Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 11754 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Monroe, Kent B.
Jakarta: Elex Media Komputindo, 1992
658.8 MON pt
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
R. Aldy Hidayat
Fakultas Eknonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2004
T20435
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bambang Sudarto
"ABSTRAK
Deregulasi di bidang moneter dan perbankan, khususnya
sejak Paket Oktober 1988 yang pada dasarnya menghilangkan entry
barriers industri perbankan, membuat kalangan usahawan
berlomba-lomba memasuki industri ini.
Dalam kurun waktu kurang dari 2 (dua) tahun, ratusan
cabang baru perbankan telah dibuka di seluruh Indonesia dan
jumlah itu akan terus membengkak.
Walaupun perekonomian Indonesia secara umum berkembang
relatif pesat, namun pertumbuhan industri perbankan membuat
situasi benar-benar menjadi buyers' market.
Dalam kondisi demikian, kalangan perbankan mudah sekali
diadu domba oleh para nasabah dalam seal suku bunga, apalagi
manajemen Bank pada umumnya sangat menekankan pada target
pertumbuhan yang pesat dari aktiva, sumber dana dan keuntungan
tanpa memberikan arah yang jelas tentang cara mencapainya.
Akibatnya setiap cabang sebuah Bank cenderung secara
membabi-buta menerima semua nasabah tanpa pandang bulu, bahkan
kalau perlu segera bersedia menderita kerugian. Akibatnya
keahlian pelayanan para personalia perbankan menjadi minimal.
Menghadapi situasi demikian, Bank Umum Nasional cabang
Warung Buncit, sebagai kasus dari studi ini, ternyata juga
cenderung mengikuti arus. Apalagi Bank Umum Nasional hanya
mengenal sistim pool rate berupa RPKP I RPKC dan prime rate
yang pada dasarnya tidak mungkin diterapkan untuk setiap dan
semua cabang mengingat masing-masing cabang memiliki
karakteristik cost dan revenue sendiri.
Dalam upaya menanggulangi masalah-masalah tersebut di
atas, diusulkan setiap cabang Bank Umum Nasional menghitung
Cost of Funds dan Prime Rate-nya sendiri-sendiri dengan
menggunakan metoda Historical Average Cost yang relatif mudah
dan murah digunakan.
Analisa Cost of Funds dan Prime Rate masing-masing
cabang ternyata merupakan alat yang ampuh untuk menyusun
strategi dalam upaya menanggulangi masalah yang muncul.
Dengan alat ini setiap cabang mampu menganalisa kelemahan dan
kekuatannya sendiri sehingga relatif dapat lebih mampu
mengendalikan bidang-bidang yang rawan melalui berbagai cara.
Sebagai contoh, Bank Umum Nasional cabang Warung
Buncit terbukti lemah dalam bidang pengembangan volume usaha
(loan) dan pengendalian Overhead Cost, tetapi kuat dalam hal
pengendalian kredit macet, pendanaan maupun Pendapatan Lain-
Lain.
Walaupun demikian, metoda Historical Average Cost dan
data yang dipakai memang mengandung beberapa kelemahan. Sebab
itu setiap cabang seyogyanya memahami kelemahan-kelemahan itu
dan tidak memakai basil perhitungan Cost of Funds dan Revenue
secara 'mati'.
Misalnya, prime rate pada bulan n sebesar 20,0% per
tahun, tetapi trend suku bunga secara umum sedang melambung.
Untuk itu suku bunga pinjaman harus ditentukan relatif agak
tinggi, katakanlah 24,0% per tahun.
Dengan menggunakan alat yang sama untuk tahun 1989,
dalam hal revenue Bank Umum Nasional cabang Warung Buncit
dianjurkan untuk meningkatkan volume usaha terutama ke arah
target pasar KPR I KKB dan perusahaan-perusahaan kecil
menengah dengn tetap memprioritaskan kualitas kredit. Pricingnya
disarankan berkisar 2,0% - 2,5% di atas prime rate.
Peningkatan volume usaha juga dapat dilakukan dengan
cara antar cabang Bank Umum Nasional saling memperkenalkan para
nasabahnya.
