Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 24246 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Imam Budi Utomo
Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 2009
398.3 IMA j
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
"Indonesia, dahulu disebut Nusantara, sangat kaya dengan ragam budaya dan etnis. Dari kekayaan itu, banyak sekali cerita dan legenda yang berkembang di masyarakat, disampaikan dari lisan ke lisan dan terawat hingga kini. Cerita-cerita tersebut sarat dengan pesan moral, etika, spiritualitas, dan kearifan lokal.
Di antara cerita-cerita itu ada yang sangat populer, misalnya cerita Malin Kundang, Jaka Tarub, Tangkuban Perahu, Danau Toba, Timun Emas, Bawang Merah Bawang Putih, dan lain-lain. Namun, masih banyak pula cerita-cerita menarik yang selama ini tak diketahui dan hampir terlupakan. Cerita-cerita itu hampir ada di seluruh daerah di Indonesia.
Inilah buku yang menguak cerita-cerita Nusantara yang selama ini tersembunyi dan belum banyak diketahui. Ditulis oleh para pencerita ulung yang berpengalaman dan malang-melintang di berbagai media cetak, juga dengan riset serius, terungkaplah cerita-cerita baru tentang kekayaan budaya dan kearifan Nusantara di berbagai daerah di Indonesia"
Jakarta: PT Pustaka Alvabet, 2017
398 IND
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
"Cerita rakyat merupakan bagian dari kebudayaan suatu
maayarakat. Mengukur nilai keindahan atau kesakralan sebuah
carita rakyat tidak dapat dilakukan begitu saja. Setiap
masyarakat memiliki ukuran-ukuran tersendiri yang satu eama
lainnya tidak dapat disamakan.
Pada masyarakat tertentu, miaalnya Seperti masyarakat
Jawa cerita rakyat menjadi bagian dari kehidupan mereka
sehari-hari. Oleh karenanya_ketika masyarakat Jawa menyusun
sebuah oerita atau hikayat tentang negerinya, mereka memasuki
cerita rakyat sebagai bagian dari riwayat negerinya- Dalam
keadaan seperti ini seorang peneliti harue hati-hati
melihatnya, tidak memakai ukuran yang berbeda. Ada beberapa
hal yang harus diindahkan.
Cerita Jaka Tarub adalah cerita rakyat. Pada mulanya
cerita ini merupakan cerita lisan rakyat yang sangat digemari
oleh eemua lapisan maeyarakat Jawa. Cerita Jaka Tarub ini
berkait erat dengan mitos-mitos rakyat yang berakar kuat dalam
kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu cerita ini selalu
menjadi bahan beroerita bagi juru cerita di masyarakatnya.
Di dalam Babad Tanah Jawi yang merupakan cerita/riwayat
mepgenai negeri Jawa menurut pandangan orang Jawa, cerita Jaka
Tarub memiliki tempat yang penting. Cerita ini dianggap
sebagai sebuah cerita sakral yang ikut menentukan riwayat
negeri Jawa ini.
Cerita Jaka Tarub yang terkenal itu setelah menjadi
bagian dari cerita yang ada dalam Babad Tanah Jawi kemudian
menjadi sumber penulisan bagi naskah cerita Jaka Tarub yang
berdiri sendiri. Tentu saja dalam naskah pengembangan dari
yang sumbernya cerita Jake Tarub Jauh lebih lengkap dari pada
yang aslinya. Pengembangan cerita dari yang aslinya kepada hasil pembangunan "
Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2003
LAPEN 02 Les c
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Lim, Yong Joo
Seoul: Korea Seoul Daewonsa, 2006
KOR 398.309 519 LIM h
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Lukman Hakim
Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Proyek Penerbitan Buku Sastra Indonesia dan Daerah, 1993
398.215 LUK r
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
R. Niken Pramanik
"ABSTRAK
Penulisan skripsi ini bertujuan untuk mengetahui fungsi-fungsi atau motifeme yang terdapat dalam cerita rakyat yang bermotif Oedipus sehingga dapat disusun suatu struktur dari cerita rakyat yang bermotif Oedipus. Tujuan lain dari penulisan skripsi ini adalah menentukan konsep yang terdapat dalam cerita rakyat yang bermotif Oedipus. Data yang dipergunakan dalam skripsi ini adalah tiga cerita dari tiga daerah yang berbeda. Ketiga cerita itu adalah cerita rakyat Watu Gunung dari daerah Nusa Tenggara Barat, cerita rakyat Sangkala Gunung Kupak dari daerah Jawa Barat, dan cerita rakyat Batu Darah Muning dari daerah Kalimantan Barat. Hasil analisis menunjukkan bahwa tiga cerita rakyat tersebut mempunyai struktur sebagai berikut: pahlawan ditandai -> pahlawan meninggalkan rumah -> satu larangan diberitahukan kepada pahlawan -> larangan dilanggar -> pahlawan kembali pulang -> pahlawan yang tidak dikenali tiba di negerinya -> pahlawan menikah -> pahlawan dikenali -> pahlawan mendapat hukuman

"
1996
S11029
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Yophie Septiady
"Rumah adat atau rumah tradisional merupakan bahan yang menarik dalam penelitian Antropologi. Beberapa peneliti telah banyak `mengupas' tentang bahan penelitian ini, seperti; Cunningham (1964), Raglan (1964), Rapoport (1969), Singarimbun (1975), Broadbent (1984), Duly (1985), Oliver (1987), Mangunwijaya (1988), Fox (1990, 1993), Waterson (1991, 1993), Egenter (1995), Gintings (1996), Molnar (1996,1999), Suparlan (1999), Woodward (1999), Provencher (1999), dan lain-lain, yang membahas dari tujuan dan sudut pandangnya masing-masing.
