the starch digestibility. In this study, wheat starch as the primary ingredient for bread is modified to increase the resistance starch content. In this study, crosslinking modification is using sodium trimetaphosphate as the crosslinker agent, sodium phosphate, sodium hydroxide, and hydrogen chloride. Optimization is being done by varying the amount of sodium trimetaphosphate. Native starch and crosslinked starch are being evaluated for the swelling power, solubility, starch digestibility, and the amount of phosphorus and being characterized by using FTIR spectroscopy. Crosslinked starch that has the lowest starch digestibility and native starch are used for breadmaking. The bread that has been made is being analyzed for the mass, volume, and baking expansion, and being observed and consumed for evaluating the texture, the scent, and the taste, also being measured for the digestibility."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Shafira Aulia Utami
"Tingginya volume impor gandum Indonsia menimbulkan suatu dilemma. Hal tersebut mendorong pentingnya kegiatan ini untuk dipelajari dan dianalisis. Impor gandum Indonesia secara signifikan akan menggunakan devisa dalam jumlah besar dan juga menimbulkan kekhawatiran terhadap masa depan dan kedaulatan pangan Indonesia. Namun disisi lain, industri pengolahan gandum membutuhkan gandum untuk terus berproduksi agar dapat memenuhi kebutuhan pangan dalam negri. Industri pengolahan gandum juga berperan penting dalam perekonomian Indonesia dari penyerapan tenaga kerja, menciptakan penerimaan pemerintah lewat pajak, dan industri yang menghasilkan output untuk diekspor. Oleh karena itu, penting untuk mengetahui produktivitas industri pengolahan gandum. Tujuan dari penelitian ini adalah: (1) Mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan volume impor gandum di Indonesia sejak tahun 1971-2020, dan (2) Mengetahui dampak dari dilakukanya impor gandum Indonesia terhadap produktivitas industri tepung terigu nasional. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan data kuantitatif berupa data sekunder. Dianalisis dengan regresi linier berganda menggunakan data time series dan OLS untuk mengestimasi parameter. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel harga impor gandum, konsumsi gandum domestik, dan nilai tukar berpengaruh signifikan terhadap permintaan volume impor gandum di Indonesia sejak tahun 1971-2020. Harga Jagung dan tarif impor gandum  tidak berpengaruh signifikan terhadap permintaan gandum impor. Kegiatan impor gandum berpengaruh signifikan terhadap produktivitas industri pengolahan gandum nasional.

The high volume of Indonesian wheat imports poses a dilemma. It is encourages the importance of this to be studied and analyzed. Indonesian wheat imports will significantly uses large amount of foreign exchange to import those products and raises concerns about the future of Indonesia's food self-sufficiency and sovereignty. But in the other hand, wheat processing industry need this comodity to continue to produce and meet domestic needs. Not only that, wheat processing industry also plays important role in the Indonesia’s economy from employment absorption, create government revenue through taxes, and industries that produce output to be exported. Therefore, it is very important to know the productivity of wheat  processing industry. According to that, the purpose of this research is: (1) Identify the factors that influence the demand for wheat import volume in Indonesia since 1971-2020, and (2) Analyze the impact of wheat import activity on the productivity of the national wheat processing industry (wheat flour industry). This research was conducted in Indonesia using quantitative data in the from of secondary data. Analyzed by multiple linear regression using time series data and OLS to estimated the parameter. The results showed that the variable wheat import price, domestic wheat consumption, and exchange rate had a significant effect on the demand of wheat import volume in Indonesia since 1971-2020. Corn prices and wheat import tariff as government interventions had a nonsignificant effect on the demand for imported wheat. Wheat import activity also have a significant effect on the productivity of national wheat processing industry. "