Dalam hal cost, manajemen harus selalu
mengkomunikasikannya dengan para karyawan agar setiap karyawan
perusahaan mempunyai kultur 'sadar biaya'.
Dalam hal sumber daya manusia, dianjurkan untuk
merekrut team pemasaran dengan kualifikasi yang relatif
sederhana mengingat target market-nya, mengurangi 'middle
manager' sebanyak-banyaknya dan menerapkan semacam 'matrix
organization' khususnya bagi personalia dari Bagian Customer
Service dan Kasir untuk dimanfaatkan secara optimal. "
1990
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Antoni Gelorawan
"Direct Marketing Association (DMA) menyatakan bahwa terdapat lebih dari 10.000 jenis katalog dikirimkan kepada konsumen. Konsumen dapat menerima sekitar 70 katalog dalam satu minggunya di musim liburan. Dalam penelitiannya pada awal tahun 2000, Chiger (2001) mendapati adanya peningkatan konsumen yang berbelanja melalui katalog_ Reynolds (1974) mengungkapkan bahwa konsumen yang berbelanja melalui katalog biasanya memiliki tingkat penghasilan yang Iebih tinggi dan merupakan keluarga yang memiliki anak kecil.
Kehadiran Carrefour di Indonesia pada penghujung tahun 1999, merupakan fenomena tersendiri disebabkan keberaniannya menanamkan investasi yang sangat besar dalam melakukan penetrasi di pasar retail, padahaI baru saja Indonesia mengalami krisis ekonomi yang sangat berat, Dengan 11 outlet yang dimilikinya sekarang ini, boleh dikatakan Carrefour merupakan Market Leader di bidangnya. Dalam mensukseskan tujuannya, Carrefour menerapkan strategi promosi tertentu yang salah satunya adalah penyampain katalog (direct mail) kepada calon pembeli, Dengan frekuensi 1-2 minggu sekali dan desain yang selalu dibuat menarik (misalkan dengan cover artis terkenaI), Carrefour berusaha menarik konsumen berbelanja dengan katalog ini.
Tesis ini merupakan studi terhadap usaha promosi Carrefour melalui katalog dikaitkan dengan keinginan konsumen untuk berbelanja. Empat unsur dalam katalog yaitu desain, kategori/pilihan produk, cara promosi dan harga diduga dapat mempengaruhi keinginan berbelanja konsumen. Hasil penelitian menunjukkan bahwa bauran keempat unsur tersebut secara statistik mempengaruhi keinginan berbelanja konsumen secara signifikan . Dengan demikian, Carrefour dapat meneruskan strategi promosi yang dilakukannya sekarang ini dengan meningkatkan fungsi katalog dalam mempengaruhi keinginan berbelanja konsumen."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2003
T11570
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ri Pininto
"Paket deregulasi di bidang farmasi, khususnya SK Menkes No. 923/Menkes/Per/X/1993, bertujuan agar berbagai jenis obat yang dibutuhkan masyarakat tersedia dengan harga yang relatif terjangkau. Sebeluin deregulasi mi diluncurkan, badan usaha distribusi harus terpisah dari badan usaha produksi farmasi.
Penelitian mi bertujuan untuk mengetahui dampak deregulasi tersebut terhadap efektifitas kebi,jakan distribusi PT Kalbe
Farina. Hal mi berkaitan dengan adanya beberapa alternatif sistem saluran distnibusi yang kini dapat dipilih perusahaan sehubungan diluncurkannya deregulasi di atas. Penelitian ini
dilakukan dengan menganalisa data primer dan data sekunder, yaitu membandingkan antara kondisi prestasi penjualan
produk perusahaan sebelum dengan sesudah deregulasi farmasi.
Pada masa sebelum deregulasi farmasi, produsen obat tidak boleh mendistrjbusikan sendiri obat hasil produksinya.
