Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3294 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Vardar, Nukhet
London : Paul Chapman, 1992
659.1 VAR g
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Lee, Monle
Jakarta: Prenada, 2004
659.1 lee p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Lee, Monle
Jakarta: Kencana, 2007
659.1 LEE pt
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Mooij, Marieke K. de
New York: Prentice-Hall, 1991
659.1 MOO a
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Kussusilowati Trihandayani
"Dalam pasar persaingan bebas, merek lokal bersaing ketat dengan merek global. Pembangunan merek global memiliki keunggulan utama yaitu economies of scale, khususnya dalam iklan dan promosi, public relations, kemasan, dan kegiatan-kegiatan pemasaran lainnya. Dengan menggunakan satu wajah tunggal perusahaan atau produk, keputusan-keputusan desain menjadi lebih mudah dan lebih hemat dalam produksi, penelitian, dan pengembangan. Sedangkan keunggulan pembangunan merek lokal mempunyai kebebasan untuk mengembangkan nama-nama merek, unsur-unsur visual, asosiasi untuk masing-masing konsumen, dan memproduksinya secara lokal. Salah satu cara membangun merek suatu produk untuk memenangkan persaingan adalah dengan beriklan.
Dalam tesis ini, penulis menganalisis makna tanda dalam iklan merek lokal dan global, dan strategi penyusunan pesan iklan merek lokal dan merek global. Iklan yang digunakan adalah iklan kosmetik Sariayu versi Kharisma Jogja dan versi Bunga Khatulistiwa dan iklan kosmetik Revlon versi Animal Instinct dan versi James Bond 007.
Penelitian deskriptif ini bersifat kualitatif dengan menggunakan teknik analisis semiotik-Dalam melakukan analisis semiotik, penulis menggunakan konsep strategi penyusunan pesan iklan dari Philip Kotler. Untuk itu penulis menggabungkan konsep analisis semiotika iklan dari Roland Barthes dengan konsep elemen-elemen iklan dari Gilson dan Berkman serta konsep signeme non verbal dari Arthur Asa Berger. Selain itu, penulis juga menggunakan konsep teknik pengambilan gambar dari Arthur Asa Berger.
Paduan antara konsep-konsep tersebut menghasilkan rumusan baru yang dikemukakan oleh penulis, yaitu Analisis Semiotika Iklan Kosmetik Terpadu yang mangandung unsur (1) pesan linguistik: a. headline, subhead, body copy, slogan, (2) pesan ikonik terkodekan: a. gaya rambut, b. struktur wajah, c. ekspresi wajah, d. tata rias, e. desain iklan, f warna, (3) pesan ikonik tak dikodekan: a. gaya rambut, b. struktur wajah, c. ekspresi wajah, d. tata rias, e. desain iklan, f. warna, (4) teknik pengambilan gambar.
Hasil penelitian yang didapat menunjukkan bahwa makna tanda iklan kosmetik merek lokal lebih menonjolkan unsur-unsur tradisional dan potensi yang dimiliki oleh Indonesia. Sedangkan iklan merek global lebih menonjolkan hal-hal yang sifatnya universal dan trend dunia. Selain itu, penelitian ini juga menunjukkan bahwa strategi penyusunan pesan iklan kosmetik lokal dan global adalah: (1) Menggunakan gaya citra (image), (2) menggunakan pendekatan seksual dan emosional, (3) menggunakan beberapa kata asing, (4) menggunakan model wanita cantik, (5) menggunakan teknik pengambilan gambar secara close up.
