Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 195490 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Vita Surya Nirmala
"Penelitian ini membahas mengapa strategic alliance (SA) tidak diperlakukan sama oleh Otoritas Persaingan seperti halnya Merger & Akuisisi (M&A), menganalisis implikasi SA dalam pasar menggunakan teori-teori ekonomi dan hukum. Selain itu, mengangkat bagaimana penerapan hukum persaingan usaha di Indonesia dalam menangani SA. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analitis, deduksi dan induksi. Persamaan antara SA dan M&A adalah ada unsur integrasi antar dua pelaku usaha atau lebih dalam suatu pasar sehingga dapat mempengaruhi keadaan dan kompetisi di pasar. SA tidak otomatis dilarang, karena justru dapat berakibat pro persaingan dalam pasar. Pemeriksaan atas SA harus diarahkan pada praktek pelaku usaha dalam aliansi dengan dibedakan antara ancillary atau naked. Perjanjian anti persaingan yang naked sepatutnya ditetapkan per se illegal, sedangkan di luar itu sebaiknya diperiksa berdasar rule of reason. Dalam SA harus dapat dibedakan antara unreasonable dan reasonable restraint agar Otoritas Persaingan Usaha (KPPU) dan Pengadilan dapat menentukan praktek apa yang dilarang dan diperbolehkan. Dengan demikian, bermanfaat pula untuk penentuan remedy yang paling baik bagi pasar. Dari hasil penelitian putusan KPPU, dapat disimpulkan bahwa KPPU juga memeriksa SA berdasar perjanjian dan praktek oleh pelaku usaha yang beraliansi.

This study discusses why the strategic alliance (SA) is not treated equally by the Competition Authorities as well as Mergers & Acquisitions (M & A), analyzes the implications of SA in the market using economic theories and antitrust law. In addition, this study also raises the application of antitrust law in Indonesia in regulating SA. The methods used in this research are analytical descriptive method, deduction and induction. Similarity between SA and M & A is that there"s an element of integration among two or more business actors that could affect the competition in the market. SA is not automatically prohibited, because it may result pro competition effects. Scrutiny of SA ought to be focused on business practices in the alliance with the distinction: "ancillary" or "naked". Anti competitive agreements which are "naked" have to be condemned illegal per se, other than that should be examined based on the rule of reason. In SA, authorities need to distinguish between "unreasonable" and "reasonable" restraint so they and the Court can determine which practices are prohibited and allowed. Thus, it will also be useful to define the best remedy for the market. From analyzing KPPU decision, it can be concluded that KPPU also looks at SA based on agreements and business practices of the alliance."
Depok: Universitas Indonesia, 2009
T26697
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Arya Adi Pradana
"Mayoritas aliansi strategis yang direncanakan pada akhirnya menghasilkan pemutusan kontrak yang disepakati. Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa terdapat faktor-faktor yang menentukan tingkat keberhasilan suatu aliansi strategis, salah satunya adalah tingkat kepercayaan. Penelitian ini bertujuan untuk memahami bagaimana identitas organisasi kolektif dapat mempengaruhi tingkat kepercayaan dalam aliansi strategis. Dengan meninjau artikel yang dipilih di bawah topik ini, ini menanyakan: sejauh mana identitas organisasi kolektif mempengaruhi tingkat kepercayaan dalam aliansi strategis? Dalam penelitian ini, saya mengulas 25 artikel peer-review yang diterbitkan dari tahun 1988 - 2019 meliputi identitas organisasi kolektif, kepercayaan pada aliansi strategis dan juga interaksi antar pribadi — dimana terdapat penekanan interaksi antar pribadi dalam membangun kepercayaan di konteks aliansi strategis. Temuan menunjukkan bahwa identitas organisasi kolektif mempengaruhi tingkat kepercayaan melalui teori identifikasi sinyal kepercayaan, keterikatan antarpribadi dan persepsi optimis mitra lain untuk budaya kolektivisik.