Sedangkan pada masa pasca deregulasi farmasi produsen obat boleh inerangkap sebagai distributor produknya sendiri. Dengan demikian PT Kalbe Farina kini bebas untuk misalnya menyalurkan produknya langsung ke apotik atau toko obat, tanpa melalui distributor atau pedagang besar farmasi. Akan tetapi dengan berbagai pertiinbangan, PT Kalbe Farina inemutuskan tetap akan memakai sistem distribusi yang lama.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa keputusan PT Kalbe Farina tersebut sangat tepat. Terungkap pula bahwa walaupun
ada deregulasi, tingkat efektifitas dan efisiensi saluran distribusi perusahaan tetap stabil, bahkan cenderung
meningkat. Demikian pula kepuasan yang diperoleh konsumen serta Inasing-Inasing anggota sa].uran distribusi tetap dapat
dipertahankan."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1997
S18663
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yasin Widodo
"ABSTRAK
Pertumbuhan industri konstruksi menjadi salah satu indikator pertumbuhan ekonomi sebagai kontributor pembangunan fisik infrastruktur yang menjadi dasar atau sarana pendukung aktifitas perekonomian lainnya. Penelitian ini menitik beratkan pada strategi pemasaran yang harus dilakukan oleh perusahaan konstruksi menghadapi resesi atau masa krisis dimana terjadi fluktuasi bisnis yang menuntut perusahaan-perusahaan konstruksi dapat bertahan bahkan melewati siklus tersebut yang mungkin bisa terjadi kapan saja dimasa yang akan datang. Penelitian ini merupakan studi empiris yang melibatkan 187 responden yang merupakan pelaku industri konstruksi untuk berpartisipasi dalam perolehan data primer. Hasil dari penelitian ini menunjukkan adanya pengaruh positif yang signifikan dari orientasi pemasaran yang diterapkan perusahaan terhadap pendekatan jangka panjang dan strategi perusahaan untuk menunjang kinerja perusahaan bertahan dan sukses melewati masa krisis. Dalam hal ini pendekatan jangka panjang adalah membangun pangsa pasar dan meningkatkan hubungan pemasaran relasional. Selain itu terdapat hubungan positif antara orientasi pemasaran dan kualifikasi staf pemasaran untuk mendukung strategi pemasaran handal yang dapat meningkatkan kinerja perusahaan.

ABSTRACT
The growth of the construction industry has become one of the indicators of economic growth as a contributor to the physical development of infrastructure that supporting other economic activities. This study focuses on the marketing strategy that must be done by construction companies facing recession or crisis period where business fluctuations require the construction companies to survive even through the cycle that may occur any time in the future. This study is an empirical study involving 187 respondents who are the perpetrators of the construction industry to participate in the acquisition of primary data. The results of this study indicate a significant positive influence of the marketing orientation applied to the company 39 s long term approach and corporate strategy to support the company 39 s performance survived and successfully through the crisis. In this case the long term approach is to build market share and improve marketing relationships. In addition there is a positive relationship between marketing orientation and qualification of marketing staff to support a reliable marketing strategy that can improve the company 39 s performance."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2017
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tantra Tanjaya
"Studi ini meneliti dinamika kompleks dalam lelang spektrum, dengan fokus pada upaya menyeimbangkan antara memaksimalkan pendapatan pemerintah dan perluasan Universal Broadband Access (UBA). Melalui analisis regresi Two Stage Least Squares (2SLS) pada level lelang dari 44 negara, penelitian ini mengkaji bagaimana reserve price dalam lelang mempengaruhi konsentrasi industri telekomunikasi, yang diukur dengan Indeks Herfindahl-Hirschman (HHI), serta dampaknya terhadap jumlah pengguna internet. Hasil penelitian menunjukkan bahwa meskipun reserve price secara signifikan mempengaruhi HHI pada confidence level 99% (p-value 0.007), dampaknya sangat kecil; peningkatan reserve price sebesar $1 hanya menyebabkan penurunan HHI sebesar 5.92 x 10-7. Hal ini mengindikasikan bahwa reserve price lebih dipandang sebagai sunk cost. Sebaliknya, konsentrasi industri telekomunikasi yang lebih tinggi secara signifikan menghambat adopsi internet, dengan peningkatan 1% pada HHI mengakibatkan penurunan 1.6% pada jumlah pengguna internet. Temuan ini menekankan pentingnya keberadaan industri telekomunikasi yang kompetitif untuk meningkatkan penggunaan internet. Studi ini juga menyoroti pentingnya pengaturan reserve price yang tepat dalam mempromosikan persaingan dan memperluas akses internet, serta menyarankan agar pembuat kebijakan merancang lelang spektrum yang tidak hanya mengoptimalkan pendapatan tetapi juga mendorong kondisi industri telekomunikasi yang kompetitif dan meningkatkan konektivitas digital. Studi ini juga memberikan rekomendasi praktis untuk strategi lelang guna mencapai masa depan digital yang inklusif, khususnya di Indonesia.