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indinesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ersya Widya Prahesti
"Kondensasi kromosom memainkan peran penting dalam pembelahan mitosis. Ion Ca2+ diketahui berperan penting dalam proses kondensasi kromosom. Sejauh ini, studi tentang peran Ca2+ dalam kromosom sel hewan telah dilaporkan melalui penggunaan 1,2-bis (2- aminophenoxyethane-N,N,N′,N-tetraacetic acid) (BAPTA) dan Ethylenediamine- tetraacetic acid (EDTA) sebagai agen pengkelat ion Ca2+. Namun, penelitian tentang peran Ca2+ pada kromosom tanaman masih sangat terbatas. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh Ca2+ terhadap kromosom gandum (Triticum aestivum) dengan pemberian 1mM BAPTA sebagai agen pengkelat ion Ca2+, 1mM EDTA sebagai agen pengkelat kation divalen umum, dan phosphate buffered saline (PBS) sebagai kontrol menggunakan mikroskop cahaya. Preparasi kromosom dilakukan dengan cara akar gandum dipotong dan diberi perlakuan colchicine sebelum dilarutkan dalam 2% Paraformaldehyde (PFA). Kemudian diinkubasi dengan 2,5% selulase dan 2,5% enzim pectoliase pada suhu 37°C selama 1 jam. Sampel kemudian disaring dan disentrifugasi untuk memperoleh sampel yang mengandung kromosom. Sampel kemudian diberi perlakuan dengan 1 mM BAPTA, 1 mM EDTA, dan PBS, dan diwarnai dengan Aceto orcein. Kromosom kemudian diamati di bawah mikroskop cahaya. Struktur dan kepadatan warna kromosom, serta panjang, lebar dan luas kromosom diamati dan diukur. Hasil pengamatan kualitatif menunjukkan bahwa struktur kromosom pada kontrol lebih rapat dan pendek sedangkan kromosom yang diberi perlakuan 1 mM BAPTA dan 1 mM EDTA mengalami dekondensasi, melebar, dan berwarna pucat. Hasil pengukuran kuantitatif menunjukkan bahwa kromosom Kontrol, BAPTA, dan EDTA masing-masing memiliki panjang 10.763 m, 14.845 m, 17.154 m, lebar 1.570 m, 1.637 m, 1.723 m, dan luas 18.172 m, 24.644 m, 29.687 M. Hasil uji statistik menunjukkan bahwa pengaruh BAPTA dan EDTA terhadap panjang dan luas kromosom berbeda nyata (α < 0,05). Hal ini membuktikan bahwa Ca2+ memiliki peran penting dalam menjaga struktur kromosom gandum.

Chromosomal condensation plays an important role in the mitotic division. Ca2+ ions are known to play an important role in the chromosome condensation process. So far, studies on the role of Ca2+ in animal cell chromosomes have been reported using 1,2-bis (2-amino phenoxy ethane N, N, N′, N-tetraacetic acid) (BAPTA) and Ethylene diamine tetraacetic acid (EDTA) as Ca2+ ions chelating agents. However, research on the role of Ca2+ on plant chromosomes is still very limited. This study was conducted to determine the effect of Ca2+ on wheat chromosomes (Triticum aestivum) by administering 1mM BAPTA as a Ca2+ ion chelating agent, 1 mM EDTA as a general divalent cation chelating agent, and phosphate-buffered saline (PBS) as a control using a light microscope. For chromosome preparation, the root tips of wheat were cut and pretreated with colchicine before being dissolved in 2% Paraformaldehyde (PFA). The roots were then incubated with 2.5% cellulase and 2.5% pectoliase enzyme at 37°C for 1hour. The sample is then filtered and centrifuged to obtain a sample containing chromosomes. Samples were then treated with 1 mM BAPTA, 1 mM EDTA, and PBS and stained with Aceto orcein. Chromosomes were then observed under a light microscope. The structure and color density of the chromosomes were observed. The length, width, and area of the chromosomes were also measured. The qualitative observations showed that the chromosome structure in control was denser and shorter while the chromosomes treated with 1 mM BAPTA and 1 mM EDTA were decondensed, widened, and had pale color. The quantitative measurement showed that length, width, and area of chromosomes for in control, BAPTA, and EDTA were 10.763 m, 14.845 m, 17.154 m; 1.570 m, 1.637 m, 1.723 m; and 18.172 m, 24.644 m, 29.687 M respectively. The statistical results showed that the effect of BAPTA and EDTA on the length and area of chromosomes were significantly different (α < 0.05). This result proves that Ca2+ has a vital role in maintaining the chromosomal structure of wheat."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ersya Widya Prahesti