Berdasarkan pengetahuan referensi di atas, saya mencoba mengkaitkan antara simbol-simbol pada bangunan rumah adat Karo di desa Lingga dengan cerita prosa rakyat yang ada pada masyarakatnya. Hal ini sangat menarik untuk dibahas, karena hubungan yang terjadi di dalamnya berkaitan erat sekali dengan unsur-unsur budaya dari masyarakatnya, seperti; agama, ideologi, kekerabatan, status sosial, pranata, dan adat istiadat. Pemakaian folklor (cerita prosa rakyat) sebagai salah satu bagian dari budaya akan lebih mempertajam pemahaman budaya untuk mengetahui budaya pada masyarakatnya.
Cerita prosa rakyat dan simbol memiliki hubungan yang sating mendukung. Cerita prosa rakyat dalam penyampaian atau penuturannya kadang kala menggunakan alat bantu pengingat (mnemonic device), biasanya berupa benda-benda yang memiliki mutan simbol-simbol untuk mempermudah dan memperkuat penuturannya. Begitu pula dengan simbol, beberapa di antaranya membutuhkan cerita prosa rakyat untuk lebih menegaskan pemahaman dan penyampaian maksud dari dibuatnya simbol tersebut.
Cerita prosa rakyat yang terbagi menjadi 3 katagori; mite, legenda, dan dongeng, memiliki ciri dan wujud masing-masing sesuai dengan fungsi dan kegunaannya yang dapat dihubungkan dalam makna dari simbol-simbol yang ada, sehingga makna tersebut menjadi semakin jelas arahnya tujuannya. Cerita prosa rakyat dan simbol-simbol yang ada pada rumah adat Karo menunjukkan suatu hubungan yang saling mendukung untuk mengatasi masalah-masalah kehidupan dan budaya mereka agar hidup selaras, baik antara manusia dengan manusia maupun manusia dengan alamnya. Untuk meneliti masalah ini tidaklah mudah, sebagai seorang peneliti haruslah benar-benar `masuk' (dapat menyelami) dan sabar dalam mengamati masalah penelitiannya, karena pengamatan penelitian bukan hanya pada tahap; melihat apa yang mereka kerjakan, mencatat apa yang mereka tuturkan dan benda apa yang mereka gunakan, tetapi juga memahami perilaku dan konsep berfikir yang ada pada diri mereka, serta `mewaspadai' konsep berfikir kita sendiri adalah faktor-faktor yang perlu diperhatikan."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2001
T9012
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Darmoko
"Kresna merupakan tokoh pendukung dan pelindung (pengayom) tokoh-tokoh yang memiliki- sifat benar, utama, dan adil, yaitu Pandawa. Ia pun juga sebagai tokoh penjaga dan pemelihara alam semesta dan telah dikenal oleh sebagian besar masyarakat Indonesia, terutama Jawa. Tokoh Kresna mengalami "hidup" cukup lama, baik dalam karya sastra Jawa Kuna rnaupun Jawa Baru.
Bagaimana peran dan sifat tokoh Kresna dalam karya sastra Jawa, mengapa tokoh Kresna memiliki berbagai macam peran dan sifat, mengapa tokoh Kresna tampil berbagai wujud dalam masa yang cukup lama, merupakan permasalahan yang akan dipecahkan.
Penelitian ini bersifat deskriptif bertujuan mendapatkan keterangan yang selengkap-lengkapnya tentang obyek yang diteliti, yaitu peran dan sifat tokoh Kresna dalam karya sastra Jawa.