The majority of planned strategic alliances eventually result in the termination of an agreed contract. Prior studies have shown that there are factors which determine the success level of a strategic alliance, one of them being trust level. This study aims to understand how collective organizational identity could affect the level of trust in a strategic alliance. By reviewing selected articles under this topic, it asks: to what extent does collective organizational identity affect the level of trust in a strategic alliance? In this research, I reviewed 25 peer-reviewed articles published from the year 1988 – 2019 covering collective organizational identity, trust in a strategic alliance and also interpersonal interaction – where there is an emphasis of interpersonal interaction in trust building under the strategic alliance context. Findings suggest that collective organizational identity affects the level of trust through trust signal identification theory, interpersonal attachments and optimistic perception of other partners for collectivistic culture. "
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2020
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Prasetya Aryaputra Mar'at
"Dalam mempelajari anteseden dari mekanisme relasional yaitu kepercayaan antara dua pihak sebagai pendorong kinerja aliansi, peneliti menemukan bahwa identitas relasional dan identifikasi relasional memiliki peran penting dalam orientasi sikap aliansi terhadap tingkat rasa saling percaya mereka, dan peneliti lain telah meneliti pentingnya identitas organisasi dalam proses mengidentifikasi dan diidentifikasi oleh organisasi lain. Sementara penelitian sebelumnya menekankan perlunya fokus pada kesamaan identitas organisasi untuk mengembangkan rasa saling percaya, sedikit yang diketahui tentang dampak perbedaan identitas organisasi terhadap munculnya rasa saling percaya untuk aliansi strategis. Saya menggabungkan kedua topik tersebut untuk menilai pengaruh kekhasan organisasi dalam mengembangkan rasa saling percaya, melalui proses identitas relasional dan identifikasi antara mitra dalam aliansi strategis. Dalam tinjauan pustaka ini, saya menganalisis 29 artikel dari tahun 1984-2019 mengenai topik kekhasan organisasi, identitas dan identifikasi relasional, serta rasa saling percaya. Temuan menunjukkan bahwa kekhasan organisasi dapat memainkan peran positif dalam menciptakan rasa saling percaya dalam aliansi strategis, melalui efek mediasi identitas dan identifikasi relasional.

In studying the antecedents of relational mechanism, namely, mutual trust, as the driver of alliance’s performance, researchers have found that relational identity and relational identification have a critical role in the orientation of alliance’s attitude towards their level of mutual trust, and other researchers have examined the importance of organizational identity in the process of identifying and being identified by other organizations. While previous studies emphasize the need to focus on the similarity of organizational identity to develop mutual trust, less is known about the impact of differences in organizational identity towards the emergence of mutual trust for strategic alliances. I incorporate those two topics to assess the effect of organizational distinctiveness in developing mutual trust, through the process of relational identity and identification between partners in a strategic alliance. In this literature review, I analysed 29 peer reviewed articles from the year 1984-2019 concerning the topic of organizational distinctiveness, relational identity and identification, and mutual trust. The findings suggest that organizational distinctiveness can play a positive role in creating mutual trust in a strategic alliance, through the mediated effect of relational identity and identification."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rahmaliyah Mutiara Hadi
"Memperkuat value-chain MNE (Multinational Enterprises) membutuhkan ketahanan dari perusahaan cabang mereka yang terus menghadapi tantangan atas ketersinambungannya secara global. Peneliti sebelumnya telah mengemukakan bahwa flexibilitas dalam memasuki, mengubah, dan meninggalkan aliansi di host-country, bisa mengangkat masalah yang timbul di sana, sehingga memudahkan subsidiary mengambil pilihan-pilihan strategis yang diinginkan. Namun, ada beberapa aspek yang perlu dipertimbangkan sebelum flexibilitas strategi dilakukan. Studi empiris secara quantitatif yang berlandaskan pada teori "Resource-Based View" dalam konteks manajemen strategi internasional ini, maka, akan mengambil makna dari penemuan atas aspek strategi flexibilitas dari latar belakang tersebut. Berfokus pada hubungan antara aliansi strategis dan faktor penentu dan integrasi vertikal dengan perusahaan induk, penelitian ini pun menguji bahasan tersebut menggunakan regresi OLS. Pengaruh moderasi dari risiko politik host-country juga kemampuan internal perusahaan cabang untuk networking melalui manajer berlatar belakang asing bagi host-country, diselidiki melalui survei terhadap manajer operational di level menengah dalam perusahaan kecil hingga besar yang mendiami berbagai negara berisiko politik. Dari sampel ini, ditemukan implikasi manajerial yang membuktikan bahwa keterikatan ke perusahaan induk mendukung pengambilan keputusan mengenai aliansi di host-country karena desentralisasi yang ada dalam perusahaan cabang, namun, dapat terganggu oleh risiko politik dan kemampuan manajer asing dalam membangun hubungan dengan partner. Penelitian ini membantu mengklarifikasi koneksi bentuk integrasi vertikal antara perusahaan cabang dan induk yang ada, dengan pilihan-pilihan aliansi strategis, di dalam situasi politik yang mengancam serta komposisi manajer asing yang telah ditetapkan.

