Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 171963 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Eko Wisnu Warsitosunu
"Karya akhir ini adalah mengenai perhitungan VaR risiko pasar (dalam hal ini adalah risiko ekuitas) menggunakan volatilitas yang diukur tidak hanya dengan simple standard deviation namun juga dengan model EWMA dan ARCH/GARCH. Model EWMA dan ARCH/GARCH digunakan karena data return dari indeks bursa saham cenderung bersifat heteroskedastik. Khusus untuk model ARCH/GARCH, dalam penelitian ini juga digunakan salah satu variannya yaitu IGARCH. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa secara teoritis seluruh model yang digunakan adalah valid. Namun, bila dilihat secara praktis, model ARCH/GARCH dan variannya memberikan nilai VaR yang lebih rendah dibandingkan dengan model lainnya, konsekuensinya capital charge-nya juga dapat lebih rendah. Menggunakan asumsi portofolio senilai 100.000.000, dengan tingkat keyakinan 99%, potensi kerugian 1 hari ke depan (VaR 1 hari) untuk IHSG tanggal 30 Juni 2009 adalah 5.005.488. Nilai ini merupakan nilai tertinggi dibandingkan dengan indeks bursa saham lainnya. Dalam penelitian ini juga ditunjukkan bahwa stock index futures dapat digunakan untuk melakukan mitigasi risiko ekuitas secara cukup efektif.

This thesis is about computing market risk (in this case is equity risk) VaR using volatility measured by not only simple standard devaition but also EWMA and ARCH/GARCH model. The EWMA and ARCH/GARCH model are used due to the data of stock market index return which show a relatively heteroskedastic nature. Especially for ARCH/GARCH model, one of its variant (the IGARCH) is also used in this research. The result from this research shows that theoretically all the model used are valid. But practically, the ARCH/GARCH model and its variant produce a lower VaR value compare to other models, bringing a lower capital charge as the consequence. Using an assumed portfolio value of 100.000.000, with 99% level of confidence, the 1-day ahead potential loss (1-day VaR) for IHSG on June 30, 2009 is 5.005.488. This is the highest value compare to other stock market indices. It is also shown in this research that stock index futures can be used to mitigate equity risk effectively enough."
Depok: Universitas Indonesia, 2009
T27229
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Silitonga, Yerry Patumona
"Pengukuran risiko merupakan salah satu aktifitas manajemen risiko yang telah dilakukan oleh banyak bank pada masa ini. Kesulitan yang dialami PT. Bank FDR dalam melakukan perhitungan nilai VaR (Value at Risk) pada risiko nilai tukar juga merupakan permasalahan yang dapat dialami oleh bank-bank lain di Indonesia. Pada karya akhir ini akan diperlihatkan pengukuran VaR risiko nilai tukar dan digunakan 2 pendekatan estimasi volatilitas yaitu EWMA dan ARCH/GARCH. Pada Karya Akhir ini diperlihatkan bahwa ARCH/GARCH dapat menghasilkan model VaR yang lebih baik daripada model VaR yang menggunakan estimasi volatilitas EWMA. Dengan menggunakan ARCH/GARCH, maka diperoleh nilai VaR Portfolio PT. Bank FDR untuk 1 Februari 2007 sebesar Rp. 77.307.209,00.

