Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 163570 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Indra Riyanto
"ABSTRAK
Banjir merupakan fenomena yang hampir selalu terjadi setiap tahun di Jakarta. Banjir dipengaruhi oleh beberapa parameter, antara lain ketinggian permukaan air pada sungai, dimana sebagian besar kasus banjir berawal dari ketinggian kritis aliran sungai yang terlampaui, batas area banjir, dan bangunan-bangunan yang ada di daerah aliran sungai. Data historis banjir menunjukkan bahwa kejadian banjir di Jakarta terjadi terutama pada musim hujan (sekitar bulan Januari - Februari), namun luas daerah genangan banjir bervariasi setiap tahun. Penelitian ini bertujuan untuk memetakan daerah potensi banjir dengan melakukan segmentasi watershed terhadap data Digital Elevation Model (DEM).
Hasil segmentasi yang didapatkan kemudian dioverlay pada citra Penginderaan jauh Landsat sebagai data sekunder dan dibandingkan dengan data banjir Pemda DKI Jakarta tahun 2007. Dari perbandingan tersebut, diketahui perbedaan posisi daerah potensi banjir dengan daerah genangan banjir 2007 dan terdapat perbedaan luas wilayah banjir antara prediksi seluas 417,385 hektar dengan data peta genangan yang luasnya hanya 265,39 hektar.

ABSTRACT
Jakarta is situated at an altitude just above sea level and has naturally always been subject to regular flooding by the waterways cutting through the city, such as the Cisadane, Angke, Ciliwung, Bekasi and Citarum Rivers. Flood is influenced by some parameters like ground elevation and water level which most flood cases started from water overflowing the riverbank, the flood area boundary, and buildings along the river. Flood history data in Jakarta shows that flood occurs mainly during rainy season around January ? February each year, but flood area varies each year. This research is aimed to map potential flood areas by segmenting the Digital Elevation Model (DEM) data using watershed segmentation method.
The segmentation result is then mapped on Landsat 7 image as secondary data and compared to the flood data from Pemda DKI Jakarta in 2007. The analysis showed that there are differences between the location of the potential flooding area and the 2007 flood data map. The difference of flood area from the segmentation and 2007 flood data are 417,385 hectares and 265,39 hectares, respectively."
2009
T26696
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Zahran Kurniawan
"Indonesia memiliki potensi geotermal yang melimpah. Berdasarkan peta sebaran potensi panas bumi Indonesia, salah satunya terdapat lokasi yang memiliki potensi panas bumi yaitu di daerah Gunung Batur, Kecamatan Kintamani, Bali. Gunung Batur termasuk gunung berapi aktif dengan jenis gunung stratovolcano. Pada Gunung Batur terdapat manifestasi permukaan berupa hot spring, cold spring, steaming ground, dan fumaroles yang mengindikasikan adanya potensi panas bumi di Gunung Batur. Dengan adanya potensi tersebut, penelitian ini dilakukan dengan tujuan menganalisis sebaran panas bumi. Metode penelitian ini menggunakan metode penginderaan jauh yaitu Normal Difference Vegatation Index (NDVI), Land Surface Temperature (LST), dan Fault Fracture Density (FFD) yang diolah dari Citra satelit Landsat-8 dan Citra satelit Digital Elevation Model. Data lainnya menggunakan parameter satuan batuan, struktur, dan manifestasi permukaan. Data diolah dengan weighted overlay menggunakan pembobotan dari setiap parameter. Selain metode penginderaan jauh, untuk memperkuat interpretasi dalam menentukan persebaran potensi panas bumi, digunakan data analisis 3G (Geologi, Geokimia, dan Geofisika) yang telah dianalisis sebelumnya. Terdapat lima daerah yang memiliki potensi panas bumi dengan kelas sangat tinggi yang ditentukan berdasarkan pembobotan nilai terbesar dari data parameter NDVI, LST, FFD, satuan batuan, struktur dan manifestasi yang sudah dioverlay sehingga dapat menampilkan keberadaan potensi panas bumi