Dan hasil analisis, penulis mencoba memberikan beberapa rekomendasi praktis, yaitu (1) Iklan merek lokal dapat tetap menonjolkan unsur-unsur tradisional dan potensi yang dimiliki oleh Indonesia, sedangkan iklan merek global sebaiknya menyesuaikan isi pesan dengan budaya Indonesia, agar tercipta kedekatan dengan konsumen. (2) desain iklan dibuat menarik dan unik, (3) teknik pengambilan gambar dibuat secara close up yang melambangkan keintiman antara model dengan pembaca. Sedangkan rekomendasi akademisnya adalah dibuat penelitian lanjutan yang menggali seberapa efektif strategi penyusunan pesan iklan kosmetik terpadu bagi khalayak, karena berhasil tidaknya suatu kampanye iklan adalah bila iklan tersebut berpengaruh terhadap khalayak."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1999
T12401
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Achmad Istamar
"Kegiatan pemasaran dapat memandang internet dari dua sudut pandang. Yang pertama, internet sebagai sebuah pasar. Sebagai pasar, internet memiliki berbagai karakteristik khusus terutama dalam hal letak para penggunanya yang tidak terikat oleh batasa-batasan geografis. Sudut pandang yang kedua adalah internet sebagai media. Internet sebagai media memiliki karakteristik-karakteristik yang khusus pula. Teori-teori mengenai media yang lama, sudah tidak sesuai lagi apabila digunakan untuk menganalisis media internet. Banyak variabel-variabel baru yang tak terukur oleh teori-teori media konvensional. Oleh karena itu, Professor Hoffman dan Novak dari Vanderbilt University menawarkan teori yang barunya mengenai objective characteristic of media (Bab IV). Dengan kriteria yang baru ini keunggulan-keunggulan media internet dapat diidentifikasi dan dipelajari, sehingga dapat dimanfaatkan untuk menyusun strategi periklanan di internet. Dalam Bab II akan dibahas teori periklanan konvensional, dengan tujuan selain sebagai teori pembanding, juga sebagai landasan pembahasan bab-bab selanjutnya. Bab III akan diisi dengan penggunaan internet bagi dunia bisnis secara umum. Hal ini perlu dibahas dengan dua alasan utama, yang pertama berkaitan dengan keputusan penggunaan internet yang bersifat strategis bagi perusahaan, sehingga perlu diperhitungkan cost-benefit-nya bagi perusahaan secara keseluruhan. Yang kedua, berkaitan dengan dua peran besar dunia bisnis internet. Perusahaan komersial, dapat dipandang sebagai pasar yang amat potensial di internet. Selain sebagai pasar, dunia bisnis juga merupakan klien utama perusahaan jasa periklanan di internet. Perbandingan teori dan perkenalan terhadap teori baru akan disampaikan dalam Bab IV. Penjelasan mengenai objective characteristic of media akan mendominasi bab selanjutnya (Bab V dan Bab VI) akan disusun strategi periklanan yang berdasarkan pada pemanfaatan keunggulan-keunggulan ini secara optimal sebagai senjata sakti program periklanan dalam meraih pasar global."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1996
S18993
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nesia Isrilmirantie
"The focus of the study is advertising ef’fectiveness of the localized advertisement in communicating WOM referral marketing strategy that is adapted by the local culture and custom way of communicating of Indonesian people. Besides that it consumer word of mouth activity is also conducted to the consumer’s pre- purchasing thinking and also the product involvement. Since the focus of the research is a product of a multinational company with a global-localized vision, it is interesting discover their localized approach in adjusting with the local culture in their marketing strategy planning.
The variables that are included in this research are advertising effectiveness, pre- purchasing thinking, product involvement, and consumer WOM (word of mouth).
This research is a quantitative uses path analysis to measure the effect between the advertisement effectiveness and the consumer WOM (word of mouth), pre-purchasing thinking, and product involvement.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2009
T33854
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Fery Mulyana
"Endorser adalah individu yang terkenal atau dihormati, seperti selebritis atau ahli suatu produk atau jasa yang berbicara untuk sebuah perusahaan atau brand. Endorser merupakan Salah satu cara untuk membentuk brand personality dan image dari sebuah produk. Endorser dapat membentuk simbol-simbol tertentu dengan sangat kuat, yang kemudian ditransfer pada brand atau produk yang diendorsekan.
Penggunaan selebritis sebagai endorser adalah karena mudah menarik perhatian konsumen, yang lalu membentuk brand awareness dan brand image. Sebabnya adalah selebritis dikenal masyarakat luas, termasuk pengenalan akan citranya sehingga mudah terjadl transfer image mereka pada brand image. Kegemaran akan Seorang selebritis juga dapat mempengaruhi brand liking.
Konsumen mungkin mengasosiasikan karakteristik selebritis yang mereka ketahui dengan atribut produk bersamaan dengan kebutuhan dan kelnginannya. Hal ini tentu saja akan dapat mempengaruhi perilaku konsumen, terutama perilaku pembelian. Individu akan selalu berusaha menemukan sebuah merek yang relatif sama dengan personalitas konsumen sendiri. Karakteristik konsumen dan pengambilan keputusan akan menimbulkan keputusan pembelian tertentu. Berkaitan dengan hal ini, maka tugas pemasar adalah memahami apa yang teljadi dalam kesadaran pembeli, mulai dari adanya rangsangan dari luar hingga munculnya keputusan pembelian pembeli. Salah satunya adalah dengan menggunakan endorser selebritis sebagai bintang iklan untuk menarik minat konsumen.
Penelitian ini membahas hubungan antar pengaruh endorser selebritis dalam iklan sabun Lux terhadap pengambilan keputusan pernbelian oleh konsnmen di wilayah Jakarta. Sebagai subyek dalam penelitian ini adalah para konsumen Sabun Lux yang pemah menyaksikan tayangan iklan sabun Lux di televisi. Landasan teori yang digunakan adalah teori darl Del J. Hawkins dan Kenneth A. Cooney tentang endorser selebritis dalam dunia periklanan. Selain itu juga digunakan teori dari Philip Kottler tentang perilaku pembelian oleh konsumen. Penelitian ini menggunakan metode survei dengan menyebarkan kuesioner kepada 200 orang responden di Jakarta. Sementara itu, sebagai bahan komparasi digunakan data sekunder hasil penelitian tentang pengaruh endorser terhadap perilaku konsumen yang dilaksanakan di New York dan beberapa kota lairmya di dunia. Selain itu untuk mendukung analisis data primer, digunakan juga data sekunder atau studi kepustakaan dari berbagai referensi ilmiah yang relevan dengan topik penelitian ini.
