Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 229203 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Muawwanah
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2009
T27378
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Sabrina
"Penelitian ini bertujuan mengkaji pola konsumsi dan permintaan pangan rumah tangga di Sumatera Barat secara keseluruhan, menurut klasifikasi daerah dan kelompok pendapatan dengan menggunakan data Susenas 2002 Provinsi Sumatera Barat yang dikumpulkan oteh BPS. Metode analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif dan analisis ekonometrika dengan menggunakan model Linear Approximation Almost Ideal Demand System (LA/AIDS).
Hasil analisis pola konsumsi menunjukkan bahwa tingkat konsumsi pangan sumber karbohidrat di pedesaan lebih tinggi dibanding di perkotaan dan tingkat konsumsi ini menurun dengan meningkattnya pendapatan. Sementara itu tingkat konsumsi pangan hewani, khususnya daging dan susu masih tergolong rendah, baik di Sumatera Barat, menurut klasifikasi daerah, maupun kelompok pendapatan. Tingkat konsumsi pangan hewani di perkotaan lebih tinggi dibanding di pedesaan, dan tingkat konsumsi ini semakin tinggi dengan meningkatnya pendapatan.
Hasil estimasi fungsi permintaan pangan menunjukkan harga, total pengeluaran pangan, dan jumlah anggota rumah tangga umumnya berpengaruh signifikan terhadap permintaan pangan rumah tangga di Sumatera Barat secara keseluruhan, berdasarkan klasifikasi daerah dan golongan pendapatan. Sedangkan pendidikan istri umumnya juga berpengaruh signifikan, kecuali pada kelompok pendapatan rendah tidak ada yang slgnifikan.
Hasil perhitungan elastisitas menunjukkan bahwa pcrmintaan pangan di pedesaan umumnya Iebih responsif terhadap perubahan pendapatan dibanding di perkotaan, dan perrnintaan pangan pada kelompok pendapatan rendah dan sedang umumnya lebih elastis terhadap perubahan pendapatan dibanding kelompok pendapnfan tinggi. Kenaikan pendapatan pada kelompok pendapatan rendah lebih diprioritaskan untuk meningkatkan konsumsi pangan pokok
(padi/umbi), sedangkan pada kelompok pendapatan sedang mulai mengarah pada diversirikasi pangan. Permintaan makanan/minuman padi umumnya elastis terhadap perubahan pendapatare dan inelastis terhadap perubahan harga sediri. Harga padi/umbi umumnya lebih besar pengaruhnya terhadap permintaan komoditas Iainnya dibanding pengaruh perubahan harga komoditas Iainnya terhadap permintaan padi/umbi, tarutama di pedesaan dan pada kelompok pendapatan rendah dan sedang.
Rekomendasi kebijakan berdasarkan temuan di atas adalah (1) Memperkenalkan subsidi kepada kelompok pendapatan rendah melalui bantuan raskin (beras miskin) atau bantuan langsung tunai (BLT), (2) Peningkatan pendapatan diarahkan kepada diversifikasi pangan dan gizi melalui penyuluhan pangan dan gizi, (3) Menjaga stabilitas harga padi/umbi (terutama beras) sehingga harga pangan lairmya ikut terjaga, (4) Meningkatkan pengawasan dan penyuluhan keamanan pangan."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2006
T34465
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Darmansjah Muhammad Prijanto
"Tesis ini membahas pengaruh variabel-variabel makroekonomi khususnya variabel moneter terhadap perilaku konsumsi rumah tangga di Indonesia dengan periode penelitian triwulanan sejak triwulan I ? 2000 s.d. triwulan IV - 2009.
Metode penelitian yang digunakan adalah regresi linier berganda dan diperoleh hasil bahwa variabel disposable income dan beberapa variabel moneter yakni suku bunga deposito, suku bunga kredit konsumsi dan inflasi periode sebelumnya memiliki pengaruh yang signifikan terhadap perubahan konsumsi rumah tangga di Indonesia. Besaran pengaruh variabel moneter yakni suku bunga deposito, suku bunga kredit konsumsi dan inflasi terhadap pengeluaran konsumsi rumah tangga sangat tergantung pada tingkat suku bunga dan tingkat inflasi periode sebelumnya. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa perilaku konsumsi masyarakat Indonesia dalam jangka panjang cenderung stabil ditunjukkan oleh MPC yang konstan dalam periode penelitian.

