Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 62670 dokumen yang sesuai dengan query
cover
"Most of Indonesia resident which have profession as a farmer consume the phosphate fertilizer high enough about kurang lebih 2 million tons/year. The demand is supllied by PT. Petrokimia Gresik and some small of phosphate fertilizer industries..."
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Napitupulu, Nahot Parsadaan
"Sejak dahulu negara kita sudah dikenal sebagai negara agraris penghasil produk pertanian dan perkebunan. Indonesia atau dahulu nusantara dikenal dalam perdagangan dunia karena hasil alamnya yang melimpah terutama hasil perkebunan dan pertanian. Setelah merdeka, Indonesia juga masih dikenal sebagai negara agraris. Bahkan pada era 1970-an Indonesia cukup berhasil membangun pondasi perekonomian dengan basis pertanian. Hasil nyata yang dapat dirasakan adalah tercapainya Indonesia menjadi negara yang dapat memenuhi kebutuhan pangannya secara mandiri (swasembada beras).
Beras merupakan salah satu hasil pertanian Indonesia dan merupakan makanan pokok rakyat Indonesia sehingga produksi beras menjadi sangat penting. Beras yang dikonsumsi masyarakat Indonesia mencapai 35 juta ton, sekitar 33 juta ton dipenuhi oleh produksi dalam negeri dan sisanya diimpor. Selain itu produk lain yang dihasilkan dari pertanian dan perkebunan sangat penting peranannya dalam mendukung perekonomian Indonesia. Apabila produksi dalam negeri tidak dapat memenuhi perrnintaan dalam negeri maka diperlukan impor. Selain mengurangi devisa, impor juga akan membuat negara mengalami ketergantungan pangan. Hal ini tentu saja akan merugikan perekonomian negara. Dewasa ini impor bahan pangan bukan hanya terjadi karena kurangnya produksi dalam negeri tapi juga terjadi karena harga dan kualitas barang impor yang jauh lebih menarik. Untuk itu harus diperhatikan masalah-masalah yang ada pada sektor pertanian."
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2006
T17080
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Endang Murtiningsih
"Tulisan ini berangkai dari permasalahan nasional yang menyangkut nasib petani. Masalah yang selalu muncul terutama pada musim tanam yaitu kesulitan memperoleh pupuk, kalaupun ada harganya melebihi harga Eceran Tertinggi yang ditetapkan pemerintah. Terganggunya pengadaan pupuk ke petani dikhawatirkan akan mengganggu ketahanan pangan.
Oleh karena itu penulis ingin menganalisis peranan industri pupuk urea dalam pembentukan output, nilai tambah bruto, permintaan antara dan permintaan akhir. Menganalisis angka multiplier, koefisien dan kepekaan penyebaran. Melihat dampak yang terjadi dengan adanya kebijakan penutupan industri pupuk urea serta kebijakan larangan ekspor. Model yang digunakan model input output dengan memanfaatkan tabel Input Output Nasional Tabun 2000 yang disusun BPS klasifikasi 66x66 sektor. Pada sektor 39 disagregasi menjadi sektor pupuk urea, pupuk lain dan pestisida.
Hasil penelitian menunjukkan dari struktur permintaan, industri pupuk urea banyak digunakan sebagai input antara dan sebanyak 95.17 persen digunakan oleh sektor pertanian. Sedang dari permintaan akhimya terlihat industri pupuk urea lebih berorientasi untuk ekspor. Dalam proses produksinya industri pupuk urea ketergantungan akan import kecil. Kebutuhan input terbesar dipenuhi sektor penambangan minyak, gas dan panas bumi sebanyak 91.88 persen. Industri pupuk urea menyumbang nilai tambah bruto sebesar 0.228 persen. Dan keberadaan industri pupuk urea banyak dinikmati oleh pemilik modal. Industri pupuk urea mampu menyerap tenaga kerja sebesar 15608 orang atau 0.0167 persen dari total kebutuhan tenaga kerja.
