Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 130149 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Yanuardi Syukur
"Tesis ini membahas dengan studi kasus (case study) atas penyebaran pengaruh al-Qaeda kepada gerakan teroris di Indonesia dengan penelitian kualitatit Al-Qaeda adalah gerakan perlawanan terhadap Amerika dan Yahudi yang dibentuk oleh Osama bin Laden. Pokok masalah yang dibahas dalam tesis ini adalab: Pertama, apa karakteristik gerakan al-Qaeda? Kedua, mengapa gerakan al-Qaeda menyebarkan pengaruhnya ke Indonesia? dan Ketiga, Bagaimana prospek pengaruh al-Qaeda di Indonesia. Teori yang digunakan adalah teori Deprivasi Relatif (Relative Deprivation) dengan pola Deprivasi Dekremental (Decremental Deprivation). Teori ini mengutip dari Ted Robert Gurr (1971) yang memaknai sebagai kesenjangan negatif antara ekspektasi (legitimate) dan aktualitas atau Nilai Harapan dan Nilai Kemampuan. Harapan akan terciptanya keadilan tidak tampak secara nyata di dunia. Pemerintah Amerika Serikat dan Indonesia mengalami penurunan Kapabilitas Nilai, sementara itu Nilai Harapan untuk terciptanya keadilan bersifat konstan. Kesenjangan itu, melahirkan konflik antara keduanya.

This thesis describes a case study (case study) on the spread of the influence of al-Qaeda to terrorist movements in Indonesia with qualitative research. Al~Qaeda is a resistance movement against the Americans and Jews formed by Osama bin Laden. Main issues discussed in this thesis are: First, what characteristics of the movement of al-Qaeda? Second. why the movement of al-Qaeda to spread its influence to Indonesia? and Third, How does the prospect of al-Qaeda influence in Indonesia. The theory used is the Relative Deprivation theory (Relative Deprivation) with the pattern of deprivation Dekremental (Decremental Deprivation). This theory quotes from Ted Robert Gurr (1971) is interpreted as a negative gap between the expectation of legitimate and the actuality or expectation value and the value of ability. Hopes for the creation of justice did not seem significant in the world. The United States Government and Indonesia Capability value decreased, while the value of hope for the creation of justice is constant. Gap, gave birth to a conflict between the two."
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2009
T26950
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
A. Kusrinanto ATH
"Penelitian tesis ini bertujuan untuk memahami ancaman terorisme terhadap eksistensi kekuasaan, ancaman Al-Qaeda dan eksistensi Monarki Arab Saudi. Di mana peneliti mengasumsikan adanya "siklus kekuasaan" yang dikembangkan dari konsep pemikiran Max Weber, bahwa "jika-ancam terhadap kekuasaan meningkat, maka penggunaan kekerasan oleh negara menggunakan meningkat juga,." Dari proposisi tersebut, peneliti mengajukan hipotesis bahwa "jika ancaman terorisme meningkat, maka eksistensi kekuasaan terganggu." Namun, perlu diingat bahwa hipotesis dalam suatu pendekatan kualitatif bukanlah merupakan aspek pembuktian semata, melainkan untuk memahami fenomena yang ditafsirkan dari sebuah realitas. Dalam konteks ancaman terhadap eksistensi kekuasaan, peneliti berupaya mengungkap kedalaman makna aksi dan organisasi terorisme, serta apa yang melatarbelakanginya aksi-aksi serangan terorisme Al-Qaeda di Arab Saudi pasca-11 September 2001.
Berdasarkan dari asumsi pemikiran di atas, jelas penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif yang menggunakan format atau strategi studi kasus. Untuk memahami realitas kekuasaan dan terorisme. Penelitian ini lebih banyak menggunakan data sekunder dari berbagai dokumen yang memuat informasi dan hasil-hasil penelitan tentang perlawanan terorisme Al-Qaeda yang dipersepsikan sebagai ancaman terhadap kekuasaan monarki Saudi, sekaligus dianggap membahayakan hegemoni AS di kawasan Timur Tengah pada khususnya, serta terhadap sasaran kepentingan Barat dan Amerika Serikat pada khususnya.
Hasil temuan penelitian ini antara lain, adalah bahwa aksi-aksi pemboman dan penyanderaan yang terjadi di Arab Saudi pasca-1 l September 2001, seperti aksi bom bunuh diri 12 May dan 8 Nopember 2003 maupun aksi pemboman 21 April serta pemboman dan penyanderaan pada 29 Mei 2004, adalah sebagai aksi perlawanan terorisme terhadap monarki Arab Saudi, sekaligus merefleksikan kebencian terhadap hegemoni Amerika Serikat.
Selain temuan di atas, penelitian ini juga melahirkan suatu sikap kritis terhadap kebijakan uniteralis (sepihak) dan strategi pre-emptive yang diterapkan presiden Bush dalam menangani masalah terorisme internasional pasca tragedi 11 September 2001, hanya akan menyebarka rasa takut dibanding dengan rasa kebersamaan yng sesungguhnya diperlukan dalam perang melawan terorisme. Bahkan dapat dikatakan melahirkan bibit kebencian baru bagi sebagian rakyat yang pemerintahannya mengalami tekanan dari Amerika Serikat, maupun mereka yang merasa keyakinan kuat agamanya digugat kebenarannya dalam masalah perang terhadap terorisme ini."
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2004
T11938
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andina Mustika Ayu
"Fokus penelitian ini adalah aktivitas penggunaan media sebagai alat propaganda kelompok teror Al Qaeda. Al Qaeda pada awalnya menggunakan media televisi Al Jazeera sebagai senjata penyebaran pesannya untuk meningkatkan dukungan terhadap aktivitas perjuangan jihad melawan Barat. Penelitian ini menjelaskan kegiatan propaganda apa saja yang dilakukan Al Qaeda yang telah dilakukan bersama Al Jazeera sampai dimana Al Qaeda membutuhkan pembaharuan dalam strategi propagandanya terkait penggunaan media dikarenakan faktor-faktor internal dan eksternal kelompok. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa fungsi media yang diharapkan Al Qaeda untuk menjadi sarana penyampaian pesan kelompok memang mengalami perkembangan karena mengecilkan ruang gerak kelompok ini sehingga pada tahun 2004 terjadi perubahan penggunaan media.