Indonesia has abundant geothermal potential. Based on the distribution map of Indonesia's geothermal potential, one of them is a location that has geothermal potential, namely in the Mount Batur area, Kintamani District, Bangli Regency, Bali Province. Mount Batur is an active volcano with the type of stratovolcano.On Mount Batur there are surface manifestations in the form of hot springs, cold springs, steaming grounds, and fumaroles which indicate the potential for geothermal heat in Mount Batur. With this potential, this research was conducted with the aim of analyzing the distribution of geothermal heat. This research method uses remote sensing methods, namely Normal Difference Vegatation Index (NDVI), Land Surface Temperature (LST), and Fault Fracture Density (FFD) processed from Landsat-8 satellite images and Digital Elevation Model satellite images. Other data used parameters of rock units, structures, and surface manifestations. The data is processed with weighted overlay using the weighting of each parameter. In addition to remote sensing methods, to strengthen interpretation in determining the distribution of geothermal potential, previously analyzed 3G (Geology, Geochemistry, and Geophysics) analysis data were used. There are five areas that have geothermal potential with a very high class determined based on the weighting of the largest value of NDVI, LST, FFD, rock unit, structure and manifestation parameter data that has been overlaid so that it can display the presence of geothermal potential."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
R. Hadianto
"Latar belakang riset ini adalah meningkatnya frekuensi dan intensitas banjir akibat perilaku masyarakat namun kurang diimbangi dengan kesiapsiagaan masyarakat terutama di hilir Sungai Ciliwung. Rumusan masalah riset menunjukkan bahwa faktor kesiapsiagaan lebih banyak berfokus pada pengetahuan dan sikap sedangkan faktor rencana darurat, peringatan dini, mobilisasi sumber daya dan pengalaman masih jarang diteliti. Riset ini bertujuan untuk membangun model kesiapsiagaan masyarakat hilir Sungai Ciliwung berbasis perilaku berwawasan lingkungan. Metode riset menggunakan metode kuantitatif dan kualitatif, melalui wawancara dengan otoritas setempat serta pemberian kuesioner kepada 397 kepala keluarga di Kelurahan Bidara Cina. Hasil riset menunjukkan bahwa kesiapsiagaan dipengaruhi oleh pengetahuan, rencana darurat, peringatan dini, dan sikap namun dilemahkan oleh mobilisasi sumber daya, dan pengalaman. Masyarakat merasa sudah berpengalaman dan cenderung mengandalkan mobilisasi sumber daya dari pemerintah sehingga menjadi kurang siap siaga. Kesimpulan riset adalah diperlukannya kesiapsiagaan berbasis perilaku berwawasan lingkungan di tingkat keluarga untuk meningkatkan kesiapsiagaan banjir.

The background of the research is increasing flood frequency and intensity caused by human behavior but not followed by community preparedness. The problem of the research showed that preparedness focused more on knowledge and attitude but not on emergency plan, early warning, resources mobilization and experience factor. The objective of the research was to develop flood preparedness model for the community based on environmentally responsible behavior. The method of the research was quantitative and qualitative through interviews with local authorities and distribution of questionnaires to 397 households at Bidara Cina, East Jakarta. The results indicated preparedness influenced by knowledge, attitude, emergency planning and early warning but weakened by resources mobilization and experience. The community relied on their experience having flood and resources mobilization by the governmental thus causing low preparedness. The conclusion of the research is a necessity of preparedness based on environmentally responsible behavior to improve flood preparedness."
Jakarta: Sekolah Ilmu Lingkungan Universitas Indonesia, 2024
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dwiari
"Salah satu penyakit yang tampak menonjol dan muncul belakangan adalah leptospirosis karena cukup menggemparkan dengan ditemukarmya cukup banyak penderita yang meninggal. Penyakit ini disebarkan oleh tikus yaitu melalui urine yang dikeluarkan tikus. Dalam kondisi banjir, tikus-tikus mencari habitat baru dengan cara 'ikut mengungsi' bersama-sama dengan penduduk. Tikus-tikus yang mengandung bibit penyakit leptospirosis (yaitu bakteri Leptospirae} akan menularkari bibit penyakit kepada manusia.