Industri pupuk urea mampu menarik pertumbuhan output sektor hula dan mendorong sektor hilirnya, serta mampu meningkatkan output sektor lain, meningkatkan pendapatan masyarakat serta menyerap tenaga kerja.
Simulasi kebijakan penutupan industri pupuk urea berdampak menurunkan derajat kepekaan sektor pertanian dan menurunkan daya penyebaran sektor penambangan minyak, gas dan panas bumi. Selain itu juga berdampak pada penurunan output, income serta employment multiplier sektor pertanian dan agroindustri. Total penurunan output perekonomian 0.3582 persen, penurunan nilai tambah 0.3739 persen dan penyerapan tenaga kerja 0.032 persen. Sektor yang paling besar mengalami penurunan sektor penambangan minyak, gas dan panas bumi.
Simulasi kebijakan larangan ekspor pupuk urea menurunkan output perekonomian 0:1001 persen, penurunan nilai tambah 0.1042 persen serta penyerapan tenaga kerja 0.0089 persen.
Melihat peranan industri pupuk urea yang cukup besar, maka pengembangan industri pupuk urea menjadi prioritas. Urtuk keperluan tersebut pemerintah harus segera turun tangan untuk menata kembali kebijakan yang ada demi kelangsungan industri pupuk urea."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2005
T20426
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1990
S17887
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ronny Azwir
"ABSTRAK
Sektor retail adalah sektor baru yang dimasuki PT Pupuk Kujang dalam bidang usahanya. Karena sektor retail ini adalah sektor baru bagi PT Pupuk Kujang, maka mereka belum memiliki perencanaan strategi yang matang terkait model distribusi dan fasilitas distribusi dari yang akan digunakan dalam distribusi produk ritel non-subsidi dari PT Pupuk Kujang ini. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa dan mengajukan strategi distribusi untuk produk ritel non-subsidi PT. Pupuk Kujang. Dalam hal ini maka diajukan enam model distribusi yang bisa digunakan oleh PT Pupuk Kujang dalam distribusi produk ritel non-subsidi mereka yang dilengkapi dengan alternative saluran distribusi yang dapat mereka gunakan terkait dengan pilihan model distribusi yang akan digunakan. Model distribusi ini akan memberikan dampak khusus bagi fasilitas distribusi yang akan ditentukan PT Pupuk Kujang dalam distribusi produk retail non-subsidi mereka. Formulasi strategi distribusi ini menggunakan metode dasar terkait perbandingan performa dari desain jaringan pengiriman, pilihan dalam model jaringan distribusi dan pengambilan keputusan trade-offs terkait dengan aspek biaya logistik pupuk ritel non-subsidi PT Pupuk Kujang. Data yang dikumpulkan bersumber dari laporan dan catatan PT Pupuk Kujang sebagai data sekunder dan hasil wawancara dan diskusi dengan pihak PT Pupuk Kujang sebagai data primer. Metode riset yang digunakan adalah gabungan dari metode kualitatif dan kuantitatif. Metode Analisis proses hirarki digunakan dalam pengolahan data terkait tesis ini berikut dengan metode purpose sampling dalam sampling input data terkait penelitian ini. Dari analisa dan interpretasi terhadap data didapatkan model distribusi yang dapat digunakan dari enam alternative model distribusi yang diajukan beserta dengan fasilitas distribusi yang sesuai dengan pilihan model distribusi yang akan digunakan. Sebagai sebuah perusahaan besar PT. Pupuk Kujang dapat menggunakan kombinasi lebih dari satu model distribusi untuk ke depannya. PT. Pupuk Kujang dalam operasional distribusi untuk pupuk ritel subsidi ini dapat membentuk bagian PPIC, memperbaiki standar upah buruh angkut agar lebih efisien, menentukan jenis moda transportasi angkutan yang lebih efektif dan efisien dan sebagainya.