"Kondensasi kromosom memainkan peran penting dalam pembelahan mitosis. Ion Ca2+ diketahui berperan penting dalam proses kondensasi kromosom. Sejauh ini, studi tentang peran Ca2+ dalam kromosom sel hewan telah dilaporkan melalui penggunaan 1,2-bis (2-aminophenoxyethane-N,N,N′,N-tetraacetic acid) (BAPTA) dan Ethylenediamine-tetraacetic acid (EDTA) sebagai agen pengkelat ion Ca2+. Namun, penelitian tentang peran Ca2+ pada kromosom tanaman masih sangat terbatas. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh Ca2+ terhadap kromosom gandum (Triticum aestivum) dengan pemberian 1mM BAPTA sebagai agen pengkelat ion Ca2+, 1mM EDTA sebagai agen pengkelat kation divalen umum, dan phosphate buffered saline (PBS) sebagai kontrol menggunakan mikroskop cahaya. Preparasi kromosom dilakukan dengan cara akar gandum dipotong dan diberi perlakuan colchicine sebelum dilarutkan dalam 2% Paraformaldehyde (PFA). Kemudian diinkubasi dengan 2,5% selulase dan 2,5% enzim pectoliase pada suhu 37℃ selama 1 jam. Sampel kemudian disaring dan disentrifugasi untuk memperoleh sampel yang mengandung kromosom. Sampel kemudian diberi perlakuan dengan 1 mM BAPTA, 1 mM EDTA, dan PBS, dan diwarnai dengan Aceto orcein. Kromosom kemudian diamati di bawah mikroskop cahaya. Struktur dan kepadatan warna kromosom, serta panjang, lebar dan luas kromosom diamati dan diukur. Hasil pengamatan kualitatif menunjukkan bahwa struktur kromosom pada kontrol lebih rapat dan pendek sedangkan kromosom yang diberi perlakuan 1 mM BAPTA dan 1 mM EDTA mengalami dekondensasi, melebar, dan berwarna pucat. Hasil pengukuran kuantitatif menunjukkan bahwa kromosom Kontrol, BAPTA, dan EDTA masing-masing memiliki panjang 10.763 m, 14.845 m, 17.154 m, lebar 1.570 m, 1.637 m, 1.723 m, dan luas 18.172 m, 24.644 m, 29.687 M. Hasil uji statistik menunjukkan bahwa pengaruh BAPTA dan EDTA terhadap panjang dan luas kromosom berbeda nyata (α < 0,05). Hal ini membuktikan bahwa Ca2+ memiliki peran penting dalam menjaga struktur kromosom gandum.

Chromosomal condensation plays an important role in the mitotic division. Ca2+ ions are known to play an important role in the chromosome condensation process. So far, studies on the role of Ca2+ in animal cell chromosomes have been reported using 1,2-bis (2-amino phenoxy ethane N, N, N′, N-tetraacetic acid) (BAPTA) and Ethylene diamine tetraacetic acid (EDTA) as Ca2+ ions chelating agents. However, research on the role of Ca2+ on plant chromosomes is still very limited. This study was conducted to determine the effect of Ca2+ on wheat chromosomes (Triticum aestivum) by administering 1mM BAPTA as a Ca2+ ion chelating agent, 1 mM EDTA as a general divalent cation chelating agent, and phosphate-buffered saline (PBS) as a control using a light microscope. For chromosome preparation, the root tips of wheat were cut and pretreated with colchicine before being dissolved in 2% Paraformaldehyde (PFA). The roots were then incubated with 2.5% cellulase and 2.5% pectoliase enzyme at 37℃ for 1hour. The sample is then filtered and centrifuged to obtain a sample containing chromosomes. Samples were then treated with 1 mM BAPTA, 1 mM EDTA, and PBS and stained with Aceto orcein. Chromosomes were then observed under a light microscope. The structure and color density of the chromosomes were observed. The length, width, and area of the chromosomes were also measured. The qualitative observations showed that the chromosome structure in control was denser and shorter while the chromosomes treated with 1 mM BAPTA and 1 mM EDTA were decondensed, widened, and had pale color. The quantitative measurement showed that length, width, and area of chromosomes for in control, BAPTA, and EDTA were 10.763 m, 14.845 m, 17.154 m; 1.570 m, 1.637 m, 1.723 m; and 18.172 m, 24.644 m, 29.687 M respectively. The statistical results showed that the effect of BAPTA and EDTA on the length and area of chromosomes were significantly different (α < 0.05). This result proves that Ca2+ has a vital role in maintaining the chromosomal structure of wheat."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adra Amalia Nur Ahlina
