Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 130404 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ratna Sri Widyastuti
"mengungkapkan tingkat Kompetisi perbankan di Indonesia. Temuan yang diperoleh antara lain: Seluruh kelompok bank umum stabil setelah kemunculan API pada Tahun 2004; tingkat kompetisi bank umum di Indonesia justru menurun setelah penerapan API...
"
Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2009
T27356
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Tivany Angga Dewi
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2009
T27299
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Anak Agung Iswari Wulandari
"Kompetisi di Industri Perbankan menjadi salah satu hal yang harus diperhatikan, karena kompetisi merupakan sumber utama dari adanya efisiensi pada Industri Perbankan Indonesia. Studi ini mengestimasi tingkat kompetisi di industri perbankan pada bank persero, bank umum swasta nasional devisa dan non devisa, bank pembangunan daerah, bank campuran , dan bank asing selama periode tahun 2005 sampai 2014. Estimasi dilakukan dengan mengaplikasikan pendekatan Panzar-Rosse model untuk mendapatkan nilai H-Statistik yang menggambar tingkat kompetisi dari industri Perbankan. Studi ini juga menganalisis faktor-faktor yang menyebabkan perubahan pola kompetisi dan memberikan gambaran umum tentang industri perbankan Indonesia.

The competition in banking industry has become one of the most important issues that we need to pay more attention to since it is the main resource of efficiency in Indonesian banking industry. This study estimates the level of competition in banking industry, specifically State-owned banks, foreign exchange and non-foreign exchange private banks, regional banks, joint venture banks, and foreign banks from the year 2005 to 2014. The estimation is calcuated by using the Panzar-Rosse model approach to obtain the H-Statistic that respresents the level of competition in banking industry. This study also analyses the factors causing the changing pattern of competition and gives a general picture of Indonesian banking industry."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2016
S62291
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Defy Oktaviani
"Tujuan penelitian ini mengestimasi struktur pasar perbankan Indonesia serta menganalisis pengaruh kepemilikan asing terhadap tingkat persaingan di sektor perbankan Indonesia. Penelitian ini mengaplikasikan metode Panzar-Rosse (1977, 1987) menggunakan data panel dari 109 bank umum pada periode 2009-2011. Hasil estimasi menunjukkan bahwa: 1) struktur pasar industri perbankan Indonesia adalah persaingan monopolistik; 2) persaingan di kelompok bank asing lebih tinggi dibandingkan di kelompok bank nasional.

The objective of this study is to estimate the market structure of Indonesian banking industry and to analyze the effect of foreign ownership on the level of competition in Indonesian banking sector. This study applies Panzar-Rosse method (1977, 1987) using panel data for 109 commercial banks in Indonesia during the period from 2009 to 2011. The results show: 1) the market structure of Indonesian banking industry is monopolistic competition; 2) the level of competition in the foreign banks is higher than in the national banks."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2013
S46126
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nur Iman
"Sebagai negara yang menganut sistem dual banking, maka penting untuk mengetahui tingkat persaingan perbankan di Indonesia, khususnya perbankan syariah. Apalagi dengan jumlah perbankan syariah yang relatif sedikit, kuat dugaan terjadi pola persaingan yang kolutif. Oleh sebab itu digunakan model penelitian yang dikembangkan oleh Panzar dan Rosse (1987) untuk data perbankan syariah dan konvensional Indonesia periode tahun 2003-2008.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa walaupun jumlah perbankan syariah relatif sedikit, namun struktur pasar yang ada adalah monopolistik dan tidak cukup bukti untuk menyatakan bahwa persaingan antara perbankan syariah dengan perbankan konvensional berbeda. Untuk menunjang perkembangan perbankan syariah, bank syariah perlu untuk memperhatikan pengelolaan dalam manajemen aset dan liabilitas yang baik. Selain itu, otoritas perbankan perlu memcermati bentuk persaingan yang terjadi.