This study explores the complex dynamics of spectrum auctions, focusing on balancing government revenue maximization with the expansion of universal broadband access. Utilizing Two-Stage Least Squares (2SLS) regression analysis on auction level data from 44 countries, it examines how auction reserve prices influence market concentration, measured by the Herfindahl-Hirschman Index (HHI), and the subsequent impact on internet user numbers. Findings reveal that while reserve prices significantly affect HHI at a 99% confidence level (p-value of 0.007), the actual impact is minimal; a $1 increase in reserve price results in a negligible 5.92 x 10-7 decrease in HHI. This suggests reserve prices act more as sunk costs. Conversely, higher market concentration significantly hampers internet adoption, with a 1% increase in HHI leading to a 1.6% decrease in internet users. These results highlight the need for competitive markets to enhance internet usage. The study underscores the importance of carefully calibrated reserve prices in promoting competition and broadening internet access, advising policymakers to design spectrum auctions that optimize revenue while fostering competitive market conditions and digital connectivity. The study offers practical recommendations for auction strategies to achieve a balanced and inclusive digital future, particularly for Indonesia."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lewis, Gregory
Jakarta: Gramedia, 1993
338.52 LEW t
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Rina Indrianti
"Penelitian ini berusaha untuk memberikan gambaran tentang kondisi produk minuman berenergi dengan menggunakan tahapan Product Life Cycle (PLC), karena setiap produk memiliki siklus hidup dan umur tersendiri, dan setiap tahapan PLC memiliki strategi komunikasi pemasaran yang berbeda-beda. Penelitian ini bermaksud untuk mengungkap letak produk dalam tahapan PLC, serta menjelaskan strategi Marketing Communication Mix (Bauran Komunikasi Pemasaran) seperti apakah yang tepat dijalankan pada tahapan tersebut karena dalam melakukan perencaan strategi komunikasi pemasaran, PLC merupakan salah satu alat pengukuran. Selain itu, penelitian ini juga mengevaluasi strategi komunikasi pemasaran dimana kondisi yang ada nantinya akan dibandingkan dengan kondisi ideal berdasarkan pengukuran dari kurva PLC ini. Penentuan posisi produk dalam kurva PLC akan dibantu dengan sebuah software pengembangan dan program ENOVIA yang nantinya dapat menggambarkan posisi produk dalam kurva PLC tersebut.
Kerangka konsep yang akan digunakan herangkat dari masalah PLC, Marketing Communication, dan Evaluasi Strategi Komunikasi Pemasaran. Penelitian ini bersifat kualitatif dengan menggunakan analisis data statistik melalui program ENOVIA sebagai dasar evaluasi, ditambah dengan teknik wawancara melalui narasumber dan informan.
Penelitian ini menemukan bahwasanya produk berada di tahap pertumbuhan. Selain itu, karena produk minuman berenergi masuk dibawah pengawasan Badan POM banyak sekali regulasi yang harus dipatuhi oleh produsen minuman berenergi dalam menjalankan strategi komunikasi pemasaran mereka. Sehingga, dibutuhkan inovasi taktik dan juga kreativitas untuk merencanakan strategi komunikasi pemasaran bagi produk minuman berenergi ini."