"Kromosom metafase dalam keadaan terkondensasi diperlukan untuk menjaga kelestarian materi genetik yang diturunkan pada sel anakan. Kondensasi kromosom pada kromosom hewan diketahui dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satunya keberadaan ion magnesium (Mg2+). Pada konsentrasi yang berbeda, Mg2+ memberikan efek yang berbeda terhadap struktur kromosom hewan. Akan tetapi, pengaruh konsentrasi Mg2+ kromosom tumbuhan belum diketahui. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh konsentrasi Mg2+ (0, 2, 5, dan 20 mM) terhadap struktur kromosom gandum (Triticum aestivum) yang diisolasi menggunakan teknik squashing dan diamati dengan mikroskop cahaya. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa secara kualitatif kromosom dengan perlakuan tanpa penambahan Mg2+ (0 mM) memiliki struktur yang kurang terkondensasi, perlakuan 2 mM Mg2+ memiliki struktur yang mulai terkondensasi namun belum merata, perlakuan 5 mM Mg2+ memiliki struktur yang paling padat terkondensasi dibandingkan perlakuan lainnya, dan perlakuan 20 mM Mg2+ kromosom terkondensasi namun mulai menunjukkan tanda kerusakan. Berdasarkan hasil uji statistik Kruskal-Wallis dan Anova pada data panjang dan lebar kromosom, perlakuan variasi konsentrasi Mg2+ yang ditambahkan memberikan hasil yang signifikan (p<0,05) terhadap perlakuan kontrol. Hasil tersebut menunjukkan bahwa Mg2+ memiliki pengaruh yang signifikan terhadap struktur kromosom gandum (Triticum aestivum) dengan 5 mM Mg2+ menghasilkan struktur kromosom yang paling padat terkondensasi.

Metaphase chromosome is needed to be in a condensed state to conserve the genetic material inherited to daughter cells. Chromosomal condensation in animal chromosomes is known to be influenced by several factors, one of which is the presence of magnesium ions (Mg2+). At different concentrations, Mg2+ exerts different effects on the animal chromosome structure. However, the effect of Mg2+ concentration on plant chromosomes is not yet known. Thus, this study aimed to observe the effect of Mg2+ concentration (0, 2, 5, and 20 mM) on the chromosomal structure of wheat (Triticum aestivum) isolated with squashing technique using a light microscope. The results showed that without the addition of Mg2+ chromosome had a less condensed structure. Chromosomes with 2 mM Mg2+ treatment had a slightly condensed structure, the 5 mM Mg2+ treatment gave the most condensed structure compared to others. Based on the Kruskal-Wallis and one-way Anova tests on the length and width of the chromosomes, the variation in the concentration of Mg2+ added had a significant result (p<0.05) compared to the control treatment. This result shows that Mg2+ has a significant influence on the chromosomal structure of wheat (Triticum aestivum). Optimum condensation resulted in chromosomes with 5 mM Mg2+ treatment."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Elang Fajar Tryadi
"Penelitian ini telah berhasil melakukan modifikasi pada tepung terigu dengan metode heat moisture treatment (HMT) dan ikat silang menggunakan asam sitrat. HMTdilakukan dengan memvariasikan waktu pemanasan dan ikat silang dilakukan dengan memvariasikan konsentrasi dari asam sitrat yang digunakan. HMT menghasilkan perubahan atau penyusunan ulang struktur kristral yang diidentifikasi menggunakan mikroskop. Ikat silang menambahkan ikatan kovalen antar rantai pati yang dapat diidentifikasi menggunakan FTIR. Setelah modifikasi, diamati perubahan dari sifat fisikokimia dari pati. Kecenderungan yang terjadi setelah modifikasi adalah penurunan swelling power dan kelarutan, penurunan viskositas pasta,peningkatan ketahanan termal. Daya cerna pati mengalami penurunan yang signifikan pada pati dengan modifikasi secara tunggal maupun ganda.