Indonesia has dual banking system in its banking industry. Therefore it is important to know competition amongs banking especially syariah banking. Moreover with the small number of syariah banking that exists in Indonesia it is reasonable to guess that there are colutif competition among them. In order to investigate the degree of competition in Indonesia banking's industry, we apply Panzar-Rosse model with the period of estimation between 2003 to 2008.
In conclusion, it is suggested that there is monopolistic competition. Moreover, there is no strong evidence to assert that syariah and konvensional banking are difference in their competition conduct. In order to reinforce the growth of Syariah banking, it is important for syariah banking to manage carefully its asset and liability management. In addition, banking authority have to notice competition that exist in banking industry.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2009
6522
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Yan Syafri
"Paska krisis ekonomi yang melanda Indonesia telah teijadi perubahan terhadap struktur industri perbankan Indonesia. Perubahan-perubahan tersebut antara Iain ditunjukan dengan berkurangnya jumlah Bank, terjadinya perubahan komposisi bank dilihat dari besaran asset, tingglnya tingkat konsentrasi perbankan dan berubahnya fokus perbankan yang semula corporate base menjadl customer base. Fenomena tersebut menunjukan bahwa sedang terjadi perubahan tingkat persaingan dalam industri perbankan Indonesia. Hal ini yang mendorong penulis untuk melakukan analisis terhadap tlngkat persaingan dalam industri perbankan di Indonesia.
Literature mengenal pengukuran tingkat persalngan dapat dibagi dalam dua kelompok besar (mainstreams), yang pertama dlsebut sebagai pendekatan struktural (structural approach) dan kedua disebut sebagai pendekatan perilaku (behavioural approach) atau non structural approach. Pengukuran tlngkat persalngan dengan menggunakan pendekatan struktural termasuk dldalamnya adalah Structure-Conduct* Performance Paradigm (SCP) dan Efficient Structure Hypothesis (ESH). Sementara ltu, untuk pendekatan yang berbasis perilaku (behaviour) dikembangkan berdasarkan teori-teorl Chicago School dan Contestable Market Theory (CMT).
Untuk mengukur tingkat persaingan dalam industri perbankan Indonesia akan dlgunakan pendekatan yang berbasis perilaku yaitu dengan menggunakan Panzar - Rosse model. Pengukuran tingkat persalngan tersebut akan dilakukan terhadap seluruh bank dalam periode 2000 - 2006 serta membandingkan pada dua perlode berbeda yaitu 2000 - 2002 dengan 2003 - 2006. Selain ltu, juga akan dilakukan pengukuran tingkat persaingan per kelompok bank yang dibedakan antara kelompok Bank Besar dan kelompok Bank Kecil.
Penelitian ini dilakukan terhadap 125 bank yang beroperasl di Indonesia sampai dengan Desember 2006. Sumber data berasal dari Iaporan publikasi triwulanan bank-bank tersebut yang terdapat di website Bank Indonesia. Metode analisis yang digunakan untuk mengukur tingkat persaingan tersebut adalah generalized least square (GLS) panel data. variabel-varibel yang digunakan dalam analisls ini terdiri dari variabel terikat (dependent variable) berupa rasio pendapatan bunga terhadap total asset (PBTA). Sedangkan variabel bebasnya (independent variable) terdiri dari rasio biaya bunga terhadap total dana (BBTD), rasio blaya personalia terhadap total asset (BPTA) dan rasio biaya modal fisik terhadap total asset (BMFA). Ketiga variabel ini merupakan input utama.
Sementara itu, untuk varibel penjelasnya terdiri dari rasio equity terhadap total asset (ETA), rasio kredit terhadap total asset (ETA), rasio non performing Ioan (NPL), rasio antar bank terhadap total dana (ABTD) dan rasio giro terhadap total dana (GTDA). Variabel-varlabel ini disebut sebagai bank specihc factor (BSP). Adapun variabel penjelas tambahan adalah rasio pendapatan Ialnnya terhadap total asset (PLTA). Hasil akhlr dari estimasi ini adalah diperolehnya nilai H-statistik yang merupakan penjumlahan dari koefisien BBTD, BPTA dan BMFA.