Measuring risks is one of risk management activities which have been largely implemented by many banks on this era. The problem in PT. Bank FDR on calculating Value at Risk (VaR) on foreign exchange risk is possibly a common problem which faced by other banks in Indonesia. In this thesis was described ARCH/GARCH will result better VaR model than EWMA. By applying ARCH/GARCH, it's resulted VaR on PT. Bank FDR for 1st of February 2007 as much as Rp. 77.307.209,00."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2008
T25392
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Susi Kartika Candra
"Penelitian ini untuk menganalisis estimasi Value at Risk untuk mengukur volatilitas dan risiko Pasar Crude Palmoil (CPO) dengan Metode ARCH/GARCH pada Bursa Malaysia Derivative (BMD) Periode 2007-2010 dengan jumlah data observasi sebanyak 4.950 sampel harga CPO untuk jenis harga spot, future 1 bulan hingga future 4 bulan. Penelitian ini menggunakan metode ARCH/GARCH dengan pemilihan metode ARCH/GARCH yang memberikan hasil paling baik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa metode ARCH/GARCH (1,1) merupakan metode yang memberikan estimasi paling baik untuk semua harga kecuali untuk Future 3 bulan periode 2009-2010 dimana metode yang paling baik adalah ARCH/GARCH (2,1) dan ARCH/GARCH (1,2) untuk Future 4 bulan periode 2009-2010. Selain itu, hasil penelitian menunjukkan bahwa volatilitas pasar CPO periode 2009-2010 cenderung menurun dibandingkan periode 2007-2008 dengan penurunan volatilitas terbanyak sebesar 27,66% yaitu pada harga spot. Akibat menurunnya volatilitas tersebut, maka resiko pasar CPO pun mengalami penuruan dengan besaran penurunan terbanyak sebesar 10,66% untuk harga spot. Penurunan ini tetap saja merupakan resiko baik bagi produsen maupun konsumen karenanya perlu dilakukan Hedging untuk memitigasi resiko tersebut. Selain dengan melakukan kontrak dengan formula harga yang mengacu pada harga CPO yang mempunyai nilai VaR terendah, hedging juga dapat dilakukan dengan melakukan perdagangan derivative dalam hal ini futures yang dihedge pada posisi yang berlawanan dengan perdagangan pada pasar spot.

This study to analyze Value at Risk estimation for volatility and risk measurement of Crude Palmoil (CPO) using ARCH/GARCH method at Bursa Malaysia Derivative (BMD) for period 2007-2010 with total sample of 4.950 spot price and future price from 1 month up to 4 month future price. This study uses ARCH/GARCH method by selecting the best ARCH/GARCH method that resulting the best and closest estimation. The result shows that ARCH/GARCH(1,1) method give the closest result for whole prices excepted for Future 3 months period 2009-2010 where ARCH/GARCH(2,1) provides the best estimation and for Future 4 months period 2009-2010 where ARCH/GARCH(1,2) provides the best estimation. The other result is that the volatility of Crude Palmoil commodity for period of 2009-2010 tend to be decreased than period of 2007-2008 with the most decreases percentage is 27,66% occur to Spot price and therefore the risk also tend to be decreased with the percentage of decreases is 10,66% occur to Spot price. This decreases still appearing risks for both producer and consumer, therefore hedging is important as risk mitigation. The hedging can be done not only through taking the contract with price reference that has low VaR value, but also by trading its derivative such futures that is hedged oppositely with trading in spot price."
Depok: Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia, 2011
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Luthfi Hawari
"[ABSTRAK
Kecelakaan pada Alur Pelayaran Masuk dan Kolam Pelabuhan berdampak besar bagi pelabuhan tersebut, mulai dari nyawa manusia, kerugian materi, pencemaran lingkungan, hingga dampak buruk bagi stakeholder pelabuhan. Berdasar dari laporan investigasi kecelakaan KNKT, Risk Assessment dibuat. Risk Assessment diperlukan untuk menilai bobot dari resiko terjadinya kembali kecelakaan tersebut. Dari contoh Risk Assessment yang dibuat, disimpulkan bahwa faktor yang kerap menyebabkan kecelakaan di Alur Pelayaran Masuk dan Kolam Pelabuhan adalah Nakhoda yang tidak mengikuti prosedur pelayanan pandu dengan benar dan pemeliharaan fasilitas pelabuhan yang kurang baik. Untuk mencegah keccelakaan terulang, dibuat Lembar Permohonan Tanpa Pandu dan Lembar Pemeliharaan Fasilitas Pelabuhan.

ABSTRACT
Ship accident at port entrance channel and port basin has a major impact on human lives, material losses, environmental pollution, and bad impact for the port stakeholders. Risk Assessment is based on KNKT?s investigation reports , Risk Assessment is needed to assess the weight of the risk recurrence similar accident. An example of a Risk Assessment Pelabuhan Tanjung Perak concluded that the bad procedure pilot service execution and bad port facilities maintenance are mostly causes ship accidents at port entrance channel and port basin. The recommendations to reduce the similar accidents are to apply ?Lembar Permohonan Tanpa Pandu? and ?Lembar Pemeliharaan Fasilitas Pelabuhan?.