This study was succesfully modifying wheat flour with heat moisture treatment (HMT) methode and crosslinking with citric acid. HMT is conducted by varying the heating time and crosslinking is conducted by varying concentration of citric acid used. HMT will generate rearrangement on starch crystal structure and could be indetified with microscope while crosslinking will generate new covalent bond on starch chain and could be identified with FTIR. After modification changes in physicochemical properties are observed. The trend of alteration are decrease in swelling power and solubility, decrease paste viscosity, and increasing thermal resistance. Digestibility of starch also observed as significant decrease on single and dual treated starch. "
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Botterill, Linda Courtenay
"This detailed account tells the background story of a privatised monopoly whose sharp practices embroiled a national government in scandal and shocked a nation that prides itself on the strength of its institutions. AWB Limited, the former Australian Wheat Board that in the 1990s was sold into the private sector, paid more than $US200m in kickbacks to the pariah regime of Saddam Hussein in Iraq, exploiting the provisions of the United Nations? Oil for Food program by inflating the price of the wheat it sent there to disguise the pay-offs that secured the contracts. The ensuing uproar threatened the careers of key cabinet ministers in the Howard government and contributed to the rise and subsequent election victory of the Australian Labor Party?s Kevin Rudd."
Dordrecht, Netherlands: Springer, 2012
e20401300
eBooks  Universitas Indonesia Library
cover
Irastuty
"ABSTRAK
Sampai dengan tahun 1998 penyediaan, distribusi dan harga tepung terigu
diatur oleh Bulog, Pemerintah juga menetapkan proteksi untuk berinvestasi di industri
ini. Hak monopoli dalam penggilingan gandum hanya diberikan kepada PT Indofood
Sukses Makmur Bogasari Flour Mills serta PT Berdikari Sari Utama Flour Mills.
Pemilik kedua perusahaan inipun sama yaitu Grup Salim.
Dicabutnya wewenang Bulog, menyebabkan industri tepung terigu harus
melaksanakan semua kegiatannya sendiri, mulai dari menyediakan gandum untuk
digiling, pengolahan, pemasaran serta distribusinya. Apalagi dengan ditetapkannya
UU No. 5/1999 mengenai Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak
Sehat, menyebabkan perusahaan-perusahaan dalam industri ini harus menjalankan
kegiatannya secara profesional.
Citra Bogasari yang baru yaitu sebagai sebuah perusahaan yang profesional,
akan sangat mendukung jalannya kegiatan perusahaan tersebut. Seperti diketahui
bahwa selain bersaing dengan perusahaan sejenis di dalam negeri, persaingan juga
terjadi dengan perusahaan-perusahaan luar negeri di dalam era globalisasi ini. Akan
tetapi citra perusahaan yang lama, yaitu sebagai perusahaan yang erat kaitannya
dengan monopoli dan KKN telah melekat dalam pandangan stake holders.
Menyadari pentingnya peranan Humas dalam membentuk opini masyarakat,
maka merupakan salah satu tugas Humas Bogasari untuk membentuk citra perusahaan
yang baru yaitu bahwa Bogasari merupakan perusahaan yang profesional dan dapat
bersaing secara sehat dalam industri ini. Humas harus melakukan riset untuk mencari
fakta yang ada pada stakeholders mengenai citra perusahaan saat ini. Kemudian
Humas harus menselaraskan antara citra dan reputasi yang perusahaan inginkan ada
dalam pandangan stake holders, dengan target publik, cara-cara serta ¡si dari
kampanye, sehingga program pembentukan citra berhasil baik.