The focus of this study is discusses the influence of macroeconomic variables, especially monetary variables on the behavior of household consumption in Indonesia with sample period since Quarter I - 2000 until Quarter IV - 2009. The method is used in this research is multiple linear regression.
The result of this study obtained that the disposable income variable and several variables namely time deposit interest rates, consumption loan interest rate and inflation prior periods have a significant influence on changes in household consumption in Indonesia. The magnitude of monetary variables i.e. time deposit interest rates, consumption loan interest rate and inflation prior period influence to the household consumption expenditure are highly depends on the previous interest rates and inflation rate. The results also showed that the consumption behavior of the Indonesian community in the long term stable indicated by the MPC is constant within the period of study."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2011
T28318
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Radolf Leonard
"Tujuan dari penelitian tesis ini yaitu membuat model permintaan tenaga listrik sektor rumah tangga dan memproyeksikan permintaan tenaga listrik sektor rumah tangga dari tahun 2008 sampai tahun 2012 di Indonesia. Metodologi penelitian yang digunakan untuk menduga permintaan listrik rumah tangga menggunakan teknik regresi dengan variabel terikat yaitu konsumsi tenaga listrik rumah tangga dan variabel bebas yaitu pendapatan perkapita nasional, harga jual listrik rata-rata rumah tangga dan rasio elektrifikasi. Penelitian ini menggunakan data time series dengan observasi dari tahun 1986 sampai dengan tahun 2007.
Hasil regresi model permintaan listrik sektor rumah tangga menunjukkan bahwa harga jual listrik rata-rata rumah tangga dan rasio elektrifikasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap permintaan listrik rumah tangga, sedangkan pendapatan perkapita nasional berpengaruh positif tetapi tidak signifikan terhadap permintaan listrik rumah tangga. Hasil proyeksi permintaan listrik rumah tangga tahun 2008 sampai dengan 2012 menunjukkan bahwa kebutuhan listrik sektor rumah tangga meningkat sebesar 14.584,58 Gwh dibandingkan tahun 2007. Pada tahun 2012, diproyeksikan konsumsi listrik sektor rumah tangga sebesar 61.909,48 Gwh, pendapatan perkapita nasional sebesar Rp. 9.099.600,31,-, harga jual listrik sebesar Rp. 638,63,-, dan rasio elektrifikasi menjadi 70,26%.

The objective of research is to build a model of electricity demand of household sector from the year 1986 up to the year 2007 and projected the electricity demand of household sector from the year 2008 to 2012 in Indonesia. Research methodologies applied to estimate the electricity demand of household sector is regression technique with dependent variable is electricity consumption of household sector and independent variables are national income per capita, average electricity selling price of household sector and electrification ratio. This research applied data time series with observation from the year 1986 up to the year 2007.
The result of electricity demand regression of household sector indicates that the average electricity selling price and electrification ratio are positively and significantly influenced the electricity demand, whereas the national income per capita positively but not significantly influenced. The forecasting data from 2008 until 2012 shows that the electricity demand of household sector will be increase as much 14.584,58 Gwh than previously in 2007. It is forecasted that in the year 2012 the electricity consumption of household sector is 61.909,48 Gwh, national income per capita as much Rp. 9.099.600,31,-, electricity selling price as much Rp. 638,63,-, and electrification ratio becomes 70,26%.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2009
T26277
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Triasih Djutaharta
"Tujuan studi untuk melihat pengaruh harga rokok dan lingkungan merokok pada probability merokok, realokasi pengeluaran dan nutrisi rumah tangga. Data yang digunakan Survey Sosial Ekonomi 2014, Riset Kesehatan Dasar 2013 dan Potensi Desa 2014. Almost Ideal Demand System dengan memasukkan Invers Mills Ratio dan koreksi unit value sebagai proksi harga. Hasilnya, kenaikan harga rokok menurunkan probability merokok; meningkatkan share pengeluaran rokok, menurunkan share sebagian besar kelompok pangan; menurunkan konsumsi rokok dan sebagian besar kelompok pangan; menurunkan konsumsi protein dan kalori rumah tangga. Peningkatan lingkungan merokok meningkatkan share pengeluaran rokok. Daerah dengan Kawasan Tanpa Rokok menurunkan probability merokok dan share pengeluaran rokok.