Metodenya yaitu mencari kemungkinan hubungan keterangan dan mengkaji peran dan sifat tokoh Kresna dari suatu sumber data dengan sumber data lainnya dengan menggunakan prinsip hermeneutik, yaitu dengan melakukan explaining (penjelasan), interpreting (penafsiran), dan translating (penerjemahan). Tokoh Kresna yang hidup di berbagai zaman di dalam karya sastra Jawa Kuna dan Jawa Baru akan dijelaskan dan diinterpretasikan menurut konteks peristiwa dan zamannya. Metode penelitian ini terdiri dari kajian isi teks dan penjelasan latar belakang budaya. Dalam penelitian ini digunakan teori mengenai simbol. Terdapat 3 kategori simbol, yaitu simbol sebagai tanda konvensional, simbol sebagai suatu jenis dari tanda ikonik, dan simbol sebagai sebuah tanda konotasi. Simbol juga berarti membandingkan dan membuat analogi antara tanda dan obyek yang diacu. Penelitian ini menerapkan simbol sebagai sebuah tanda konvensional. Dalam pengertian (konteks) ini, tokoh Kresna yang hidup di berbagai zaman di dalam karya sastra Jawa Kuna dan Jawa Baru, secara konvensional dipandang oleh masyarakat Jawa mengandung simbol tertentu, seperti Kresna sebagai simbol raja binathara (dewa raja) dan raja pinandhita (pendeta raja).
Penelitian ini menyimpulkan bahwa tokoh Kresna memiliki berbagai macam peran dan sifat, ini tergantung pada konteks peristiwa dan zamannya. Tokoh Kresna dapat tampil berbagai wujud dalarn waktu yang cukup lama karena kelompok-kelompok masyarakat pendukung mengangkatnya sebagai simbol dalam kehidupan mereka. Kelompok masyarakat istana yang mewakili penguasa tokoh Kresna tampil sebagai dewa raja (raja binathara = raja yang memiliki sifat bataral dewa) bersifat benar, utama, adil, dan melindungi (mengayomi). Di dalam Kelompok masyarakat yang sering mengolah rohani Kresna tampil sebagai pendeta raja (raja pinandhita = raja yang memiliki sifat pendeta), bersifat arif (wicaksana). Kelompok masyarakat yang kedua ini menyatu dengan lingkungan penguasa. Tokoh Kresna sebagai pendeta ini pada kesusasteraan Jawa Baru didukung oleh wujud boneka wayang kulit."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2003
T10662
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tommy Christomy
"Perhatian pada Wawacan Sama'un (selanjutnya disingkat WS) yang menjadi objek penelitian ini timbul ketika saya menemukan catatan Ronkel (1909 :444-481) dalam "Het Verhaa l van den Held Sama'un en van Plariah de 1coptische". Menurut pendapatnya, cerita Sama'un berasal dari bahasa Melayu, selanjutnya disalin ke dalam bahasa-bahasa Nusantara. Berdasarkan perbandingan gejala kebahasaah yang terdapat dalam sejumlah naskah, baik yang tersimpan di Perpustakaan Nasional, (dulu di Museum Nasional), Jakarta maupun yang tersimpan di Leiden, diketahui bahwa terdapat dua redaksi utama. Dari redaksi-redaksi tersebut kemudian diturunkan sejumlah varian naskah, baik dalam bahasa Jawa, Arab, maupun Sunda. Penelitian Ronkel tampaknya ingin mendukung pendapat Snouck Hurgronje yang muncul sebelumnya perihal asal-usul naskah yang bukan berasal dari Timur Tengah. Snouck Hurgronje (1906:187) berpendapat bahwa sulit sekali menghubungkan cerita ini pada tradisi suci Islam karena tokoh Sama?un seperti jatuh dari langit. Hanya di bagian kedua cerita ini ditemukan adanya kesejajaran dengan tradisi Islam yang mengisahkan bahwa Nabi Muhammad menerima hadiah dari penguasa Mesir Roptik seorang putri yang cantik yang bernama Mariah al Qibtiyah. Menurut pendapatnya, Hikayat Sama'un hanya meminjam nama dengan demikian, Hurgronje memang menolak tugas bahwa cerita Sama'un berasal dari tanah Arab.
Ketika saya berkesempatan meneliti naskah Sama'un, pada tahap awal ditemukan 20 naskah Sunda, 8 naskah Melayu, 13 naskah Jawa, dan 2 naskah Arab yang semuanya berisi teks Sama'un. Teks Sama'un tersimpan pula dalam bahasa Aceh (Hurgronje, 1906) dan bahasa Sasak di Lombok (Bahrend, 1987). Hal ini menunjukkan teks Sama'un digemari pada zamannya.
Sampai saat ini, perhatian para ahli filologi terhadap cerita ini terbatas pada apa yang telah dilakukan oleh Snouck Hurgronje {1906) dan Ronkel {1909) yang hanya terfokus pada asal-usul gejala bahasa semata, itu pun belum mengungkapkan seluruh kekhasannya. Selain itu, belum ada penelitian yang mencoba menggali makna cerita baik dari segi kesusastraan maupun pendekatan lainnya yang bertujuan mengungkapkan makna karya ini?"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1992
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>