Hasll estimasi model regresi majemuk data panel dengan menggunakan Fixed Effect Model terhadap 125 bank umum selama perlode tahun 2000 - 2006, 2000 - 2002 dan 2003 - 2006 menunjukkan hasil yang relatif sama, yaltu tingkat persaingan dalam industri perbankan Indonesia tergolong ke dalam monopolistic competition. Namun, jika dibandingkan antara dua periode penelitian yang berbeda diketahui bahwa nilai H-statistik periode 2003 - 2006 leblh tlnggi dibandingkan periode 2000 - 2002. Perubahan nilai H-statistlk tersebut menunjukan adanya perubahan tingkat persalngan dalam industri perbankan Indonesia secara keseluruhan. Selain itu, jika dilihat per kelompok bank, meskipun kondlsi persaingannya sama yaitu monopolistic competition, namun tingkat persalngan pada kelornpok Bank Kecil leblh tinggi dibandingkan kelompok Bank Besar.
Sesuai hasil penelltian tersebut diatas, maka kebljakan-kebljakan yang telah dllakukan Bank Indonesia seperti kebljakan persyaratan modal disetor yang tinggi (Rp3 trilliun), kebijakan pembatasan merger (total asset bank hasil merger tidak boleh > 20% total asset perbankan), serta kebijakan untuk memperkuat permodalan Bank sebagalmana tercantum dalam Arsitektur Perbankan Indonesia, dapat terus dlpertahankan untuk memellhara tingkat persaingan yang sehat dalam industri perbankan Indonesia. "
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2007
T34366
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rahmatina Awaliah Kasri
"Abstract
Indonesia is among the few countries that adopts dual banking system where Islamic banks run in parallel and compete with conventional banks. Although under such a system banking competition would be expected to be high, data tend to show the opposite case, as three Islamics banks acquired 65 percent of market share in Indonesia. This study, therefore, attempts to determine the degree of banking competition in Indonesia by employing the Panzar-Rosse Model for 2003-2008 period. The study also analyses the competitive behaviors of Islamic banks and compares it with those of its conventional counterparts. The estimated model suggests that monopolistic competition exists in the overall banking industry?the degree is even slightly higher for Islamic banking, where the market is characterized by aggressive competition for funding, quality human resources, and financing. Such competition occurs due to, among others, small market size, low consumer base, lack of product variations, and lack of competent human resources. These should be a major concern for all Islamics banking stakeholders for developing a better Islamic banking industry, particularly in Indonesia."
2010
PDF
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Prelia H.M
"Mulai akhir tahun 2001 hingga awal tahun 2002 ini jumlah stasiun televisi di Indonesia mengalami peningkatan, dari 6 buah (TV.RI, RCTI, SCTV, TPI, In.:iosiar dan ANTV) menjadi 11. Lima pemain baru dalam aunia pertelevisian di Indonesia adalah Metro TV, Trans TV, TV7, Global TV, dan Lativi. Tentu saja bertambahnya jumlah
stasiun televisi swasta yang sumbe pemaSukan utamanya adalah ik1an ini membawa masalah baru bagi dunia pettelevisian Indonesia, khususnya bagi masing-masing stasiun televisi itu sendiri. Apalagi mulai tahWl 2002 ini TVRI akan berganti status dari yayasan
menjadi perseroan, sehingga · orientaSmya pWl beralih ke bisnis. Hal ini akan mengakibatkan J!ersaingan antanne ia-televisi, baik dalam memperebutkan iklan maupun dalam memperebutkan audience, yang berarti masing-masing stasiun televisi ters ebut harus dapat menyajikan pro~-program yan berkualitas yang diminati penonton. sehingga
perusahaan-perusahaan pengiklan teytarik untuk memasang iklan produk peru.sahaannya pada saat program- rogram tersebut ditayangkan.