;Ship accident at port entrance channel and port basin has a major impact on human lives, material losses, environmental pollution, and bad impact for the port stakeholders. Risk Assessment is based on KNKT?s investigation reports , Risk Assessment is needed to assess the weight of the risk recurrence similar accident. An example of a Risk Assessment Pelabuhan Tanjung Perak concluded that the bad procedure pilot service execution and bad port facilities maintenance are mostly causes ship accidents at port entrance channel and port basin. The recommendations to reduce the similar accidents are to apply ?Lembar Permohonan Tanpa Pandu? and ?Lembar Pemeliharaan Fasilitas Pelabuhan?., Ship accident at port entrance channel and port basin has a major impact on human lives, material losses, environmental pollution, and bad impact for the port stakeholders. Risk Assessment is based on KNKT’s investigation reports , Risk Assessment is needed to assess the weight of the risk recurrence similar accident. An example of a Risk Assessment Pelabuhan Tanjung Perak concluded that the bad procedure pilot service execution and bad port facilities maintenance are mostly causes ship accidents at port entrance channel and port basin. The recommendations to reduce the similar accidents are to apply “Lembar Permohonan Tanpa Pandu” and “Lembar Pemeliharaan Fasilitas Pelabuhan”.]"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
S62725
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ayu Rahmah Sari Dewi
"Penelitian ini membahas mengenai risiko keselamatan pada Pekerjaan Instalasi Pipa Hydrant dan Sprinkler di Proyek Pembangunan Gedung XY oleh PT. X Tahun 2012. Penilaian risiko dilakukan dengan menganalisis nilai probabilitas, konsekuensi dan eksposur dari setiap tahapan pekerjaan yang kemudian dibandingkan dengan standar tingkat risiko semi kuantitatif W.T. Fine J untuk mengetahui tingkat risiko. Penelitian ini menggunakan metode semi kuantitatif AS/NZS 4360:2004.
Hasil penelitian menyatakan bahwa prioritas risiko yang dimiliki pada setiap tahapan pekerjaan di pekerjaan instalasi pipa hydrant dan sprinkler meliputi very high, priority 1, substantial, priority 3, dan acceptable.

This study discusses the safety risks at work hydrant and sprinkler pipes installation on XY building Project by PT. X in 2012. Risk assessment is done by analyzing the value of risk probability, consequence and exposure of each phase of the work which is then compared with the standard semi-quantitative risk level WT Fine J to determine the level of risk. This study using semi-quantitative methods AS / NZS 4360:2004.
The results stated that the priority risks that exist at every stage of work on the job hydrant and sprinkler pipe installation includes very high, priority 1, substantial, priority 3, and acceptable.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
S45632
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Annisa Fyona
"Industri sepatu sektor informal sangat rentan terhadap hazard kimia, ergonomi, fisik serta pengorganisasian pekerjaan dan budaya kerja. Penelitian dilakukan untuk menilai risiko pada setiap tahapan proses produksi pada area produksi di Bengkel Sepatu Aris, tahun 2012. Penilaian risiko dilakukan dengan menganalisis nilai kemungkinan, pemajanan dan konsekuensi dari setiap dari setiap tahapan yang kemudian dibandingkan dengan standar level risiko untuk mengetahui level risiko yang ada pada setiap tahapan proses produksi. Penelitian ini adalah penelitian deskriptif analitik dengan menggunakan metode semi kuantitatif AS/NZS 4360:2004. Hasil penelitian menyatakan bahwa level risiko yang dimiliki pada setiap langkah kerja meliputi level very high, priority 1, substantial, priority 3 dan acceptable.

Shoes industry informal sector has a hazard, there are chemical hazard, ergonomic hazard, management and culture of job, etc. This study discusses the risk that value of owned production every step of the work performed in the production area in Bengkel Aris, in 2012. Risk Assessment is done by analyzing the probability value, exposure and consequences of each phase of work which is then compared to a standard level of risk semi-quatitative to determine the level of risk that exist at each stage of the production process. This study is a descriptive analytical study using semi-quantitative method AS/NZS 4360:2004. The study states that the level of risk that you have on each step in production area of work includes very high level, priority one, substantial, priority 3 and acceptable."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Saptadiyah Dwi Anggorowati
"Penelitian ini menguji model penilaian risiko pemberian pembiayaan konsumer dengan menggunakan model Logistic Regression (LR) dan Radial Basis Function (RBF). Hasil penelitian menunjukkan RBF memiliki tingkat akurasi yang lebih tinggi untuk mengklasifikasikan aplikasi yang direkomendasikan sedangkan LR memiliki tingkat akurasi yang tinggi untuk mengklasifikasikan aplikasi yang tidak direkomendasikan. RBF memiliki Tipe II error yang lebih besar dibandingkan LR. Tipe II error merupakan kesalahan pengklasifikasian aplikasi yang bersifat bad menjadi good sehingga memberikan dampak risiko pembiayaan dan cost yang tinggi.