Depok: Universitas Indonesia, 2005
T22580
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hexa Riandi
"Merek sebuah produk dewasa ini telah berkembang menjadi sebuah konsep yang dipercaya dapat menghasilkan banyak keuntungan bagi produsennya. Harga premium, loyalitas konsumen, kemudahan mengembangkan merek dan sebagainya merupakan sebagian contoh dari kelebihan sebuah merek yang telah berhasil. Pembentukan sebuah merek biasanya diwujudkan dengan cara mengiklankan merek yang bersangkutan melalui media massa. Merek yang semakin terkenal dipercaya akan memperbesar pangsa pasar dari produk tersebut. Hal tersebut yang melatarbelakangi penelitian ini, kepercayaan produsen bahwa sebuah merek mempunyai nilai yang akan membawa kepada laba yang diraih jika mampu membentuk sebuah merek yang kuat.
Penelitian ini bertujuan untuk menguji apakah ekuitas merek mempunyai hubungan dengan belanja iklan, pangsa pasar dan perceived price. Penelitian dilakukan terhadap enam merek dari susu ibu harnil, yaitu: Anmum, Enfa Mama, Lactona, Laktamil, Nutricia Bunda dan Prenagen. Untuk mengukur ekuitas merek digunakan model dari Walfried Lassar et. al (1995), yang terbagi menjadi lima komponen yaitu : performa, citra sosial, nilai, kepercayaan dan keterikatan/emosi.
Metode penelitian ini adalah secara kuantitatif dengan pengambilan data secara deskriptif dan pada jangka waktu Agustus-September 2003. Sampel yang diambil adalah ibu-ibu hamil yang ada di Jakarta yang mengkonsumsi susu ibu hamil sebanyak 184 responden. Selain itu juga digunakan data sekunder untuk data belanja iklan dari AC Nielsen (2003) dan data pangsa pasar dari CIC (2003). Pengumpulan data harga secara aktual juga dilakukan dengan melakukan survey harga ke supermarket. Untuk mengetahui perceived price digunakan teknik Price Sensitivity Meter.
Ternyata hasil dari penelitian ini menunjukkan adanya korelasi positif antara belanja iklan dengan ekuitas merek dari susu ibu hamil yang diteliti. Selain itu korelasi positif juga terbukti ada antara ekuitas merek yang tinggi dengan pangsa pasar yang diraih. Namun pada penelitian ini tidak terbukti adanya korelasi antara ekuitas merek dengan perceived price.
Dari penelitian ini dapat ditarik kesimpulan bahwa belanja iklan terbukti mempunyai korelasi dengan ekuitas merek. Demikian pula dengan ekuitas merek terbukti mempunyai korelasi dengan pangsa pasar. Namun temyata ekuitas rnerek tidak mempunyai korelasi dengan perceived price. Saran dari penelitian ini adalah pengukuran ekuitas merek sebaiknya dilakukan dalam periode waktu tertentu secara teratur.

Nowadays brand became an important concept that can generate a lot of advantage for the producers. Premium price, consumer loyalty, easier brand extension are several example of successful brand. A brand building is usually implemented through advertising. It is believed that more famous brand could increase the market share of the product. This has been the background of the research. Producer?s belief that a brand has some value can determine the profit if could build a strong brand.
The purpose of this research is examines the correlation between the brand equity with advertising budget, market share and perceived price. There are six brands as the object this research, i. e.: Anmum, Enfa Mama, Lactona, Lactamil, Nutricia Bunda and Prenagen. This research use measuring brand equity model from Walfiied Lassar et. al (1995), that divided to tive component, there are: performance, social image, value, trustwortiness and attachment.
Brand equity data is collected through quantitative research conducted in August-September 2003. The respondent is pregnant mother that consume milk for pregnant mother in Jakarta. Advertising data is derived for AC Nielsen (2003) and market share data from CIC (2003). Price data take through survey in supermarkets. Perceived price measured by Price Sensitivity Meter technique.
The result of this research revealed that there is a positive correlation between advertising budget and the brand equity of the milk for pregnant mother being researched. Positive correlation also occurs between the high brand equity and achieved market share. However, there is no correlation between brand equity and perceived price.
The conclusions drawn from the research are first, advertising budget correlates with brand equity. Second, that brand equity correlates with market share. Third, brand equity does not correlate with perceived price. Based on the research, it is suggested that the measurement of the brand equity should be carried out regularly within one certain period.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2004
T17003
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>