Oleh karena itu, komJ?etisi ant tasiun televisi swasta di Indonesia tahun ini merupakan suatu hal yang menarik untuk ditinjau, baik dari segi pendapatan melalui iklan, maupun dari program-program yang ditayangkrumya, khususnya program hiburan, karena
dengan bertarnbahnya "pemain baru" di .. dunia pertelevisian Indonesia saat ini, semua stasiun televisi akan sibuk bersaing dalam ·menyajikan program-program yang berkualitas, UD:tuk sebanyak-banyaknya menarik perhatian pemirsa, yang pada gilirannya akan menarik minat perusahaan-perusahaan pengiklan untuk memasang iklannya di stasiun televisi yang bersangkutan.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan gambaran mengenai Niche Breadth dan Niche Overlap dari stasiun-stasiun televisi swasta yang berkedudukan di Jak;uta dalam menayangkan program-program acara hiburan dan dalam menayangkan ik1an-ikl~m pi'oduk.
Teori yang digunakan dalani penelitian mengenai tingkat kompetisi antara stasiun-stasiun televisi swasta di Indonesia ini adalah teori Niche, yang telah berulang kali digunakan untuk mengukm tingkat kompetisi antara industri-industri media massa. Dalam penelitian 1n1, pengukuran dilakukan dengan menghitung nilai Niche Breadth dan Niche Overlap masing-masing stasiun televisi swasta dalam menayangkan program-progran hiburan, program-program sinetron/film/sandiwara, serta iklan-iklan produk.
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan suatu gambaran mengenai tec·ii Ekologi yang telah diterapkan oleh Dimmick dan Rothenbuhler (1984) untuk mengarr.ati tingkat kompetisi yang terjadi antarindustri media, dalam hal ini di.J1'1at dari segi type of content
dan capital.
Berdasarkan hasil perhitungan terhadap Niche Breadth, baik dalam hal program acara hiburan maupun iklan produk, pada umumnya stasiun televisi swasta di Indone ;ia berpola Generalis atau Moderat dalam menayangkan program hiburan dan iklan produknya.
Artinya, walaupun mereka memiliki target audience, pada akhimya mereka memilih pola Generalis dalam menayangkan program ln'buran dan iklan produk, karena pada kenyataannya pola seperti itulah yang paling banyak mendatangkan keuntung;m. Hal ini terlihat dari keunggulan Indosiar dalam memperoleh jatah iklan dan audience karena
karakteristiknya yang berusaha melayani semua segmen khalayak, dan kecendemngan pada Metro TV, sebuah televisi swasta berformat berita, yang kini mulai ikut mE :nayangkan program sine~on/film/sandiwara, kuis, infotainment, variety show serta musik.
Dari basil perhitungan terhadap Niche Overlap antarstasiun televisi swasta, umumnya terlihat persaingan yang cukup ketat antarstasiun televisi swasta di Indonesia, baik dalam menayangkan program acara liiburan maupun dalam menayangkan iklan prod lk. Hal ini
disebabkan oleh jumlah stasiun televisi swasta dewasa ini yang tidak sesuai dengan pertumbuhan "kue iklan" perusahaan-perusahaan. Oleh karena itu, stasiun tele visi swasta baik yang sudah lebih dulu mengudara maupun yang baru, harus dapat met uuik minat
pemirsa sebanyak-banyaknya deng program-program yang menarik dan berkualitas, karena para pengiklan akan memasang ik:Jannya J?ada stasiun-stasiun tele isi y:mg banyak ditonton. ntuk itu para pengelola stasiun televi~ swasta harus mengetahui rr inat, selera
dan kebutuhan pemirsanya. Maka dibutuhkan target audience yang 'elas aga r programprogram acaranya dapat ditujukan pada lapisan masyarakat tertentu, sehingga memudahkan para pengelola stasiun televisi swasta dalam menentukan program-program acaranya. Para pengiklan pun akan ikut dimudahkan dengan 'target audience yang jelas tersebut, untuk
menentukan di stasiun mana mereka memasang iklannya."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2002
S4058
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
A.G. Sudibyo
"Perkembangan industri media massa di Indonesia dalam kurun waktu sepuluh tahun terakhir ini pesat sekali. Penanaman modal secara besar-besaran telah dilakukan oleh para pemilik modal khususnya sejak diijinkannya televisi swasta di Indonesia. RCTI, SCTV ,TPI , ANTV dan INDOSIAR adalah stasiun-stasiun televisi swasta yang ada di Indonesia. Kondisi ini menyebabkan terjadinya persaingan atau kompetisi di antara ke lima stasiun televisi swasta tersebut untuk berebut pemirsa.