Penelitian dilakukan menggunakan metode eksplorasi wilayah persebaran kasus leptospirosis dengan menggunakan pendekatan analisis spasial yang mencakup pola spasial untuk menggam barkan sebaran kasus leptospirosis menurut tempat yang disajikan dalam peta. Dan juga proses spasial untuk menggambarkan variabel serta hubungan antar variabel dengan uji statistik menggunakan kai kuadrat dan korelasi.
Hasil penelitian didapatkan angka kesakitan leptospirosis di Provinsi DKI Jakarta tahun 2007 adalah 1,9 per !00.000 penduduk, dengan angka kematian (CFR) 5,71%. Dari hasil uji kai kuadrat didapatkan nilai OR=5,238 (95% CI:2,14l-12,817) artinya pada kelurahan yang mengalami banjir mempunyai peluang untuk terkena kasus leptospirosis. Dari sebaran kasus yang terlihat pada peta ditemukan wilayah kotamadya Jakarta Barat dari 56 kelurahan yang ada sebanyak 32 kelurahan terkena kasus leptopsirosis (57,1%), dan 50 wilayah kelurahan terkena banjir (89,3%). Berdasarkan uji korelasi dapat dinyatakan ada hubungan yang bermakna antara ketinggian air tergenang lama air genangan, kerapatan jaringan sungai dan kerapatan perrnukiman di Provinsi DKI Jakarta dengan terjadinya kasus leptospirosis.
Adanya kecenderungan kasus leptospirosis tinggi pada suatu wilayah yang terkena banjir. Untuk mencegah wabah leptospirosis perlu kewaspadaan dini baik pada pengelola program mapun pada masyarakat umurn dengan penyuluhan melalui media serta pengetahuan tentang akibat banjir dan penyakit yang mungkin ditimbulkan sehingga angka kesakitan leptospirosis dapat ditekan.

One of the disease seem so important recently is leptospiroses since quite a number of patience died.. This disease.is caused by mouse through its urine. In a flood condition mice are seeking a new habitat by "migration" following the inhabitant. Mice carrying leptospiroses disease (Leptospirae bactery) will spread the diseases to human.
Examination which is carried out using the spreading area of leptospiroses cases. It used an special analysis approach which show the leptospiroses case of spreading out according to local case as shown in the map. The special process to inform the variables and the interconnection of variables using statistical examination of kai square and correlation.
The examination result of leptospiroses in DKI Province of the year 2007 is 1,9 per 100.000 inhabitants, with a dying rate (CFR) of 5.71%. From the kai square it is found an OR=5,238 (95% CI : 2,141 - 12,807) this means that a sub district which is flooded will leave to get leptospiroses case. From the spreading case, which is shown on the map of West Jakarta District of 56 existing sub district of32 sub district is caused by leptospiroses (57,1%) and 50 sub district is flooded (89,3%). Based on correlation examination, can be shown that there is a meaningful correlation between the water height, duration of flood, density of networks and density of population in DKI Province with the case ofleptospiroses.
The existence of high leptospiroses case in a flooded area In order to prevent laptospiroses used an early warning to the common society by advocation through media and also knowledge on the result of flooded and disease which may arise in order to step down the leptospiroses.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2007
T29181
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lusiana Indarwati
"Seiring dengan bertambahnya penduduk, kebutuhan pokok manusia semakin meningkat. Eksploitasi alam, perubahan tata guna lahan, dan daya dukung lingkungan yang tidak seimbang membuat daerah resapan air berkurang. Limpasan air di permukaan meningkat sehingga kapasitas sungai tidak dapat menampung dan antara lain menjadi penyebab banjir di DKI Jakarta. Salah satu metode pengendalian banjir yang digunakan adalah pembangunan sudetan Ciliwung menuju Kanal Banjir Timur (KBT). Konsultan PT. Kwarsa Hexagon berdasarkan mandat dari Direktorat Jenderal Sumber Daya Air, Balai Besar Wilayah Sungai Ciliwung Cisadane telah melakukan penilaian beberapa alternatif trase sudetan. Alternatif 2 yaitu interkoneksi yang menghubungkan S. Ciliwung dengan KBT melalui bagian hilir S. Cipinang dinilai paling efektif.