ABSTRACT
Retail sector is new sector entered by PT Pupuk Kujang in marketing of its products. In retail sector, PT Pupuk Kujang does not have proper planning and strategy related with distribution model and distribution facilities that will use in distribution of its retail non subsidized products. This research objective is to analyze and propose distribution strategy for retail fertilizer products of PT. Pupuk Kujang. In this case, six distribution models have proposed to assist PT Pupuk Kujang in distribution of its retail non subsidized products that will be equipped with alternative of distribution channel that can be used related with distribution model that will choose. Those models will give specific impact to distribution facilities that will be determine by PT Pupuk Kujang in distribution of its retail non subsidized fertilizer products. The formulation of distribution strategy used basic method related with comparative performance of delivery network design, distribution network model option and logistical cost trade offs. The source of data came from reports and records from PT Pupuk Kujang as secondary data and interview result with PT Pupuk Kujang as primary data. Research method used is mixed between quantitative and qualitative method. Analytical hierarchy process has used as data processing in this thesis. From analysis and interpretation of data obtained, it can be inferred for some appropriate distribution model from six alternatives provided along with distribution facilities option with related distribution model. As a prominent national company PT. Pupuk Kujang can use more than one distribution model for its retail products in the future. PT. Pupuk Kujang in retail products distribution operational can establish its PPIC department, improve for efficient labor wage standard, determine appropriate transport carrier, etc."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2017
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"The residue from anaerobic digestion of paper mill biological sludge has the potency to be used as organic fertilizer. Physically, organic fertilizer in pellet form has smaller volume and easily stored and transported. The aim of this study is to obtain the appropriate adhesive to make fertilizer pellets from the residue from anaerobic digestion of paper mill biological sludge. The experiment were performed with two variable treatments which are the types of adhesive (sago flour, cassava starch, molasses) and the adhesive doses (0.5%, 1.0%, and 1.5%) with respectively 3 replications. The physical properties of resulting pellets were tested including yield, density, water holding capacity, and durability. The effect of pellets on plant germination and growth was also done using tomato seed. The results explained that generally, the pellets meet minimum requirements of organic fertilizers and soil conditioner according to Indonesian National Standard (SNI 7847:2012) unless Zn as micro nutrient and Regulation of the Minister of Agriculture Number 70/2011 unless water content. The pelletization of organic fertilizer to the size of 3-5 mm can be done by adding the best adhesive material, namely cassava starch 1% with the physical properties of the pellets including a yield of 99.56%, density of 1.84 g/mL, water holding capacity of 65.53%, and durability of 99.65-99.84%, but organic fertilizer pellets (with sago flour as adhesive) at a dose of 0.5 g/50 g media is the best for tomato germination and growth."
JS 5:2 (2015)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Rio Hidayah
"Proses pencampuran pupuk dan air sangat penting dalam pertanian jagung dan padi. Untuk memenuhi kebutuhan campuran pupuk dan air dalam skala besar dan konstan, diperlukan sistem pencampuran dengan memanfaatkan aliran turbulen. Alat yang dapat digunakan yaitu gabungan antara nozel jet dan pipa venturi. Interaksi antara kedua alat ini dalam mencampurkan pupuk dan air perlu dianalisa. Analisa dilakukan dengan simulasi computational fluid dynamics (CFD). Tujuan dari studi ini adalah untuk menganalisa akibat dari posisi nozel jet di dalam pipa venturi terhadap proses pencampuran pupuk dan air. Simulasi numerik dilakukan dengan model multifasa dan sifat termofisik konstan. Bentuk sistem yaitu pipa venturi klasik berdasarkan standar ISO 5167-4 2003 dengan nozel jet dipasangkan pada salah satu diantara dua posisi. Simulasi dilakukan dalam kondisi turbulen model Eulerian k-epsilon. Variasi simulasi dilakukan dengan beberapa kecepatan aliran masuk air dan pupuk dengan fraksi volume kedua fluida konstan. Hasil yang didapatkan adalah bahwa kedua geometri memiliki pola dispersi pupuk yang berbeda. Variasi fraksi volume pupuk pada kedua geometri berada pada rentang 0,18% hingga 1,79%. Kata Kunci: Pertanian, Pencampuran, CFD, Fraksi Volume, Pupu

