Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 756 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Yogyakarta: Bukulela, 2002
822.914 Laf
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Camus, Albert, 1913-1960
Jakarta: Yayasan Obor Indonesia , 1985
843.91 CAM s
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Camus, Albert, 1913-1960
New York: Alfred A. Knopf, 1948
843.91 CAM p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
"Les psychologues et meme ceux qui n'ont jamais touche de la psychologie reconnaissent importance determinante du role de lamour maternel dans la vie humaine. Le bonheur et la reussite d'un homme sont souvent determines par lamour maternel qu'il a recu dans son enfance. Beaucoup souffrent de son absence, ou bien de son exces. L'amour maternel ne determine pas simple_ment la formation fondamentale de la vie psychique de 1'homme, mais aussi son attitude devant d'autres for_mes d'amour. Prenons une citation de Freud, pere de la psychologie; Le rapport d'un enfant a sa mere, comme son premier objet d'amour le plus fort, devient le prototype de tout rapport amoureux quisuit. Le caractere de tout rapport suivant est etabli par ce premier rapport d'amour qui n'est jamais parallele avec un autre. The child's relation to his or her mo_ther, as the first and strongest object of love, becomes the prototype of all subsequent love relationship. The cha_racter of all later relationship is established by that first unparalleled love relationship..."
Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1976
S14256
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1970
SS14456
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Sudewi Agus Suroto
"Aliran Preciosite timbul pada awal abad XVII dan merupakan fenomena di seluruh Europa. Di inggris aliran ini bernama Euphuisme, di Italia Marinisme, di Spanyol Gongorisme. Di Prancis, Preciosite merupakan gejala sosial budaya, bukan hanya aliran kesusastraan saja (Brunel, him. 178).
La Preciosite lahir sebagai reaksi terhadap tata cara pergaulan yang santai dan kasar di kalangan istana Henri IV. Pada masa itu kaum pria umumnya bersifat keras, pemarah dan impulsif, karena sebagian besar waktunya dilewatkan un_tuk berperang. Acara hiburan yang paling mereka sukai, selain berburu adalah duel, meskipun dilarang oleh penguasa. Karena itu sekelompok bangsawan yang merindukan kehidupan yang serba gemerlapan, halus dan sopan seperti pada masa pemerintahan Henri II, membentuk aliran Preciosite. Aliran ini pada dasarnya merupakan usaha untuk menegakkan nilai-nilai etika dan budaya, sesuai dengan namanya yang kurang lebih berarti bernilai tinggi (1'effort vers la distinction; le desir de se distinguer)..."
Depok: Universitas Indonesia, 1984
S14449
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mayon Mendur
"Pada umumnya, bagian yang pertama kali menarik pada sebuah buku adalah judulnya, karena tertera di halaman pertama. Judul memperkenalkan si colon pembaca pada buku, bahkan dapat membawanya masuk lebih jauh ke dalam isi cerita. Judul sebuah buku bersifat kataforis, artinya judul sudah dapat menggambarkan isi cerita. Pendapat ini kiranya sesuai untuk karya sastra yang berjudul La pharisienne, karena dari judulnya saja sudah dapat ditarik beberapa makna, yang memberikan gambaran mengenai isi cerita. Pertama-tama, kata la pharisienne jelas mengacu pada jenis feminin, sehingga dapat dipastikan bahwa tokoh utama karya ini adalah seorang wanita. Ke dua, mengingat bahwa pengarang tidak menggunakan na_ma seorang wanita sebagai judul melainkan La pharisienne, maka berarti judul tidak hanya mengacu pada tokoh tetapi juga pada suatu gagasan yang sesuai dengan makna kata la pharisienne itu sendiri. Kata la pharisienne, yang di dalam bahasa indone_sia berarti parisi, mempunyai latar belakang teologis. Parisi berasal dari kata iberani 'perushim' yang berarti 'terpisah'. Orang parisi mewakili golongan pemimpin-pemimpin agama yang setia pada Hukum Taurat_"