This study assesses the effect of cigarette price and smoking environment in cigarette demand, food, and its implication on household’s nutrition. Almost Ideal Demand System Model accomodate Invers Mills Ratio and corrected unit values. Main data is the 2014 National Social Economy Survey. The results are the increase of cigarette price will decrease smoking participation, increase cigarette budget share and reduce the majority of food budget share; reduce the cigarette and the majority of food group consumption; and reduce households’ protein and calorie consumption. The social environment increase cigarette expenditure. Smoking Free Area Policy reduce smoking participation and cigarette budget."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2020
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mayang Wulandari Naro Putri
"Pengolahan limbah padat kota di negara berkembang menjadi permasalahan bagi banyak pembuat kebijakan. Terbatasnya peraturan yang berlaku dan sumber daya yang tersedia seringkali memicu munculnya pengolahan limbah padat secara ilegal seperti perilaku membakar sampah secara terbuka. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis apakah persepsi masyarakat, wilayah tempat tinggal seperti pedesaan / perkotaan, dan proporsi APBD untuk lingkungan di tingkat provinsi mempengaruhi perilaku membakar sampah pada rumah tangga di Indonesia. Dengan menggunakan data tingkat rumah tangga tahun 2017 dari Survei Sosial Ekonomi Nasional Indonesia dan menambahkan variabel kontrol seperti karakteristik sosio-demografi, maka digunakanlah metode regresi logit. Hasil penelitian menunjukkan bahwa persepsi tentang pembakaran sampah terbuka memiliki peran penting dalam pengambilan keputusan terkait membakar sampah dan masyarakat yang tinggal di perdesaan cenderung melakukan pembakaran sampah secara terbuka dibandingkan dengan mereka yang tinggal di perkotaan. Selain itu, provinsi dengan proporsi anggaran fasilitas lingkungan yang lebih tinggi cenderung memiliki lebih sedikit kasus pembakaran terbuka yang dilakukan oleh rumah tangga dibandingkan dengan provinsi dengan proporsi anggaran untuk lingkungan yang lebih rendah. Temuan tersebut menunjukkan bahwa kebijakan pengolahan sampah di pemerintah daerah perlu ditingkatkan untuk mengurangi perilaku membakar sampah rumah tangga secara terbuka.

Municipal solid waste treatment in developing countries is a dispute for many policy makers. Limited regulations and available resources often lead to illegal treatment of solid waste such as open burning trash behavior. This research aims to analyze whether peoples perception, living area such as rural/urban, and regional budget proportion for environment at province level influence open burning behavior of a household in Indonesia. Using household level data in 2017 from the National Socioeconomic Survey of Indonesia and adding control factors such as socio-demographic characteristics, a logit regression method is conducted. The result reveals that burn perception has an important role in burning decisions and people living in rural areas tend to do open burning trash compared to those who are living in urban areas. Furthermore, provinces with higher proportion budgets for environmental facilities tend to have fewer open burning cases done by households compared to provinces with lower proportion budgets for environment. The findings suggest that waste policies at regional government should be improved to reduce open burning trash behavior of households."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sigit Nugroho
"Abstract
The objective of this study is to understand the meat demand pattern of household in Indonesia. This study used the 2013 National Socio-Economic Survey (SUSENAS) and Agriculrural Census (SP). The method used to understand the meat demand pattern is Quadratic Almost Ideal Demand System (QUAIDS) approach with Iterated Linear Least Square (ILLS) estimator. The result shows that urban, education, household size, and domestic meat supply have an influence on meat demand pattern and its elasticity.