Water and fertilizer mixing is very important in paddy and corn agriculture. To fulfill a large and constant amount of fertilizer-water mixture, it requires a mixing system that utilizes turbulent flow. The tools that will be used are a combination of jet nozzle and venturi pipe. The interaction of these tools in fertilizer-water mixing need to be analyzed. The analysis will be done with CFD simulations. The goal of these study us to analyze the effect of jet nozzle position in venturi pipes against fertilizer-water mixing process. Numerical simulation is proceeded with multiphase model and constant thermophysical properties. The system shape is a classic venturi pipe based on ISO 5167-4 2003 standards with nozzle jet placed in one of two positions. The simulation is running on Eulerian kepsion turbulence model. These simulations are varied with several water and fertilizer inlet flow rate with volume fraction of both fluids constant. The results that acquired are that both geometries have different fertilizer dispersion pattern which tends to be inversed. The fertilizer volume fraction on both geometries is appear in 0,18% to 1,79% interval."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Multielement analysis in some commercial fertilizers using x-ray fluorescence spectrometer (XRFS) has been carried out....."
SIGMAAB
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Fans Namara Nazar
"Kelebihan produksi gas bumi dari lapangan-lapangan gas di Kalimantan Timur disebabkan oleh alokasi contracted demand yang sebelumnya untuk ekspor telah berakhir. Kontradiktif dengan hal itu pemenuhan kebutuhan akan gas bumi nasional masih mengalami kekurangan (defisit). Hal ini disebabkan oleh infrastruktur transportasi gas bumi di Indonesia yang belum memadai dan kurang menariknya harga jual gas bumi domestik jika dibandingkan harga jual gas bumi untuk ekspor.
Salah satu pemasok gas bumi di daerah Kalimantan Timur berasal dari tipe cadangan gas stranded. Produksi Lapangan X yang menjadi obyek dalam penulisan ini merupakan bagian dalam pemasok gas bumi untuk daerah Kalimantan Timur yang berasal dari jenis cadangan gas stranded. Dalam mengembangkan lapangannya, kontraktor memiliki kendala dalam mencapai parameter keekonomian yang ditentukan. Internal Rate of Return (IRR) lebih besar dari Minimum Attractive Rate of Return (MARR) sebesar 20% dan Bagian Pemerintah (Government Take) sebesar 30% digunakan sebagai ukuran (yardsticks) minimum ambang ekonomi dalam pengembangan Lapangan X.
Analisis keekonomian Lapangan X dilakukan dalam rangka mempertahankan tingkat indikator keekonomian yang harus dicapai. Harga Gas (Gas Price), Biaya Operasi (Operating Cost) dan bagian antara pemerintah dengan kontraktor (Sharing Split) merupakan variabel PSC yang dianalisis untuk mendapatkan harga jual gas bumi yang memberikan pencapaian terhadap parameter keekonomian Lapangan X. Hasil dari analisis uji variabel PSC mendapatkan metode Uji Model Harga Gas Bumi dengan menggunakan model formula yang dilakukan eskalasi setiap tahunnya dan uji model Sharing Split sebagai metode terbaik yang dapat dipilih untuk pencapaian IRR masingmasing sebesar 20,6% dan 20,8% serta Government Take (GT) sebesar 37,4% dan 32,2%.
Harga jual gas bumi yang dapat memberikan pencapaian ukuran (yardsticks) minimum keekonomian Lapangan X sebesar US$ 5,32-6,74/ MMBTU diberlakukan sebelum adanya perubahan titik serah terima gas bumi dan US$ 5,36-6,79/ MMBTU setelah adanya perubahan titik serah terima gas bumi. Jika dibandingkan dengan harga yang berlaku di pasaran (market), maka harga tersebut dapat digunakan sebagai harga jual gas bumi yang kompetitif untuk industri Pupuk.

