Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 123927 dokumen yang sesuai dengan query
cover
"The purpose of this paper is to show that Chinese (mainland) culture standards within indonesian-Chinese intercultural work team relationship need to be understood by Indonesian workers as diverse cultural similarities, differences, and overlapping often become the conflict foundations. Anticipation and solution are required since the issues frequently lead the intercultural work group into culture shock, target failures, psychological stress. As a result, the individual, group and/or organization productivity declines. By qualitative approach, using culture standards method from Prof.Dr. Alexander Thomas, five Indonesian workers from Indonesian-Chinese work group are selected through criterion sampling. From 39 critical incidents produced, ten Chinese cultural standards from Indonesian perspective are built as follows: 1. National pride or patriotism,2. mianzi or face, 3.customs, 4. quanxi or importance of social network, 5.duty, 6.hierarchical order, 7. cost-effectiveness,8.collectivism, 9.conflict avoidance, and 10.mistrust. This finding has to be identified as integrated values, and is not to be generalized far and wide in the consideration of Chinese multiculturalism. Three coping strategies-planning, empathy, and assertiveness are generated from this research and coul be applied in the efforts of achieving intercultural work group success and synergy."
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Budi Ariwowo
"Partal Keadilan dalam pemilihan umum Indonesia tahun 1999 gagal meraih 2% dan jumlah total suara yang mana hal ini mengakibatkan Partai Keadilan tidak memenuhj ketentuan electoral treshold dan jika menurut UU No.3 tahun 1999 tentang Pemilihan Umurn, maka Partai Keadilan tidak dapat mengikuti Pemlihan Umum tahun 2004.
Setidaknya ada beberapa hal yang mempengaruhi kegagalan Partai Keadilan memperoleh 2% dan jumlah total suara pemilih dan salah satu di antaranya adalah kinerja Sumber Daya Manusia Partai keadilan itu sendiri.
Dari literatur yang penulis peroleh, setidaknya ada tujuh hal yang mempengaruhi kinerja sebuah organisasi yaitu Desain kerja, Proses Organisasi, Kepemimpinan, Kelompok Kerja, Kompensasi, Ikiim Kerja dan Pelatihan.
Jumlah Populasi yang menjadi bahan penelitian penulis pada tesis ini adalah 1449 orang dan jumlah sampel yang penulis ambil berdsarkan pendapat dan Paguso, Garcia, Guererro dan Sevilla (1995) adalah 95 orang responden dengan taraf nyata 0,10. Adapun Teknik pengolahan data yang penulis lakukan adalah dengan menggunakan uji kebebasan dan Korelasi Kontingensi. Uji Kebebasan digunakan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara Indikator atau Variabel Komponen Penelitian dengan Variabel kinerja sedangkan Korelasi Kontingensi digunakan untuk mengetahui seberapa jauh hubungan antara Variabel Komponen Penelitian dengan Variabel Kinerja.
Hal yang paling mempengaruhi kinerja Partai Keadilan adalah faktor Desain Kerja, Kepemimpinan,Kompensasj dan Pelatihan. Faktor - faktor inilah yang sangat signifikan memperlemah kinerja Partaj Keadilan sementara itu faktor Proses Organisasi, Kelompok Kerja dan faktor Ikiim Kerja meskipun cenderung memperkuat kinerja Partai namun perlu mendapatkan perhatian serius dan dapat menjadi sebuah ancaman untuk memperlemah kinerja Pattai Keadilan jika penanganannya tidak dilakukan secara baik.
Dari Kesimpulan yang penulis dapatkan, maka diharapkan Partai Keadilan dapat membenahi sisi internal Partai terutama yang menyangkut hubungannya dengan Sumber Daya Manusia seperti : Aturan Tugas & Tanggung Jawab Anggota Pattai, Prosedur Kerja yang Sistematis, Standar Kerja, Fungsi Pengawasan, Kompensasi dan Fungsi - Fungsi Pelatihan"
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2000
T230
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Andalucia Malia
"[ABSTRAK
Kesinambungan suatu perusahaan merupakan suatu tantangan yang sedang di hadapi
oleh hampir semua perusahaan. Topik ini menjadi bahan diskusi bagi perusahaan untuk
dapat membuat suatu strategi agar dapat menghadapai tantangan di pasar industri.