Strengthening MNEs (Multinational Enterprises) value-chain requires their subsidiaries' sustainability that are constantly challenged due to being globally interconnected. Previous researcheshave posited that flexibility in entering, modifying, and exiting alliances in the host-country, could alleviate the issue, enabling subsidiaries to pursue desired strategic choices. Several considerable aspects, nevertheless, should be weighed prior to its execution. This quantitative empirical study upon the reource-based view foundation, thus derives from that finding and focus on strategic alliance's relationship with a detrimentally affecting factor, vertical integration with the parent company, as tested using OLS regression. Moderating influences from the host-country's political risk and their internal ability to form networking in the host-country through foreign managers are surveyed on middle-level operational managers from small to large companies residing in various politically risky countries. From there, the managerial implications draw that integratedness to parent companies promotes alliance decision-making due to decentralization in subsidiaries but can be hampered by host-country's political risk and foreign managers' established bond with partners. This research helps clarify the connection between settled vertical integration to strategic alliances choices, with given political threats and prospective foreign manager composition. "
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2023
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Retno Handayani
"Penerapan aliansi strategis telah meningkat tajam dalam dekade terakhir karena dianggap sangat efektif dalam membantu perusahaan mempertahankan keunggulan kompetitifnya di lingkungan yang dinamis. Hal ini memungkinkan perusahaan untuk fokus pada kompetensi inti, yang menghasilkan keuntungan besar bagi mereka serta menyerahkan melakukan tugas lainnya pada mitra aliansi mereka. Aliansi juga dapat meningkatkan fleksibilitas stratejik perusahaan, karena perusahaan hanya perlu mengalokasikan lebih sedikit resources untuk sebuah proyek sehingga dapat mengalokasikan lebih banyak resources ke berbagai kegiatan aliansi lainnya. Selain itu, aliansi stratejik juga dapat memberikan sumber keunggulan kompetitif bagi perusahaan, seperti akses terhadap teknologi komplementer baru, akses ke pasar yang baru dan pengurangan risiko.Sektor konstruksi merupakan bisnis dengan risiko tinggi karena terkait dengan investasi besar dan standar keselamatan yang tinggi.
Daya saing membuat perusahaan konstruksi berusaha memenangkan persaingan dengan mendistribusikan risiko. Kami berpendapat bahwa Alliance Learning Process dan Entrepreneurial Orientation dapat meningkatkan kinerja aliansi pada perusahaan konstruksi di Jakarta.Analisis unit penelitian ini adalah aliansi yang pernah dibentuk oleh perusahaan konstruksi di Jakarta selama 5 tahun terakhir. Semua data akan dianalisis melalui pengukuran kuantitatif dengan menggunakan Structural Equation Model SEM . Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa alliance learning process dan entrepreneurial orientation memiliki pengaruh positif untuk meningkatkan kinerja aliansi perusahaan konstruksi di Jakakrta. Namun efek moderasi dari cooperation dan conflict tidak cukup kuat meningkatkan pengaruh entrepreneurial orientation terhadap alliance performance.

Application of strategic alliances has increased sharply over the last decade because they are very effective in helping company to maintain its competitive advantage in dynamic environment. It allows companies to focus on core competencies, which result in major advantages and rely on alliance partners to do the other tasks. Alliances can also increase company 39 s strategic flexibility, because company only needs to allocate fewer resources to a project and allocating more resources to the different activities. In addition, strategic alliances can provide sources of competitive advantage for the company, such as access to new complementary technologies, access to new markets and risk reduction.Construction sector is a high risk business because it is associated with big investment and high standards of safety.
The competitiveness makes construction company seeks to win the competition by distributing risk. We argue that alliance learning process and entrepreneurial orientation can improve alliances performance in Construction Company in Jakarta.Unit analysis of this study is the alliance that ever formed by construction companies in Jakarta during the last 5 years. All the data will be analyzed through quantitative measure using Structural Equation Model SEM. The result of this study indicates that alliance learning process and entrepreneurship orientation have a positive influence to improve alliance performance of construction companies in Jakarta. But the moderation effect of cooperation and conflict are not strong enough to increase the effect of entrepreneurial orientation on alliance performance.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2018
T49540
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Simatupang, Lamro Triwandes
"ABSTRAK
Pembangunan Jembatan Selat Sunda (JSS) adalah salah satu infrastruktur
yang dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi Indonesia karena
menghubungkan dua pulau besar yaitu Pulau Sumatera dan Pulau Jawa. Namun
pembangunan proyek ini memiliki ketidaklayakan secara finansial. Melalui
pendekatan Value Engineering, biaya pembangunan JSS ini diperkirakan
mencapai 187 triliun rupiah dengan Rate of Return (ROR) 7,25%. Nilai ROR
yang di bawah nilai Minimum Attractive Rate of Return (MARR) 12% membuat
tidak ada investor tertarik untuk berinvestasi pada proyek ini. Nilai ROR
optimum dapat dibuat melalui kombinasi pola sharing sharing antara pemerintah
dan swasta pada Initial cost (IC), Operate&maintanance (OM), dan Revenue (R).
Selanjutnya dibuat skema kelembagaan berbasis Strategic Alliance Public Private
Partnership (SAPPP).