This study examined the risk assessment model using Logistic Regression (LR) and Radial Basis Function (RBF). The results showed RBF has a higher degree of accuracy for classifying accepted loan applications whereas LR has a high degree of accuracy for classifying rejected loan applications. RBF has a Type II error is greater than LR. Type II error is missclassification applications that are bad to good so that they impact of risk financing and cost high."
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2016
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yulia Efni
"Seorang investor akan menanamkan modal pada suatu perusahaan di Bursa Efek setelah melihat prospek perusahaan tersebut. Prospek perusahaan sangat berkaitan erat dengan keadaan perekonomian secara nasional dan internasional serta lingkungan dimana perusahaan tersebut berada. Karena keadaan perekonomian nasional dan internasional secara langsung maupun tidak langsung akan mempengaruhi return yang diharapkan dan besarnya resiko yang akan ditanggung investor. Demikian juga halnya dengan lingkungan perusahaan tentu akan mempengaruhi return dan resiko bagi investor.
Untuk mendapatkan return yang layak tidaklah lepas dari harga sekuritas itu sendiri. Harga dari sekuritas ini tentunya sudah mencerminkan resiko yang akan ditanggung oleh Investor. Karena berdasarkan model CAPM maupun market model resiko mempunyai hubungan yang positif dan linier dengan tingkat return yang diharapkan. Sedangkan pengukur resiko yang relevan adalah beta. Beta itu sendiri adalah resiko yang tidak dapat dihilangkanItau disebut juga dengan resiko sistimatis ( resiko pasar ).
Berkaitan dengan hal diatas maka dalam penelitian ini penulis mencoba untuk mengamati faktor - faktor yang mempengaruhi resiko sistimatis. Pada penelitian ini penulis mencoba menganalisa faktor - faktor apa yang mempunyai pengaruh terhadap resiko sistimatis ( ß ) dengan cara melihat hubungan faktor - faktor sensitivitas penjualan, total biaya dan total hutang akibat perubahan GDP, inflasi dan tingkat bunga, rasio-rasio keuangan dan ukuran perusahaan ( firm size ) dengan resiko sistimatis (ß ). Dalam menganalisa pengaruh faktor - faktor sensitivitas penjualan, total biaya dan total hutang akibat perubahan GDP, inflasi dan tingkat bunga terhadap perubahan resiko sistimatis maka pada penelitian ini menggunakan variabel ekonomi makro yaitu GDP, inflasi dan tingkat bunga yang dikaitkan dengan sensitivitas penjualan, total biaya dan total hutang.
Sedangkan untuk menganalisa pengaruh rasio - rasio keuangan terhadap perubahan resiko sistimatis digunakan rasio-rasio keuangan yaitu rasio likuiditas, rasio leverage, rasio aktivitas, rasio profitabilitas dan rasio-rasio pasar modal. Dan untuk menganalisa pengaruhi ukuran perusahaan ( firm size ) terhadap perubahan resiko sistimatis digunakan total aktiva untuk menentukan ukuran perusahaan. Adapun periode pengamatan yang dilakukan adalah mulai dari tahun 1993 sampai dengan tahun 1997.
Didalam menganalisa pengaruh senstivitas penjualan akibat perubahan GDP, sensitivitas total biaya akibat perubahan inflasi dan total hutang akibat perubahan tingkat bunga dari individu perusahaan terhadap perubahan resiko sistimatis maka analisa dilakukan terhadap seluruh perusahaan yang menjadi sampel tanpa membedakan ukuran perusahaannya. Maka hasil regresi linier berganda menunjukkan bahwa R2 ( koefisien determinasi) yang sangat kecil yaitu 0.02931 ( 2.93%) sedangkan nilai F sebesar 1.0064 dengan level signifikan 0.3933 (tidak signifikan ). Sedangkan berdasarkan uji t statistik ketiga variabel sensitivitas penjualan, total biaya dan total hutang akibat perubahan GDP, inflasi dan tingkat bunga dari perusahaan juga tidak signifikan, meskipun dengan membedakan analisa berdasarkan ukuran perusahaan ( firm size ) yaitu perusahaan besar dan perusahaan kecil. Untuk analisa terhadap perusahaan besar R2 (koefisien determinasi ) sebesar 0,0465 sedangkan nilai F sebesar 0.5364 denlgan level signifikan 0.6606. Bila dilihat dari nilai Fnya berarti secara bersama-sama sensitivitas penjualan, total biaya dan total hutang akibat perubahan GDP, inflasi dan tingkat bunga tidak mempunyai pengaruh terhadap perubahan resiko sistimatis. Demikian halnya dengan uji t dimana secara individu sensitivitas penjualan, total biaya dan total hutang akibat perubahan GDP, inflasi dan tingkat bunga tidak mempunyai pengaruh signifikan terhadap perubahan resiko sistimatis pada level 10%.