Sudetan yang terdiri dari empat unit pipa gorong-gorong beton pracetak, diletakkan secara paralel di sepanjang Jl. Otista 3, Jakarta Timur. Debit maksimum yang dapat mengalir melalui keempat unit pipa sebesar 60 m3/det. Debit puncak yang melalui S. Ciliwung dan S. Cipinang dihitung menggunakan modifikasi metode rasional. Hasil perhitungan banjir rencana 100 tahunan Sungai Ciliwung sampai dengan sudetan adalah sebesar 411,6 m3/det, sedangkan banjir rencana 50 tahunan Sungai Cipinang sampai dengan sudetan adalah sebesar 87,1 m3/det. Efektifitas pembangunan ini dilihat dari referensi elevasi muka air banjir dengan kala ulang 100 tahunan di Pintu Air Manggarai sebesar +10,90 m.
Pelacakan banjir yang dilakukan adalah saat kondisi penampang kedua sungai telah dinormalisasi. Pelacakan banjir ini dikerjakan menggunakan program HEC-RAS vs 4.1.0.Pelacakan banjir yang melalui empat unit gorong-gorong memiliki kondisi aliran sebagian sedangkan untuk dua unit gorong-gorong aliran akan penuh di sepanjang gorong-gorong. Penggunaan dua unit gorong-gorong sudah mencukupi, namun untuk kepentingan pemeliharaan maka disediakan empat unit gorong-gorong yang dapat digunakan secara bergantian. Elevasi banjir di Pintu Air Manggarai sebesar +9,29 m. Pembangunan sudetan ini dinilai efektif karena dapat mereduksi elevasi muka air banjir 14,8% serta tidak adanya limpasan melalui tanggul di Sungai Ciliwung dari titik sudetan hingga Pintu Air Manggarai.

Along with the increasing population, basic human needs will also increasing. Exploitation of nature, land use changes, and evironmental capacity unbalanced make a reducing infiltration capacity of the catchment area.The capacity of Ciliwung can not accomadate the increasing surface runoff, that contribute to the flooding in Jakarta.One of the flood control method that used is construction of interconnection from Ciliwung River towards Eastern Flood Canal. PT. Kwarsa Hexagon as consultant based on mandate from Directorate General of Water Resources, Ciliwung-Cisadane Large River Basin Organization has assessed several alternatives of culvert alignment. Second alternative-the interconnection between Ciliwung River andEastern Flood Canal through the downsteram of Cipinang River -is the most effective alternative.
Interconnection which consists of four units of pipe precast concrete culverts, placed in parallel. The maximum discharge through the four culverts is 60 m3/s. Peak discharge through Ciliwung River and Cipinang River is calculated using a modified rational method. Results of the design flood calculation with 100-year return period of Ciliwung River upto the interconnection point is 411.6 m3/s, while the 50-year return period of Cipinang River upto the interconnection point is 87.1 m3/s. Effectiveness of this construction is based on reference of flood water elevation with 100-year return period in Manggarai Sluicegate that is +10.92 m.