ABSTRACT
Sunda Strait Bridge (JSS) is one of the infrastructure that could boost
economic growth in Indonesia because it connects two large islands of Sumatra
and Java. However, the problems is financially impropriety. By the Value
Engineering approach, the cost of construction is estimated to reach 187 trillion
rupiah with Rate of Return (ROR) at 7.25%. This ROR values are below the
Minimum Attractive Rate of Return (MARR) at 12% made no investors interested
in investing in this project. ROR optimum value can be created through a
combination of patterns of sharing between government and private sharing on
Initial Cost (IC), Operate & maintanance (OM), and Revenue (R). Furthermore
created an institutional scheme based on Strategic Alliance Public Private
Partnership (SAPPP)."
2015
S58496
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pande Ketut Yodi Widnyana
"ABSTRACT
In Year 2011, heavy equipment sale reached 17,360 units or growth 47% year by year. In 2012, heavy equipment sale is expected to reach 210,000 units, growing 21% compared to 2011. This condition will be impact to the needs of component or spare part for heavy equipment, especially for filter part. Capturing this opportunity, PT Andalan Multi Kencana and PT Astra Otoparts Tbk has made strategic alliance since the end of 2010. This thesis is about analyzes why this strategic alliance cannot capture that opportunity and how to improve the strategy alliance between them. Besides of that, this thesis also analyze the new types of strategy alliance can be adopted by PT Andalan Multi Kencana and PT Astra Otoparts Tbk to enlarge the market size in amount. The analysis will starts from defining external environment and find the opportunities and threat that lie within. Besides of external environment, internal environment also has to be defined to capture the strength and weakness that company has. Using SWOT analysis, strategy can be defined based on all opportunities, threat, strength and weaknesses."
2012
T32224
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Mohamad Aditya Witantra
"Salah satu sifat alami dari perusahaan adalah untuk mengejar competitive advantage atas pesaingnya dalam sebuah industri. Namun bagaimanapun, untuk mencapai competitive advantage sangatlah sulit terutama karena persaingan yang kian ketat antar perusahaan. Kondisi ini mengharuskan seorang manajer perusahaan untuk menghasilkan cara baru untuk unggul dalam kompetisi. Oleh karena itu, tesis ini dibuat untuk menganjurkan perusahaan agar terlibat dalam aliansi strategis sebagai media untuk mendapatkan competitive advantage. Penelitian mengatakan bahwa aliansi strategis akan meningkatkan pasokan sumber daya dan saluran jaringan. Selain itu, aliansi strategis juga akan memfasilitasi peningkatan kompetensi inti perusahaan serta untuk belajar dan mengembangkan kemampuan strategis baru. Studi ini menganalisis manfaat yang perusahaan bisa dapatkan jika mereka terintegrasi dalam sebuah aliansi. Manfaat ini juga akan mengarah ke pencapaian competitive advantage. Selain itu, tesis ini juga menyelidiki bagaimana cara untuk membangun sebuah aliansi serta bagaimana cara untuk berhasil mengelola aliansi, karena tidak jarang aliansi menemui kegagalan selama beroperasi. Selain itu, tesis ini juga menghadirkan dua analisa kasus, yang akan menggambarkan konsep dan teori aliansi strategis untuk dunia bisnis yang nyata. Menggabungkan unsur-unsur tersebut, tesis ini berharap dapat mengungkap apa yang diperlukan bagi perusahaan untuk menciptakan competitive advantage dengan terlibat dalam sebuah aliansi strategis yang menguntungkan.

It is the nature of the firms to pursue competitive advantage over the rivals in the industry. But however, it is very difficult to achieve competitive advantage especially due to the fiercer competition between firms, which now has been amplifying more than ever. This condition forces manager to impose new way to be stand out in the competition. Hence, this thesis promotes firms to engage in strategic alliances as the medium in order to gain competitive advantage. It is said that strategic alliance will boosts the supply of resources and networking channel. In addition to that, strategic alliance will facilitates the improvement of firm’s core competence as well as to learn and develop new strategic capabilities. This study analyses the benefits that the firms may get if they are integrated in an alliance. These benefits will also leads to the achievement of competitive advantage. Furthermore, this thesis correspondingly investigates the approaches for alliance to gain competitive advantage as well as how to successfully manage alliance, since there are many alliances meet failure during the operation. Moreover, this thesis also presents two case analyses, which will illustrate the concepts and theories of strategic alliance to the real business world. Combining those elements, this thesis hopes to unravel what it takes for firms to create competitive advantage by engaging in fruitful strategic alliance."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2015
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nadir
"buku ini membahas tentang hukum persaingan usaha atau bisnis di antaranya berupa proses produksi hingga jasa."
Malang: UB Press, 2015
343.072 1 NAD h
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>