Mengelola sumber daya manusia merupakan salah satu strategi yang penting bagi
perusahaan untuk dapat mendukung kelangsungan perusahaan dan juga
mempertahankan posisi kedudukan di dalam kompetisi pasar. Tesis ini akan membahas
topik Flexibility, Team Work dan Sustaninability dalam mempengaruhi Need of
Achievement. Dalam studi kasus ini, Gen Y di Bank ABC merupakan target responden
dengan total 100 respondent. Setelah melakukan analisa, terdapat hubungan yang
signifikan dan positif antara Flexibility, Team Work, Sustainability dan Need of
Achievement yang nantinya dapat memberikan masukan untuk perusahaan dalam
mengatur strategi sumber daya yang untuk mendukung keberlangsungan strategi dari
perusahaan.

ABSTRACT
Sustainability becomes one of topics that many companies faces and creates many
strategies to face the challenge in market. Managing human capital as part of strategies
also becomes important in order to support the company growth and keep the position
in the market. This thesis will discuss about Flexibility, Team Work and Sustainability
affect towards Need of Achievement. In this research, Gen Y at Bank ABC is the target
respondent with total of 100 survey respondents. After the analysis test, it shows that
Flexibility, Team Work and Sustainability show significant and positive affect and
relations with Need of Achievement that can help company to provide strategy for
maintaining their human capital in a way to support the sustainability strategy of
company., Kesinambungan suatu perusahaan merupakan suatu tantangan yang sedang di hadapi
oleh hampir semua perusahaan. Topik ini menjadi bahan diskusi bagi perusahaan untuk
dapat membuat suatu strategi agar dapat menghadapai tantangan di pasar industri.
Mengelola sumber daya manusia merupakan salah satu strategi yang penting bagi
perusahaan untuk dapat mendukung kelangsungan perusahaan dan juga
mempertahankan posisi kedudukan di dalam kompetisi pasar. Tesis ini akan membahas
topik Flexibility, Team Work dan Sustaninability dalam mempengaruhi Need of
Achievement. Dalam studi kasus ini, Gen Y di Bank ABC merupakan target responden
dengan total 100 respondent. Setelah melakukan analisa, terdapat hubungan yang
signifikan dan positif antara Flexibility, Team Work, Sustainability dan Need of
Achievement yang nantinya dapat memberikan masukan untuk perusahaan dalam
mengatur strategi sumber daya yang untuk mendukung keberlangsungan strategi dari
perusahaan.]"
2015
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Indra Eko Wicaksono
"ABSTRAK
Kompetensi komunikasi antarbudaya diartikan sebagai suatu kesan bahwa
perilaku dalam suatu interaksi itu efektif dan layak dalam konteks yang ada. Suatu
interaksi dikatakan efektif dan layak selama tujuan atau hasil yang diharapkan dapat
terpenuhi dengan pengorbanan yang relatif rendah dan dilakukan dengan cara-cara
yang selaras dengan nilai, norma, dan ekspektasi dari suatu hubungan. Kompetensi
komunikasi antarbudaya relevan untuk dibicarakan, terutama bagi pemeriksa BPK,
karena mereka sering berinteraksi dengan terperiksa yang memiliki latar belakang
budaya yang berbeda dengan dirinya. Penelitian ini diharapkan mampu memberikan
gambaran mengenai bagaimana kompetensi komunikasi antarbudaya yang dimiliki
oleh pemeriksa BPK, khususnya mereka yang bertugas di Kantor Perwakilan BPK
Provinsi Jawa Timur, ketika melakukan interaksi dan komunikasi dengan terperiksa
yang ada di lingkungan Pemerintah Kabupaten Sampang pada kegiatan pemeriksaan
terinci atas LKPD TA 2015.