Dalam pengolahan data dipergunakan software statitistik SPSS 14.00, untuk memperoleh gambaran mengenai tanggapan dan sikap konsumen terhadap pengaruh endorser dalam iklan sabun Lux. Secara umum mayoritas responden memberikan tanggapan positif terhadap indikator-indikator yang digunakan dalam penelitian.
Nilai korelasi Spearman yang diperoleh dalam penelitian ini sebesar 0,434 rnenunjukkan aclanya hubungan yang sedang antara pengaruh endorser dalam iklan Sabun Lux terhadap pengambilan keputusan pembelian oleh konsumen di Jakarta.
Sementara dilihat darl arah hubungan, maka diperoleh hasil bahwa semakin kuat pengaruh endorser dalam iklan sabun Lux, maka semakin kuat pula pengambilan keputusan pembelian terhadap sabun tersebut.
Jika ditinjau dari segi pengaruh, maka pemanfaatan selebritis sebagai endorser terhadap pengambilan keputusan pembelian temyata hanya berpengamh sebesar 18,8% bagi konsumen. Nilai ini ternyata tidak jauh berbeda dengan hasil penelitian yang dilakukan di New York. Dengan demikian dalam Studi global terhadap sabun Lux didapatkan hasil bahwa pengaruh endorser dalam iklan sabun hanya memberikan sedikit pengaruh terhadap proses pengambilan keputusan yang dilakukan oleh konsumen, baik di Jakarta maupun di New York. Hal ini terkait dengan faktor kepercayaan dari konsumen terhadap kredibilitas selebritis sebagai pihak yang mengendorserkan sabun Lux. Jadi mayoritas konsumen menggunakan sabun Lux bukan karena pengaruh endorser selebritis, akan tetapi lebih disebabkan karena konsumen percaya dengan kualitas sabun tersebut.

Endorser is a famous or respectable individual, such as celebrities or an expert of a product or service that speaks for a company or a brand. Endorser is also one way to tix a brand personality and image of a product. Endorser can make some strong symbols, that later on constructs brand awareness and brand image. This is because the celebrities are well-known in the society, including their image introduction. This wou.ld make it possible to transfer the celcbrity's image to the brand image. A celebrity?s interest can also influence brand liking.
The consumers might associate the celebrity?s characteristic with the product?s attribute coinciding with their needs and wants. Of course this would influence the consumer? behavior, especially their purchase behavior. Someone will always try to seek a brand that is relative the same with their own personality. The characteristic of the consumers and the process of deciding would effect on the consumer?s decision to choose a certain product. Based on this, the responsibilities of marketing is to understand what is going on in a consumer?s conscience, starting from the outside stimulation up until the consumer?s buying decision. One way is to use a celebrity endorser as a commercial star to attract the consumer?s interest.
This research elaborates the relationship between the influence of the celebrity endoiser in a Lux commercial towards the consumer?s purchasing decision In the district of Jakarta. The subject in this research are the Lux consumers who have seen the Lux television commercial. The basic theory used in this research are Eom Del J.
Hawkins and Kenneth A. Cooney about celebrity endorsers in commercial. Aside from that, this research also uses the theory form Philip Kettler about a consumer?s purchasing behavior. This research uses a survey method, by handing-out questionnaire to 200 respondents in Jakarta. Meanwhile a secondary data showing the result of research conducted in New York and other cities about the influence of an endorser towards consumer behavior as a comparison. Also, to support primary data analyze, the research used secondary data or literature studies form many references which are relevant to this topic.
The data processing uses a SPSS 14.00 statistic sottware to show Consumer? respondent and attitude towards the influence of celebrity endorser in Lux commercials. Generally, the majority respondents give a positive response towards the indicators in this research. The result of Spearman's correlation value which is acquired in this research is 0,434. This shows a medium correlation between the influence of the endorser in Lux commercial towards consumer?s purchasing decision in Jakarta. In a correlation point of view, the result in this research is that the stronger influence of a celebrity endorser in a Lux soap commercial, then the stronger decision making of a consumer in buying product.
Seeking from the influence point Of view, using a celebrity endorser towards the consumer purchasing decision turns out that influence is only 18.8%. This result is no different from the research conducted in New York. This, the result of a global study towards Lux soap is that influence of an endorser in a soap commercial only gives minimum influence towards the decision making process of a consumer, either in Jakarta or in New York. This is related with the consumer?s trust toward the celebrity?s credibility as A Lux soap endorser. Hence, the majority of the consumer?s choice to use Lux is not because of the endorser?s influence, but because of the consumer?s trust in the quality of the product.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2006
T22091
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arens, William F.
Boston: Irwin /McGraw-Hill, 1999
659.1 ARE c
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>