Depok: Universitas Indonesia, 1980
S14337
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dwi Setiati
"Penyalian Roman. Roman, sebagai salah satu bentuk karya sastra, memiliki dua aspek penting, yakni aspek cerita dari aspek penceritaan. Namun, pendapat orang mengenai nilai kedua aspek tersebut tidak selalu sama. Forster, seorang ahli sastra dari Inggris, misalnya, mengatakan bahwa baginya aspek cerita merupakan segi yang paling penting dalam sebuah roman. Tanpa cerita tidak mungkin roman terwujud (Forster, 1974:41). Pendapat itu bertentangan dengan pendapat beberapa tokoh sastra yang muncul kemudian, misalnya, pendapat Jean Ricardou, ahli sastra dari Prancis. Guyon mengutip pendapat Ricardou yang menyatakan bahwa pada masa sekarang ini sebuah roman lebih merupakan petualangan penulisan daripada penulisan sebuah pe-tualangan (Guyon, 1972:403). Pendapat tersebut sesuai dengan kenyataan yang dijumpai dalam dunia kesusastraan Modern. Petualangan di bidang penulisan roman memang semakin mening-kat dan menghasilkan karya-karya yang mempunyai tehnik penya-jian yang khas, yaitu karya-karya yang penyajiannya menyim_pang dari konvensi. Karena itu, tidak mengherankan bila akhir-_akhir ini, khazanah kesusastraan, khususnya di Prancis, menja_di lebih kaya dengan karya-karya semacam itu, yang sebagian besar merupakan hasil kegiatan kelompok penulis nouveau roman, seperti Michel Butor, Robbe Grillet, dan Nathalie Sarraute..."
Depok: Universitas Indonesia, 1984
S14269
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Smith, Michelle M.
"Penelitian dalam penulisan skripsi ini berawal dari timbulnya asumsi bahwa roman La Rose de Java karya Joseph Kassel merupakan roman dengan tema petualangan yang menonjol. Asumsi tersebut didukung dengan ditampilkannya ciri-ciri petualangan dalam roman tersebut. Tujuan penelitian ini adalah membuktikan bahwa La Rose de Java adalah roman dengan tema petualangan yang menonjol dan mendeskripsikan unsur-unsur struktural mans saja yang mendukungnya.
Petualangan memiliki kata dasar tualang. Bila ditambahkan awalan bar- pada kata dasar tersebut, menjadi berhialang berarti mengembara kemana-mana dan berbuat sesuatu secara nekad. Kata rualan juga mengbasilkan kata petualang yaitu orang yang bertualang, orang yang sutra memperoleh sesuatu dengan Cara sulit dan nekad. Petualang ditambah dengan akhiran -an, menjadi petualangan berarti perbuatan tualang dan perbuatan menekad. Dalam bahasa Francis, aventure, yang juga berarti petualangan memiliki beberapa makna: bahaya, unman, kecelakaan; nasib, kebetulan, terjadi secara tidak terduga, pengalaman yang mengandung bahaya.
Teori yang dipakai sebagai pijakan penelitian ini adalah teori sintagmatik dan paradigmatic, yang berisi analisis pengaluran, alur, tokoh dan latar, dan teori mengenai sekuen.
Melalui analisis sintagmatik terlihat bahwa terra petualangan terdapat dalam pengaluran, dengan tampilnya peristiwa-peristiwa berbahaya, perjalanan dan hubungan cinta dalam sekuen-sekuennya. Demikian pula dalam alur cerita, perjalanan yang merupakan sebagian besar kisah cerita menampilkan adanya tema petualangan, karena perjalanan tersebut hanya merupakan salah satu petualangan dalam kehidupan sang tokoh utama.
Dalam analisis paradimatik tentang tokoh, terlihat dalam beberapa tokoh, sosok seorang petualang. Mereka berani menantang bahaya karena ingin memuaskan nafsu. Analisis mengenai latar twang menunjukkan bahwa tempat-tempat yang tampil menawarkan sesuatu yang berbahaya.
Setelah melakukan analisis terlihat bahwa La Rose de Java merupakan roman dengan tema petualangan yang menonjol dan tema itu terlihat pada semua unsur-unsur struktural karyanya.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1995
S14254
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hugo, Victor
Paris: De Seuil, c1963
843.91 HUG r
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>