Menggunakan strategi studi kasus dan pendekatan kualitatif dengan paradigma
interpretif, penelitian ini meminjam teori atau model kompetensi komunikasi
antarbudaya Brian H. Spitzberg untuk memperoleh pemahaman tentang tema yang
dikaji. Penelitian ini menemukan bahwa, dalam konteks kegiatan pemeriksaan
sebagai tempat kerja atau workplace, pemeriksa BPK telah memiliki motivasi,
pengetahuan dan keterampilan yang efektif dan layak. Kesimpulan ini diperkuat oleh
penilaian terperiksa yang menganggap interaksinya dengan pemeriksa BPK selama
ini telah berjalan dengan layak sehingga hubungan diantara keduanya pun, baik
sebelum ataupun setelah interaksi terjadi, selalu berjalan dengan baik

ABSTRACT
Intercultural communication competence is considered broadly as an
impression that behavior is appropriate and effective in a given context. An
interaction considered to be effective and appropriate as long as the valued goal or
rewards can be accomplished at the minimum costs or alternatives and doing so in an
appropriate manner, based on values, norms, and expectations of a relationship. An
intercultural communication competence is a competence that has relevancy with the
nature of the job of the BPK auditors because they usually interact with an auditee
that culturally has a different background with them. This research is expected to
give a broad picture about how the intercultural communication competence of the
BPK auditors, especially the ones who work in The East Java Representative Office
of BPK, when they are interacting and communicating with the auditee in Sampang
regency, as part of audit work on a local government financial statement of fiscal
year 2015.
Using a case study as a research strategy and a qualitative approach with an
interpretive paradigm, this research elaborate the theme of the study using the Brian
H. Spitzberg?s Model of Intercultural Competence to get an understanding about it.
Later, this research found that, in a given context, the auditors of BPK already have
an effective and appropriate motivation, knowledge, and skills. This conclusion is
being strengthened with the auditee judgmenet that considered his relationship with
the BPK auditors, before or after the interaction took place, has always been good."
2016
T45627
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Hyqal Kevinzky
"Penelitian ini bertujuan untuk melihat bagaimana proses dan dinamika komunikasi mahasiswa perantauan di UNPAD Bandung dalam beradaptasi, ketika menghadapi culture shock. Culture shock merupakan gejala sosial yang dialami oleh perantau ketika pindah dan mendiami daerah dengan kultur budaya yang berbeda. Penelitan ini menggunakan beberapa konsep dan teori besar di antaranya CAT, KAB, dan Adaptasi Budaya. Penelitian ini menggunakan metode snowball dan purposive sampling dalam pemilihan informannya, kemudian di analisis dengan menggunakan metode analisis tematik. Dalam penelitian ini, ditemukan bahwa terdapat sejumlah kecenderungan seseorang dalam beradaptasi dengan budaya asing di sekitarnya, yang kemudian menentukan pemilihan tipe adaptasinya agar bisa bertahan di perantauan.

The purpose of this research is to see how the process and commucation?s dynamic of the sojourners college student at UNPAD, Bandung during the period of adaptation while they were dealing with culture shock. Culture shock is a social phenomenon experineced by the sojourners college student student when they are moving into a region which is having a different culture. This research uses some of concepts and common theories which are CAT, KAB, and cultural adaptation. This research uses snowball method and purposive sampling in chosing the informants, then the researsh will be analyzed with the method of thematic analysys. Furthermore, this research reveals that there are some tendencies of someone while they are in the process of adaptation with the foreign culture around them, that later on will determine the selection of the type of adaptation in order to survive in the sojourners college student."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2011
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Lili Yulyadi
Yogyakarta: Lembaga Kajian Islam dan Studi (LKiS), 2007
306 ALO m
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Ilya Revianti Sudjono Sunarwinadi
Jakarta: UI-Press, 2009
PGB 0305
UI - Pidato  Universitas Indonesia Library
cover
Musfiratun
"ABSTRAK
Tesis ini membahas tentang konsep diri pelaku konversi agama etnis Tionghoa yang merupakan anggota Persatuan Islam Tionghoa Indonesia (PITI) Jakarta.
Identitas orang Tionghoa Indonesia mengalami pasang surut dari era kolonial
hingga Orde Baru, karena asal etnis mereka, orang Tionghoa tidak dianggap
sebagai penduduk asli Indonesia meskipun keberadaan mereka di negara ini sudah lama. Persepsi ini membuat orang Tionghoa mendapatkan status sebagai orang asing yang seringkali menerima diskriminasi. Hal paling dilematik yang terjadi adalah identitas diri dari mualaf Tionghoa yang berada di persimpangan di antara identitas Tionghoa dan identitas Pribumi.