Walau hasil pengujian tanda ketiga variabel tersebut tidak semuanya sesuai dengan yang diharapkan yaitu tingkat bunga yang mempunyai tanda negatif. Untuk pengujian perusahaan kecil menghasilkan R2 sebesar 0.02166 dan nilai F sebesar 0.43537 dengan level signifikan sebesar 0.7285 berarti ketiga variabel sensitivitas penjualan, total biaya dan total hutang akibat perubahan GDP, inflasi dan tingkat bunga secara bersama sama tidak mempunyai pengaruh yang signifikan pada level 10%. Hasil pengujian menunjukkan bahwa tanda koefisien regresi ketiga variabel tersebut tidak sesuai dengan harapan yaitu sensitivitas penjualan akibat perubahan GDP mempunyai tanda negatif.
Untuk menganalisa pengaruh rasio- rasio keuangan terhadap perubahan resiko sistimatis maka pada penelitian ini jugs dibedakan atas analisa pengaruh faktor-faktor rasio keuangan terhadap perubahan resiko sistimatis untuk keseluruhan, perusahaan yang diambil sebagai sampel tanpa membedakan ukuran perusahaan ( firm size ).
Maka berdasarkan hasil regresi linier berganda didapat R2 sebesar 0.62150 dan nilai F sebesar 17.8570 dengan level signifikan sebesar 0.0000. Hal ini berarti secara bersama - sama variabel rasio keuangan yaitu Current Ratio ( CR ), Debt Equity Ratio ( DER ), Gross Profit Margin (GPM ), Long Tenn. Debt to Equity Ratio ( LDE ), Operating Profit Margin (OPM ), Price Earning Ratio ( PER) , Dividend Yield ( DY ) dan rata rata Total Aktiva ( ATA). Sedangkan berdasarkan uji t maka 7 variabel dari 8 rasio keuangan yang mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap perubahan resiko sistimatis yaitu CR, DER, GPM, LDE, OPM, PER dan ATA. Sedangkan berdasarkan hasil regresi tersebut ternyata ada beberapa variabel yang tandanya tidak sesuai dengan yang diharapkan yaitu ATA, CR, LDE, OPM dan DY.
Sedangkan membedakan perusahaan yang menjadi sampel berdasarkan ukuran perusahaan ( firm size ), maka rasio - rasio keuangan yang mempengaruhi perubahan resiko sistimatis juga berbeda. Untuk perusahaan besar rasio keuangan yang mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap perubahan resiko sistimatis yaitu Current Ratio ( CR ), Debt Ratio ( DR ), Gross Profit Margin(GPM ), Inventory Turn Over (ITO ) dan Operating Profit Margin ( GPM) dan variabel yang tidak signifikan yaitu Net Profit Margin (NPM) dan Earning Per Share (EPS ). Sedang berdasarkan hasil regresi linier berganda diperoleh R2 sebesar 0.3252 dan nilai F sebesar 2.0403 dengan level signifikan sebesar 0.0825 (signifikan pada level 10 %). Sedangkan tanda koefisien regresi yang sesuai dengan yang diharapkan yaitu CR, DR, GPM, ITO dan OPM.