Salah satu cara untuk merebut pemirsa ialah dengan menampilkan program-program yang menarik agar banyak ditonton dan memperoleh Rating tinggi. Peranan rating di sini menjadi sangat penting, karena biasanya para produsen akan memasang iklan-iklan di acara-acara yang ratingnya tinggi. Di sinilah kelima stasiun andalannya.
Tujuan penelitian ini ialah untuk mendapatkan gambaran mengenai niche breadth dan niche overlap dari ke lima stasiun televisi swasta tersebut. Untuk mengukur televisi swasta tersebut berkompetisi untuk menampilkan program-program tingkat kompetisi di antara ke-lima stasiun tersebut dalam penelitian ini digunakan teori Niche. Teori ini telah berulang kali digunakan untuk mengukur tingkat kompetisi antar media massa. Dalam penelitian ini Pengukuran dilakukan derrgan menghitung Niche Breadth dan Niche Overlap terhadap program-program yang ditayangkan ke-lima stasiun televisi swasta tersebut.
Dari penghitungan Niche Breadth diperoleh hasil bahwa dua stasiun televisi yaitu RCTI dan SCTV mengarah ke pola Generalis, sedangkan tiga stasiun yaitu TPI, ANTV dan Indosiar mengarah ke pola Moderat. Namun demikian ada pola spesifik yang ditujukkan oleh masing-masing stasiun televisi swasta tersebut. RCTI dan SCTV menonjol dalam program beritanya. TPI dan ANTV mnonjol dalam program musiknya sedangkan Indosiar menonjol dalam program musik dan sinetronnya.
Dari penghitungan Niche Overlap diperoleh hasil tingkat persaingan atau kompetisi yang ketat terjadi antara RCTI dan SCTV. Persaingan antara ke-dua stasiun televisi swasta tersebut terutama terdapat di dalam program-program siaran beritanya. Sedangkan tingkat persaingan yang paling rendah terjadi antara RCTI dan ANTV. "
1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dhinita Indirawati
"Topik kompetisi antar media kini sering menjadi bahan pembicaraan, karena semakin padatnya ruang hidup media, sementara sumber alam untuk mereka mempertahankan hidup jumlahnya terbatas. Dengan menerapkan teori niche, penelitian ini melihat kompetisi yang terjadi antar sepuluh stasiun radio FM di Jakarta terhadap pendapatan (iklan), sebagai salah satu sumber hidup media massa. Iklan yang terkumpul diperoleh dari laporan bulanan Media Monitoring P.T. Citra Lintas tahun 1991-1992. Hasil penelitian menunjukkan iklan bank dan asuransi menyumbangkan porsi terbesar dibandingkan keempat iklan lain (toiletries, beverages, food dan household cleaner). 1A7alaupun demikian tidak semua radio memperoleh pendapatan terbanyak dari produk bank dan asuransi. Sebagian radio pendapatannya didominasi produk toiletries dan household cleaner. Relevansinya terlihat pada tingkat ketergantungan radio tersebut pada kategori produk tertentu relatif kecil. Tahun 1991 terdapat tiga radio yang memiliki tingkat ketergantungan yang tinggi pada kategori produk tertentu (bank dan asuransi). Tahun 1992 sembilan dari sepuluh radio menunjukkan sifat ketergantungan pada produk tertentu relatif kecil. Kecuali Radio DMC, cenderung semakin bergantung pada kategori produk tertentu (toiletries). Sementara itu kompetisi memperebutkan iklan semakin ketat. Hal ini terdapat pada seluruh radio yang diteliti. Persaingan yang ketat terjadi karena semua radio yang diteliti memperoleh pendapatan dari kategori produk yang sama."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1995
S4146
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>