Penelitian ini menggunakan teori Looking Glass Self yang dikemukakan oleh
Charles H. Cooley untuk membahas mengenai identitas dan konsep diri dari
pelaku konversi agama. Sedangkan jenis penelitian yang digunakan adalah
pendekatan kualitatif, fenomena konversi agama dianalisis melalui prespektif fenomenologi subjek sehingga diharapkan mampu merekonstruksi kehidupan yang dialami oleh setiap subjek penelitian. Keempat subjek penelitian dipilih dengan cara sampling purposive dengan kriteria 1) Merupakan pelaku konversi agama Islam yang berasal dari etnis Tionghoa, 2) Merupakan anggota aktif dari organisasi PITI Jakarta yang tercatat dan mengikuti berbagai kegiatan dari PITI.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa setiap subjek penelitian memiliki motifmotif personal yang melatarbelakangi proses konversi agama. Tahapan terakhir dari proses konversi agama adalah adanya perubahan konsep diri dan pembentukkan identitas baru dari keempat subjek penelitian. Perubahan konsep diri pada pelaku konversi agama etnis Tionghoa berlangsung secara bertahap seiring interaksinya dengan lingkungan. Berbagai peristiwa yang mengiringi subjek dalam proses konversi agama turut andil dalam pembentukan konsep diri

ABSTRAK
This thesis studies about self concepts of Tionghoa religion converts in Persatuan Islam Tionghoa Indonesia (PITI) Jakarta. The identity of Tionghoa people experienced up and down from colonial times until the new order, because of their ethnic status, Tionghoa people never considered as Indonesia citizen although they have lived in this country for a long time. The perception makes Tionghoa people experienced discrimination. The most complicated that happen are the identitiy of Tionghoa converts is at the intersection between Tionghoa and Indonesia.
This research used looking glass self theory presented by Charles H Cooley to explain about identity and self concepts of religion converts. this thesis used qualitative approach, the phenomena analysed through phenomenology prespective which mean the subjects could reconstruct their life as what they have done. The number of subjects are four choosen by purposive sampling with criteria considered 1) Tionghoa converts to Islam 2) is an active member of PITI Jakarta.
The result of this research showed that mostly of the subjects have several
personal motives that can be predisposed them to conversion. The last and
important part of the conversion process typically canging self concept and
forming new identity of the four subject. The canging self concepts of Tionghoa converts took place gradually, over its interaction with the environment. The various events that centered the subjects in the conversion process, interfering to formed the self concepts"
2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Matsumoto, David
Singapore: Cengage Learning , 2017
155.8 MAT c
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Arif Budiyanto
"[ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi lingkungan kerja pustakawan,
memahami terbentuknya budaya kerja dan proses internalisasinya, dan
mengidentifikasi kendala penerapan budaya kerja UMB di Perpustakaan
Penelitian ini menggunakan paradigma konstruktivisme dengan pendekatan
kualitatif dan metode studi kasus. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan
budaya kerja sudah dilakukan di perpustakaan, hal tersebut terlihat dalam sikap
dan perilaku pustakawan dalam bekerja sehari-hari yang merupakan wujud dari
internalisasi budaya kerja UMB. Adanya resistensi dan respon negatif dari
pustakawan merupakan masukan dan koreksi dalam penerapan budaya kerja
UMB. Hal tersebut ditujukan kepada pimpinan UMB untuk dicarikan solusi yang
positif dengan win-win solution.

ABSTRACT
This research aims to identify the librarians working environment, to understand
the formation and the process of internalization of work culture, and to identify
constraints in the implementation of the work culture UMB in Library. This
research uses a constructivist paradigm with qualitative approach and the case
study method. The results show the application of work culture has been
successfully carried out in the library, it is seen in the attitude and behavior of the
librarians in their daily work which is a form of internalization work culture
UMB. Resistance and negative responses from librarian is input and correction in
the application of UMB work culture. It is addressed to the head of UMB to find a
positive solution with win-win solution, This research aims to identify the librarians working environment, to understand
the formation and the process of internalization of work culture, and to identify
constraints in the implementation of the work culture UMB in Library. This
research uses a constructivist paradigm with qualitative approach and the case
study method. The results show the application of work culture has been
successfully carried out in the library, it is seen in the attitude and behavior of the
librarians in their daily work which is a form of internalization work culture
UMB. Resistance and negative responses from librarian is input and correction in
the application of UMB work culture. It is addressed to the head of UMB to find a
positive solution with win-win solution]"
2015
T44249
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>