Abstrak
Tujuan penelitian ini adalah untuk mempelajari pola permintaan daging di Indonesia. Penelitian ini menggunakan data survei rumah tangga SUSENAS 2013 dan Sensus Pertanian 2013 yang dikeluarkan oleh Badan Pusat Statistik. Penelitian ini menggunakan pendekatan Quadratic Almost Ideal Demand System (QUAIDS) dengan estimator Iterated Linear Least Square (ILLS). Hasil analisis menunjukkan bahwa terdapat pengaruh kota, pendidikan, ukuran rumah tangga, kelas pendapatan, dan suplai daging domestik terhadap pola permintaan dan elastisitas daging."
2016
J-pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
A Agung Feinnudin
"Penelitian ini ditujukan untuk menganalisis pengaruh urbanisasi terhadap permintaan listrik rumah tangga di Indonesia. Adanya perbedaan perhitungan permintaan listrik rumah tangga dalam Rancangan Umum Ketenagalistrikan Nasional (RUKN) tahun 2008 dengan kenyataan yang ada menyebabkan prediksi defisit listrik akibat permintaan listrik rumah tangga yang meningkat berbeda. Sehingga dapat diprediksi bahwa ada faktor-faktor lain yang mempunyai peranan penting mempengaruhi permintaan listrik rumah tangga dimana dalam RUKN 2008 asumsi yang digunakan adalah pertumbuhan penduduk, ekonomi dan kebutuhan listrik.
Menurut Holthedahl dan Joutz (2003) urbanisasi merupakan proxy dalam menganalisa permintaan listrik rumah tangga di negara berkembang. Urbanisasi bukan hanya dipandang dalam segi perpindahan penduduk dari desa ke kota tetapi urbanisasi juga dapat dipandang dalam segi demografi, ekonomi, ilmu perilaku, sosiologi dan geografi. Dari berbagai pandangan mengenai urbanisasi dapat ditarik kesimpulan bahwa urbanisasi merupakan factor yang dapat mempengaruhi permintaan listrik di Indonesia. Selain urbanisasi yang menjadi kontrol variabelnya adalah PDRB per kapita, Harga listrik, dan elektrifikasi.
Berdasarkan hasil analisis data panel untuk 26 propinsi pada periode tahun 1997 sampai dengan 2007 menggunakan model fixed effect, maka urbanisasi mempunyai pengaruh signifikan positif terhadap permintaan listrik rumah tangga di Indonesia, selain urbanisasi kontrol variabel lain yaitu berupa PDRB per kapita, harga listrik, dan elektrifikasi juga mempunya; pengaruh positif terhadap permintaan listrik rumah tangga di Indonesia.
Hasil analisis juga dapat diketahui bahwa permintaan listrik rumah tangga Indonesia bagian barat lebih besar dari pada Indonesia bagian tengah dan Indonesia bagian timur. Adanya hasil bahwa urbanisasi secara signifikan mempengaruhi permintaan listrik rumah tangga di Indonesia dibutuhkan kebijakan yang tepat bukan hanya pada sektor ketenagalistrikan tetapi sektor-sektor lain yang ada hubungannya dengan permasalahan urbanisasi.

The purpose of this study is to analysis the correlation of the effect of urbanization to residential electricity demand in Indonesia. Existence of difference of calcuiation of residential electricity demand betwen RUKN 2008 with the existing fact cause the deficit prediction of electricity demand. So that eam of prediction of that there is other; dissimilar factors having important role influence the residential electricity demand where in RUKN 2008 assumption used by population growth, economic growth and electricity requirement.
According to Holthedahl and Joutz (2003) that urbanization represent the proxy in analysis request of residential electricity demand in developing countries. Urbanization is not mereiy looked into in facet of residential move from rural arca to town, but urbanization also can be looked into in demography facet, economic, behavioral Science, sociology and geografi. From various view of conceming urbanization can be pulled by conclusion that urbanization represent the factor which can influence the residential electricity demand in Indonesia. Besides urbanization becoming its variable control are GDRP per capita, Electrics price, and electrification.
Pursuant to result analysis of the panel data to 26 province at year period 1997 up to 2007 using model of fixed effect, hence urbanization have the positive influence significant to request of residential electricity demand in Indonesia, besides urbanization control the other; dissimilar variable that is in the form of GDRP per capita, electrics price, and electrification also have the positive influence to request of domestic electrics in Indonesia.