The thesis discusses the activity of Al Qaeda in using media as its terror propaganda tool. Firstly, Al Qaeda used the television channel like Al Jazeera as a message spreading instrument in order to increase the support of its fighting against the West. This research describes the propaganda activities from what Al Qaeda has done through Al Jazeera to the innovation needs to improve its propaganda strategies related to the use of media because of some internal and external factors. The result of this research shows the expectation of Al Qaeda in using media. Al Qaeda needs media as its means of delivering the group message. During its development, the use of media has restricted the group's movement and finally in 2004 Al Qaeda changed its propaganda media. "
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2012
T30442
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Adlini Ilma Ghaisany Sjah
"Al Shabaab, sebuah insurgensi di Somalia dengan tujuan utama yang nasionalis (selain tujuan transnasionalis dan Islami), membuat keputusan untuk bekerjasama dengan Al Qaeda pada tahun 2008. Keputusan tersebut sangat kontras dengan perilaku Al Shabaab sebelumnya. Ini menunjukkan bahwa terdapat perubahan signifikan baik secara internal maupun eksternal. Penelitian ini bertujuan mengungkap faktor-faktor di balik keputusan Al Shabaab, dengan menggunakan metode process-tracing secara retrospektif.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa deklarasi unifikasi Al Shabaab-Al Qaeda pada Agustus 2008 terjadi karena rangkaian peristiwa yang berdasarkan pada tiga faktor berikut: (1) Realisasi ideologi Salafi, (2) Perubahan pemimpin, dan (3) Ketidakmampuan Al Shabaab untuk menstabilkan kondisi kekerasan yang memburuk di Somalia.

Al Shabaab, a Somalian insurgency with predominantly nationalistic causes (alongside transnationalistic and Islamic preferences) made the choice to fight on behalf of Al Qaeda in 2008. The decision to do so contrasted with how Al Shabaab behaved previously, indicating that there were some serious changes either internally or externally. This study aims to uncover factors that contributed to Al Shabaab‟s decision through the use of process-tracing in retrospective.
The results show that Al Shabaab‟s declaration of unification with Al Qaeda in August 2008 was brought about a series of events that traced back to three core factors: (1) The realization of a Salafi ideology, (2) The shift to a radical leadership, and (3) The inability of Al Shabaab to manage the increasingly violent Somalian situation.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2013
S53006
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2004
S8127
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Nurani Chandrawati
"This article tries to explain two things. Firstly, the relations between the terrorist movements operating in United States and those working in the region of Southeast Asia. In the search, if is found that the second links itself to the first through the training done in Afghanistan, in the time of Cold War, when the Mujahiddins armed themselves to fight against Sovyet invasion. The spirit of defending Islam was thus imparted from the first to the second. The global war on terrorism fro United States was, consequently, also covering Southeast Asia. Secondly, this paper also tries to] describe the responses from the states in this region in handling the antiterrorism campaign fro United States. The different responses emerge when the Muslim-dominated countries in this region, -, like Indonesia, which also need to consider the domestic political dynamics in accepting United] States' proposals, are compared to those which have a long historical relations in security] cooperation with United States, like Phillipines and Thailand."
2003
GJPI-5-2-Mei2003-60
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Siagian, Tagor
"Tujuan penelitian ini adalah memahami seberapa efektifkah strategi Far Enemy yang diterapkan Al Qaeda dan Jaringannya melawan Amerika Serikat, NATO dan Sekutunya dalam Perang Asimetrik di Afghanistan dan Irak antara 2001-2011. Juga ingin menjelaskan fungsi strategi Perang Gerilyawan Kota dan taktik Swarming dalam penerapan strategi Far Enemy tersebut. Akhirnya, akan dibuktikan apakah dalam terorisme abad modern, kuatnya jaringan kelompok sempalan dan sel teroris, yang didukung penguasaan teknologi informasi, adalah syarat mutlak dalam menerapkan strategi Far Enemy.
Tesis ini memakai metode kwalitatif dengan pembahasan persoalan secara deskriptif analisis. Dilakukan dengan meneliti studi kepustakaan, menganalisa bacaan dalam pengumpulan data dan membandingkan pendapat pro dan kontra dengan hipotesa yang dipilih. Keberhasilan Al Qaeda menerapkan dengan jitu teori perang Sun Tzu, yakni memperlemah kekuatan ekonomi lawan dengan memperpanjang perang, bersumber pada penguasaan terhadap budaya politik Afghanistan, dan sokongan kuat kelompok pemberontak Taliban dan suku Pashtun berdasarkan Pashtunwali Code (Hukum Pashtunwali).