Sedang pada Perusahaan Kecil berdasarkan hasil regresi linier berganda diperoleh R2 sebesar 0.4671 dan nilai F sebesar 6.1357 dengan level signifikan sebesar 0.000. Hal ini berarti bahwa secara bersama - sama rasio keuangan yaitu Account Receivable Turn Over ( ARTO ), Dividend Yield ( DY ), Long Term Debt to Total Asset ( LTDA ), Net Profit Margin (NPM ), Price Book Value ( PBV ), Total Asset Turn Over ( TAS ), Inventory Turn Over ( ITO ), dan Operating Profit Margin ( OPM ) mempunyai kontribusi terhadap perubahan resiko sistimatis. Berdasarkan uji t maka dari 8 variabel rasio keuangan diatas hanya 6 variabel saja yang mempunyai pengaruh yang signifikan yaitu ARTO, DY, LTDA, NPM, PBV dan TAS. Sedangkan tanda koefisien regresi yang dihasilkan yang sesuai dengan yang diharapkan adalah ARTO, LTDA, NPM, dan ITO."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1999
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Endra Muhamad Fadillah
"Penelitian ini membahas Manajemen risiko keselamatan dan kesehatan kerja di pabrik tahu x tahun 2012, penelitian ini bersifat deskriptif. Desain studi yang digunakan merupakan desain studi berdasarkan standar AS/NZS 4360:2004 dengan metode semi kuantitatif menggunakan Job Hazard Analysis (JHA). Analisis risiko dilakukan menganalisis nilai konsekuensi, peluang serta frekuensi dan dianalisis menggunakan metode Fine yang ada pada AS/NZS 4360:2004.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ditemukan level risiko yang belum acceptable pada setiap proses pembuatan tahu yaitu very high, priority 1, substansial, dan priority 3. Oleh karena itu, diberikan rekomendasi yang bersifat engineering, administrative, serta penggunaaan alat pelindung diri.

This Risk management of safety and health research that was held at plant tofu x in 2012, is a descriptive study. This study design used a study design based on standard AS / NZS 4360:2004 with a semi-quantitative method using the Job Hazard Analysis (JHA). Risk analyzes were conducted to analyze the value of the consequences, opportunities and the frequency and analyzed using the methods of Fine existing AS / NZS 4360:2004.
The results showed that the level of risk that has not been found acceptable on every process of making out is very high, priority one, substantial, and priority 3. Therefore, given the recommendation that is engineering, administrative, and use of protective equipment.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
S45457
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Riki Johari
"Pelaksanaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja di laboratorium terutama di bagian Mikrobiologi merupakan hal penting yang harus dijalankan, dimana laboratorium di bagian Mikrobiologi merupakan salah satu tempat kerja yang mengandung bahaya kesehatan mudah terjangkit penyakit, risiko kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja. Tujuanya adalah diketahuinya tingkat risiko K3 pada aktivitas pemeriksaan sampel yang rutin dilakukan seperti pemeriksaan kultur darah, sputum dan memberikan rekomendasi. Tahapan manajement risiko dilakukan berdasarkan pendekatan manajemen risiko AS/NZS 4360:2004, metode identifikasi hazard yang digunakan adalah Generic Model dan untuk penentuan level risiko metode analisa risiko semikuantitatif mengunakan nilai berupa skor berdasarkan W.T. Fine dalam Cross Jean, 1998. Existing risk (dengan memperhitungkan pengendalian yang telah ada) pada aktivitas pemeriksaan kultur darah dan sputum dikelompokan menurut tahapan kerja dan dilakukan skoring berdasarkan Fine untuk menentukan level risikonya, didapatkan level risiko Besar sebanyak 13, level risiko Prioritas 3 sebanyak 17, dan level risiko Diterima sebanyak 6. Untuk mengurangi risiko K3 pada petugas analis kesehatan di bagian Mikrobiologi dilakukan engineering control, administrative control, dan alat pelindung diri (APD).

Implementation of Occupational Health and Safety in the Microbiology laboratory is especially important to be performed, where the Microbiology laboratory isone of workplace helath hazards easily contract the disease, the risk of occupational accidents and occupational diseases. The aim is to know the level of risk k3 activity routine sample check such as checking blood culture, sputum and provide recommendations. Stages of Management of risk approach to risk management i based on AS/NZS 4360:2004, hazard identification methods used are Generic Model for determinaation of the level of risk and risk analysis methods semiquantitatively using a score based on the value in WT Fine in Jean Cross, 1998. Existing risk (taking into account existing controls) on the activityof blood and sputum culture examination are grouped according to the stages of labor and scoring done by Fine to determine the level of risk, Great risk levels obtained were 13, the risk level Priority 3 as many as 17, and as Acceptable risk levels 6. To reduce the risk of K3 on workers health analyst at the Microbiology conducted engineering controls, administrative controls, and personal protective equipment (PPE)."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
S44946
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>