Flood routing is carried out using software HEC-RAS vs 4.1.0 for the condition after normalization. Flood routing through four culverts has a partly turbulent condition within the barrels, while the routing through two culverts, resulted in fully flow. Actually the use of two culverts isare sufficient,however for the shake of maintenance, four culverts are needed that can be used alternately. Flood water elevation in Manggarai gate is+9.29 m. The construction of the culverts hasproven effective since it can reduce the flood water level up to 14,8% and there is no runoff through embankment along the Ciliwung River from interconnection point up to Manggarai gate.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2015
S60038
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hera Agustina
"Penyakit infeksi amuba di keiurahan Kampung Melayu menempati urutan 9 dari I0 besar penyakit di wilayah tersebut, diduga disana banyak terdapar kasus infeksi amuba asimptomatik yang dapat menular ke orang lain. Selain itu kondisi sanitasi Iingklmgan dan higiene yang buruk juga mempakan faktor risiko unruk penyakit infcksi amuba.
Penelitian ini hertujuan untuk mendapatkan ganmbanm hubungan kontanninasi air oleh Iihistobftica dcngan kejadian infcksi amuba asimptcmatik pada anak usia sekolah. Desain penelitiau case comrol, jumlah sampel 92 terdiri dari 46 kasus dan 46 kontrol. Pengumpulan data melalui pemeriksaan laboratorium , wawancara dan observasi. Analisa data dengan disuibusi fnekuensi, uji chi square dan regresi logistik.
Prevalensi kejadian infcksi amuba asimptomatik dengan pemeriksaan antigen Elhistolyrica pada tinja anak usia sekolah adalah 9,6 %. Faktor yang bcrhubungan dengan kejadian infeksi amuba asimptomatik pada anak usia sekolah adalah sarana sanitasi (jamban) dengan OR=5,27l (95% CI: 1,753 - IS,855) dan kebiasaan cuci tangan dengan OR=2,438 (95% CI: 1.051 » 5,654). Faklor risiko dorninan yang b¢rpenga.ruh terhadap kcjadian infcksi amuba asimptomatik pada anak usia sekolah adalah sarana sanicasi (iamban).
Faktor risiko yang berpengaruh terhadap kejadian infeksi amuba asimptomatik pada anak usia sekolah adalah sarana sanitasi (iamban) dan kcbiasaan cuci tangan anak. Membangzm sarana jamban umum dan sarana jamban pribadi yang mcmenuhi syarat. Meningkatkan penyuluhan pada orang tua., anak usia sekolah, guru SD, kadcr dan tokoh masyarakat tentang pcnyakit infeksi amuba dan faktor-faktor yang mempcngaruhinya. Juga memberi pengobatan pada anak usia sekolah yang antigen E. histobdica positif pada tinja.

Amoeba infection disease in Kampung Mclayu chief village placed 9"` grade from l0"? highest disease in that area. estimated that in the area tbund many asymptomatic amoeba infections that contagious to others. Besides, bad condition of environment sanitation and bad hygiene also become risk factor for amoeba infection disease.
This research purpose is to obtain description of relation between water contaminations by Iihislogwxica and asymptomatic amoeba infection cases in school age children _ Research design is case controI,.total samples are 92 people that consist of 46 cases and 46 controls. Data gathering are through laboratory check-up, interview and observation. Data analysis is frequency distribution, chi-square test and logistic regression.
Case prevalence of asymptomatic amoeba infection with examination of lihiszolvrica antigen feces of school age children is 9_6 %_ Factor that related with asymptomatic amoeba infection cases in school age children is sanitation medium (toilet) with OR=5,27l and 95 % C|:l.753-15.855 and children rinse habit with OR=2,438 and 95% CI:l,05l-5,654 Dominant risk factor that affecting asymptomatic amoeba infection cases in school age children is sanitation medium (toilet).