The focus of this study is to understand the effectiveness of the Far Enemy strategy to Al Qaeda and its network in the asimetric war against United States, NATO and allies in Afghanistan and Irak, 2001-2011. It will also explain the choice of Urban Guerrilla Warfare and its Swarming tactic by Al Qaeda. In the end, we can come to the assumption of the importance of information technology and political culture dominance by a strong network to apply the Far Enemy strategy in modern terrorism.
This research used qualitative methods with analytical descriptive analysis. Referring to the Art of War theory by Sun Tzu, Al Qaeda has shown its capability of prolonging the war in Afghanistan and Irak, to weaken its opponents economy and human resources. Such dominance over the conflict owes much to the Pashtunwali Code, which is honored by the Taliban and Pashtun tribe.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2012
T30929
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Teddy Indra Wijaya
"Kebijakan kontra-terorisme adalah salah satu pilar utama Indonesia melawan terorisme serta upaya mencegah adanya serangan serangan teror di seluruh wilayah Indonesia. Penelitian ini berusaha memberikan penilaian obyektif terhadap efektivitas kebijakan kontra-terorisme Indonesia. Aksi-aksi serangan teror yang masih terjadi di Indonesia, terutama selama periode 2009 – 2018 adalah salah satu indikator ketidakefektivan kebijakan kontra-terorisme Indonesia. Pertanyaan utama yang ingin dijawab dalam penelitian ini adalah mengapa kebijakan kontra-terorisme Indonesia masih kurang efektif. Banyak pendapat menyatakan bahwa salah satu sebab ketidakefektivan kebijakan kontra-terorisme di Indonesia adalah ketidakmampuan regulasi tentang pemberantasan tindak pidana terorisme memberikan landasan hukum untuk mencegah serangan teror sebelum kejadian. Tesis ini mengajukan alternatif jawaban terhadap pertanyaan mengapa kebijakan kontra-terorisme Indonesia dinilai kurang efektif. Pertama, berdasarkan tipologi Zelinsky dan Shubik, terjadi evolusi perubahan organisasi teroris di Indonesia. Kedua, berdasarkan kerangka pemikiran Ranya Ahmed, terjadi perubahan target sasaran serangan teror di Indonesia. Ketiga, menurut Leo Suryadinata dan Kirsten Schulze terjadi perubahan taktik operasional dari kelompok teroris di Indonesia. Ketiga kerangka pemikiran tersebut memberikan hipotesa penelitian bahwa evolusi perubahan kelompok teror di Indonesia tidak dapat diakomodasi oleh kebijakan kontra-terorisme yang ada. Kebijakan yang kurang beradaptasi terhadap evolusi kelompok teroris di Indonesia menjadikan kebijakan kontra-terorisme kurang efektif mencegah serangan aksi teror di Indonesia.

Counter-terrorism policy is a main pilar on Indonesia’s attempt to eradicate terrorism and also an effort to prevent terrorists’ attacks within the territory. This study aims to objectively measures the effectivity of Indonesian counter-terrorism policy. Terrorists’ attacks which still happened within the period of 2009-2018 were a clear indication that the counter-terrorism policy remains ineffective. Hence, the main question in this study is why the policy is still ineffective. Previous studies suggest that Indonesian laws and regulations do not accommodate appropriate measures to prevent terrorists attacks from happening. This study would like to add an alternative answer to the question. It is important to acknowledge in this study that terrorists’ networks do evolve. A study made by Zelinsky and Shubik recognised terrorists organisation and structure might evolve based on command and financial structures. Another study made by Ranya Ahmed concluded that terrorist networks have different targets in their actions. Another study also assumed that terrorist networks might change their operational tactics due to modification in technology. Based on those assumptions, a working hypothesis of this study is Indonesian counter-terrorism policy is not flexible enough and not able to accommodate different evolutions of Indonesian terrorist networks."
Depok: Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Windham, Mircea
Yogyakarta: Pustaka Solomon, 2010
355.343 WIN b
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>