Result of knowable analysis also that residential electricity demand in Indonesia part of west bigger than at Indonesia part of middle and Indonesia part of east. Existence of result that urbanization by significant influence the residential electricity demand in Indonesia required by a correct policy not only mereiy at electricity seetor but also dissimilar sector relation with the urbanization probiems.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2009
T26476
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ifan Aminurakhman
"ABSTRAK Peningkatan suhu secara global merupakan salah satu indikasi perubahan iklim termasuk Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dampak kenaikan suhu terhadap permintaan listrik rumah tangga di Indonesia. Selain faktor harga, pendapatan (PDRB), permintaan listrik sektor lain (PDRB manufaktur), serta jumlah penduduk dan tingkat elektrifikasi, faktor suhu juga berpengaruh secara signifikan terhadap permintaan listrik rumahtangga. Perbedaan karakter di masing-masing wilayah juga memiliki dampak yang berbeda terhadap permintaan listrik rumahtangga. Peningkatan suhu secara global merupakan salah satu indikasi perubahan iklim termasuk Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dampak kenaikan suhu terhadap permintaan listrik rumah tangga di Indonesia. Selain faktor harga, pendapatan (PDRB), permintaan listrik sektor lain (PDRB manufaktur), serta jumlah penduduk dan tingkat elektrifikasi, faktor suhu juga berpengaruh secara signifikan terhadap permintaan listrik rumahtangga. Perbedaan karakter di masing-masing wilayah juga memiliki dampak yang berbeda terhadap permintaan listrik rumahtangga.

ABSTRACT
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2018
T52617
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nadia Irina Darmawan
"Secara nasional, konsumsi garam beryodium cukup adalah 62,3% dan di
Provinsi Jawa Barat adalah 58,3%. Cakupan konsumsi garam beryodium
tingkat rumah tangga di Kota Bekasi hanya sekitar 62,14%. Pemantauan
garam beryodium di tingkat rumah tangga oleh Dinas Kesehatan Kota
Bekasi tahun 2004 menunjukkan bahwa garam yang mengandung yodium
cukup adalah 51%. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui analisis fak-
tor demand dan supply terhadap konsumsi garam beryodium tingkat rumah
tangga di wilayah kerja Puskesmas Kecamatan Bekasi Barat Kota Bekasi
dengan menggunakan desain cross sectional. Populasi yang diteliti yaitu
110 orang ibu dengan menggunakan uji chi square. Pada faktor demand di-
dapatkan hasil bahwa ada hubungan pengetahuan dengan konsumsi ga-
ram beryodium tingkat rumah tangga. Namun, tidak ada hubungan antara
pendapatan dengan konsumsi garam beryodium tingkat rumah tangga.
Pada faktor supply didapatkan hasil bahwa tidak ada hubungan antara ke-
tersediaan di pasar dan harga dengan konsumsi garam beryodium tingkat
rumah tangga. Untuk meningkatkan cakupan konsumsi garam beryodium
tingkat rumah tangga diperlukan kerja sama dari berbagai pihak.
Nasionaly, the consumption of iodized salt is 62,3% and in Province of West
Jawa is 58,3%. The coverage consumption of iodezed in household level
in Bekasi city only about 62,14%. The monitoring iodezed salt in household
level by district health departemen in 2004 showed that the enough iodezed
salt is 51%.This research was conducted to determine the factor analysis of
demand and supply of iodized salt consumption at household level in the
District of West Bekasi. This iodesed salt udy used cross sectional design.
The population that was studied was 110 mothers using chi square test. On
the demand factor, the result shows that there is a relationship between
knowledge and the consumption of iodized salt at household level. How-
ever, there is no relationship between the revenue and the consumption of iodized salt at household level. While in the supply factor, shows that there
is no relationship between availability and price in the market and the con-
sumption of iodized salt at household level. To improve the coverage of
iodized salt consumption at household level, it is required cooperation from
various parties."
Depok: Universitas Indonesia, 2012
AJ-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>