Karenanya studi ini bertujuan untuk mempelajari peranan kegiatan humas
Bogasari dalam membentuk citra perusahaan di mata stake holders , serta memberikan
masukan mengenai strategi yang perlu dilakukan untuk meningkatkan efektivitas
kegiatan-kegiatan humas dalam membantu terciptanya citra yang dikehendaki.
Untuk itu metode peneilitian yang dilakukan adalah dengan mempelajari
berbagai sumber informasi yang tersedia, teori, data, literatur serta wawancara dengan
pihak-pihak yang dapat menjadi nara sumber dalam studi ini. Persepsi stakeholders
kepada perusahaan didapatkan dengan meneliti banyaknya jumlah pemberitaan yang
positif maupun negatif mengenai perusahaan di 12 media cetak.
Dari studi ini disimpulkan bahwa citra perusahaan yang positif di mata
stake/solders mulai terbentuk, terlihat dari semakin berkurangnya pemberitaan negatif
mengenai perusahaan dan semakin banyaknya pemberitaan positif. Akan tetapi yang
diinginkan bukan sekedar citra positif saja, tetapi citra perusahaan yang profesional
yang harus ditanamkan pada stake holders.
Sampai saat ini Humas belum pernah melakukan riset Iangsung dan
menyeluruh untuk mengetahui citra perusahaan dalam persepsi stake holders .
Penelitian terhadap citra perusahaan hanya dilakukan dengan melihat jumlah
pemberitaan yang ada di media masa. Setelah itu Humas Bogasari menjalankan
program-program perbaikan maupun program-program baru.
Pemberitaan mengenai profesionalisme perusahaan tidak dilakukan dalam
suatu program khusus. Profesionalisme terlihat dalam proses menjalankan
perusahaan, baik ke dalam maupun ke luar perusahaan. Salah satu ciri profesionalime
perusahaan seperti transparansi memang telah berhasil ditanamkan melalui hubungan
baik antara Humas dengan media masa. Media masa dapat memperoleh informasi
dengan mudah mengenai perusahaan baik dari Humas maupun top manajemen. Gaya
manajemen profesional yang mencerminkan kemandirian usaha serta bersaing secara
sehat di pasar sebenarnya juga terdapat pada falsafah perusahaan. Akan tetapi ini tidak
disosialisasikan secara khusus kepada semua lapisan stakeholders. Demìkian pula ciri
profesional dalam bentuk kerja tim yang tangguh serta kesempatan yang setara dalam
jenjang karir serta pelatihan tidak diinformasilcan kepada seluruh stake holders.
Melihat kenyataan diatas, maka tampak bahwa pemberitaan yang menyiratkan
profesionalisme perusahaan tidak dilakukan dalam suatu program yang khusus. Tidak
ada kesatuan ?wama? profesionalisme yang berkesinambungan dalam pemberitaan
yang dilakukan, menyebabkan hasilnya tidak optimal dirasakan oleh stake holders.
Karena itu studi ini merekomendasikan agar apabila memungkinkan dilakukan
riset mengenai citra perusahaan saat ini dimata stakeholders, sehingga dapat diketahui
sejauh apa perubahan cara itu telah diterima. Dari hasil riset tersebut dibuat
pembenahan ke dalam, kemudian dibuat suatu program kampanye yang menyelunuh
dan berkesinambungan untuk menunjang cara profesionalisme perusahaan. antara lain
dengan memasukkan falsafah perusahaan yang mencerminkan profesionalisme
perusahaan sebagai salah satu bahan program.
Walaupun Bogasari telah melakukan spin off untuk menghadapi UU
No.5/1999, namun yang masih dipertanyakan oleh stake holders yaitu apakah
sebenarnya Bogasari masih ?mencintai? monopoli? Karena itu dibutuhkan kerjasama
dengan bagian/departemen lain sehingga tercipta citra profesionalisme yang bebas
dari KKN dan monopoli. Bentuk kerjasama itu seperti strategi pemasaran serta
periiaku yang profesional dan individu-individu dalam perusahaan untuk menunjang
terciptanya citra perusahaan yang diinginkan.
"
2001
T3262
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>