Over production of natural gas from gas fields in East Kalimantan is caused by the termination in allocation of previous contracted demand for exports. Contradictory to that, the needs of natural gas is still lacking (deficit). This is due to inadequacy of natural gas transportation infrastructure and less interesting selling price of domestic natural gas than the selling price of natural gas for export.
One of the supply of natural gas in the East Kalimantan region is derived from the type of stranded gas reserves. Production of Field X which become object in this paper is a one of the suppliers of natural gas to East Kalimantan region derived from the type of stranded gas reserves. In developing their field, the contractor has a constraint in achieving the economic parameters defined. Internal Rate of Return (IRR) greater than the Minimum Attractive Rate of Return (MARR) by 20% and Government share (Government Take) by 30% is used as a measure (yardsticks) of minimum economic threshold in development of Field X.
Economic analysis of Field X conducted in order to maintain the level of the economic indicators to be achieved. Gas prices, Operating Costs and part of the government and the contractor (Sharing Split) is a PSC variable analyzed to obtain the sale price of natural gas that yields to the economic parameters of Field X. The results of PSC variable test analysis showed the method of Model Price Gas Test done using a model formula which escalates each year and Sharing Split Test Model as the best methods that can be selected for achieving 20.6% and 20.8% of IRR and 37.4% and 32.2 % of Government Take respectively.
The selling price of natural gas that can give attainment of Field X's economical minimum yardsticks is US $ 5.32 to 6.74/ MMBTU applied before the delivery point changes and about US $ 5.36 to 6.79/ MMBTU after changes in the delivery point of natural gas. When compared with the prevailing price in the market then this price can be used as the selling price of natural gas is competitive for fertilizer industry.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
T45710
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bona Kusuma
"Indonesia has enhanced many of its institution frameworks, regulations and laws In order to inllne WTO codes of good practice, where standardization is one of the prerequisites to it. Since 2002, Government of Indonesia through Ministry of Industry of Trade has enacted Decree's No. 140/MPP/Kep/3/2002 in order to raise success of agribusiness that inline with sustainable environment and enhance customer protection. It Is expected that with this Decree the success of agribusiness can be seen from the increase in the agriculture production, especially primary crop plants.
The research objectives for this thesis are to see if the Implementation of mandatory SNI on fertilizer can Increase the production of the primary crop plants, also to see any Implementation effect to fertilizer's producer and all the import's stakeholders. Modified Cobb-Douglas production function with data panel regression is used to measure the impact of mandatory SNl on fertilizer to production of the primary crop plants quantitatively. Qualitative and descriptive statistics approaches are used to measure any Implementation effect of that SNI.
First part of the conclusion shows that, although small, there is a positive effect on the primary crop plants production after the implementation of Mandatory SNI on fertilizer. This finding is enhanced with the fact from qualitative findings, that it seems the implementation of Mandatory SNI on fertilizer has little/no effect to the fact that the use of minimum standards somehow restricts trade more than what tariff did, with many findings supports the fact that the possibility that this standard give negative effect as technical barrier to trade is small.
Secondly, from fertilizer's producer perspective, the implementation of the Mandatory SNI on fertilizer gives them many benefits compare with the relatively small cost of comply to that SNI. Although Indonesian Customs and law enforcement gain significance advantages with this SNrs implementation, importers have to bear additional cost in order to have the right using SN! Label.
Overall results conclude that although the implementation of Mandatory SNI on fertilizer appears to have positive effects in increasing production and productivity of the primary crop plants, Indonesia critically needs a large, significant increase fn primary crop plants' production and productivity if the target of national food selfsufficiency program (Ketahanan Pangan Nasional) becomes reality."
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2008
T 27371
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>