Risk factor that affecting asymptomatic amoeba infection cases in school age children is sanitation medium (toilet) and children rinse habit. The building general toilet medium and building qualified toilet medium. Increase counseling to parents, school age children, SD teacher, cadre and public figure toward amoeba infection disease and affecting factors. Give medication to school age children that have positive histolytica antigen feces.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2007
T32100
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Andika Sya`ban
"Terdapat banyak hasil penyelidikan tanah lapangan di DKI Jakarta yang tidak terpakai lagi setelah proyek pembangunan selesai. Sebagai bentuk pemanfaatan data hasil penyelidikan tanah di lapangan, pemetaan nilai N SPT serta qc dan FR CPT dilakukan untuk wilayah DKI Jakarta menggunakan data dari Laboratorium Mekanika Tanah, Universitas Indonesia. Pemetaan dilakukan untuk membuat prediksi hasil pengujian SPT maupun CPT sebagai data pembanding untuk penyelidikan tanah selanjutnya. Analisis geostatistik berupa kriging dilakukan untuk proses pemetaan. Sebelum dilakukan proses pemetaan, data hasil SPT dan CPT dikelompokkan berdasarkan kelompok kedalaman. Dengan bantuan aplikasi ArcGIS, hasil pemetaan prediksi nilai N SPT menunjukkan sebaran nilai yang membentuk kontur dari wilayah selatan menuju utara dengan nilai yang semakin meningkat ke arah selatan. Sedangkan pada peta prediksi nilai qc dan FR CPT ditemukan sebaran nilai yang cenderung homogen di setiap kedalaman yang ditinjau. Hasil prediksi nilai qc dan FR CPT juga digunakan untuk memetakan jenis tanah berdasarkan grafik Soil Behavior Type Robertson. Peta prediksi jenis tanah menunjukkan pada kedalaman 0-10 m akan ditemukan jenis tanah lempung (clay) dan campuran lanau-lempung (silt mixtures). Sedangkan pada kedalaman 10-20 m diprediksi akan ditemukan jenis tanah campuran pasir-lanau (sand mixtures).

There are many results of field investigations in DKI Jakarta that are not used anymore after the construction project is completed. As a form of utilizing data from soil investigations in the field, mapping of N SPT values as well as qc and FR CPT was conducted for the DKI Jakarta area using data from the Soil Mechanics Laboratory, University of Indonesia. Mapping is done to offer predictions of SPT and CPT test results as comparative data for further soil investigations. Geostatistical analysis in the form of kriging is carried out for the mapping process. Before the mapping process is carried out, the SPT and CPT result data are grouped by depth groups. With the help of the ArcGIS application, the results of mapping the predicted N SPT values shows the distribution of values that form the contours from the south to the north with increasing values to the south. Whereas on the prediction map, the values of qc and FR CPT were found to be uniformly distributed at each depth observed. In addition, the results of prediction of qc and FR CPT are used to map soil types based on Robertson's Soil Behavior Type Graph. A map of soil type predictions shows that at depths of 0-10 m, clay types and silt mixtures will be found. While at a depth of 10-20 m, it is predicted that sand mixtures will be found."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andi Renald
"Bencana banjir adalah permasalahan yang mengancam keberlanjutan DKI. Jakarta. Banjir besar menunjukkan intensitas yang semakin tinggi akibat besarnya perubahan fungsi lahan, tingginya curah hujan, dan upaya mitigasi dilakukan belum memadai. Diperlukan peningkatan kapasitas kota yang siap menghadapi bencana. Kota perlu dirancang dengan baik untuk mewujudkan ketahanan bencana atau disebut dengan Resilient City. Tujuan penelitian untukmenganalisis faktor-faktor yang berpengaruh terhadap ketahanan kota, menentukan faktor yang paling dominan, menganalisis indeks dan status keberlanjutan kota, serta membangun model adaptasi ketahanan kota untuk mewujudkan keberlanjutan DKI. Jakarta.
Hasil analisis keberlanjutan menggunakan metode Multi-Dimensional Scalling dengan softwareRap-Resilient Citymenunjukkan bahwa dimensi ekologi dan teknologi kurang berlanjut dan, dimensi sosialbudaya, ekonomi dan etika menunjukkan posisi cukup berlanjut. Hasil analisis menggunakan Structural Equations Model,ditemukan empat faktor yang mempengaruhi model adaptasi ketahanan kota rawan bencana DKI Jakarta, yaitu penataan ruang, inovasi teknologi, manajemen bencana, dan adaptasi bencana. Faktor yang paling berpengaruh terhadap model adalah faktor penataan ruang. Novelti penelitan ini adalah mengembangkan Model Ketahanan Kota Rawan Bencana Banjir.

Flood disaster is the problem that could threaten the sustainability of Jakarta.The major flooding that occurred increasingly shows high intensity, it is due to the magnitude of changes in land use, high rainfall, and inadequate mitigation effort undertaken. It is necessary to increase the capacity of the city to face disasters. The city needs to be well designed to achieve a state of city disaster-resistancy or may be called by the Resilient City. The purpose of the study is to analyze the influencing factors against the resilience of flood-prone city of Jakarta, determine the dimension factors of the most dominant in the city of Jakarta, analyze the index and sustainability status of Jakarta City, as well as to build adaptation model of resilience flood-prone city to actualize sustainability of the city of Jakarta.
The analytical result of the sustainability utilized by Multi-Dimensional Scaling, which uses software-resilient Rap-Resilient City and it is shows that the ecological and technological dimensions less continued, while the social dimension of culture, economics and ethics show the position the position of achieving sustainability.Furthermore, the results of analysis using Structural Equations Model, it was found four factors affecting the adaptation model resilience of disaster-prone cities of Jakarta, namely spatial planning, technological innovation, disaster management, and disaster adaptation fund. The factors that most influence on the model is the factor of spatial management. The novelty of this research is the creation of a Model of Flood Disaster Prone City Resilience.
"
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2015
D-Pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Cecilia Ratna Puspita Sari
"ABSTRAK
Beberapa waktu terakhir ini, tiap tahunnya Jakarta selalu dilanda banjir.
Saat ini model hidrologi telah banyak dikembangkan untuk membantu menganalisis permasalahan banjir, salah satu model hidrologi yang ada ialah HEC-GeoHMS. Pada penelitian ini dilakukan pelacakan banjir pada DAS Ciliwung di titik M.T. Haryono dengan menggunakan model HEC-GeoHMS. Penentuan keakuratan simulasi dilakukan dengan menggunakan metode Nash-Sutcliffe Efficiency NSE . Nilai NSE berkisar antara ndash; infin; hingga 1, semakin mendekati 1 maka akurasi model semakin akurat. Simulasi HEC-GeoHMS dilakukan pada beberapa tahun dengan menggunakan nilai CN berdasarkan peta tata guna lahan. Hasil simulasi memiliki keakuratan yang rendah dengan NSE untuk tahun 2006, 2011, dan 2016 masing-masing adalah 0.268, 0.361, dan -139.006. Untuk mendapatkan hasil simulasi dengan nilai akurasi yang tinggi dilakukan kalibrasi terhadap nilai CN DAS Ciliwung. Hasil kalibrasi yang dilakukan terhadap nilai CN DAS Ciliwung mendapatkan nilai NSE untuk tahun 2006, 2011, dan 2016 masing-masing adalah 0.999, 0.999, dan 0.704.

ABSTRAK
In the last few years, flood was occuring anually in Jakarta. Many studies with different approaches have been developed to solve this problem. In this research, flood routing conducted in Ciliwung at M.T. Haryono using model HEC GeoHMS. The accuracy of the simulation is determined using Nash Sutcliffe Efficiency NSE method. NSE score ranges from infin to 1. The model is more accurate if the NSE score getting closer to 1. The simulations were conducted in several years using CN value based on land use maps. The simulation results have low accuracy with NSE score for year 2006, 2011, and 2016 respectively are 0.268, 0.361, and 139.006. To obtain simulation results with high accuracy, CN value for Ciliwung Watershed was calibrated. The NSE score from simulations with calibrations performed on the CN value of Ciliwung Watershed for year 2006, 2011, and 2016 respectively are 0.999, 0.999, and 0.704."
2017
S69865
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>